Dokumen ini membahas tentang teknik self mixing pakan ternak dimana peternak dapat membuat pakan sendiri dengan mencampur berbagai bahan pakan. Ada dua teknik self mixing yaitu semi self mixing yang mencampur konsentrat pabrikan dengan bahan lain dan total self mixing yang mencampur semua bahan sendiri. Dalam melakukan self mixing perlu memperhatikan kualitas bahan baku, formulasi, penambahan aditif, proses pencampuran, uji homogenitas,
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Leaflet selfmixing
1. Self Mixing
Disusun Oleh :
Anton Ardiansah, S.Pt
Pengawas Mutu Pakan Muda
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS PETERNAKAN
Jl. Soekarno Hatta No. 168
Telp. (0321) 861784 Fax. (0321) 867163
JOMBANG 61413
PENDAHULUAN
Pakan berpengaruh besar terhadap
produksi ternak, hasil formulasi pakan
dengan kecukupan dan keseimbangan
nutrisi akan menghasilkan produksi ternak
yang optimal. Self mixing dilakukan oleh
peternak dengan tujuan mendapatkan
produksi ternak yang optimal namun dengan
biaya yang dapat ditekan.
Dengan self mixing peternak dapat
membuat pakan jadi secara mandiri,
meliputi formulasi dan pencampuran bahan
pakan. Pencampuran yang maksimal akan
menghasilkan keseragaman kandungan
nutrisi.
Teknik Self Mixing
Ada dua macam teknik self mixing, yaitu:
1. Semi self mixing, mencampur
konsentrat buatan pabrik dengan
bahan pakan lain. Misalnya jagung
giling dan bekatul.
2. Total self mixing, mencampur sendiri
berbagai macam bahan pakan
menjadi ransum yang disesuaikan
dengan fase ternak.
Kebutuhan nutrisi ternak tidak dapat
dipenuhi dengan hanya mengandalkan
bahan baku pakan utama saja seperti
jagung, dedak, gandum, tepung ikan, meat
bone meal (MBM), Soy Bean Meal (SBM),
limestone. Sehingga dalam self mixing
dibutuhkan kontribusi bahan baku mikro
seperti asam amino, vitamin dan mineral.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan self mixing:
1. Kontrol Kualitas Bahan Baku
Kontrol kualitas bahan baku sangat
diperlukan dalam proses self mixing guna
menghasilkan campuran ransum yang
memenuhi standar.
2. Formulasi Pakan
Formulasi pakan merupakan proses
menghitung jumlah bahan baku pakan
2. yang perlu dikombinasikan untuk
membentuk campuran pakan sehingga
suplay kebutuhan nutrisi ternak terpenuhi.
3. Penambahan Feed Additive Dalam
Pakan
Dilakukan penambahan feed additive ke
dalam pakan bertujuan untuk
meningkatkan daya guna pakan dan
menjaga kesehatan ternak. Berbagai
imbuhan yang ditambahkan seperti anti
jamur, toxin binder, dan probiotik
4. Proses Pencampuran
Faktor yang mempengaruhi proses
pencampuran pakan diantaranya yaitu
ukuran, komposisi, kepadatan bahan
baku, urutan pemasukan (sequence) dan
lama waktu pencampuran.
5. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui apakah ransum tersebut
sudah homogen atau belum. Kadar
garam ransum dapat diuji sebagai salah
satu indikatornya. mixer yang baik harus
mempunyai nilai homogenitas <10%.
Sebagai contoh rataan garam dalam
kandungan ransum 0.300% dengan
standar deviasi 0.024%, maka nilai
homogenitasnya ialah 0.024%/0.300%
dikalikan 100%, sehingga nilainya 8%.
6. Penyimpanan Bahan Baku dan Pakan
Penyimpanan bahan baku yang kurang
baik dapat memicu timbulnya Bio-
deterioration yaitu hasil interaksi dari
sejumlah agen perusak. Agen utama
yang berkontribusi pada kerusakan ini
adalah kadar air, temperatur dan hama.
Adapun ketentuan dari kondisi
penyimpanan dan gudang pakan yang
baik diantaranya:
• Terhindar dari sinar matahari secara
langsung
• Temperatur berkisar dibawah 35°C
untuk mencegah perkembangbiakkan
jamur
• Gudang harus selalu dalam keadaan
bersih
• Lama penyimpanan pakan harus
diperhatikan
Manfaat Self Mixing
Terdapat beberapa keuntungan dari
melakukan self mixing tersebut, yaitu:
1. Lebih efisien dan menghemat biaya
pengeluaran pakan
2. Mengetahui kualitas pakan hasil
buatan sendiri
3. Formulasi ransum dapat dibuat
sesuai keinginan sendiri