ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
LK 1. KERAJINAN BAHAN
KERAS
PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
KELOMPOK 6 :
1. CHIKO MUHAMMARA
2. MARTA KRISPRIHANTI
3. SISKA OKTAVERINA
4. TITUS RIBUDIYANTO
5. TRISKA FEBRIANI
BAHAN DASAR
ROTAN
BATU
BAMBU
KAYU
ROTAN
NAMA
KERAJINAN
MOTIF HIAS TEKNIK
PEMBUATAN
FUNGSI
MEJA DAN
KURSI
- (KLIK) DUDUK DAN
MELETAKKAN
BARANG
KAYU
NAMA
KERAJINAN
MOTIF HIAS TEKNIK
PEMBUATAN
FUNGSI
UKIRAN MOTIF UKIR (KLIK) HIASAN
BAMBU
NAMA
KERAJINAN
MOTIF HIAS TEKNIK
PEMBUATAN
FUNGSI
TUDUNG SAJI - (KLIK) PENUTUP
MAKANAN
BATU
NAMA
KERAJINAN
MOTIF HIAS TEKNIK
PEMBUATAN
FUNGSI
PATUNG ORNAMEN (KLIK) HIASAN
TEKNIK PEMBUATAN MEJA DAN KURSI 
ï‚— Bersihkan rotan dengan ukuran diameter sekitar 2-3 cm.
ï‚— Rotan dibentuk menurut kerangka kursi atau meja, dengan
jalan memanaskan rotan dengan api (setengah dibakar)
sampai agak lunak, sehingga dapat dibentuk sesuai dengan
keinginan dengan mudah.
ï‚— Jika belum sempurna, rotan dipanaskan lagi dan dibentuk lagi.
Demikian seterusnya sampai terbentuk sesuai keinginan.
ï‚— Bahan-bahan kerangka yang satu dengan yang lain dirangkai
dengan terlebih dahulu mempergunakan paku atau pasak dan
kemudian diikat dengan anyaman menggunakan kulit rotan
yang lebih kecil.
ï‚— Setelah kerangka selesai dibuat dengan utuh,barulah dianyam
kulit rotan yang sudah dihaluskan dengan mengamplas
keseluruh permukaan bagian klursi yang diperlukan seperti
tempat duduk, sandaran, serta kaki dan tangan kursi. Maka
jadilah sebuah kursi yang molek, dan untuk memperoleh
BACK
TEKNIK PEMBUATAN UKIRAN 
1. Siapkan desain ukiran, bisa diatas kertas
tipis/kertas minyak. Bisa juga langsung di
atas kayu
2. Kalau pakai kertas, ditempel dengan lem
(biasanya menggunakan nasi lembek) di
atas kayu yang akan diukir
3. Mulai dipahat sesuai dengan gambar
menggunakan pahat bermacam-macam
ukiran.
4. Dihaluskan dengan ampelas
5. proses Finishing, bisa diplitur, melamik, atau
cat duko
BACK
TEKNIK PEMBUATAN TUDUNG SAJI 
1. Sediakan bambu yang masih muda, berdiameterbesar dan beruas
panjang
2. Potong – potong bambu sesuai ruasnya.
3. Bagian luar dari daging bambu dibuang sehinggatinggal
dibagian dalam yang tipis .
4. Bagian yang tipis dipanaskan diperapian sehinggadalam bambu
yang lain licin menjadi paring dan terkelupas dengansendirinya.
5. Bambu di belah agar menjadi lembaran yang tipis
6. Lembaran yang tipis atau paring dicuci dandijemur dengan panas
matahari sampai kering agar menghasilkan bentuk melengkung
7. Setelah kering, paring dipotong – potong sesuaidengan ukuran
tudung saji yang diinginkan.
8. Paring disusun bertinding atau berlapis dandijahit satu sama lainnya
dengan menggunakan kolindang benang hingga terbentukbulatan
cekung
9. Pada bagian dalam dilapisi dengan daun sangaimengikuti bentuk
dari susunan paring yang sudah diikat dan dijahit.
10.Pada ujung sekeliling lingkaran diberi bingkaidari rotan yang sudah
dikupas kulitnya.
11.Agar tudung saji yang anda buat lebih menariklagi anda bisa
memberikan hiasan, lukisan atau mewarnainnya sesuai selera.
BACK
TEKNIK PEMBUATAN PATUNG 
1. Untuk karya seni asli dan beberapa reproduksi, proses tersebut
dapat dimulai dengan sketsa dari seniman yang membuat asli tanah
liat atau plester atau model.
2. Menggunakan cetakan dibuat khusus dari desain asli atau cetakan
yang ada yang mungkin beberapa generasi dihapus dari aslinya
resin, cairan, plester, semen atau dituangkan ke dalam cetakan.
Meskipun setiap patung dibuat secara individual, banyak cetakan
untuk desain yang sama digunakan untuk mereproduksi sejumlah
patung pada waktu yang sama. Cetakan disimpan dalam suhu
kamar-dan kelembaban dikontrol untuk 24-72 jam
3. Ketika patung itu telah kering sebagian, cetakan hati-hati dihapus.
Hal ini dimungkinkan karena cetakan fleksibel dapat dihapus dari
detail rumit dan daerah melemahkan patung tanpa merusak baik
patung atau cetakan. Cetakan dapat dibersihkan dan digunakan
kembali.
4. Finishing melibatkan dua tahap pengamplasan untuk sebagian
besar desain patung. Patung semen diperkaya dan karya lain
dengan penampilan kasar tidak sama sekali diampelas atau
diampelas sekali sebelum priming.
5. Patung dengan warna yang sama yang dicat dalam batch di ruang
cat. Senjata semprot digunakan untuk menerapkan warna yang
paling populer. NEXT
KESIMPULAN
Jadi, bahan – bahan keras dapat
dijadikan berbagai jenis kerajinan
yang memiliki nilai estetika dan fungsi.
Juga memiliki nilai jual yang tinggi.
NEXT
UNGKAPAN PERASAAN
Apresiasi terhadap kerajinan
berbahan keras yang sering
ditinggalkan masyarakat dan tidak
dijadikan usaha industri sehingga
kurang berkembang. Karena
bahannya yang keras merupakan
salah satu kendala dalam proses
produksi kerajinan yang sulit untuk di
buat.
NEXT
DAFTAR PUSAKA
https://id.answers.yahoo.com/question
/index?qid=20100729050351AAAwc7
p
https://rumahmesinblog.wordpress.co
m/2013/04/08/cara-membuat-tudung-
saji-dari-bambu/
http://anandfitrah.blogspot.com/2013/0
3/cara-membuatpatung-patung-
patung-adalah.html
http://www.riaumelayu.com/2011/05/pr
oses-pembuatan-kerajinan-

More Related Content

Lk 1

  • 1. LK 1. KERAJINAN BAHAN KERAS PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELOMPOK 6 : 1. CHIKO MUHAMMARA 2. MARTA KRISPRIHANTI 3. SISKA OKTAVERINA 4. TITUS RIBUDIYANTO 5. TRISKA FEBRIANI
  • 3. ROTAN NAMA KERAJINAN MOTIF HIAS TEKNIK PEMBUATAN FUNGSI MEJA DAN KURSI - (KLIK) DUDUK DAN MELETAKKAN BARANG
  • 7. TEKNIK PEMBUATAN MEJA DAN KURSI  ï‚— Bersihkan rotan dengan ukuran diameter sekitar 2-3 cm. ï‚— Rotan dibentuk menurut kerangka kursi atau meja, dengan jalan memanaskan rotan dengan api (setengah dibakar) sampai agak lunak, sehingga dapat dibentuk sesuai dengan keinginan dengan mudah. ï‚— Jika belum sempurna, rotan dipanaskan lagi dan dibentuk lagi. Demikian seterusnya sampai terbentuk sesuai keinginan. ï‚— Bahan-bahan kerangka yang satu dengan yang lain dirangkai dengan terlebih dahulu mempergunakan paku atau pasak dan kemudian diikat dengan anyaman menggunakan kulit rotan yang lebih kecil. ï‚— Setelah kerangka selesai dibuat dengan utuh,barulah dianyam kulit rotan yang sudah dihaluskan dengan mengamplas keseluruh permukaan bagian klursi yang diperlukan seperti tempat duduk, sandaran, serta kaki dan tangan kursi. Maka jadilah sebuah kursi yang molek, dan untuk memperoleh BACK
  • 8. TEKNIK PEMBUATAN UKIRAN  1. Siapkan desain ukiran, bisa diatas kertas tipis/kertas minyak. Bisa juga langsung di atas kayu 2. Kalau pakai kertas, ditempel dengan lem (biasanya menggunakan nasi lembek) di atas kayu yang akan diukir 3. Mulai dipahat sesuai dengan gambar menggunakan pahat bermacam-macam ukiran. 4. Dihaluskan dengan ampelas 5. proses Finishing, bisa diplitur, melamik, atau cat duko BACK
  • 9. TEKNIK PEMBUATAN TUDUNG SAJI  1. Sediakan bambu yang masih muda, berdiameterbesar dan beruas panjang 2. Potong – potong bambu sesuai ruasnya. 3. Bagian luar dari daging bambu dibuang sehinggatinggal dibagian dalam yang tipis . 4. Bagian yang tipis dipanaskan diperapian sehinggadalam bambu yang lain licin menjadi paring dan terkelupas dengansendirinya. 5. Bambu di belah agar menjadi lembaran yang tipis 6. Lembaran yang tipis atau paring dicuci dandijemur dengan panas matahari sampai kering agar menghasilkan bentuk melengkung 7. Setelah kering, paring dipotong – potong sesuaidengan ukuran tudung saji yang diinginkan. 8. Paring disusun bertinding atau berlapis dandijahit satu sama lainnya dengan menggunakan kolindang benang hingga terbentukbulatan cekung 9. Pada bagian dalam dilapisi dengan daun sangaimengikuti bentuk dari susunan paring yang sudah diikat dan dijahit. 10.Pada ujung sekeliling lingkaran diberi bingkaidari rotan yang sudah dikupas kulitnya. 11.Agar tudung saji yang anda buat lebih menariklagi anda bisa memberikan hiasan, lukisan atau mewarnainnya sesuai selera. BACK
  • 10. TEKNIK PEMBUATAN PATUNG  1. Untuk karya seni asli dan beberapa reproduksi, proses tersebut dapat dimulai dengan sketsa dari seniman yang membuat asli tanah liat atau plester atau model. 2. Menggunakan cetakan dibuat khusus dari desain asli atau cetakan yang ada yang mungkin beberapa generasi dihapus dari aslinya resin, cairan, plester, semen atau dituangkan ke dalam cetakan. Meskipun setiap patung dibuat secara individual, banyak cetakan untuk desain yang sama digunakan untuk mereproduksi sejumlah patung pada waktu yang sama. Cetakan disimpan dalam suhu kamar-dan kelembaban dikontrol untuk 24-72 jam 3. Ketika patung itu telah kering sebagian, cetakan hati-hati dihapus. Hal ini dimungkinkan karena cetakan fleksibel dapat dihapus dari detail rumit dan daerah melemahkan patung tanpa merusak baik patung atau cetakan. Cetakan dapat dibersihkan dan digunakan kembali. 4. Finishing melibatkan dua tahap pengamplasan untuk sebagian besar desain patung. Patung semen diperkaya dan karya lain dengan penampilan kasar tidak sama sekali diampelas atau diampelas sekali sebelum priming. 5. Patung dengan warna yang sama yang dicat dalam batch di ruang cat. Senjata semprot digunakan untuk menerapkan warna yang paling populer. NEXT
  • 11. KESIMPULAN Jadi, bahan – bahan keras dapat dijadikan berbagai jenis kerajinan yang memiliki nilai estetika dan fungsi. Juga memiliki nilai jual yang tinggi. NEXT
  • 12. UNGKAPAN PERASAAN Apresiasi terhadap kerajinan berbahan keras yang sering ditinggalkan masyarakat dan tidak dijadikan usaha industri sehingga kurang berkembang. Karena bahannya yang keras merupakan salah satu kendala dalam proses produksi kerajinan yang sulit untuk di buat. NEXT