1. Kabupaten
Kabupaten KOTA MADIUN
Profil | Sejarah | Arti Logo | Nilai Budaya
Profil
Nama Resmi : Kota Madiun
Ibukota : Madiun
Provinsi : Jawa Timur
Batas : Utara: Kecamatan Madiun Kab. Madiun
Wilayah Selatan: Kecamatan Geger Kab. Madiun
Barat: Kecamatan Jiwan Kab. Madiun
Timur: Kecamatan Wungu Kab. Madiun
Luas :
33,92 Km族
Wilayah
Jumlah :
189.966 Jiwa
Penduduk
Wilayah :
Kecamatan: 3, Kelurahan: 27
Administrasi
Website : http://www.madiunkota.go.id
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
Sejarah
Dipelajari dari sisa-sisa peninggalan sejarah,baik berupa barang-barang dan lembaga
ataupun adat istiadat, maka terdapatnya desa-desa bekas perdikan (yang kini sudah
dijadikan Desa biasa/Kelurahan), ternyata erat hubungannya dengan peristiwa-peristiwa
kepahlawanan pada abad-abad ke XVII dan XVIII.
Pada Abad ke XVII Daerah Sawo (Ponorogo) bagian dari kekuasaan kerajaan Yogyakarta
(oleh Yogya dikenal sebagai kukuban ing sak wetane Gunung Lawu) ada usaha untuk
memisahkan diri (mbalelo) dari induknya ialah kerajaan Yogyakarta, kemudian oleh Sultan
Yogyakarta pada waktu itu dikirmkan penumpas pemberontakan yang dipimpim oleh
Ronggo. Setelah berhasil menumpas pemberontakan tersebut, maka untuk pusat
pemerintahan pada saat itu dipilihlah "KUTO MIRING" terletak di Desa Demangan
Kecamatan Taman Kotamadya Madiun, untuk didirikan Kabupaten setelah dirintis
2. pembangunannya kemudian digeser ke utara lagi yaitu ditengah Kotamadya Madiun
sekarang di Komplek Perumahan Dinas Bupati Madiun. Disinilah seterusnya Ronggo ke I s/d
ke III menjalankan pemerintahan, sedangkan makamnya ada di Desa Taman (dulu Desa
Perdikan). Jadi status DEsa Perdikan Taman maupun KUncen, sbegai wilayah Kerajaan
Yogyakarta karena disitu disemayamkan pahlawan-pahlawan pada zaman lampau, sehingga
kepada orang yang dipercaya menjaga/merawat makam tersebut diberikan hadiah sebagai
sumber pencahariannya, satu wilayah Pedesaan serta hak untuk memungut hasilnya,
bersifat Orfelijik (turun tumurun).
Pada Abad ke XVII di zaman peperangan Diponegoro, munculah salah seorang putera
Ronggo (Rongggo ke II) yang dikenal dengan nama "Ali Basah Sentot Prawirodirdjo".
Sebelum meletus perang Diponegoro, Madiun belum pernah dijamah oleh orang-orang
Belanda atau Eropha yang lain sehingga, Pemerintah Hindia Belanda tidak mengenal apa
arti politik dan sosial ekonomi yang terdapat di Madiun, tetapi setelah perang Diponegoro
berakhir Madiun menjadi pertahanan terakhir pasukan Diponegoro mulai dikenal oleh orang-
orang Belanda arti politik dan sosial ekonomi, banyak daerah pertanian diubah menjadi
perkebunan.
Pada tanggal 1 Januari 1832 Madiun secara resmi dikuasai oleh Pemerintah Hindia
belanda dan dibentuklah suatu Tata Pemerintahan yang berstatus "KARISIDENAN" Ibu
Kota Karisidenan berlokasi di Desa Kartoharjo (tempat Patih Kartohardjo) yang berdekatan
dengan Istana Kabupaten Madiun di Pangongangan. Sejak saat itu mulailah berdatangan
bangsa Belanda atau Eropha yang lain berprofesi dalam bidang perkebunan tebu dengan
Pabrik Gulanya seperti PG. Sentul (Kanigoro), PG. Pagotan (Uteran), PG. Rejoagung
(Patihan) milik orang cina.
Kecuali itu muncul pula perkebunan teh di Jamus dan Dungus, Kopi di Kandangan,
Tembakau di Pilangkenceng, semua warga negara eropha bermukim di tengah kota sekitar
istana Residen Madiun, supaya tidak kena pengaruh orang Madiun yang pemeberani karena
bekas kotanya merupakan tempat pusat pertahanan wilayah timur Mataram (Monconegoro
Timur) yang anti belanda. Maka segresi sosial (pemisahan sosial) harus dilakukan.
Dikandung maksud untuk membendung jangkuan pengaruh kaum pergerakan rakyat
indonesia, maka perlu mengubah ketatanegaraan di Madiun yakni Kota yang berdiri sendiri
dimana pemimpimnya tetap bangsa belanda, masyarakat sebagian besar orang asing. Dan
lagi pula kerajaan belanda telah mengeluarkan Undang-undang yang mengatur daerah
perkotaan yang disebut : Inlandsche Gemeente Ordonantie yang dikeluarkan pada
tahun 1906 oleh Departemen Binnenlandsch Bestuur yang dalam hal itu oleh Menteri S. De
Graaf
3. Maka wilayah perkotaan Madiun dipisahkan dari Pemerintah Kabupaten Madiun menjadi
Stadsgemeente Madiun atau Kota Praja Madiun atau Haminte Madiun. Kotapraja madiun
berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 20 Juni 1918
dengan landasan Staatsblad Tahun 1918 Nomor 326, sehingga wilayah itu dikepalai oleh
seorang Burgemeester yang pertama dijabat oleh Ir.M.K. Ingenlijf semula menjabat asisten
residen Madiun (modalnya terdiri dari 12 pedesaan yakni Madiun Lor, Sukosari, Patihan, Oro
Oro Ombo, Kartoharjo, Pangongangan, Kejuron, Klegen, Nambangan Lor, Nambangan Kidul,
Pandean, Taman yang administratif berstatus Desa Perdikan dibawah naungan keraton
Yogyakarta yang kemudian diganti oleh De Maand hingga tahun 1927. Sedangkan
lembaga dan jabatan Walikota Madiun baru diadakan 10 tahun kemudian dengan
dikeluarkan staatsblad nomor 14 tahun 1928.
Arti Logo
Berdasakan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun Nomor 4 Tahun 1970
Makna Lambang
1. Perisai sebagai dasar lambang dasar Warna Hijau Tua, bermakna sebagai penjagaan
dan perlindungan, dalam arti luas ialah pembinaan, keselamatan dan kesejahteraan
pemduduk dan pemerintah ;
2. Dua Gunung dan Sungai warna biru dan putih, langit cerah warna kuning serta
tanah subur warna hijau muda, bermakna letak kota Madiun di daerah yang subur,
diantara Gunung Lawu dan Gunung Wilis dimana mengalir Bengawan Madiun ;
3. Fondamen terdiri atas 5 batu utama warna merah, bermakna dasar Pemerintah
Daerah yang demokratis bersendi Pancasila ;
4. Tugu Warna putih, bermakna persatuan dan pengabdian yang dijiwai semangat
Proklamsi 17 Agustu 1945 ;
5. Keris Pusaka Tundung Madiun warna hitam, bermakna kejayaan, kepribadian dan
sebagai penolak bahaya ;
4. 6. Padi dan Kapas warna kuning emas, setangkai padi terdiri dari atas 17 butir,
setangkai kapas terdiri dari atas 8 bunga dan sembilan daun bermakna kemakmuran
dan kesejahteraan sesuai dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945
Makna Warna Pada Gambar
1. Hijau-tua dan Hijau muda berarti kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan ;
2. Kuning dan Kuning emas berarti kebesaran dan kejayaan ;
3. Biru berarti ketentraman dan kesetian ;
4. Putih berarti kesucian ;
5. Merah berarti keberanian ;
6. Hitam berarti keabadian.
Arti/makna keseluruhan lambang Daerah Kota Madiun adalah Pemerintah Daerah yang
demokratis dengan penuh kesetiaan, keberanian dan kesucian, sebagai pelindung rakyat,
mengabdi dan berjuang atas dasar jiwa proklamasi 17 Agustu 1945 menuju terciptanya
masyarakat adil makmur dan sejahtera Pancasila
Nilai Budaya
5. Lambang Daerah dan Artinya
Perisai Bersudut Lima, melambangkan Pancasila sebagai
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan wilayah, masyarakat, sistem pemerintah,
kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan kesatuan dan persatuan Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung dalam menghadapi segala tantangan di tengah-tengah peradaban dunia yang semakin
terbuka.
Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan nomor dari Undang-undang pembentukan Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung, yaitu UU No.27 Tahun 2000,dan Buah Lada, berjumlah 31 buah
melambangkan Kepulauan Bangka Belitung merupakan Propinsi ke 31 dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Padi dan buah lada juga melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Balok Timah, melambangkan kekayaan alam (hasil bumi pokok) berupa timah yang dalam
sejarah secara social ekonomis telah menopang kehidupan masyarakat Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung selama lebih dari 300 tahun. (diketemukan dan dikelola sejak tahun 1710 Mary
Schommers dalam Bangka Tin).
Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan Lingkaran Hitam), melambangkan bahari dunia
kelautan dari yang dangkal sampai yang terdalam. Menyiratkan lautan dengan segala kekayaan
alam yang ada di atasnya, di dalam dan di dasar lautan yang dapat dimanfaatkan untuk sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan dan perdamaian.
Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.
Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.
Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.
Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan plularisme masyarakat Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan kelurga besar komunitas (serumpun) yang
memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan kesejahteraan , kemakmuran, keadilan dan
perdamaian.
Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul,
bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat
kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling kuat untuk dilestarikan dan
6. dikembangkan. Nilai- nilai universal budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di
Bumi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah eksistensi masyarakat Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan citacitanya untuk tetap menjadi keluarga
besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa mengutamakan dialog secara
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama dan senantiasa mensyukuri nikmat
Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan
mufakat.
Sumber: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
7. Arti Lambang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
.
Lambang Prop. Sulsel diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1972 yang
menggambarkan unsur-unsur historis, kultural, patriotik, sosiologis, ekonomi dan menunjukkan
bahwa Daerah Sulsel merupakan bagian mutlak dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lambang daerah tersebut terdiri atas tujuh bagian yaitu dengan masing-masing makna sebagai
berikut :
1. Bintang bersudut dan bersinar lima; sebagai Nur cahaya yang mewujudkan lambang
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Lingkaran 17 buah padi dan 8 kapas dengan kelopak bergerigi 4 dan buah bergerigi 5
melambangkan 17-8-45 sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia berdasarkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Benteng Somba Opu dilihat dari atas; mewujudkan lambang kepahlawanan rakyat Indonesia
Sulsel dalam menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, dan feodalisme.
Terdiri ruang benteng masing-masing berisi :
1. Perahu phinisi berlayar di atas tiga gelombang melambangkan jiwa pelaut yang ulet, penuh
milintasi dan sanggup melaksanakan tujuan perjuangan 17 Agustus 1945.
Perahu berhaluan ke barat, disesuaikan dengan letak geografis Ibukota Republik Indonesia.
2. Pacul menggambarkan masyarakat agraris sebagai basis dan gerigi mesin menggambarkan
industri sebagai tulang punggung.
3. Buah kelapa menggambarkan kekayaan hasil bumi Sulawesi Selatan
4. Sebilah badik terhunus berpamor satu berklekuk 5; melambangkan jiwa kepahlawanan serta
kesiapsiagaan dalam membela kehormatan bangsa dan tanah air yang berdasarkan Pancasila.
Lima lekuk pamor disesuaikan bilangan-bilangan keramat tiap sila dalam falsafah Pancasila.
5. Gunung, desa, dan petak-petak sawah; sebagai pangkal kesuburan menuju masyarakat adil dan
makmur.
23 petak sawah disesuaikan dengan jumlah daerah tingkat II di Sulawesi Selatan yang
keseluruhannya merupakan salah satu lumbung padi di Indonesia.
6. Sebuah semboyan ditulis dalam huruf Lontara yang berbunyi Toddopuli;
sebagai semboyan masyarakat Sulsel yang bermakna teguh dalam keyakinan
7. Selembar pita bertuliskan Sulawesi Selatan, sebagai salah satu propinsi di Indonesia. Pita
bercorak sutera melambangkan kebudayaan khas yang bernilai tinggi sejak dahulu kala.
8. Arti Bentuk Lukisan Lambang
Lambang Daerah Kabupaten Padang Pariaman berbentuk perisai bersegi lima, diatas dasar hijau yang
dihiasi dengan :
Didalamnya/ditengah-tengah, berdiri sebuah Balairung Adat Bergonjong Lima yang beratap Ijuk
(hitam) berdinding hitam.
Disamping kiri dan kanan Balirung Adat, terdapat dua batang pohon kelapa berwarna hijau yang
mempunyai pelapah lima belas buah Disebelah bawah Balairung Adat, terdapat dua jalur warna
biru bergelombang, membayangkan adanya lautan diatas dasar putih.
Warna merah melengkung diatas balairung adat, adalah busur/panah dan diujung anak panah
ada sebuah bintang bersegi lima.
Pada bahagian sebelas atas, tertulis judul Padang Pariaman dan bahagian sebelah bawah tertulis
Motto SAIYO SAKATO diatas dasar kuning.
Arti Motto SAIYO SAKATO
Pada bahagian sebelas atas, tertulis judul Padang Pariaman dan bahagian sebelah bawah tertulis Motto
SAIYO SAKATO diatas dasar kuning.
Arti Gambar
Balairung Melambangkan bahwa rakyat daerah Kabupaten Padang Pariaman
Adat mematuhi/menghormati dan melaksanakan ketentuan Adat Minangkabau dan
juga lambang tempat permusyawaratan yang menjunjung tinggi Demokrasi.
Bintang Merupakan bahagian dari Lambang Negara yakni Lambang Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Pohon Kelapa Lambang kesatuan yang merupakan tanaman utama di daerah Padang
Pariaman dengan jumlah pelapah daun 17 buah, menunjukkan banyaknya
Kecamatan yang ada dalam Daerah Kabupaten Padang Pariaman.
Panah Lambang patriotisme, senjata sakti untuk mempertahankan hak atas jalan
kebenaran, musuh tidak dicari-cari (basuo pantang dielakkan).
Lautan Melambangkan masyarakat yang dinamis, kreatif yang merupakan
manifestasi dari alam fikiran dan perikehidupan masyarakat yang berpaham
luas dan berfikiran tenang. Laut juga merupakan bahwa Daerah Kabupaten
Padang Pariaman mempunyai daerah lautan yang luas.
9. Lambang Gorontalo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Lambang Gorontalo
Lambang Gorontalo memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bagian luar berbentuk perisai atau jantung yang memberi makna kesetiaan sebagai pelindung
kehidupan rakyat Gorontalo
Bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur yang memberi makna adanya gagasan,
ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi sesuatu kesejahteraan hidup rakyat
Gorontalo.
Bentuk dalam menampakkan keserasian formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah
dan diikuti oleh posisi padi - bintang, kapas - rantai memberi makna adanya keteraturan adat,
agama, hukum dalam semua pola kehidupan masyarakat.
Memiliki nuansa global
o Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin
mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah
o model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak dinamis dan tidak diam
tetapi selalu berbuat untuk masa depan
o Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas dan
siap bersaing
o Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih
prestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa secara terus
menerus
o Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi yaitu
"Gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit"
o Pita mempunyai makna keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam dan
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi
Memiliki nuansa nasional
o Padi dan kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada
Pancasila
o Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka
Bhineka Tunggal Ika
Memiliki nuansa lokal
o Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi "Adat bersendikan
syara, syara bersendikan Kitabullah"
o Benteng
o Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka
Bhineka Tunggal Ika
Pemaknaan warna dan simbol-simbol lainnya dalam lambang
o Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik
Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari
10. Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan
tahun 1942
o Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada
tanggal 16 Februari 2000
o Warna:
Hijau: kesuburan
Kuning: keagungan dan kemuliaan
Putih: kesucian dan keluhuran
Merah: keberanian dan perjuangan
11. PENGUMUMAN
1. Perlu kami sampaikan Standar Operasional Prosedur
Pendataan NUPTK tahun 2012 yang dikeluarkan Oleh
BPSDMPK-PMP Kemdikbud, bahwa NUPTK sejak 1 Januari
2012 diberikan hanya kepada Guru Tetap Yayasan di
Sekolah Swasta atau Guru PNS. Guru Tidak Tetap di sekolah
swasta harus memiliki SK PENGANGKATAN dari KETUA
YAYASAN (bukan Kepala Sekolah) dan bagi Guru Tidak
Tetap di sekolah negeri harus memiliki SK PENGANGKATAN
dari Bupati/Walikota.
2. Terkait hal tersebut, kami sampaikan bahwa perbaikan data
NUPTK bagi GURU YG TELAH MEMILIKI NUPTK telah kami
laksanakan bulan Juli-Agustus 2012 melalui Lembar Koreksi
Data (LKD). Sedangkan PENGAJUAN NUPTK BARU belum
dapat difasilitasi sampai waktu yang belum ditentukan oleh
Tim NUPTK Pusat. Sehingga kami dari Tim NUPTK Provinsi
Jawa Tengah juga masih menunggu perubahan kebijakan
dari Pusat.
3. NUPTK yang sudah terbit dapat dilihat di
nuptk.kemdikbud.go.id.
4. Verifikasi ulang NUPTK akan kami laksanakan akhir
Oktober, Bagi GURU BER NUPTK untuk menjaring perbaikan
data yang belum masuk dalam Updating Data Bulan Juli-
Agustus.
12. Daftar Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tahun 2012
. Gaji pokok PNS ini diberikan berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15
TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT BELAS ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN
1977 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL. Berikut Tabel Daftar Gaji Pokok Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Tahun 2012 berdasarkan masa kerja per golongan :
Gaji Pokok PNS Golongan I Tahun 2012
Masa Kerja Golongan I
a b c d
0 1.260.000
1
2 1.297.600
3 1.372.700 1.430.800 1.491.300
4 1.336.400
5 1,413,700 1,473,500 1,535,800
6 1.376.300
7 1,455,900 1,517,500 1,581,700
8 1.417.400
9 1,499,400 1,562,800 1,628,900
10 1.459.700
11 1,544,100 1,609,500 1,677,500
12 1.503.300
13 1,590,300 1,657,500 1,727,600
14 1.548.200
15 1,637,700 1,707,000 1,779,200
16 1.594.400
17 1,686,600 1,758,000 1,832,300
18 1.642.000
19 1,737,000 1,810,500 1,887,000
20 1.691.000
21 1,788,900 1,864,500 1,943,400
22 1.741.500
23 1,842,300 1,920,200 2,001,400
24 1.793.500
25 1,897,300 1,977,500 2,061,200
Ipad Fat Loss
Video Diet Fat
Lesson Burning
Offer Foods
From Burn
Ipad Tom
Pete You Venuto
Made A Presents,
Smart Burn The
Decision Fat, Feed
Investing The
Your Muscle
Hard- Fat
earned Burning
Money Secrets
In... Of The...
26 1.847.000
13. 27 1,953,900 2,036,600 2,122,700
Gaji Pokok PNS Golongan II Tahun 2012
Masa Golongan II
Kerja a b c d
0 1,624,700
1 1,648,900
2
3 1,698,200 1,770,000 1,844,900 1,922,900
4
5 1,748,900 1,822,900 1,900,000 1,980,300
6
7 1,801,100 1,877,300 1,956,700 2,039,500
8
9 1,854,900 1,933,300 2,015,100 2,100,400
10
11 1,910,300 1,991,100 2,075,300 2,163,100
12
13 1,967,300 2,050,500 2,137,200 2,227,700
14
15 2,026,000 2,111,700 2,201,100 2,294,200
16
17 2,086,500 2,174,800 2,266,800 2,362,700
18
19 2,148,800 2,239,700 2,334,500 2,433,200
20
21 2,213,000 2,306,600 2,404,200 2,505,900
22
23 2,279,100 2,375,500 2,475,900 2,580,700
24
25 2,347,100 2,446,400 2,549,900 2,657,700
26
27 2,417,200 2,519,400 2,626,000 2,737,100
28
29 2,489,400 2,594,700 2,704,400 2,818,800
30
31 2,563,700 2,672,100 2,785,200 2,903,000
32
33 2,640,200 2,751,900 2,868,300 2,989,600
14. Gaji Pokok PNS Golongan III Tahun 2012
Masa Golongan III
Kerja a b c d
0 2,064,100 2,151,400 2,242,400 2,337,300
1
2 2,125,700 2,215,700 2,309,400 2,407,100
3
4 2,189,200 2,281,800 2,378,300 2,478,900
5
6 2,254,600 2,349,900 2,449,300 2,552,900
7
8 2,321,900 2,420,100 2,522,500 2,629,200
9
10 2,391,200 2,492,400 2,597,800 2,707,700
11
12 2,462,600 2,566,800 2,675,300 2,788,500
13
14 2,536,100 2,643,400 2,755,200 2,871,800
15
16 2,611,900 2,722,300 2,837,500 2,957,500
17
18 2,689,800 2,803,600 2,922,200 3,045,800
19
20 2,770,100 2,887,300 3,009,500 3,136,800
21
22 2,852,900 2,973,500 3,099,300 3,230,400
23
24 2,938,000 3,062,300 3,191,900 3,326,900
25
26 3,025,800 3,153,700 3,287,200 3,426,200
27
28 3,116,100 3,247,900 3,385,300 3,528,500
29
30 3,209,100 3,344,900 3,486,400 3,633,800
31
32 3,305,000 3,444,800 3,590,500 3,742,300
16. Pertama-tama, kedelai harus direndam dalam air dingin bersih selama 1,5 jam supaya mengembang dan
memudahkan kulit kedelai lepas.
"Jangan lupa dicuci lagi sebelum memasuki proses giling yang diikuti perebusan santan kedelai," ujar
Saidih. Perebusan santan kedelai itu cukup 10 sampai 15 menit dengan suhu 300 derajat celcius.
Sesudah itu, santan kedelai yang sudah matang disaring lalu dicampur dengan air rebusan kedelai yang
terfermentasi.
"Diamkan saja 10 sampai 15 menit, lalu cetak dan potong-potong, tahunya siap untuk di masak apa
saja," kata Saidih.
Dia juga berpesan tahu yang sudah jadi namun belum akan dijadikan masakan, masih harus direndam
dalam air panas supaya awet.
2
Cara membuat tahu
Bahan :
2 KG kedelai, 1ml asam cuka putih atau bisa juga menggunakan batu tahu (Kalsium Sulfat atau
CaSO4), dan air secukupnya.
Alat pembuatan tahu :
Kain pengaduk
Cetakan
Keranjang
Rak bambu
Tungku atau kompor
Alat penghancur (alu)
Ember besar
Tampah (nyiru)
Kain Saring atau kain blancu
Langkah langkah pembuatan tahu :
1. Plih kedelai yang bersih dan besar ukurannya, kemudian cuci sampai bersih.
2. Rendam kedelai dalam air bersih selama 8 jam, Usahakan seluruh kedelai tenggelam. Dalam
proses perendaman ini kedelai akan mengembang.
3. Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci berkali kali. Usahakan kedelai ini sebersih
mungkin untuk menghindari kedelai cepat masam.
4. Hancurkan kedelai dengan cara ditumbuk dan secara perlahan tambahkan air sedikit-demi
sedikit sehingga kedelainya berbentuk bubur.
5. Masak bubur kedelai dengan hati-hati pada suhu 70-80 derajat (biasanya ditandai dengan
gelembung kecil yang muncul pada kedelai yang dimasak). Ingat untuk menjaga agar kedelai
jangan sampai mengental.
6. Saring bubur kedelai tersebut bersama batu tahu atau asam cukup, sambil diaduk secara
perlahan. Proses ini akan menghasilkan endapan tahu (gumpalan).
17. 7. Endapan itu kemudian siap untuk di press dan di cetak sesuai ukuran dan keinginan anda.
18. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok di negeri ini, yang termasuk dalam
makanan 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung
sangat banyak gizi dan cukup mudah untuk diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan-bahan
yang dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai. Tidak heran jika saat ini kita dapat menemukan
banyak sekali pabrik pembuatan tahu, baik dalam bentuk usaha kecil dan usaha menengah yang
masih menggunakan cara konvensional ataupun usaha-usaha yang sudah cukup sukses dengan
cara pembuatan yang lebih modern. Berdasarkan hal-hal diatas maka kami tertarik untuk
menjadikan Pabrik Pembuatan Tahu sebagai bahan makalah proses produksi kami.
Lokasi Pabrik pembuatan tahu yang kami pilih terletak di daerah ...
Pabrik ini merupakan pabrik pembuatan tahu yang masuk dalam kategori usaha kecil dan
menengah (UKM). Cara pembuatan tahu-pun masih dengan cara konvensional sehingga peran
individu atau dalam hal ini para pekerja sangatlah besar didalam proses pembuatannya.
Pabrik yang berdiri sejak tahun . ini didirikan oleh .. Pabrik
pembuatannyapun dibangun dalam kompleks rumahnya sendiri, dan masih bertahan sampai hari
ini. Proses pembuatan tahu ini berlangsung di sebuah ruang berukuran 10 m x 7 m. Dan didalam
ruang ini proses produksi tahu berlangsung secara konstan. Didalamnya terdapat .. pekerja
dengan pembagian tugas masing-masing. Ada yang bertugas menggiling, menguapi, dan
menyaring (. orang). Ada yang bertugas untuk mencetak (. orang). Ada yang bertugas untuk
mengaturnya dalam kaleng-kaleng besar sebelum akhirnya direbus (.orang). Dan ada pula
yang bertugas untuk menggoreng tahu-tahu yang sudah jadi (. orang).
Di dalam ruangan tersebut peralatan yang digunakan dapat dibilang sederhana dan masih
sangat tradisional. Saat pertama memasuki pintu ruangan kita akan melihat sebuah mesin uap
konvensional yang terbuat dari 2 buah drum yang berfungsi sebagai penangkap uap. Uap atau
panas yang dikumpulkan oleh drumpun berasal dari kayu yang dibakar bukan mesin uap. Jadi
awalnya kayu akan dibakar di dekat drum tersebut. Lalu uap panasnya akan terkumpul dalam
drum sebelum akhirnya akan disalurkan melalui pipa-pipa besi ke bak-bak penampungan. Teknik
ini merupakan pengganti teknik perebusan sari kedelai, jadi pabrik ini tidak merebus sari kedelai
mereka melainkan meggunakan teknik penguapan.
Selain itu di dalam ruangan juga terdapat 1 mesin penggiling. Jumlah mesin penggiling
yang hanya satu-satunya inilah yang menurut kami menjaga kontinuitas dari proses produksi
tahu. Selain itu juga terdapat 4 bak dari batu yang digunakan sebagai wadah untuk menguapi sari
kedelai dan juga sebagai tempat penampungan air. Lalu ada 4 bak plastik yang digunakan untuk
mengendapkan tahu. Ada 25 cetakan dari kayu untuk mencetak tahu. Ada banyak sekali kaleng-
kaleng besar yang nantinya akan digunakan sebagai wadah saat tahu dirabus. Dan sebuah
19. penggorengan besar yang menggunakan kayu bakar untuk menggoreng tahu. Serta rak-rak dari
kayu untuk menampung tahu-tahu yang sudah tercetak.
Dengan semua peralatan sederhana diatas pabrik ini berdiri dan menghidupi para
karyawannya sejak tahun 1983 hingga saat ini. Tahu yang diproduksi di pabrik Pak H. Lani ini
merupakan suatu produk yang dikenal dengan nama Tahu Jambi. Sekilas kita pasti bingung
mendengar nama tahu Jambi. Sebenarnya tahu ini adalah Tahu Sumedang biasa. Tapi karena pak
Haji ingin sesuatu yang berbeda dari nama tahu produksinya maka tahu inipun diberi nama Tahu
Jambi. Sesuai dengan nama kampug halaman pak Haji.
Pabrik ini dibangun oleh pak haji sendiri jauh sebelum ia berkeluarga. Dan merupakan
suatu usaha yang dirintis sejak ia masih muda. Saat ini pendapatan bersih yang dikumpulkan
perhari dapat mencapai lebih dari Rp. .,-. Jadi dapat dikatakan bahwa pembuatan
tahu ini merupakan bisnis yang menjanjikan.
Dalam sehari pak membutuhkan ..kg kacang kedelai untuk
memenuhi kuota produksi mereka. Kacang kedelai ini didapat dari para pemasok yang memang
sudah menjadi kepercayaan pak Haji karena menurutnya, para pemasok ini memberikan kacang
kedelai dengan kualitas yang cukup bagus dengan harga yang pantas-tidak dimahalkan.
Selanjutnya tentu kacang kedelai tersebut akan diproses oleh para pekerjanya menjadi
tahu. Dari .. kg kacang kedelai yang ada, nantinya akan diubah menjadi 賊 .cetak
tahu. Masing-masing cetakan tahu tersebut biasanya dijual dengan harga Rp. ..,- hingga
Rp. .,-.
Secara kasar dapat dihitung pendapatan pak ..adalah Rp. . ,-
dengan omzet inilah bisnis tahu ini dibangun dan terus dipertahankan. Namun tentu saja tidak
semua tahu akan laku di pasar. Pasar terbesar dari produk tahu ini menurut pak .. adalah
para penjaja gorengan. Masing-masing dari mereka biasanya memesan hingga 7 papan (cetakan)
tahu setiap hari.
Begitulah pabrik tahu milik Pak H. Lani terus berdiri hingga saat ini. Dengan modal yang
tidak terlalu besar dia bisa memperoleh omzet yang lebih dari cukup untuk menggaji para
karyawan, modal usaha, dan menghidupi keluarganya sendiri tentunya.
Maka dapat disimpulkan bahwa produksi tahu ini merupakan suatu bisnins yang
menjanjikan. Menyerap tenaga kerja. Dan jarang sekali mengalami kerugian karena besarnya
pasar yang ada di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk menjaga keseimbangan konsep yang akan kami bahas selanjutnya maka kami
menyertakan rumusan masalah yang terkait dengan isi dari makalah kami ini, yaitu tentang
Bagaimanakah proses pembuatan tahu secara konvensional?
20. C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk memberitahukan kepada para
pembaca tentang proses pembuatan tahu secara konvensional dan beberapa informasi penting
lainnya seperti omzet yang didapat.
Sedangkan tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pengantar Bisnis yang diberikan.
D. SASARAN PENULISAN
Makalah ini dibuat dengan sasaran penulisan awal civitas akademika Universitas
Gunadarma. Namun tidak menutup kemungkinan bagi orang-orang diluar Universitas
Gunadarma untuk ikut membacanya.
E. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar pembaca dapat mengetahui proses pembuatan tahu secara konvensional.
2. Agar pembaca memiliki konsep yang jelas mengenai bisnis tahu.
3. Agar bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca.
21. B A B II
PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan tahu jambi sebenarnya sama saja dengan proses pembuatan tahu
lainnya.
Bahan-bahan:
Kacang Kedelai
Air
Batu tahu
Alat
Ember besar
Tampah (nyiru)
Kain Saring atau kain blancu
Kain pengaduk
Cetakan
Keranjang
Rak bambu
Tungku atau kompor
Alat penghancur / mesin penggiling
Langkah-langkah (proses) pembuatan tahu jambi adalah sebagai berikut:
Kedelai yang tersedia dicuci hingga bersih.
Lalu kedelai yang sudah bersih tersebut direndam dalam air selama 賊 2-3 jam.
Setelah itu kedelai yang ada siap digiling.
Setelah digiling kedelai yang sudah halus tersebut kita masukkan dalam bak-bak untuk
selanjutnya diuapi.
Setelah diuapi selama 賊 10 menit kemudian selanjutnya dipindahkan ke kain penyaring dan
dibutuhkan waktu 賊 10 menit agar sari kedelai dapat terpisah dari ampasnya. Untuk
mempermudah proses terpisahnya sari kedelai dari ampasnya maka ditambahkan air sambil terus
diaduk-aduk.
Ampas tahu akan tetap bertahan dalam kain sementara sari dari kedelai akan jatuh kedalam bak
yang sudah disiapkan dibawahnya.
Ampas tahu yang tertahan pada kain lalu dibuang, sedangkan sari tahu dalam bak akan diolah
lebih lanjut untuk menjadi tahu.
Sari tahu yang ada dalam bak kemudian akan ditambahkan biang/bibit (air tahu) secara terus
menerus sambil terus diaduk untuk memisahkan sari kedelai dari air biasa. Penambahan
biang/bibit (air tahu) bertujuan agar sari kedelai dalam bak dapat mengendap dengan baik.
22. Proses inipun memakan waktu 賊 20 menit sampai air akan terpisah dari sarinya. Setelah itu air
biasa tersebut akan disedot hingga terpisah dari sari kedelai. Air ini tidak selanjutnya dibuang,
melainkan digunakan untuk menjadi biang/bibit (air tahu) pada proses diatas.
Setelah yang tersisa dalam bak hanyalah sari kedelai, maka sari-sari tersebut akan diangkat
dengan menggunakan penyaringan untuk seterusnya dimasukkan ke cetakan tahu.
Setelah dirasa sudah cukup maka cetakan kemudian ditutup. Proses ini berfungsi untuk memberi
bentuk pada produk tahu yang nantinya diasilkan sekaligus unutk meniriskan air yang masih
tertempel pada sari kedelai tersebut.
Lama penyimpanan dalam cetakan 賊 15 menit. Jika kita ingin tahu yang lebih keras kita tinggal
menambah waktu pendiaman dalam cetakan.
Kemudian tahu yang sudah tercetak tersebut akan di rebus 賊 1 jam, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kelembekan tahu. Sekaligus untuk menjadikan tahu lebih tahan lama.
23. B A B III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
1. Mendukung konsep yang sudah disebutkan diatas bahwa pembuatan tahu tidak membutuhkan
modal yang besar. Dan bahan dasarnya pun sangat sederhana serta mudah didapat.
2. Bahwa pembuatan tahu memberikan omzet yang cukup besar. Dan tidak membutuhkan waktu
yang lama untuk mencapai titik impas.
3. Untuk proses pembuatan tahu yang konvensional seperti ini dibutuhkan cukup banyak tenaga
kerja, sehingga membuka lapangan pekerjaan.
B. SARAN
1. Agar kebersihan dari tempat usaha dapat lebih diperhatikan.
2. Agar pemerintah lebih memperhatikan UKM saperti ini karena selain beromzet, juga menyerap
cukup banyak karyawan.
3. Agar jumlah pabrik tahu yang beroperasi secara modern dapat sedikit ditekan oleh pemerinta
agar pabrik-pabrik konvensional seperti ini dapat terus berkembang dengan baik.
24. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tahu merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik masyarakat kalangan
bawah hingga atas. Keberadaannya sudah lama diakui sebagai makanan yang sehat, bergizi
dan harganya murah. Hampir ditiap kota di Indonesia dijumpai industri tahu dan tempe.
umumnya industri tahu dan tempe termasuk ke dalam industri kecil yang dikelola oleh
rakyat dan beberapa di antaranya masuk dalam wadah Koperasi Pengusaha Tahu dan
Tempe (KOPTI).
Proses pembuatan tahu masih sangat tradisional dan banyak memakai tenaga
manusia. Bahan baku utama yang digunakan adalah kedelai (Glycine spp). Konsumsi
kedelai Indonesia pada Tahun 1995 telah mencapai 2.287.317 Ton (Sri Utami, 1997).
Sarwono (1989) menyatakan bahwa lebih dari separuh konsumsi kedelai Indonesia
dipergunakan untuk diolah menjadi tempe dan tahu. Shurtleff dan Aoyagi (1979)
memperkirakan jumlah pengusaha tahu di Indonesia sekitar 10.000 buah, yang sebagian
besar masih berskala rumah tangga, dan terutama terpusat di Pulau Jawa, sebagai
bandingan di Jepang sekitar 38 000 buah, di Korea 1 470 buah, Taiwan 2 500 buah dan
Cina 158 000 buah.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk proses
produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu dan tempe,
limbah yang dihasilkan juga cukup besar. Sebagai contoh limbah industri tahu tempe di
Semanan, Jakarta Barat kandungan BOD 5 mencapai 1 324 mg/l, COD 6698 mg/l, NH 4
84,4 mg/l, nitrat 1,76 mg/l dan nitrit 0,17 mg/l (Prakarindo Buana, 1996). Jika ditinjau dari
Kep-03/MENKLH/11/1991 tentang baku mutu limbah cair, maka industri tahu memerlukan
pengolahan limbah.
Pada saat ini sebagian besar industri tahu masih merupakan industri kecil skala
rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan unit pengolah air limbah, sedangkan industri
tahu dan tempe yang dikelola koperasi beberapa diantaranya telah memiliki unit pengolah
limbah. Unit pengolah limbah yang ada umumnya menggunakan sistem anaerobik dengan
efisiensi pengolahan 60-90%. Dengan sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang
dibuang ke peraian kadar zat organiknya (BOD) masih terlampau tinggi yakni sekitar 400
1 400 mg/l. Untuk itu perlu dilakukan proses pengolahan lanjut agar kandungan zat organik
di dalan air limbah memenuhi standar air buangan yang boleh dibuang ke saluran umum.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
Tujuan Kegiatan ini adalah mengkaji dan mengembangkan teknologi pengolahan air limbah
khususnya pengolahan air limbah industri tahu yang sederhana, murah dan dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi di Indonesia, sehingga dapat digunakan langsung oleh
masyarakat.
Sasaran :
Sasaran dari kegiatan ini adalah membuat prototipe unit alat pengolahan air limbah industri
tahu yang murah dan sederhana, serta mengkaji karakteristik dan efisiensi pengolahan
terhadap beberapa parameter kualitas air limbah serta mengkaji kelayakan alat secara
ekonmis.
1.3. Manfaat Teknologi tersebut dapat disebarluaskan dan dapat dimanfaatkan atau ditiru
oleh masyarakat.
25. II. PROSES PEMBUATAN TAHU DAN TEMPE
2.1. Proses Pembuatan Tahu
Tahu merupakan makanan yang terbuat dari bahan baku kedelai, dan prosesnya
masih sederhana dan terbatas pada skala rumah tangga. Suryanto (dalam Hartaty, 1994)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tahu adalah makanan padat yang dicetak dari
sari kedelai (Glycine spp) dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektriknya,
tanpa atau dengan penambahan zat lain yang diizinkan.
Pembuatan tahu pada prinsipnya dibuat dengan mengekstrak protein, kemudian
mengumpulkannya, sehingga terbentuk padatan protein. Cara penggumpalan susu kedelai
umumnya dilakukan dengan cara penambahan bahan penggumpal berupa asam. Bahan
penggumpal yang biasa digunakan adalah asam cuka (CH3COOH), batu tahu (CaSO4nH 2O)
dan larutan bibit tahu (larutan perasan tahu yang telah diendapkan satu malam).
Secara umum tahapan proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi. Pembersihan dilakukan dengan
ditampi atau menggunakan alat pembersih.
Perendaman dalam air bersih agar kedelai dapat mengembang dan cukup lunak
untuk digiling. Lama perendaman berkisar 4 - 10 jam.
Pencucian dengan air bersih. Jumlah air yang digunakan tergantung pada besarnya
atau jumlah kedelai yang digunakan.
Penggilingan kedelai menjadi bubur kedelai dengan mesin giling. Untuk
memperlancar penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang sebanding
dengan jumlah kedelai.
Pemasakan kedelai dilakukan di atas tungku dan dididihkan selama 5 menit. Selama
pemasakan ini dijaga agar tidak berbuih, dengan cara menambahkan air dan diaduk.
Penyaringan bubur kedelai dilakukan dengan kain penyaring. Ampas yang diperoleh
diperas dan dibilas dengan air hangat. Jumlah ampas basah kurang lebih 70%
sampai 90% dari bobot kering kedelai.
Setelah itu dilakukan penggumpalan dengan menggunakan air asam, pada suhu
50oC, kemudian didiamkan sampai terbentuk gumpalan besar. Selanjutnya air di
atas endapan dibuang dan sebagian digunakan untuk proses penggumpalan kembali.
Langkah terakhir adalah pengepresan dan pencetakan yang dilapisi dengan kain
penyaring sampai padat. Setelah air tinggal sedikit, maka cetakan dibuka dan
diangin-anginkan.
Diagram proses pembuatan tahu ditujukkan seperti pada gambar 1, sedangkan diagram
neraca masa untuk proses pembuatan tahu ditunhjukkan pada gambar 2.