Teks tersebut merangkum tentang Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI bekerja dengan menempatkan pasien dalam medan magnet dan gelombang radio frekuensi untuk membangkitkan nukleus di dalam tubuh. Nukleus akan memancarkan sinyal yang dideteksi untuk membentuk gambar. Teks tersebut menjelaskan komponen utama MRI seperti sistem magnet, gradien, frekuensi radio, dan kontrastnya.
1 of 11
Downloaded 13 times
More Related Content
Magnetic resonance imaging iwan cony setiadi
1. Magnetic Resonance Imaging
Iwan Cony Setiadi - 2415201201
Dosen Pengampu:
Dr.rer.nat. Ir. Aulia M. T. Nasution, M.Sc.
PROGAM STUDI S2 TEKNIK FISIKA
BIDANG KEAHLIAN REKAYASA INSTRUMENTASI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
2. 2
1. Sistem MSI
Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet pulsa
diterapkan untuk membangkitkan objective nuclide di dalam tubuh. Nuclide yang
dibangkitkan akan kembali ke dalam energi semula dan akan melepaskan energi yang
diserap sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini
adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu
gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus (proton di dalam tubuh).
Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada sumbunya. Nucleus
yang berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small bar magnet). Karena
nucleus ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan berputar (precession).
Ketika suatu pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan kecepatan/frekuensi dari
putaran diberikan, nucleus menyerap energi dari pulsa (yang disebut gejala resonansi).
Pulsa RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut pulsa RF (Radio Frequency) karena
band frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus kembali ke keadaan semula sambil
melepaskan energi yang diserap (yang disebut relaxation). Dengan membuat nucleus
memancarkan sinyal ketika melepaskan energi yang diserap, suatu gambar (image)
dihasilkan. Adapun secara umum, komposisi sistem MRI bisa dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Komposisi Sistem MRI
1.1. Instrumen MRI
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe
magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI
tersebut
b. Sistem Gradien MRI berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah
kumparan koil, yaitu:
Gradien coil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
Gardien coil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
Gradien coil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Image
Processing
system
SignalRf
Display
Permanent magnet (generating a constant static magnetic
field)
Gradient magnetic field coil (providing MR signal with positional information)
Transmitter coil (applying an RF pulse)
Receiver coil (receiving MR
signal)
Nc
3. 3
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk
potongan oblik
c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi
serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol
semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra.
e. Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent atau
untuk menyimpan citra.
1.2. Tipe Magnet
Desain MRI pada dasarnya ditentukan oleh tipe dan format magnet utama yang
digunakan, sebagai contoh adalah MRI tipe tertutup, MRI tipe terowongan dan MRI tipe
terbuka. Magnet yang paling sering digunakan adalah magnet superkonduktif. Magnet
superkonduktif merupakan suatu magnet elektrik yang dibuat dari dengan menggunakan koil
dari bahan superkonduktif seperti helium cair yang dingin, dan nitrogen cair. Magnet
superkonduktif akan menghasilkan medan magnet yang homogen dan kuat, akan tetapi
biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal dan harus diperiksa secara rutin. Jika magnet
superkonduktif digunakan, maka harus disertai dengan sistem keamanan seperti: pipa
evakuasi gas, pemonitoran persentase oksigen dan temperatur pada ruang MRI dsb.
Beberapa tipe MRI juga khususnya kategori Low Field masih menggunakan medan
magnet resistif dan magnet permanen (tetap). Untuk menghasilkan medan magnet yang
homogen, magnet harus disesuaikan. Proses penyesuaiannya bisa dilakukan secara pasif
yakni dengan menggunakan logam yang diapat digerakkan, atau secara aktif yakni dengan
koil elektromagnet kecil yang terdistribusi pada magnet.
Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:
Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian
sangat rendah.
Sistem sangat berat.
Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah
dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).
Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:
Termasuk tidak mahal
Gampang untuk menangani
Biaya pemakaian sangat tinggi karena:
o Arusnya sebesar 200 A
o Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang dihasilkan
sangat tinggi
Dari tiga macam magnet, magnet superkonduktif mungkin paling tidak dikenal. Magnet
ini adalah suatu magnet listrik yang menggunakan suatu kumparan sebagai materi dengan
suatu gejala superkonduktif terjadi. Gejala superkonduktif adalah bahwa hambatan listrik
(electrical resistance) dari suatu logam menjadi nol bila metal didinginkan dengan
temperature yang sangat rendah (-272属 C), dan temperature pada saat tersebut disebut
temperature kritis (critical temperature) Tc. Hambatan listrik menjadi nol berarti bahwa suatu
arus besar dapat mengalir dengan memakai tegangan (voltage) rendah beberapa volt.
Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah daripada magnet
kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat, yang membuat magnet
4. 4
superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan untuk
mendinginkan kumparan.
1.3. Komponen Gradien
Komponen gradien menghasilkan suatu variasi intensitas medan magnet yang linier pada
arah bidang tertentu. Variasi tersebut ditambahkan pada medan magnet utama, yang jauh
lebih kuat. Variasi tersebut dihasilkan oleh pasangan koil yang diletakkan pada masing-
masing arah spasial. Arah medan magnet tersebut tidak diubah. Dengan menambahkan B0.
Variasi liier dapat dihasilkan sesuai dengan magnitudo medan magnet total pada arah yang
diinginkan. Adapun performansi gradien dapat ditentukan oleh hal-hal berikut:
Amplitudo Maksimal, yang menjelaskan resolusi spasial maksimal
Slew Rate, yang berkaitan dengan kecepatan proses switching
Linieritas, yang harus dibuat semaksimalkan mungkin pada area scanning.
1.4. Arus Eddy
Pergantian (switching) gradien yang sangat cepat menginduksikan arus pada material
penghantar di sekeliling gradien koil ((cryogenic envelope, electric wires, antennas,
homogenization coils,dsb). Hal ini lah yang mengakibatkan adanya arus eddy yang sifatnya
melwan medan gradien dan menimbulkan adanya decay. Ada beberapa meod untuk
mengurangi pengarus arus tersebut, yaitu:
Pemberian pelindung
Optimasi profil arus listrik yang dihantarkan ke koil gradien baik naik atau pun
menurun offset.
1.5. Sistem Komponen Radio-Frekuensi
Sistem radio-frekuensi terdiri dari sekumpulan komponen untuk mentransmisikan dan
menerima gelombang frekuensi radio yang diterapkan pada nukleus, pemilihan slices,
applyng gradien dan akuisisi sinyal.
Koil merupakan komponen yang vital dalam menentukan sistem radio frekuensi. Pada
proses transmisi, tujuan utamanya yaitu menerapkan eksitasi yang seragam sesuai volume
yang akan discan. Pada proses penerimaan, koil harus cukup sensitif dan memiliki signal to
noise (SNR) ratio yang baik.
Pemindai MR umumnya berisi koil, yang terletak di silinder mesin, secara homogen
mencakup keseluruhan volume pemindaian. Volume gulungan permukaan yang sensitif,
ditempatkan dalam kontak langsung dengan zona yang diinginkan, memiliki kedalaman
yang kurang dan lebih heterogen. Namun, koil permukaan memiliki SNR yang lebih baik
terhadap rasio suara dan resolusi spasial yang lebih tinggi. Homogenitas dan volume koil
permukaan yang sensitif dapat diperbaiki dengan menggabungkannya ke dalam rangkaian
yang bertahap. Pemindai masih memiliki keuntungan dari rasio signal to noise yang lebih
baik, namun proses pengolahan sinyal menjadi lebih kompleks.
Kumparan RF kuadratur (koil sirkular terpolarisasi) terdiri dari sekurangnya dua
gulungan yang berorientasi ortogonal pada masing-masing di atas (dan keduanya berbentuk
sumbu 0). Mereka memiliki rasio sinyal terhadap noise yang lebih baik daripada kumparan
RF linier.
Bergantung pada pabrikan dan jenis koil, koil tertentu bisa berupa pemancar,
penerima atau keduanya. Saluran frekuensi radio juga terdiri dari konverter analog-digital
dan spektrometer untuk menerima dan menganalisis sinyal.
5. 5
Optimalisasi kanal frekuensi radio otomatis dan dilakukan dalam beberapa tahap sebelum
urutan pencitraan:
Frekuensi Larmor yang tepat diatur, ini sedikit dimodifikasi oleh kehadiran pasien di
medan magnet
Daya transmisi disesuaikan sesuai dengan berat pasien dan kumparan transmisi,
untuk mendapatkan sudut kemiringan yang diinginkan
Gain receiver disesuaikan untuk menghindari saturasi sinyal atau sebaliknya,
amplifikasi lemah mengakibatkan rasio sinyal terhadap noise yang memburuk.
Faraday Cage
Karena frekuensi resonansi proton sangat dekat dengan gelombang radio yang digunakan
dalam penyiaran radio dan pita FM, perangkat MR ditempatkan di sangkar Faraday untuk
melindungi dari sinyal RF eksternal yang dapat mengubah sinyal. Kandang tembaga
Faraday benar-benar membungkus pemindai MR. Bukaan melalui kandang ini perlu
dirancang secara hati-hati agar tidak menghilangkan efek perisai.
1.6. Sistem Pelindung untuk MRI
Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:
1. MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang sama dengan
siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung (shield), maka akan
terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar (image) yang dihasilkan. Untuk
menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi pelindung.
Gambar 2. Radio-wave (RF) shield
2. MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap sistem MRI)
Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan mengganggu uniformity
dari medan magnet yang menyebabkan mutu gambar menjadi rendah. Pelindung magnet
tidak diperlukan karena kasus ini tergantung pada kondisi sekeliling.
1.7. Logam dan Medan Magnet
Karena adanya medan magnet yang kuat, bahan tertentu dapat menghadirkan risiko
fungsional atau bahkan vital: Efek proyektil (daya tarik oleh medan magnet statis dan
akselerasi, dengan kecepatan hingga beberapa meter per detik): bahan feromagnetik (jika
ragu tentang sifat feromagnetik benda logam, tes dapat dilakukan dengan menggunakan
magnet kecil). Pemindahan benda asing metalik intra-korporeal: Benda asing metalik
intraokular (pekerja logam, riwayat trauma orbit balistik, klip aneurisma intra-kranial lama)
Kegagalan fungsi perangkat tertentu: alat pacu jantung, neurostimulator, implan koklea,
katup derivasi.
Radio-wave shield
Radio
noise
6. 6
Sehubungan dengan prostesis, bahan non feromagnetik tanpa aktivitas listrik (titanium dan
campurannya, nitinol, tantalum, dll.) Tidak membawa risiko tertentu dalam kaitannya dengan
medan magnet. Untuk prostesis magnetik rendah (bahan ortopedi), penundaan 6 sampai 8
minggu setelah implantasi disarankan untuk menghindari penggantian material.
1.8. RF dan SAR
SAR sesuai dengan jumlah energi frekuensi radio yang tersimpan pada pasien, yang
dapat menyebabkan pemanasan. Hal ini diukur dalam W / kg (yang menjelaskan kebutuhan
untuk menentukan berat badan pasien sebelum ujian). SAR sebanding dengan kuadrat
kekuatan medan magnet statis dan kuadrat dari sudut flip. Hal ini dapat dikurangi dengan:
Menggunakan kumparan kuadratur dengan volume transmisi yang lebih rendah
Mengoptimalkan parameter urutan (meningkatkan TR, mengurangi jumlah irisan,
sudut flip, panjang kereta gema).
Standar SAR ada untuk membatasi dosis maksimum yang dapat diterima untuk pasien
dengan pemindaian MR (standar IEC 60601-2-33). Standar keselamatan dirancang untuk
memastikan tidak ada jaringan yang terkena kenaikan suhu di atas 1 属 C. Resiko lain dari
paparan RF adalah luka bakar kulit yang dipicu oleh arus induksi dalam loop konduksi. Luka
bakar ini dapat terjadi saat kontak dengan timah listrik yang membentuk loop (pemantauan
EKG secara khusus), perangkat logam (tambalan kulit, tindik badan, peralatan gigi) atau
saat ada kontak dengan kulit (tangan di perut, betis menyentuh).
2. Kontras MRI
2.1. Perekaman Sinyal
Magnet adalah dipol magnet dan dapat diwakili oleh vektor magnetik, yaitu medan
magnet yang bergerak menginduksi arus dalam lingkaran kawat. Misalnya, magnet berputar
di bawah ini (Gambar 3) menghasilkan arus induksi sinusoidal yang bisa direkam. Kumparan
MRI dapat digunakan untuk transmisi dan / atau penerimaan. Karena tidak mungkin
menerima sinyal RF pada poros yang sama dengan B0, koil hanya sensitif terhadap variasi
vektor magnetisasi melintang. Kumparan RF kuadratur (koil sirkular terpolarisasi) terdiri dari
sekurangnya dua gulungan yang berorientasi ortogonal satu sama lain (dan keduanya
berbentuk sumbu 0 sumbu). Ia memiliki rasio sinyal terhadap noise yang lebih baik daripada
kumparan RF linier.
Gambar 3. Sinyal yang Direkam
2.2. Pulsa RF 90属
Setelah diterapkan pulsa RF 90属, net magnetisasi akan turun sehingga magnetisasi
longitudinal telah hilang dan magnetisasi melintang akan muncul. Setelah pemancar RF
dimatikan, relaksasi terjadi:
7. 7
Penurunan magnetisasi transversal (melintang)
Magnetisasi longitudinal pulih
Proton kembali memancarkan energi yang diserap
Kumparan dapat menerima sinyal di bidang transversal karena variasi vektor magnetisasi
transversal. Sinyal ini berosilasi pada frekuensi resonansi dan enveloppe sinyal adalah
kurva peluruhan yang digambarkan sebagai kurva eksponensial.
Gambar 4 .Peluruhan Sinyal
Dengan tidak adanya gradien magnetik, sinyal ini disebut Free Induction Decay (FID). Sinyal
FID meluruh lebih cepat dari T2 yang akan memprediksi dan menurun secara eksponensial
pada konstanta waktu karakteristik T2 *. T2 * memperhitungkan:
Relaksasi spin-spin spesifik jaringan (interaksi acak antara putaran) yang
bertanggung jawab untuk T2decay murni
Inhomogeneities statis pada medan magnet yang memperlancar pelepasan spin
Gambar 5 . Free Induction Decay (FID).
2.3. Pulsa RF 180属
Sebuah pulsa RF 180 属 dapat merombak berputar dan membalikkan inhomogeneitas
medan statis. Setelah pulsa RF 90 属, putaran dephase dan magnetisasi melintang menurun.
Jika kita menerapkan pulsa RF 180 属, berputar kembali dan magnetisasi melintang muncul
kembali. Pulsa RF 180 属 mengembalikan koherensi fase:
Setelah putaran RF RF 90 属 dephase (selama waktu yang ditentukan sebagai TE / 2)
Setelah pulsa RF 180 属, putaran kembali dalam fase pada waktu TE setelah pulsa RF 90 属,
Pada waktu TE (Echo Time), sinyalnya tidak setinggi intensitas magnetisasi transversal
awal. Pulsa RF 180 属 akan dephasing karena inhomogeneities medan statis namun bukan
relaksasi spin-spin, kehilangan sinyal disebabkan oleh efek T2 murni.
8. 8
2.4. Spin echo, TR, TE
Urutan spin Echo didasarkan pada pengulangan pulsa RF 90 属 dan 180 属. Urutan Spin
Echo memiliki dua parameter:
Echo Time (TE) adalah waktu antara pulsa RF 90 属 dan sampling MR, sesuai dengan
maksimum gema. Pulsa RF 180 属 diterapkan pada waktu TE/2.
Waktu Pengulangan adalah waktu antara 2 pulsa eksitasi (waktu antara dua pulsa
RF 90 属).
Setiap jaringan memiliki kepadatan proton spesifik, waktu T1 dan T2. Sinyal NMR
bergantung pada 3 faktor ini. Setelah waktu T1, magnetisasi longitudinal telah kembali ke
63% dari nilai akhirnya. T1 mendefinisikan tingkat pemulihan magnetisasi longitudinal.
Sebagai contoh, berikut adalah kurva pemulihan magnetisasi longitudinal untuk 2 jaringan A
dan B dengan T1 berbeda. Setelah waktu T2, magnetisasi melintang telah kembali ke 37%
dari nilai awalnya. T2 mendefinisikan tingkat peluruhan magnetisasi transversal. Sebagai
contoh, berikut adalah kurva peluruhan magnet transversal untuk 2 jaringan A dan B dengan
T2 berbeda. Ilustrasi Spin Echo bisa dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 6. Spin echo, TR, TE
2.5. Kontras MRI pada Tissue
Untuk membedakan jaringan yang berbeda, kita perlu mendapatkan kontras di antara
keduanya. Kontras adalah karena perbedaan sinyal MR, yang bergantung pada kerapatan
T1, T2 dan proton dari parameter tisu dan urutan. Sinyal yang lebih tinggi adalah, semakin
terang itu akan muncul pada gambar MR. Interpretasi didasarkan pada analisis kontras
jaringan, untuk pemberian pembobotan sinyal (T1, T2, T2 * atau PD).
9. 9
Citra MR bisa dibandingkan dengan representasi lukisan dengan hanya 2 warna. Sebagai
contoh, merah akan sesuai dengan efek T1, kuning terhadap efek T2, dan kepadatan
pigmen terhadap kepadatan proton. Jika kita mengubah TR dan TE, kita bisa melihat lebih
baik bagian merah atau kuning dari lukisan dengan lebih baik.
Gambar 6. Ilustrasi Citra MRI
3. Kualitas Gambar dan Artefak
3.1. Kualitas Gambar
Kualitas gambar MR tergantung pada beberapa faktor:
Resolusi spasial dan kontras gambar
SNR, rasio sinyal terhadap noise (dan rasio kontras terhadap noise)
Artefak
Eksplorasi MR adalah kompromi antara waktu pemindaian dan kualitas gambar. Protokol
eksplorasi MR dan parameter urutannya harus dioptimalkan dalam fungsi organ dan
patologi. Resolusi spasial sesuai dengan ukuran detil terkecil yang terdeteksi. Semakin kecil
voxel, semakin tinggi potensi resolusi spasialnya. Volume voxel ditentukan oleh ukuran
matriks (256 x 256 atau 512 x 512 dll.), Bidang pandang (10 cm, 20 cm, dll ....), dan
ketebalan slice. Kontras gambar bervariasi dengan jenis urutan denyut nadi dan
parameternya.
Gambar 7. Ilustrasi Kualitas Citra MRI
10. 10
Kontras jaringan juga dimodifikasi oleh pulsa pra-saturasi atau agen kontras. Kontras citra
dan pembobotan sinyal harus disesuaikan dengan tujuan pencitraan: anatomi, edema,
karakterisasi jaringan (lemak, perdarahan, air), vaskularisasi dll.
3.2. Rasio Sinyal dengan Noise
Noise seperti gangguan yang hadir sebagai pola butiran tidak teratur. Variasi acak
dalam intensitas sinyal ini menurunkan informasi gambar. Sumber utama noise pada
gambar adalah tubuh pasien (emisi RF karena gerakan termal). Seluruh rangkaian
pengukuran pemindai MR (koil, elektronik ...) juga berkontribusi terhadap kebisingan. Suara
ini merusak sinyal yang berasal dari variasi magnetisasi melintang dari putaran yang
sengaja dieksitasi (pada bidang irisan yang dipilih). Rasio signal to noise (SNR) sama
dengan rasio intensitas sinyal rata-rata melebihi standar deviasi noise. Ilustrasi SNR adalah
sebagai berikut.
Gambar 8. Ilustrasi Kualitas SNR terhadap Citra MRI
Rasio sinyal dengan noise bergantung pada beberapa faktor yang berada di luar kendali
operator (spesifikasi pemindai MR dan desain urutan pulsa) dan faktor yang dapat diubah
pengguna:
Faktor tetap: intensitas medan statis, desain urutan pulsa, karakteristik jaringan
Faktor di bawah kendali operator
o Kumparan RF ketika digunakan
o Parameter sekuensial: ukuran voxel (membatasi resolusi spasial), jumlah
averagings, bandwidth penerima.
3.3. Pengendalian Kualitas Gmabar
Untuk menjamin kualitas gambar sebaik mungkin, dan untuk mendeteksi adanya
gangguan, maka sebaiknya dilakukan quality control. Parameter yang berbeda dalam
kontrol MRI meliputi: sinyal, parameter geometrik, NMR, artefak dan spektroskopi yang
dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 1. Pengendalian Kualitas Gambar
Parameter sinyal Parameter sinyal utama adalah pengukuran rasio
signal-to-noise. Pengukuran dilakukan:
Baik dengan memilih daerah yang diminati di
zona void (udara)
Atau di wilayah yang diminati sesuai dengan
pengurangan 2 gambar hantu yang homogen.
11. 11
Keseragaman gulungan pemancar juga harus
dievaluasi, karena heterogenitas emisi frekuensi
radio dapat menyebabkan perbedaan sudut flip
dalam volume, sehingga mengubah kontras.
Pengukuran ini, yang diberikan sebagai persentase,
dilakukan pada hantu homogen, jika perlu dengan
menggeser gambar atau meningkatkan jumlah
akuisisi saat rasio signal-to-noise rendah.
Parameter geometrik Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memeriksa
kualitas pengkodean spasial (pemilihan irisan,
penyatuan fase dan frekuensi). Kriteria yang berguna
dalam tes ini meliputi:
Posisi, ketebalan dan profil potongan
Linearitas spasial dan deformasi geometris,
pada arah pengkodean fase dan frekuensi
Resolusi spasial
Parameter NMR Absolute precision dan Repeatability dari
pengukuran T1 dan T2
Kontras dan rasio kontras-terhadap-noise
(gambar 8.32) dengan pembobotan T1 dan
T2
Artefak Phantom
Pergeseran kimia dan penekanan sinyal
lemak
Parameter spektroskopi MR Evaluasi parameter homogenitas B0 untuk
volume terpusat
Akurasi amplitudo sinyal dan rasio signal-to-
noise pada puncak prinsip
3.4. Artefak
Artefak sering merusak citra MRI. Anda harus sadar akan hal itu untuk mencegah
penampilan mereka dan mengenali jebakan diagnostik yang bisa mereka tiru. Artefak ini
memiliki banyak sebab dan konsekuensi pada tampilan gambar. Semakin baik Anda
memahami bagaimana gambar MR dibangun, semakin baik Anda akan berurusan dengan
artefak. Adapun jenis artefak bisa dilihat pada Gambar berikut
Gambar 9. Ilustrasi Artefak pada Citra MRI