際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Konsep Mahabbah dalam Tasawuf
Oleh : H.A.Mushodik  Dosen STAIDA Garut
Pengertian Mahabbah
Kata mahabbah berasal dari kata ahabba-yuhibbu-
mahabbatan, yang secara harfiah artinya mencintai secara
mendalam atau kecintaan mendalam.
Secara etimologi, mahabbah adalah bentuk masdar dari
kata hubb yang artinya membiasakan dan tetap atau
menyukai karena punya rasa cinta.
Dalam buku Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-
Ghazali, menurut istilah, mahabatullah berarti mencintai
Allah, merupakan sikap dari jawa seseorang yang
mengisyaratkan pengabdian diri, pengorbanan diri, dan
cinta kepada Allah.
Berdasarkan pengertian bahasa di atas,
mahabbah merupakan perasaan cinta yang mendalam
secara ruhaniah kepada Allah.
Konsep mahabbah memiliki dasar dalam Al-Quran yaitu
Surat Al-Maidah ayat 54 dan Ali Imran ayat 31 :
莛  曄
惡  
抉ル 惠曄悖  曄
愕
曠
惡莛 曄惡
Artinya: "Allah akan mendatangkan suatu umat
yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya." (QS. Al-Maidah(5):54)
惠抉  
抉ル 惡忰惠 曄惠 悒 曄

 
抉ル 曄惡惡 曄
莛 惺惡
曄
惘 曄愃
曄惡悵 曄
Artinya: "Jika kamu benar-benar mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali Imran(3):31)
Jenis-jenis Mahabbah
Menurut Al-Ghazali cinta manusia
kepada Allah atau mahabbah dibagi
menjadi lima macam. Pertama adalah
mahabbah kepada wujud, mahabbah
seseorang kepada wujud yang kembali
kepadanya secara berkesinambungan.
Kemudian, mahabbah seorang
muhsin (yang berbuat kebaikan) kepada
orang lain, mahabbah segala keindahan
dalam zatnya serta mahabbah seseorang
kepada orang lain yang berhubungan
dengannya.
Sedangkan dalam buku Tariqat dalam Tasawuf,
menurut Al-Sarraj, mahabbah dibagi dalam tiga
tingkatan, yakni:
1.Cinta (mahabbah) orang awam, yakni mereka
yang selalu mengingat Allah dengan zikir, suka
menyebut nama-nama Allah, dan memperoleh
kesenangan dalam berdialog dengan Allah.
2.Cinta para mutahaqqiqin, yakni mereka yang
sudah kenal kepada Allah, pada kebesaran-Nya, pada
kekuasaan-Nya, pada ilmu-Nya, dan lain sebagainya.
3.Cinta (mahabbah) para shiddiqin dan arifin,
yakni mereka yang telah kenal betul pada Allah. Cinta
seperti ini timbul karena mereka merasa tahu betul
pada Allah. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta,
tetapi diri yang dicintai.
Ada yang mau di diskusikan
息 Mushoddik Indisav
FB : Moeshoddik Indisav
Instagram : @ mushoddik_indisav172
Tiktok : @ Mushoddik Indisav

More Related Content

Mahabbah dalam Tasawuf. Materi Kuliah.pdf

  • 1. Konsep Mahabbah dalam Tasawuf Oleh : H.A.Mushodik Dosen STAIDA Garut
  • 2. Pengertian Mahabbah Kata mahabbah berasal dari kata ahabba-yuhibbu- mahabbatan, yang secara harfiah artinya mencintai secara mendalam atau kecintaan mendalam. Secara etimologi, mahabbah adalah bentuk masdar dari kata hubb yang artinya membiasakan dan tetap atau menyukai karena punya rasa cinta. Dalam buku Ensiklopedia Tasawuf Imam Al- Ghazali, menurut istilah, mahabatullah berarti mencintai Allah, merupakan sikap dari jawa seseorang yang mengisyaratkan pengabdian diri, pengorbanan diri, dan cinta kepada Allah. Berdasarkan pengertian bahasa di atas, mahabbah merupakan perasaan cinta yang mendalam secara ruhaniah kepada Allah. Konsep mahabbah memiliki dasar dalam Al-Quran yaitu Surat Al-Maidah ayat 54 dan Ali Imran ayat 31 :
  • 3. 莛 曄 惡 抉ル 惠曄悖 曄 愕 曠 惡莛 曄惡 Artinya: "Allah akan mendatangkan suatu umat yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya." (QS. Al-Maidah(5):54) 惠抉 抉ル 惡忰惠 曄惠 悒 曄 抉ル 曄惡惡 曄 莛 惺惡 曄 惘 曄愃 曄惡悵 曄 Artinya: "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali Imran(3):31)
  • 4. Jenis-jenis Mahabbah Menurut Al-Ghazali cinta manusia kepada Allah atau mahabbah dibagi menjadi lima macam. Pertama adalah mahabbah kepada wujud, mahabbah seseorang kepada wujud yang kembali kepadanya secara berkesinambungan. Kemudian, mahabbah seorang muhsin (yang berbuat kebaikan) kepada orang lain, mahabbah segala keindahan dalam zatnya serta mahabbah seseorang kepada orang lain yang berhubungan dengannya.
  • 5. Sedangkan dalam buku Tariqat dalam Tasawuf, menurut Al-Sarraj, mahabbah dibagi dalam tiga tingkatan, yakni: 1.Cinta (mahabbah) orang awam, yakni mereka yang selalu mengingat Allah dengan zikir, suka menyebut nama-nama Allah, dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Allah. 2.Cinta para mutahaqqiqin, yakni mereka yang sudah kenal kepada Allah, pada kebesaran-Nya, pada kekuasaan-Nya, pada ilmu-Nya, dan lain sebagainya. 3.Cinta (mahabbah) para shiddiqin dan arifin, yakni mereka yang telah kenal betul pada Allah. Cinta seperti ini timbul karena mereka merasa tahu betul pada Allah. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai.
  • 6. Ada yang mau di diskusikan 息 Mushoddik Indisav FB : Moeshoddik Indisav Instagram : @ mushoddik_indisav172 Tiktok : @ Mushoddik Indisav