際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MAHASISWA INTELEKTUAL, AYO BERGERAK



 Mahasiswa adalah agent of change 

Mahasiswa adalah arsitek peradaban

 Di tangan mahasiswa-lah nasib bangsa ini berada



Beberapa frase diatas seringkali digunakan dalam mendeskripsikan kata Mahasiswa. Entah sejak kapan
dan oleh siapa, mahasiswa seringkali disangkut pautkan dengan perubahan dan pergolakan sosial
dimasyarakat. pemberian gelar tersebut agaknya tidak terlalu berlebihan, mengingat besarnya potensi
yang dimiliki oleh mahasiswa, salah satunya ( dan merupakan potensi terbesarnya) adalah potensi
intelektual.

Potensi intelektual telah menempatkan mahasiswa pada tempat yang istimewa dimata masyarakat.
Kecerdasan dan ketajaman berfikir yang dimiliki mahasiswa menjadi suatu hal yang berharga dalam
upaya pembangunan suatu bangsa. Islam sendiri telah memberikan posisi yang istimewa bagi para
intelektual seperti yang dikatakan oleh Allah dalam al-Quran Al-Karim :

Allah mengangkat orang orang yang beriman diantara kalian dan mereka yang diberi ilmu dengan
beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah : 11)

Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakinya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah,
sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali
ulul albab. (QS: a;l-Baqarah :269)

Berbagai pujian dari Allah kepada orang yang berilmu (Intelektual) menjadi sebuah motivasi yang sangat
besar bagi kaum muslim dalam menggali ilmu. Walhasil, tersebutlah nama-nama seperti As-syafii dan
Imam Bukhari yang kecerdasan dan kapabilitas intelektualnya jauh diatas rata-rata. Mereka adalah
orang-orang berilmu yang keilmuannya diakui dan digunakan oleh masyarakat dunia. Kebesaran nama
dan ilmu mereka merupakan hasil pengintegrasian antara potensi intelektual dengan aqidah Islamiyah.
Dengan menggabungkan kedua aspek tersebut, para intelektual akan memiliki kesadaran untuk
mengamalkan dan mengaplikasikan ilmunya untuk masyarakat.

Dengan demikian, pentinglah sebuah Aqidah Islamiyah ini tertancap dalam diri para mahasiswa sang
kaum intelektual. Ketika telah tertancam aqidah ini, ia akan mampu mengarahkan intelektualitasnya
untuk tetap sejalan dengan rel Islam. Dengan menjadikan Islam sebagai kacamata, kaum intelektual
akan menjadi sosok yang tak hanya mumpuni secara intelektual namun memiliki keimanan dan
kepribadian islam yang luar biasa.

Pengintegrasian Aqidah dengan Intelektualitas ini pula akan merangsang mahasiswa memiliki kepekaan
dan kepedulian sosial yang tinggi. Kondisi masyarkat yang penuh problematika akan menjadi katalisator
bagi mahasiswa untuk bergerak. Ia akan berupaya dengan segala potensi (terutama potensi
intelektualitasnya) untuk menyelesaikan berbagai problematika dimasyarakat. Sehingga kondisi carut-
marut bangsa ini akibat penjajahan kapitalisme dan sekulerisme dapat menjadi sebuah dorongan yang
kuat pada mahasiswa untuk mewujudkan kondisi negara yang mandiri dan terdepan dalam naungan
Khilafah Islam. Wallahualam

More Related Content

Mahasiswa intelektual, Ayo Bergerak !!

  • 1. MAHASISWA INTELEKTUAL, AYO BERGERAK Mahasiswa adalah agent of change Mahasiswa adalah arsitek peradaban Di tangan mahasiswa-lah nasib bangsa ini berada Beberapa frase diatas seringkali digunakan dalam mendeskripsikan kata Mahasiswa. Entah sejak kapan dan oleh siapa, mahasiswa seringkali disangkut pautkan dengan perubahan dan pergolakan sosial dimasyarakat. pemberian gelar tersebut agaknya tidak terlalu berlebihan, mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh mahasiswa, salah satunya ( dan merupakan potensi terbesarnya) adalah potensi intelektual. Potensi intelektual telah menempatkan mahasiswa pada tempat yang istimewa dimata masyarakat. Kecerdasan dan ketajaman berfikir yang dimiliki mahasiswa menjadi suatu hal yang berharga dalam upaya pembangunan suatu bangsa. Islam sendiri telah memberikan posisi yang istimewa bagi para intelektual seperti yang dikatakan oleh Allah dalam al-Quran Al-Karim : Allah mengangkat orang orang yang beriman diantara kalian dan mereka yang diberi ilmu dengan beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah : 11) Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakinya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ulul albab. (QS: a;l-Baqarah :269) Berbagai pujian dari Allah kepada orang yang berilmu (Intelektual) menjadi sebuah motivasi yang sangat besar bagi kaum muslim dalam menggali ilmu. Walhasil, tersebutlah nama-nama seperti As-syafii dan Imam Bukhari yang kecerdasan dan kapabilitas intelektualnya jauh diatas rata-rata. Mereka adalah orang-orang berilmu yang keilmuannya diakui dan digunakan oleh masyarakat dunia. Kebesaran nama dan ilmu mereka merupakan hasil pengintegrasian antara potensi intelektual dengan aqidah Islamiyah. Dengan menggabungkan kedua aspek tersebut, para intelektual akan memiliki kesadaran untuk mengamalkan dan mengaplikasikan ilmunya untuk masyarakat. Dengan demikian, pentinglah sebuah Aqidah Islamiyah ini tertancap dalam diri para mahasiswa sang kaum intelektual. Ketika telah tertancam aqidah ini, ia akan mampu mengarahkan intelektualitasnya untuk tetap sejalan dengan rel Islam. Dengan menjadikan Islam sebagai kacamata, kaum intelektual akan menjadi sosok yang tak hanya mumpuni secara intelektual namun memiliki keimanan dan kepribadian islam yang luar biasa. Pengintegrasian Aqidah dengan Intelektualitas ini pula akan merangsang mahasiswa memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi. Kondisi masyarkat yang penuh problematika akan menjadi katalisator
  • 2. bagi mahasiswa untuk bergerak. Ia akan berupaya dengan segala potensi (terutama potensi intelektualitasnya) untuk menyelesaikan berbagai problematika dimasyarakat. Sehingga kondisi carut- marut bangsa ini akibat penjajahan kapitalisme dan sekulerisme dapat menjadi sebuah dorongan yang kuat pada mahasiswa untuk mewujudkan kondisi negara yang mandiri dan terdepan dalam naungan Khilafah Islam. Wallahualam