Makalah ini membahas tentang penilaian psikomotorik yang mencakup pengertian, ciri-ciri, jenis tes dan perangkat penilaian, penyusunan instrumen, penskoran, analisis dan pelaporan hasil penilaian psikomotorik."
1 of 15
Downloaded 15 times
More Related Content
Makalah 6
1. MATA KULIAH : PENGEMBANGAN PROGRAMPENGAJARAN FISIKA
PENILAIAN PSIKOMOTORIK
O
L
E
H
KELOMPOK IV
ADELYNA OKTAVIA NASUTION/ 4123321001
ANDI PUTRA NAINGGOLAN / 4123321004
DEWI RATNA PERTIWI SITEPU / 4123321013
M. FADLI SURIADI / 4123321029
PRODI/KELAS : PENDIDIKAN FISIKA EKS A 2012
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Penilaian
Psikomotorik untuk tugas mata kuliah Pengembangan Program Pengajaran Fisika.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Pengembangan Program Pengajaran Fisika.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami
sungguh terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.
Medan, Maret 2015
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian Psikomotorik ................................................................................3
2.2 Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor............................................................................4
2.3 Jenis Tes Psikomotor .....................................................................................................4
2.4 Jenis Perangkat Penilaian Psikomotorik ........................................................................7
2.5 Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor................................................................8
2.6 Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian....................................................................9
2.7 Analisis Hasil Penilaian Psikomotorik...........................................................................9
2.8 Laporan Hasil Penilaian Psikomotorik...........................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan adalah rumusan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana#prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 Pasal 25 ayat 4 menyatakan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan
kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif
(pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007
menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan berkesinambungan.
Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik. Cakupan aspek penilaian yang dimaksud adalah aspek kognitif
(pengetahuan), aspek psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap). Untuk dapat
merancang dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai dengan standar penilaian,
guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang memadai dalam
mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ranah psikomotorik?
2. Bagaimana ciri-ciri ranah penilaian psikomotor?
3. Apa saja jenis tes psikomotor?
4. Apa saja yang termasuk jenis perangkat penilaian psikomotorik?
5. Bagaimana penyusunan instrumen penilaian psikomotor?
6. Bagaimana cara penskoran dan interpretasi penilaian psikomotorik?
7. Bagaimana cara menganalisis hasil penilaian psikomotorik?
8. Bagaimana cara pelaporan hasil penilaian psikomotorik?
5. 2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian ranah psikomotorik
2. Mengetahui ciri-ciri ranah penilaian psikomotor
3. Mengetahui jenis tes psikomotor
4. Mengetahui perangkat penilaian psikomotorik
5. Mengetahui penyusunan instrumen penilaian psikomotor
6. Mengetahui cara penskoran dan interpretasi penilaian psikomotorik
7. Mengetahui cara menganalisis hasil penilaian psikomotorik
8. Mengetahui cara pelaporan hasil penilaian psikomotorik
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian Psikomotorik
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang
berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan
menekankan pada reaksireaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri
menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan
refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan
komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar
yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada
keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan
kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk
mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan
belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific
responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta didik
mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau
melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed
untuk tenis meja. Pada motor chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari
dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan gabungan, misalnya memukul bola,
menggergaji, menggunakan jangka sorong, dll. Pada tingkat rule using peserta didik sudah
dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek.
7. 4
2.2 Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain
sebagainya.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik
Tingkat Deskripsi
1. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak, respons
terhadap stimulus tanpa sadar. Misalnya:
melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan leher dan kepala,
menggenggam, memegang.
Contoh kegiatan belajar:
mengupas mangga dengan pisau
memotong dahan bunga
menampilkan ekspresi yang berbeda
meniru gerakan polisi lalulintas, juru parker
meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin
2. Gerakan dasar
(basic
fundamental
movements).
Arti: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui
praktik gerakan ini terpola dan dapat ditebak .
Contoh kegiatan belajar:
contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk, merentang,
mendorong, menarik, memeluk, berputar.
contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan,
muluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari,
memanjat.
Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting,
menggambar dengan krayon, memegang dan melepas objek, blok
atau mainan.
Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola,
menggambar.
8. 5
3. Gerakan Persepsi
(Perceptual
obilities)
Arti : Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan
perceptual.
Contoh kegiatan belajar:
menangkap bola, mendrible bola.
melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil menjaga
keseimbangan.
memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang ukurannya
bervariasi.
membaca melihat terbangnya bola pingpong.
melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri.
menulis alphabet.
mengulangi pola gerak tarian.
memukul bola tenis, pingpong.
membedakan bunyi beragam alat musik.
membedakan suara berbagai binatang.
mengulangi ritme lagu yang pernah didengar.
membedakan berbagai tekstur dengan meraba.
4. Gerakan
Kemampuan
fisik (Psycal
abilities).
Arti: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan
belajar.
Contoh kegiatan belajar:
menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu.
berlari jauh.
mengangkat beban.
menarik-mendorong.
melakukan push-up.
kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut.
menari.
melakukan senam.
melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola.
5. Gerakan terampil
(Skilled
movement)
Arti: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak terampil, tangkas,
cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
Contoh kegiatan belajar:
melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga
9. 6
menari, berdansa
membuat kerajinan tangan
menggergaji
mengetik
bermain piano
memanah
skating
melakukan gerak akrobatik
melakukan koprol yang sulit
6. Gerakan indah
dan kreatif (Non-
discursive
communication).
Arti: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan. Diantaranya,
gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah.
gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk
mengkomunikasikan peran.
Contoh kegiatan belajar:
kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari balet).
melakukan senam tingkat tinggi.
bermain drama (acting).
keterampilan olahraga tingkat tinggi
2.3 Jenis Tes Psikomotor
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes
paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
1. Tes Simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang
sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga
peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan
atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2. Tes Unjuk Kerja (Work Sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya
dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil
10. 7
menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu
lintas di lapangan yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung
ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat
menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik
yang diukur dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik,
baik, kurang, kurang, dan tidak baik.
Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan (perlu
lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
1. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi:
2. Gerak refleks,
3. Gerak dasar fundamen,
4. Keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi
auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi,
5. Keterampilan fisik,
6. Gerakan terampil,
7. Komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif,
gerakan interprestatif.
2.4 Jenis Perangkat Penilaian Psikomotorik
Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu
dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/instrumen untuk
mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa
lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk
mengamati unjuk kerja peserta didik dapat berupa lembar observasi atau portofolio.
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan
suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi
dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian (rating scale). Daftar periksa
berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberi check (centang)
pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang
digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-
aspek keterampilan yang diamati dengan skala tertentu, misalnya skala 1 - 5. Portofolio
adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan berkesinambungan sehingga
11. 8
peningkatan kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk menuju satu kompetensi
tertentu.
2.5 Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor
Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan dilakukan selama
satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta didik, guru lain,
dan kepala sekolah dapat melihatnya. Langkah-langkah penulisan rancangan penilaian
adalah:
1. Mencermati silabus yang sudah ada
2. Menyusun rancangan sistem penilaian berdasarkan silabus yang telah disusun
Selanjutnya, rancangan penilaian ini diinformasikan kepada peserta didik pada awal
semester. Dengan demikian sistem penilaian yang dilakukan guru semakin sempurna atau
semakin memenuhi prinsip prinsip penilaian.
Instrumen Penilaian psikomotor terdiri atas soal atau perintah dan pedoman penskoran
untuk menilai unjuk kerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal tersebut.
1. Penyusunan Soal
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis soal ranah psikomotor adalah
mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Soal harus dijabarkan dari indikator dengan
memperhatikan materi pembelajaran.
2. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa observasi atau skala penilaian yang
harus mengacu pada soal. Soal/lembar tugas/perintah kerja ini selanjutnya dijabarkan menjadi
aspek-aspek keterampilan yang diamati. Cara menuliskan daftar periksa observasi atau skala
penilaiannya sebagai berikut.
a. Mencermati soal
b. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan kunci
c. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan dari setiap aspek keterampilan kunci
d. Menentukan jenis instrumen untuk mengamati kemampuan peserta didik, apakah daftar
periksa observasi atau skala penilaian
e. Menuliskan aspek-aspek keterampilan dalam bentuk pertanyaan/pernyataan ke dalam
tabel
f. Membaca kembali skala penilaian atau daftar periksa observasi untuk meyakinkan bahwa
instrumen yang ditulisnya sudah tepat
12. 9
g. Meminta orang lain untuk membaca atau menelaah instrumen yang telah ditulis untuk
meyakinkan bahwa instrumen itu mudah dipahami oleh orang lain.
Langkah (f) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki validitas isi tinggi,
sedangkan langkah (g) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki reliabilitas tinggi.
2.6 Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan penskoran adalah ada atau tidak
adanya perbedaan bobot tiap-tiap aspek keterampilan yang ada dalam skala penilaian atau
daftar periksa observasi. Apabila tidak ada perbedaan bobot maka penskorannya lebih
mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir penilaian.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan acuan
atau kriteria. Oleh karena pembelajaran ini menggunakan pendekatan belajar tuntas dan
berbasis kompetensi maka acuan yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil penilaian
kinerja dan hasil kerja peserta didik adalah acuan kriteria.
2.7 Analisis Hasil Penilaian
Penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik mempunyai banyak kegunaan, baik bagi
peserta didik, satuan pendidikan, ataupun bagi pendidik sendiri. Secara rinci dapat dijelaskan
manfaat penilaian, yaitu:
1. Mengetahui tingkat ketercapaian Standar Kompetensi yang sudah dijabarkan ke
Kompetensi Dasar.
2. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.
4. Mendorong peserta didik belajar/berlatih.
5. Mendorong pendidik untuk mengajar dan mendidik lebih baik.
6. Mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk berkarya lebih
terfokus dan terarah.
Untuk mendapatkan manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas maka perlu dilakukan
analisis terhadap hasil tes/penilaian yang telah dicapai oleh peserta didik. Caranya yaitu
dengan membuat tabel spesifikasi yang dapat menunjukkan kompetensi dasar, indikator, atau
aspek keterampilan mana yang belum dikuasai oleh peserta didik. Selanjutnya, aspek
keterampilan yang belum dikuasai itu dituliskan dalam kolom keterangan.
13. 10
2.8 Laporan Hasil Penilaian Psikomotorik
Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Oleh karena itu laporan hasil belajar peserta didik juga harus mencakup ketiga ranah tersebut.
Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui kuesioner atau pengamatan yang sistematik.
Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan
untuk mata pelajaran, sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Jadi tidak semua mata
pelajaran memiliki nilai untuk ranah psikomotor.
Hasil belajar ranah kognitif, psikomotor, dan afektif tidak dijumlahkan, karena dimensi
yang diukur berbeda. Masing-masing dilaporkan sendiri-sendiri dan memiliki makna yang
sama penting. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, kemampuan
psikomotor cukup, dan memiliki minat belajar yang cukup. Namun ada peserta didik lain
yang memiliki kemampuan kognitif cukup, kemampuan psikomotor tinggi. Bila skor
kemampuan kedua peserta didik ini dijumlahkan, bisa terjadi skornya sama, sehingga
kemampuan kedua orang ini tampak sama walau sebenarnya karakteristik kemampuan
mereka berbeda. Selain itu, ada informasi penting yang hilang, yaitu karakteristik spesifik
kemampuan masing-masing individu.
Di dunia ini ada orang yang kemampuan berpikirnya tinggi, tetapi kemampuan
psikomotornya rendah. Agar sukses, orang ini harus bekerja pada bidang pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan berpikir tinggi dan tidak dituntut harus melakukan kegiatan yang
membutuhkan kemampuan psikomotor yang tinggi. Oleh karena itu, laporan hasil belajar
harus dinyatakan dalam tiga ranah tersebut. Laporan hasil belajar peserta didik untuk setiap
akhir semester berupa rapor yang disampaikan kepada orang tua peserta didik. Untuk
meningkatkan akuntabilitas satuan pendidikan, hasil belajar peserta didik dilaporkan kepada
dinas pendidikan, dan sebaiknya juga dilaporkan ke masyarakat. Laporan ini dapat berupa
laporan perkembangan prestasi akademik sekolah yang ditempelkan di tempat pengumuman
sekolah.
14. 11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
2. Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor
Gerakan Refleks
Gerakan dasar (basic fundamental movements).
Gerakan Persepsi (Perceptual obilities)
Gerakan Kemampuan fisik (Psycal abilities).
Gerakan terampil (Skilled movement)
Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communication).
3. Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa
tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
4. Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu
dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/instrumen untuk
mengamati unjuk kerja peserta didik.
5. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala
sekolah dapat melihatnya
6. Instrumen Penilaian psikomotor terdiri atas soal atau perintah dan pedoman penskoran
untuk menilai unjuk kerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal tersebut.
7. Laporan hasil belajar peserta didik untuk setiap akhir semester berupa rapor yang
disampaikan kepada orang tua peserta didik
15. 12
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung, Ratna. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Medan: UNIMED Press
Tim PEKERTI-AA PPSP LPP Universitas Sebelas Maret. 2007. Panduan Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Sebelas Maret
Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. PDF
kemilauhijau.blogspot.com/2013/05/assesment-pembelajaran-penilaian.html
http://iindahwati.blogspot.com/2013/05/evaluasi-ranah-psikomotorik-siswa.html