際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PRAKTIKUM V
           MENGENAL ORGAN REPRODUKSI TUMBUHAN
                  (BUNGA, BUAH DAN BIJI )


A. Tujuan Praktikum
  1. Mengetahui dan mengamati bagian-bagian bunga, bunga majemuk.
  2. Mengetahui dan mengamati organ dan jaringan penyusun pada bunga.
  3. Mengetahui dan mengamati bagian-bagian buah dan biji.
  4. Mengamati organ dan jaringan penyusun pada buah dan biji.


B. Dasar Teori
       Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap
  bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
  mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali
  oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke
  kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari
  berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
  Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana
  terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur
  yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
  Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni
  persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk
  zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini
  melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan
  sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya (Hidayat, 1995).
       Buah adalah salah satu organ tumbuhan untuk pembiakan, mengandung
  biji setelah pembuahan pistil (bunga betina) tumbuh jadi buah. Ovum tumbuh
  menjadi biji, dinding ovarium jadi kulit buah (Evika, 2008).
       Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan
  adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam
  pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat
  pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk
membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati. Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan    lanjutan   dari   bakal   buah   (ovarium).   Buah   biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan
(Campbell, 2003).
     Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah
ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera
setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal
buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut
hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula
seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain. Peristiwa penyerbukan yang
telah terjadi kemudian diikuti pul oleh pembuahan, maka bakal buah akan
tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan
tumbuh menjadi biji (Evika, 2008).
     Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio
(lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang
disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau
membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau
nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari
(stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga
buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi
masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya
umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Hidayat, 1995).
     Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal
buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal
buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu
merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu.
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di
bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp
(epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp
(endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
        Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan
dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk
tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang
demikian itu dinamakan partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya
dengan cara ini biasanya tidak mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu
tidak    mengandung     lembaga,   jadi   bijinya   tak   dapat   dijadikan   alat
perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati pada
pohon pisang (Musa paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 1985).
1. Penggolongan Buah
    Pada tumbuhan umumnya dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu :
    a. Buah semu atau tertutup, yaitu jika buah berbentuk dari bakal buah
         beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang menjadi bagian utama
         buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan sering kali
         merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedang
         buah yang sesungguhnya kadang tersembunyi. Dibedakan atas tiga
         macam yaitu: buah semu tunggal, buah semu ganda dam buah semu
         majemuk.
    b. Buah sungguh atau buah telanjang yang selalu terjadi dari bakal buah
         dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak
         merupakan bagian buah yang berarti. Dibedakan atas tiga macam yaitu:
         buah sejati tunggal, buah sejati ganda dam buah sejati majemuk
                                                              (Resmisari, 2008)
2. Bagian-bagian Buah
    Adapun bagian-bagian buah yang terdapat pada tanaman dapat
    disimpulkan. yaitu :
    a. Daun-daun pelindung,contohnya pada jagung betina.
b. Daun-daun kelopak, contohnya pada terong dan jambu.
    c. Tangkai kepala putik, contohnya pada rambut jagung.
    d. Kepala putik, contohnya pada manggis
                                                           (Tjitrosoepomo, 1985)
3. Biji Buah
         Pada biji umumnya dapat kita bedakan bagian-bagian, yaitu kulit biji
  (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti atau isi biji (nucleusn
  seminis). Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan
  bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-
  bagian yang sama asalnya, misalnya integumentum pada bakal biji, jika
  telah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis). Pada biji ada
  kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput
  biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna,
  ada yang hanya menyelubangi sebagian biji saja (Kimball, 1999).
         Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti oleh pembuahan, bakal buah
  akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji. Bagi
  pertumbuhan        biji    (Spermatophyta)     biji    ini   merupakan       alat
  perkembangbiakan yang utama karean biji mengandung calon tumbuhan
  baru      (lembaga).      Dengan    dihasilkannya     biji   tumbuhan      dapat
  mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke tempat lain
  (Tjitrosoepomo, 1985).
         Biji (bahasa Latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
  berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah,
  pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae).
  Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil
  yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang
  sesuai untuk pertumbuhan.
    a. Struktur Biji
             Biji tersusun atas tiga komponen utama, seperti kulit biji. Kulit biji
         adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum).
Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji tersusun atas dua
lapisan, yakni :
1) Lapisan kulit luar (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan
   merupakan pelindung utama bagian dalam biji.
2) Lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan
   seringkali disebut sebagai kulit ari.
Pada Gymnospermae, kulit biji terdiri atas tiga lapisan, dapat di
rincikan gymnospermae sebagai berikut:
1) Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging.
2) Kulit tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras
   dan berkayu.
3) Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat
   pada biji
Bagian-bagian tambahan pada biji yang berada dalam suatu tumbuhan
meliputi :
1) Sayap (ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam
   pemnecaran oleh angin. Contoh biji Moringa oleifera
2) Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa
   rambut-rambut. Contoh Gossypium sp.`
3) Salut biji (arillus). Contoh pada Durio zibethinus.
4) Salut biji semu (arillodium).
5) Pusar biji (hilus), ykni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas
   pelekatan dengan tali pusar. Contoh pada Vigna sinensis.
6) Liang biji (micropyle), yakni liang kecil bekas masuknya serbuk
   sari. Contoh pada biji Ricinus communis.
7) Berkas-berkas pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan
   integument dengan nuselus. Contoh Vitis vinifera.
8) Tulang-tulang biji (raphe), yakni terusan tali pusar pada biji. Contoh
   pada biji Ricinus communis.
9) Tali Pusar (Funiculus) merupakan bagian yang menhubungkan biji
    dengan tembuni. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali
    pusarnya.
10) Inti Biji (Nucleus seminis) adalah semua bagian biji yang terletak
    di dalam kulitnya. Inti biji terdiri atas Lembaga (embryo) yang
    merupaka calon individu baru. Putih lembaga (albumen) adalah
    jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan
    kehidupan tumbuhan.
                                                (Resmisari, 2008)

More Related Content

Botani Mengenal Organ Reproduksi Tumbuhan

  • 1. PRAKTIKUM V MENGENAL ORGAN REPRODUKSI TUMBUHAN (BUNGA, BUAH DAN BIJI ) A. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui dan mengamati bagian-bagian bunga, bunga majemuk. 2. Mengetahui dan mengamati organ dan jaringan penyusun pada bunga. 3. Mengetahui dan mengamati bagian-bagian buah dan biji. 4. Mengamati organ dan jaringan penyusun pada buah dan biji. B. Dasar Teori Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya (Hidayat, 1995). Buah adalah salah satu organ tumbuhan untuk pembiakan, mengandung biji setelah pembuahan pistil (bunga betina) tumbuh jadi buah. Ovum tumbuh menjadi biji, dinding ovarium jadi kulit buah (Evika, 2008). Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk
  • 2. membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003). Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain. Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi kemudian diikuti pul oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji (Evika, 2008). Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Hidayat, 1995). Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
  • 3. lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999). Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak mengandung lembaga, jadi bijinya tak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati pada pohon pisang (Musa paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 1985). 1. Penggolongan Buah Pada tumbuhan umumnya dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu : a. Buah semu atau tertutup, yaitu jika buah berbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan sering kali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang tersembunyi. Dibedakan atas tiga macam yaitu: buah semu tunggal, buah semu ganda dam buah semu majemuk. b. Buah sungguh atau buah telanjang yang selalu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti. Dibedakan atas tiga macam yaitu: buah sejati tunggal, buah sejati ganda dam buah sejati majemuk (Resmisari, 2008) 2. Bagian-bagian Buah Adapun bagian-bagian buah yang terdapat pada tanaman dapat disimpulkan. yaitu : a. Daun-daun pelindung,contohnya pada jagung betina.
  • 4. b. Daun-daun kelopak, contohnya pada terong dan jambu. c. Tangkai kepala putik, contohnya pada rambut jagung. d. Kepala putik, contohnya pada manggis (Tjitrosoepomo, 1985) 3. Biji Buah Pada biji umumnya dapat kita bedakan bagian-bagian, yaitu kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti atau isi biji (nucleusn seminis). Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian- bagian yang sama asalnya, misalnya integumentum pada bakal biji, jika telah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis). Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubangi sebagian biji saja (Kimball, 1999). Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti oleh pembuahan, bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji. Bagi pertumbuhan biji (Spermatophyta) biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama karean biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke tempat lain (Tjitrosoepomo, 1985). Biji (bahasa Latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. a. Struktur Biji Biji tersusun atas tiga komponen utama, seperti kulit biji. Kulit biji adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji (integumnetum).
  • 5. Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji tersusun atas dua lapisan, yakni : 1) Lapisan kulit luar (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan merupakan pelindung utama bagian dalam biji. 2) Lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan seringkali disebut sebagai kulit ari. Pada Gymnospermae, kulit biji terdiri atas tiga lapisan, dapat di rincikan gymnospermae sebagai berikut: 1) Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. 2) Kulit tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan berkayu. 3) Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada biji Bagian-bagian tambahan pada biji yang berada dalam suatu tumbuhan meliputi : 1) Sayap (ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam pemnecaran oleh angin. Contoh biji Moringa oleifera 2) Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-rambut. Contoh Gossypium sp.` 3) Salut biji (arillus). Contoh pada Durio zibethinus. 4) Salut biji semu (arillodium). 5) Pusar biji (hilus), ykni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas pelekatan dengan tali pusar. Contoh pada Vigna sinensis. 6) Liang biji (micropyle), yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari. Contoh pada biji Ricinus communis. 7) Berkas-berkas pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan integument dengan nuselus. Contoh Vitis vinifera. 8) Tulang-tulang biji (raphe), yakni terusan tali pusar pada biji. Contoh pada biji Ricinus communis.
  • 6. 9) Tali Pusar (Funiculus) merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan tembuni. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya. 10) Inti Biji (Nucleus seminis) adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji terdiri atas Lembaga (embryo) yang merupaka calon individu baru. Putih lembaga (albumen) adalah jaringan yang berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan. (Resmisari, 2008)