1. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah saat dan sesudah persalinan.
2. Simpul tali pusat dapat menyebabkan asfiksia jika terlalu kencang yang mengakibatkan hipoksia janin.
3. Penanganan asfiksia
Ada beberapa macam asuhan kebidanan yang dibahas dalam dokumen tersebut, yaitu:
1) Asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
2) Jenis asuhan mencakup pemantauan kesehatan, konseling, edukasi, dan pencegahan komplikasi.
3) Asuhan kebidanan juga diberikan pada wanita dengan gangguan reproduksi seperti keputihan dan menstru
Oral thrush adalah infeksi jamur Candida albicans di mulut yang menyebabkan lesi putih pada lidah atau pipi dalam. Infeksi ini didukung oleh faktor seperti antibiotik, malnutrisi, atau gangguan kekebalan tubuh. Gejalanya meliputi lesi putih yang menyakitkan di mulut dan menolak makan. Komplikasinya dapat berupa kesulitan minum yang menyebabkan kekurangan gizi. Pengobatannya meliputi obat antij
ASKEB SEPSIS NEONATORUM AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
油
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, dan penatalaksanaan klinis sepsis pada bayi baru lahir (neonatus). Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan yang disebabkan oleh berbagai bakteri dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti demam, lesu, dan gangguan pernapasan. Penatalaks
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur yang dapat menyebabkan hipoksia, hiperkapnea, dan asidosis. Faktor risiko asfiksia neonatorum meliputi persalinan lama, lilitan tali pusat, dan paralisis pusat pernafasan. Manifestasi klinisnya bervariasi mulai dari pucat hingga ke
Dokumen tersebut membahas berbagai masalah dan penatalaksanaannya pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah, diantaranya muntah, gumoh, obstipasi, omfalokel, hernia diafragmatika, atresia rekti dan anus, hipotermia, dan hipertermia.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat yang mendapatkan imunisasi campak di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi tahun 2016, termasuk latar belakang masalah, tujuan, manfaat, tinjauan teori mengenai pengertian imunisasi, tujuan, etiologi penyakit campak, jenis imunisasi dan vaksin serta dosis pemberian imunisasi."
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
油
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Persalinan normal Ny. I berjalan lancar. Ia mengalami kontraksi dan pelepasan lendir sejak malam sebelumnya. Pemeriksaan menunjukkan persalinan Kala I fase laten dengan pembukaan 2 cm. Selama proses, kondisi ibu dan janin baik. Pembukaan terus bertambah hingga mencapai 10 cm malam harinya, menandakan persalinan akan segera selesai.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan. Kontrasepsi suntik tiga bulan efektif mencegah kehamilan dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat gamet. Kontrasepsi ini diberikan setiap tiga bulan dengan lokasi penyuntikan di bokong. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan dan keterbatasan tertentu.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan neonatus dan balita yang mencakup:
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim meliputi perubahan sistem pernapasan, sirkulasi, dan termoregulasi.
2. Transisi kehidupan luar rahim yang meliputi perubahan darah, sistem pencernaan, imun, dan ginjal.
3. Pencegahan infeksi melalui tindakan asepsis, cuci tangan, dan menjaga kebers
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, pemeriksaan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga, leher, tangan, dada, abdomen, genetalia, anus, tungkai, spinal dan kulit untuk memastikan kondisi normal dan mendeteksi penyimpangan. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi tetap hangat dan nyaman.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Plasenta previa dapat menyebabkan asfiksia pada bayi karena ibu hamil yang mengalaminya cenderung melahirkan prematur. Bayi prematur memiliki paru-paru yang belum matang sehingga kesulitan bernapas saat lahir. Pendarahan yang terjadi pada plasenta previa juga dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Penanganannya meliputi ventilasi, pemberian oksigen, dan stimulasi jantung untuk mengalirk
Makalah ini membahas tentang asfiksia pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh infeksi TBC. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan setelah kelahiran. TBC dapat menyebabkan asfiksia karena bakteri Mycobacterium tuberculosis menginfeksi paru-paru bayi dan menyebabkan kesulitan bernapas. Penanganan asfiksia meliputi resusitasi dan pemberian oksigen untuk
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat yang mendapatkan imunisasi campak di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi tahun 2016, termasuk latar belakang masalah, tujuan, manfaat, tinjauan teori mengenai pengertian imunisasi, tujuan, etiologi penyakit campak, jenis imunisasi dan vaksin serta dosis pemberian imunisasi."
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
油
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Persalinan normal Ny. I berjalan lancar. Ia mengalami kontraksi dan pelepasan lendir sejak malam sebelumnya. Pemeriksaan menunjukkan persalinan Kala I fase laten dengan pembukaan 2 cm. Selama proses, kondisi ibu dan janin baik. Pembukaan terus bertambah hingga mencapai 10 cm malam harinya, menandakan persalinan akan segera selesai.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan. Kontrasepsi suntik tiga bulan efektif mencegah kehamilan dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat gamet. Kontrasepsi ini diberikan setiap tiga bulan dengan lokasi penyuntikan di bokong. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan dan keterbatasan tertentu.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan neonatus dan balita yang mencakup:
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim meliputi perubahan sistem pernapasan, sirkulasi, dan termoregulasi.
2. Transisi kehidupan luar rahim yang meliputi perubahan darah, sistem pencernaan, imun, dan ginjal.
3. Pencegahan infeksi melalui tindakan asepsis, cuci tangan, dan menjaga kebers
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, pemeriksaan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga, leher, tangan, dada, abdomen, genetalia, anus, tungkai, spinal dan kulit untuk memastikan kondisi normal dan mendeteksi penyimpangan. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi tetap hangat dan nyaman.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Plasenta previa dapat menyebabkan asfiksia pada bayi karena ibu hamil yang mengalaminya cenderung melahirkan prematur. Bayi prematur memiliki paru-paru yang belum matang sehingga kesulitan bernapas saat lahir. Pendarahan yang terjadi pada plasenta previa juga dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Penanganannya meliputi ventilasi, pemberian oksigen, dan stimulasi jantung untuk mengalirk
Makalah ini membahas tentang asfiksia pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh infeksi TBC. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan setelah kelahiran. TBC dapat menyebabkan asfiksia karena bakteri Mycobacterium tuberculosis menginfeksi paru-paru bayi dan menyebabkan kesulitan bernapas. Penanganan asfiksia meliputi resusitasi dan pemberian oksigen untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asfiksia neonatorum adalah kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Distosia bahu adalah kondisi dimana bahu bayi sulit untuk dilahirkan setelah kepalanya lahir. Asfiksia dapat terjadi akibat distosia bahu karena gangguan sirkulasi darah janin sel
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuWarnet Raha
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asfiksia neonatorum adalah kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk distosia bahu. Distosia bahu adalah kondisi dimana bahu bayi sulit untuk dilahirkan setelah kepalanya sudah lahir yang dapat menyebabkan asfiksia. Penanganan distosia bahu secara tepat dapat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asfiksia neonatorum merupakan kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Distosia bahu adalah kondisi dimana bahu bayi sulit untuk dilahirkan setelah kepalanya lahir. Makalah ini membahas hubungan antara asfiksia dengan distosia bahu yang disebabkan oleh berbag
Hubungan antara asfiksia dan distosia bahu dibahas dalam makalah ini. Distosia bahu terjadi ketika bahu bayi tidak dapat lahir setelah kepalanya, dan dapat menyebabkan asfiksia. Faktor risiko distosia bahu termasuk deformitas panggul dan ukuran bayi yang besar. Penanganannya meliputi manuver medis seperti tekanan pada daerah suprapubik dan maneuver McRobert. Asfiksia dapat dihindari dengan tind
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir, termasuk definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganannya. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti komplikasi kehamilan atau persalinan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan penanganannya meliputi
Hubungan antara asfiksia dan air ketuban bercampur mekonium dibahas dalam makalah ini. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk air ketuban bercampur mekonium. Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke paru-paru bayi dapat terjadi selama proses persalinan dan kelahiran
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumWarnet Raha
油
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah kelahiran. Makalah ini membahas hubungan antara asfiksia dengan air ketuban yang bercampur dengan mekonium. Air ketuban bercampur mekonium dapat menyebabkan asfiksia karena mekonium terhisap ke paru-paru bayi selama proses persalinan dan kelahiran. Penanganan asfiksia yang disebab
Dokumen tersebut membahas hubungan antara asfiksia dan neonatus prematur. Asfiksia neonatorum adalah kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Faktor risiko seperti kelahiran prematur dapat menyebabkan asfiksia. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat juga berpotensi menyebabkan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan
2. Penyebab asfiksia antara lain faktor ibu seperti preeklampsia, partus lama, dan infeksi berat, serta faktor bayi seperti prematuritas dan persalinan dengan tindakan
Makalah ini membahas hubungan antara asfiksia dan distosia bahu pada bayi baru lahir. Asfiksia terjadi ketika bayi tidak dapat bernafas secara spontan setelah kelahiran akibat hipoksia janin, sedangkan distosia bahu adalah kelambatan kelahiran bahu bayi setelah kepalanya lahir. Faktor risiko penyebab asfiksia antara lain kondisi kehamilan ibu dan persalinan yang tidak normal, sementara
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. wWarnet Raha
油
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan
yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asfiksia?
2. Apa penyebab asfiksia?
3. Bagaimana patofisiologis asfiksia akibat simpul tali pusat?
4. Apa tanda dan gejala asfiksia?
5. Bagaimana penanganan asfiksia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari asfiksia.
2. Mengetahui penyebab dari asfiksia.
3. Mengertahui patofisiologis asfiksia akibat dari simpul tali pusat.
4. Mengetahui tanda dan gejala asfiksia.
5. Mengetahui penanganan asfiksia.
2. 2
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang patofisiologis asfiksia akibat
simpul tali pusat.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan
yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999).
B. Penyebab Asfiksia
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia
pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
Preeklampsia dan eklampsi
Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet
Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat
4. 4
3. Faktor Bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi
vakum, ekstraksi forsep)
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
C. Patofisiologi Asfiksia Akibat Simpul Tali Pusat
Kadang-kadang bayi lahir dijumpai simpul tali pusat. Komplikasi ini dapat
terjadi jika ada tali pusat yang panjang, air ketuban yang banyak, bayi kecil, kembar
monoamniotik, janin yang sangat aktif atau sebagai akibat versi luar. Sering kali
simpul terbentuk ketika suatu jirat tali pusat menyelinap diatas kepala atau bahu anak
pada waktu lahir. Jarang terjadi kesulitan yang serius meskipun jika simpul tertarik
sampai kencang dapat menimbulkan asfiksia janin.
D. Tanda dan Gejala Asfiksia
Gejala lanjut pada asfiksia :
1. Pernafasan megap-magap
2. Denyut jantung terus menurun
3. Tekanan darah mulai menurun
4. Bayi terlihat lemas (flaccid)
5. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular
6. Pernafasan terganggu
7. Detak jantung berkurang (DJJ lebih dari 160/menit/kurang dari 100/menit
tidak teratur)
8. Reflek / respon bayi melemah
9. Tonus otot menurun
10. Warna kulit biru atau pucat
E. Penanganan Asfiksia
Penanganan awal asfiksia yaitu:
1. Jaga bayi tetap hangat
5. 5
2. Atur posisi bayi
3. Isap lendir
4. Keringkan
5. Atur kembali posisi bayi
6. Nilai
Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir ( resusitasi pada bayi baru lahir )
Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen
dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung,
dan alat-alat vital lainnya. Adapun cara penanganan asfiksia pada bayi baru lahir,
harus dilakukan sesegera mungkin dengan waktu 5 menit pada waktu byi lahir
yaitu:
a) Meletakan bayi pada tempat yang datar dan keras seperti papan dan bahu di
ganjal dengan kepala dalam posisi ekstensio agar jalan napas terbuka.
b) Mengisap lendir dengan alat pengisap lendir, melakukan isapan lender pada
mulut dengan kedalaman 5 cm dan melakukan isapan lender pada hidung
dengan kedalaman 3 cm.
c) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala sampai kaki sambil melakukan
rangsangan taktil.
d) Mengatur kembali posisi kepala bayi agar sedikit ekstensi.
e) Menilai apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak bernapas.
f) Apabila bayi bernapas megap-megap maka kita langsung melakukan
ventilasi dengan memasang sungkup mulai dari dagu, mulut, dan hidung.
g) Meniup atau memompa udara melalui alat tabung atau sungkup kebagian
mulut dan hidung sebanyak 2 kali dengan kedalaman 30 cm untuk membuka
alveoli.
h) Melihat apakah dada bayi mengembang saat ditiup atau dipompa. Jika dada
bayi tidak mengembang periksa posisi sungkup, apakah bocor atau tidak,
posisi kepala, dan periksa apa ada cairan / lendir dimulut.
i) Melanjutkan ventilasi jika dada mengembang sebanyak 20 kali dengan
kedalaman 20 cm selama 30 detik.
j) Menilai pernapasan bayi selama 30 detik, jika belum bernapas spontan
lanjutkan ventilasi dan jika sudah bernapas lanjutkan dengan Asuhan
Persalinan Normal.
6. 6
k) Melanjutkan ventilasi 20 kali selama 30 detik dengan kedalaman 20 cm.
l) Melakukan penilaian kembali selama 30 detik, jika sudah bernapas lanjutkan
penanganan bayi baru lahir normal dan jika belum bernapas / bernapas
megap-megap tetap melanjutkan ventilasi selama 20 menit dengan
menyiapkan rujukan dan jika belum bernapas hentikan ventilasi. Kemudian
beritahu ibu atau keluarganya bahwa bayinya sudah tidak bisa ditolong.
7. 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan
yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999).
B. Saran
Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca
mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari
yang lain.
8. 8
DAFTAR PUSTAKA
Nany Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta:
Salemba Medika.
https://ummukautsar.wordpress.com/2010/01/16/pengertian-dan-penanganan-
asfiksia-pada-bayi-baru-lahir/
http://sariwiryanetty.blogspot.com
9. 9
TUGAS MAKALAH
DOSEN : WA ODE SITI ASMA SST.,M.Kes
PATOFISIOLOGIS SIMPUL TALI PUSAT
OLEH:
NAMA : WA ODE SITI NURNIATI
NIM : PSW.B.2014.IB.0031
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE KABUPATEN MUNA
2015
10. 10
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PATOFISIOLOGIS
SIMPUL TALI PUSAT. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Keterampilan Dasar
Klinik Kebidanan II.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Raha,30-03-2015
Penyusun
i
11. 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............ i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............. 1
B. Rumusan Masalah ................ 1
C. Tujuan ............... 1
D. Manfaat....... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian asfiksia................. 3
B. penyebab asfiksia.................. 3
C. patofisiologi asfiksia akibat Simpul Tali Pusat................. 4
D. Tanda dan gejala asfiksia.................. 4
E. Penanganan asfiksia........... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....... 7
B. Saran .............. 7
DAFTAR PUSTAKA
ii