Makalah ini membahas tentang kalimat efektif dengan merinci unsur-unsur, ciri-ciri, syarat, dan struktur kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mudah dipahami oleh pembaca."
Dokumen tersebut membahas tentang makna capaian kompetensi literasi membaca, literasi numerasi, dan literasi sains untuk peserta didik Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.
Makalah ini membahas tentang diksi atau pemilihan kata dalam bahasa Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai pengertian diksi, jenis-jenis diksi, fungsi diksi, dan persyaratan pemilihan kata. Diksi dibagi menjadi delapan jenis yaitu sinonim, antonim, homonim, polisemi, homofon, homograf, hiponim dan hipernim. Fungsi diksi antara lain untuk menciptakan komunikasi yang efe
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan partikel dan singkatan dalam bahasa Indonesia. Secara garis besar dijelaskan bahwa partikel -lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata sebelumnya, sedangkan partikel pun ditulis terpisah. Singkatan dibedakan menjadi singkatan nama orang, gelar, dan lembaga pemerintahan serta akronim yang merupakan gabungan huruf awal kata.
1. Dokumen tersebut membahas reformasi pendidikan dan kurikulum di Jepang sejak Perang Dunia Kedua, termasuk tiga kali reformasi besar dan perubahan-perubahan kurikulum. 2. Karakteristik kurikulum SD, SMP, dan SMA di Jepang dijelaskan, dengan penekanan pada bahasa Jepang, matematika, IPA, dan IPS di sekolah dasar, serta penambahan mata pelajaran pilihan di SMP. 3. Reformasi terakhir p
Skripsi ini membahas interferensi morfologi dan sintaksis bahasa Jawa dalam penggunaan bahasa Indonesia pada kolom "piye ya?" harian Suara Merdeka. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk interferensi bahasa Jawa yang terjadi dalam tuturan bahasa Indonesia serta mengetahui penyebab dan fungsi interferensi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi p
Ringkasan presentasi tentang pembelajaran remedial dan pengayaan adalah sebagai berikut:
Presentasi menjelaskan pengertian pembelajaran remedial dan pengayaan, langkah pelaksanaannya, serta alur prosedur kerja pembelajaran remedial dan pengayaan di sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang kohesi gramatikal yang terdiri dari referensi, subsitusi, dan elipsis. Referensi adalah hubungan antara kata dan objeknya yang dibagi menjadi referensi eksoforis dan endoforis. Subsitusi adalah penggantian kata untuk menghindari penyebutan berulang. Elipsis adalah penghilangan kata yang tetap dapat dipahami.
proses kekuasaan peralihan dari orde lama ke orde baruRara Bintra Amelia
油
Proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde baru membutuhkan pencapaian konsensus nasional. Konsensus utama adalah komitmen untuk menerapkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni. Konsensus kedua adalah cara menerapkan konsensus pertama, di antaranya dengan menetapkan Undang-Undang Pemilu 1969 yang mengatur pembagian kursi DPR antara daerah Jawa dan luar Jawa serta mewakili berbagai faktor.
Program remedial dan pengayaan dalam pembelajaran kurikulum merdeka memberikan intervensi kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan khusus, baik yang kesulitan memahami materi (remedial) atau yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (pengayaan). Remedial dilakukan melalui pembelajaran ulang dengan metode yang berbeda untuk memastikan peserta didik mencapai kompetensi, sedangkan pengayaan memberi kesempatan
1. Dokumen ini membahas tentang penulisan soal uraian untuk tes prestasi belajar.
2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal uraian seperti materi, konstruksi, dan bahasa.
3. Pedoman penskoran juga perlu disertakan untuk menilai jawaban siswa secara objektif.
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
油
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru mencakup ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, pemberian tugas, dan tanya jawab. Metode-metode ini melibatkan penyampaian materi pelajaran secara langsung oleh guru kepada siswa. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang harkat dan martabat guru, kompetensi guru, organisasi dan kode etik guru, serta sikap profesional guru. Kompetensi guru penting untuk menunjukkan kualitas mengajar, organisasi bertujuan memajukan profesi kependidikan, dan kode etik berfungsi untuk menjunjung martabat profesi.
Sintaksis adalah studi tentang tata bahasa dan bagaimana kata-kata disusun menjadi kelompok dan kalimat. Terdiri dari fungsi predikat, subjek, objek, dan pelengkap yang membentuk struktur kalimat. Klausa dan kalimat adalah satuan terkecil dalam bahasa yang terdiri dari subjek dan predikat.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
油
1. mengenali dan melafalkan abjad;
2. mengenali bentuk huruf kapital dan huruf kecil;
3. belajar mengeja dan membaca kata-kata sehari-hari yang memiliki kata yang diawali dengan huruf b;
4. menulis huruf B dan b;
5. menulis nama sendiri.
Tujuan Pembelajaran :
1. Menyimak dengan saksama dan memahami informasi dalam teks yang dibacakan kepadanya sesuai jenjangnya.
2. Mengenali bentuk dan melafalkan bunyi abjad.
3. Mengenali dan mengeja kombinasi abjad pada suku kata dan kata yang sering ditemui.
4. Menuliskan katakata yang sering ditemui.
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif dan tidak efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan maksud penulis secara tepat sehingga mudah dipahami pembaca, sedangkan kalimat tidak efektif kurang jelas atau bertele-tele sehingga sulit dipahami. Makalah ini juga menjelaskan unsur-unsur kalimat, ciri-ciri kalimat efektif dan tidak efektif, s
1. Dokumen tersebut membahas reformasi pendidikan dan kurikulum di Jepang sejak Perang Dunia Kedua, termasuk tiga kali reformasi besar dan perubahan-perubahan kurikulum. 2. Karakteristik kurikulum SD, SMP, dan SMA di Jepang dijelaskan, dengan penekanan pada bahasa Jepang, matematika, IPA, dan IPS di sekolah dasar, serta penambahan mata pelajaran pilihan di SMP. 3. Reformasi terakhir p
Skripsi ini membahas interferensi morfologi dan sintaksis bahasa Jawa dalam penggunaan bahasa Indonesia pada kolom "piye ya?" harian Suara Merdeka. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk interferensi bahasa Jawa yang terjadi dalam tuturan bahasa Indonesia serta mengetahui penyebab dan fungsi interferensi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi p
Ringkasan presentasi tentang pembelajaran remedial dan pengayaan adalah sebagai berikut:
Presentasi menjelaskan pengertian pembelajaran remedial dan pengayaan, langkah pelaksanaannya, serta alur prosedur kerja pembelajaran remedial dan pengayaan di sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang kohesi gramatikal yang terdiri dari referensi, subsitusi, dan elipsis. Referensi adalah hubungan antara kata dan objeknya yang dibagi menjadi referensi eksoforis dan endoforis. Subsitusi adalah penggantian kata untuk menghindari penyebutan berulang. Elipsis adalah penghilangan kata yang tetap dapat dipahami.
proses kekuasaan peralihan dari orde lama ke orde baruRara Bintra Amelia
油
Proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde baru membutuhkan pencapaian konsensus nasional. Konsensus utama adalah komitmen untuk menerapkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni. Konsensus kedua adalah cara menerapkan konsensus pertama, di antaranya dengan menetapkan Undang-Undang Pemilu 1969 yang mengatur pembagian kursi DPR antara daerah Jawa dan luar Jawa serta mewakili berbagai faktor.
Program remedial dan pengayaan dalam pembelajaran kurikulum merdeka memberikan intervensi kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan khusus, baik yang kesulitan memahami materi (remedial) atau yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (pengayaan). Remedial dilakukan melalui pembelajaran ulang dengan metode yang berbeda untuk memastikan peserta didik mencapai kompetensi, sedangkan pengayaan memberi kesempatan
1. Dokumen ini membahas tentang penulisan soal uraian untuk tes prestasi belajar.
2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal uraian seperti materi, konstruksi, dan bahasa.
3. Pedoman penskoran juga perlu disertakan untuk menilai jawaban siswa secara objektif.
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
油
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru mencakup ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, pemberian tugas, dan tanya jawab. Metode-metode ini melibatkan penyampaian materi pelajaran secara langsung oleh guru kepada siswa. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang harkat dan martabat guru, kompetensi guru, organisasi dan kode etik guru, serta sikap profesional guru. Kompetensi guru penting untuk menunjukkan kualitas mengajar, organisasi bertujuan memajukan profesi kependidikan, dan kode etik berfungsi untuk menjunjung martabat profesi.
Sintaksis adalah studi tentang tata bahasa dan bagaimana kata-kata disusun menjadi kelompok dan kalimat. Terdiri dari fungsi predikat, subjek, objek, dan pelengkap yang membentuk struktur kalimat. Klausa dan kalimat adalah satuan terkecil dalam bahasa yang terdiri dari subjek dan predikat.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
油
1. mengenali dan melafalkan abjad;
2. mengenali bentuk huruf kapital dan huruf kecil;
3. belajar mengeja dan membaca kata-kata sehari-hari yang memiliki kata yang diawali dengan huruf b;
4. menulis huruf B dan b;
5. menulis nama sendiri.
Tujuan Pembelajaran :
1. Menyimak dengan saksama dan memahami informasi dalam teks yang dibacakan kepadanya sesuai jenjangnya.
2. Mengenali bentuk dan melafalkan bunyi abjad.
3. Mengenali dan mengeja kombinasi abjad pada suku kata dan kata yang sering ditemui.
4. Menuliskan katakata yang sering ditemui.
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif dan tidak efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan maksud penulis secara tepat sehingga mudah dipahami pembaca, sedangkan kalimat tidak efektif kurang jelas atau bertele-tele sehingga sulit dipahami. Makalah ini juga menjelaskan unsur-unsur kalimat, ciri-ciri kalimat efektif dan tidak efektif, s
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifNovidLan Arma
油
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan dapat dipahami oleh pembaca. Bab ini membahas pengertian kalimat efektif, unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan, serta tujuan pembahasan untuk mengetahui penggunaan kalimat yang benar dan efektif dalam berbahasa Indonesia.
Makalah ini membahas tentang mempelajari dan memahami kalimat efektif. Terdiri dari empat bab yang membahas tentang pendahuluan, unsur-unsur kalimat, pengertian kalimat efektif, dan syarat serta ciri kalimat efektif. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kalimat efektif agar pembaca dapat memahaminya dengan baik.
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif, termasuk pengertian kalimat efektif, unsur-unsur kalimat, dan syarat-syarat serta ciri-ciri kalimat efektif. Tujuannya adalah agar masyarakat menyadari pentingnya menggunakan kalimat efektif dalam berkomunikasi."
Dokumen ini membahas tentang kalimat sebagai satuan bahasa yang penting untuk menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas. Terdiri dari dua bab yang membahas tentang unsur-unsur kalimat, pola kalimat dasar, dan jenis-jenis kalimat.
Makalah ini membahas tentang kalimat, termasuk pengertian kalimat, unsur-unsur yang membentuk kalimat, jenis-jenis kalimat, kalimat efektif, dan kesalahan dalam kalimat.
Makalah ini membahas tentang pengertian kalimat, unsur-unsur yang membentuk kalimat seperti subjek, predikat, objek, dan pelengkap, serta jenis-jenis kalimat seperti kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif.
Makalah ini membahas tentang kalimat dalam bahasa Indonesia. Ia menjelaskan pengertian kalimat, unsur-unsur yang membentuk kalimat, jenis-jenis kalimat berdasarkan struktur dan fungsinya, serta contoh-contoh kalimat.
Makalah ini membahas tentang pembentukan dan perluasan kalimat. Ia menjelaskan unsur-unsur pembentuk kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Makalah ini juga menjelaskan berbagai pola kalimat dan contoh perluasan kalimat.
Makalah ini membahas struktur kalimat yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia, khususnya untuk penulisan karya ilmiah. Dibahas pola dasar kalimat bahasa Indonesia dan ciri-ciri kalimat yang baik seperti memiliki subjek dan predikat yang jelas serta keutuhan bagian kalimat majemuk."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan unsur-unsur kalimat, serta pola dan ciri-ciri kalimat yang efektif. Pengertian kalimat dijelaskan melalui definisi dari para ahli bahasa, sedangkan unsur-unsur kalimat mencakup subjek, predikat, pelengkap, dan sebagainya. Kemudian dibahas pula pola-pola kalimat dan ciri-ciri kalimat yang efektif seperti memiliki kesatuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan unsur-unsur kalimat, serta pola dan ciri-ciri kalimat yang efektif. Kalimat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang mengandung makna lengkap, dan terdiri atas subjek, predikat, serta unsur-unsur pelengkap seperti objek dan keterangan. Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan tanda baca yang tepat untuk menyampaikan makna
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfZuk辿t Printing
油
Makalah ini membahas tentang pengertian dan klasifikasi kalimat. Pengertian kalimat dijelaskan sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi di akhir. Kalimat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu berdasarkan peran subjek dan predikat, jumlah klausa, bentuk sintaksis, dan cara penyampaian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kalimat dan bagian-bagian yang membentuk kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Juga dibahas mengenai pola dasar kalimat yang terdiri dari S-P, S-P-O, S-P-O-K dan seterusnya.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
KALIMAT
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Haerudin, M.Pd
Disusun oleh :
M.Taufiqurrohman
1584202164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015
Makalah ini membahas tentang pengertian, ciri-ciri, syarat, dan struktur kalimat efektif. Kalimat efektif didefinisikan sebagai kalimat yang dapat menyampaikan gagasan penutur secara tepat sehingga mudah dipahami oleh pendengar. Ciri-ciri kalimat efektif antara lain kesejajaran, kehematan, penekanan, kelogisan, kesepadanan, keparalelan, dan ketegasan. Syarat kalimat
1. MAKALAH BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH:
ufima elma
(1222010017)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikm Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha
pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang KALIMAT
EFEKTIF.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif. Selain itu
tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat
menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak.
Amiin.
Wassalamualikum Wr. Wb.
Mojokerto, 26 Maret 2013
2. Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 4
Latar belakang 4
Rumusan masalah 5
Tujuan pembahasan 5
Manfaat pembahasan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
Pengertian kalimat efektif 6
Unsure-unsur kalimat efektif 6
Ciri-ciri kalimat efektif 12
Syarat kalimat efektif 18
Struktur kalimat efektif 18
BAB III PENUTUP 20
kesimpulan 20
saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang
ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu
3. dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya
secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang
tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik
dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
4. D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat
efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif
dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau
pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
B. UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia
lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia
baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain
(objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir,
atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
5. Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
sebagai berikut ini:
a.
Ayahku sedang melukis.
b. Meja direktur besar.
c.
Yang berbaju batik dosen saya.
d. Berjalan kaki menyehatkan badan.
e.
Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh
kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa
terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d)
dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada
benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada
kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.
Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki
tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada
kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada hasil membangun yang tidak lain adalah
benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap,
pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal
kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata
tanya siapa (yang) atau apa (yang) kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas
pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis
berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh kalimat yang tidak mempunyai S
karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
a.
Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b.
Di sini melayani obat generic.
c.
Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani
resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada
jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
6. 2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi,
status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian
besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Perhatikan contoh berikut:
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
c. Putrinya cantik jelita.
d. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e. Kucingku belang tiga.
f. Robby mahasiswa baru.
g. Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada
kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat
(b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan
bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota
Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada
kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah
rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk
pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a.
Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c.
Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata
pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang
gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada
apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu
pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang
7. dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian katakata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan
baru merupakan kelompok kata atau frasa.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
a.
Nurul menimang
b. Arsitek merancang
c.
Juru masak menggoreng
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P
yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah
yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam
kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P
dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a.
Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c.
Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.
Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila
kalimatnya dipasifkan.
a.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
b. 1) Orang itu menipu adik saya (O)
2) Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
4. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh
O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di
bawah ini:
8. a.
Ketua MPR membacakan Pancasila.
S
P
O
b. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S
P
Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila,
jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila
sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
S
P
O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S
dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina
dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya
terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi
S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a.
Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c.
Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e.
Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
5. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya
bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa
nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli
membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang
tertera pada tabel di bawah ini.
JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA
9. No. Jenis keterangan
Posisi/penghubung
Contoh pemakaian
1.
Di
Di kamar, di kota
Ke
Ke Surabaya, ke rumahnya
Dari
Dari Manado, dari sawah
Pada
Pada permukaan
-
Sekarang, kemarin
Pada
Pada pukul 5 hari ini
Dalam
Dalam 2 hari ini
Se-
Sepulang kantor
Sebelum
Sebelum mandi
Sesudah
Sesudah makan
Selama
Selama bekerja
sepanjang
Sepanjang perjalanan
2.
Tempat
Waktu
3.
Alat
dengan
Dengan pisau, dengan mobil
4.
Tujuan
Supaya/agar
Supaya/agar kamu faham
Untuk
Untuk kemerdekaan
Bagi
Bagi masa depan
Demi
Demi orang tuamu
Secara
Secara hati-hati
Dengan cara
Dengan cara damai
Dengan jalan
Dengan jalan berunding
5.
Cara
6.
Kesalingan
-
Satu sama lain
7.
Similatif
Seperti
Seperti angin
Bagaikan
Bagaikan seorang dewi
Laksana
Laksana bintang di langit
Karena
Karena perempuan itu
Sebab
Sebab kegagalannya
Dengan
Dengan adiknya
Bersama
Bersama orang tuanya
Beserta
Beserta saudaranya
8.
9.
Penyebab
Penyerta
C. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
10. Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam
syarat berikut, yaitu adanya:
1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan
yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan
pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a.
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat
itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi
ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
11. Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a.
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki
dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan
baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu
memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
12. Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
4) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini
mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
13. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Perhatikan contoh:
a.
Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a.
Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.
5) Kecermatan
14. Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran
tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
6) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar
dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
15. Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
7) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
D. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
E. STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk,
sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan
merupakan suatu pernyataan yang salah.
16. Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang
terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang
jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan
yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan
biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai
bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan.
Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya.
Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan
berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural
pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal
ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah
dibiasakan.
17. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan
lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepaduan, kelogisan.
B. SARAN
1) Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa
indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
18. mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dengan peserta didik.
2) Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama
mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak
terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.
3) Bagi lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap
penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
Diposkan oleh maria ulfa di 07.16 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: b.indo, keperawatan, tugas
Lokasi: Indonesia
Beranda