際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
( EYD )
Oleh :
1. Rizal Pradana (122210101)
2. Faisal Maulana (122210106)
3. Candra Setiyanto (122210105)
4. Indarti
(122210124)
Purworejo, 9 Maret 2013
PENDAHULUAN
 Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah
pelambangan
bunyi
bahasa,
pemisahan,
penggabungan, dan penulisannya dalam suatu
bahasa.

 Berbeda dengan mengeja yang berarti kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata, ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca
sebagai sarananya
 Ejaan yang berlaaku sekarang dinamakan Ejaan Yang
Disempurnakan ( EYD ). EYD yang resmi mulai
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972.
 Sekedar gambaran tentang ejaan yang pernah
berlaku pada masa lalu dan perbandingan masa
sekarang adalah sebagai berikut :
EJAAN
VAN OPUIJSEN
(1901  1947)

Khoesoes
Djoemat
Jani
Pajoeng
Tjoetjoe
soenji

EJAAN REPUBLIK
(EJAAN SOEWANDI)
(1947  1972)

Chusus
Djumat
Jakni
Pajung
Tjutju
sunji

EJAAN YANG
DISEMPURNAKAN
(MULAI 16 AGUSTUS
1972)

Khusus
Jumat
Yakni
Payung
Cucu
sunyi
RUANG LINGKUP EYD
1
2
3

4
5

PENULISAN HURUF

PENULISAN KATA

PENULISAN UNSUR SERAPAN
MATERI

1
2
3

4
5

PENULISAN HURUF

PENULISAN KATA

PENULISAN UNSUR SERAPAN
PEMAKAIAN TANDA BACA
1. PEMAKAIAN HURUF
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf,
yaitu :
Perhatikan bunyi pelafalannya.
Huruf

A
B
C
D
E
F
G
H
I

Dibaca

a
b
c
d
e
f
g
h
I

a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i

Huruf

J
K
L
M
N
O
P
Q
R

Dibaca

j
k
l
m
n
o
p
q
r

Je
Ka
El
Em
En
O
Pe
Ki
er

Huruf

S
T
U
V
W
X
Y
Z

Dibaca

s
t
u
v
w
x
y
z

Es
Te
U
Ve
We
Eks
Ye
zet
Beberapa huruf dalam abjad bahasa Indonesia
melambangkan lebih dari satu fonem. Dalam
kalimat sate pedas enak rasanya, terdapat huruf
e melambangkan 3 fonem, yaitu :

1) fonem /e/ dalam kata sate /sate
2) fonem /e/ dalam kata pedas /p亅das
3) fonem /e/ dalam kata enak /nak
Dalam membaca singkatan kata (termasuk singkatan kata
asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf ,
pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan fonem bahasa
Indonesia.
Singkatan

Dibaca

Bukan Dibaca

AC
BBC
CIA
ICCU
TV

a-ce
be-be-ce
ce-i-a
i-ce-ce-u
te-ve

a-se
bi-bi-si
si-ai-e
ai-si-si-yu
ti-vi
 Cara penulisan nama diri (nama jalan, sungai, dan
nama diri lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika
ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi
adat, hukum atau sejarah.
 Contoh pemakaian biasa
 Rumahnya di jalan Padjajaran No. 5.
 Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus
 Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun
1908
Khusus tentang pemakaian huruf x berlaku
ketentuan sebagai berikut :
 (1) Untuk penulisan nama diri, nama unsur kimia,
istilah ilmu pengetahuan; lambang huruf yang
dipakai adalah x.
 Misalnya :
 Alex, Mexico
(nama diri)
 Xenon
(nama unsur kimia)
 Sinar-X
(istilah ilmu pengetahuan
(2) Untuk penulisan kata-kata biasa, lambang huruf
yang dipakai adalah ks.
 Misalnya :

Penulisan yang salah

Penulisan yang benar

Export

ekspor

Extra

Ekstra

Complex

Kompleks

Taxi

Taksi
2. PEMENGGALAN KATA
 1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan
sebagai berikut:
 a. Jika ditengah kata ada huruf vokal yang
beruntun, pemenggalannya dilakukan diantara
kedua huruf vokal itu. Contoh :

di-a
do-a
ta-at
 Hati-hati jika vokal yang beruntun merupakan
diftong, pemenggalan katatidak dilakukan diantara
kedua huruf vokal, tetapi sbb :
Pemenggalan yang salah

Pu-la-u
Ra-ma-i
Se-po-I

Pemenggalan yang benar

Pu-lau
Ra-mai
Se-poi
B.

Jika ditengah kata ada huruf konsonan,
pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonsn
itu.
Ta-bu
ka-wan
ca-tur

C. jika ditengah kata ada dua huruf konsonsn yang
berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua
huruf konsonan itu
Ap-ril
swas-ta
han-dal
Gabungan huruf konsonan yang dihitung sebagai satu
konsonan (diagraf) yaitu ny,ng, kh, dan sy tidak boleh
dipisahkan.
 D. jika ditengah kata ada tiga buah atau lebih
konsonan, pemenggalan diantara konsonan yang
pertama dan huruf konsonan kedua.
 Ab-sor-bsi
kon-klu-si ins-truk-si
MATERI

1

PEMAKAIAN HURUF

2
3

4

PENULISAN HURUF

PENULISAN KATA

PENULISAN UNSUR SERAPAN
PENULISAN HURUF KAPITAL DAN
HURUF MIRING
PENULISAN HURUF KAPITAL
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam
beberapa hal, yaitu:
 Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Misalnya:
Siapa yang datang tadi malam?
 Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Ayah bertanya, Kapan kita ke Taman Safari?.
 Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti
Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya:
Allah akan menunjukkan jalan yang benar kepada
hamba-Nya.
 Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, dan nama tempat. Misalnya:
 Presiden Sukarno memberi bantuan buku.
 Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
 Digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang. Misalnya:
 Hasbi Ega Gozhali
 Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan nama bahasa. Misalnya:
 Dalam hal ini bangsa Indonesia yang.

 Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
 Perang Diponegoro
 Digunakan sebagai huruf pertama nama khas dalam
geografi. Misalnya:
 Teluk Jakarta
 Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan,
dan nama dokumen resmi, Misalnya :
 Undang-Undang Dasar 1945
 Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan/lembaga. Misalnya:
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Digunakan sebagai huruf pertama semua kata dalam
penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi
awal. Misalnya:
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra..
 Digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,
kakak, adik, paman, bapak, ibu, saudara, kakak, adik,
paman, yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan. Misalnya:
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya :
 Dr. : doctor
 M.M. : magister manajemen
 15) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti
Anda. Misalnya :
 Sudahkah Anda sholat?
 Usulan Anda telah kami terima.
Penulisan huruf miring
 Huruf miring digunakan untuk :
 Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam karangan. Misalnya:
 Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
 Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, dan kelompok kata. Misalnya:
 Huruf pertama kata Allah adalah a.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
 Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya:
 Politik devide et impera pernah merajalela di benua
hitam itu.
 Nama ilmiah padi ialah Oriza sativa.
MATERI

1

PEMAKAIAN HURUF

2
3

4

PENULISAN HURUF

PENULISAN KATA

PENULISAN UNSUR SERAPAN
Penulisan kata
 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan kata, yaitu :
.) Kata dasar
 Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan. Misalnya:
 Kantor pos sangat ramai.
 Buku itu sudah saya beli.
.) Kata turunan
 Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan,
yaitu
 Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar
dan memasak.
 Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika
bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
 Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
 Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan
sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu
ditulis serangkai.
 Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.
 Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai
dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
 Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
 Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena
hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak
dirasakan lagi sebagai dua kata.
 Misalnya : daripada, bagaimana, barangkali,
manakala, saputangan
 Kata ganti ku, kau, mu, dan nya
 Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata
aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misalnya:
 Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
 Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.
 Kata depan di, ke, dan dari
 Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap
padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
 Jangan bermian di jalan.
 Bentuk ulang
 Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung. Misalnya:
 anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan,
gerak-gerik
 Gabungan kata
 Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsur-unsur ditulis terpisah.
 Misalnya : mata kulih, orang tua, rumah sakit, terima
kasih
 Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang
menimbulkan kemungkinan salah pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian unsur yang berkaitan.
 Misalnya : ibu-bapak, anak-istri saya, buku sejarah-baru
 Saya pergi ke kampung halaman.
 Dewi baru pulang dari kampus.
 Kata sandang si dan sang
 Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
 Salah
Benar
 Sikecil
si kecil
 Sipemalu
si pemalu
 Sangkancil
sang kancil
 Partikel
 Partikel lah, dan kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya :
 Bacalah buku itu baik-baik.
 Siapakah yang sedang menangis?
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
kecuali yang dianggap sudah menyatu. Misalnya:
 Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
 Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
 Partikel per yang berarti demi, dan tiap ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya:
 Mereka masuk ruang satu per satu. (satu demi satu)
 Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter. (tiap meter)
 Singkatan dan akronim
 Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri
atas satu kata atau lebih. Misalnya:
 Perseroan Terbatas disingkat PT
 Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan
huruf awal kata, gabungan suku kata dari deret kata
yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlukan
sebagai kata. Misalnya:
 KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
 Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional)
 Angka dan lambang bilangan
 Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang
lazim digunakan , yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V,
VI, VII, VIII, IX, X.
 Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai
berikut :
 Bilangan utuh. Misalnya : 15
lima belas
 Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4
tiga perempat
 Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2
 Kata bilagan yang mendapat akhiran an.
 Misalnya : tahun 50-an
lima puluhan
 Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar
dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca. Misalnya
: Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta
rupiah.
 Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis
dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak
diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur
kalimatnya dan maknanya sama. Misalnya : Dua puluh
lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
 iswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
 Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa
dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
pemaparan. Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu
selama dua kali.
OUTLINE

1

PEMAKAIAN HURUF

2
3

4

PENULISAN HURUF

PENULISAN KATA

PENULISAN UNSUR SERAPAN
Salam Inovasi Indonesia

Terima Kasih

More Related Content

Makalah eyd

  • 1. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ( EYD ) Oleh : 1. Rizal Pradana (122210101) 2. Faisal Maulana (122210106) 3. Candra Setiyanto (122210105) 4. Indarti (122210124) Purworejo, 9 Maret 2013
  • 2. PENDAHULUAN Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Berbeda dengan mengeja yang berarti kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya
  • 3. Ejaan yang berlaaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Sekedar gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu dan perbandingan masa sekarang adalah sebagai berikut :
  • 4. EJAAN VAN OPUIJSEN (1901 1947) Khoesoes Djoemat Jani Pajoeng Tjoetjoe soenji EJAAN REPUBLIK (EJAAN SOEWANDI) (1947 1972) Chusus Djumat Jakni Pajung Tjutju sunji EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (MULAI 16 AGUSTUS 1972) Khusus Jumat Yakni Payung Cucu sunyi
  • 5. RUANG LINGKUP EYD 1 2 3 4 5 PENULISAN HURUF PENULISAN KATA PENULISAN UNSUR SERAPAN
  • 7. 1. PEMAKAIAN HURUF Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf, yaitu : Perhatikan bunyi pelafalannya. Huruf A B C D E F G H I Dibaca a b c d e f g h I a be ce de e ef ge ha i Huruf J K L M N O P Q R Dibaca j k l m n o p q r Je Ka El Em En O Pe Ki er Huruf S T U V W X Y Z Dibaca s t u v w x y z Es Te U Ve We Eks Ye zet
  • 8. Beberapa huruf dalam abjad bahasa Indonesia melambangkan lebih dari satu fonem. Dalam kalimat sate pedas enak rasanya, terdapat huruf e melambangkan 3 fonem, yaitu : 1) fonem /e/ dalam kata sate /sate 2) fonem /e/ dalam kata pedas /p亅das 3) fonem /e/ dalam kata enak /nak
  • 9. Dalam membaca singkatan kata (termasuk singkatan kata asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf , pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan fonem bahasa Indonesia. Singkatan Dibaca Bukan Dibaca AC BBC CIA ICCU TV a-ce be-be-ce ce-i-a i-ce-ce-u te-ve a-se bi-bi-si si-ai-e ai-si-si-yu ti-vi
  • 10. Cara penulisan nama diri (nama jalan, sungai, dan nama diri lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum atau sejarah. Contoh pemakaian biasa Rumahnya di jalan Padjajaran No. 5. Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908
  • 11. Khusus tentang pemakaian huruf x berlaku ketentuan sebagai berikut : (1) Untuk penulisan nama diri, nama unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan; lambang huruf yang dipakai adalah x. Misalnya : Alex, Mexico (nama diri) Xenon (nama unsur kimia) Sinar-X (istilah ilmu pengetahuan
  • 12. (2) Untuk penulisan kata-kata biasa, lambang huruf yang dipakai adalah ks. Misalnya : Penulisan yang salah Penulisan yang benar Export ekspor Extra Ekstra Complex Kompleks Taxi Taksi
  • 13. 2. PEMENGGALAN KATA 1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut: a. Jika ditengah kata ada huruf vokal yang beruntun, pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh : di-a do-a ta-at Hati-hati jika vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan katatidak dilakukan diantara kedua huruf vokal, tetapi sbb :
  • 15. B. Jika ditengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonsn itu. Ta-bu ka-wan ca-tur C. jika ditengah kata ada dua huruf konsonsn yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu Ap-ril swas-ta han-dal Gabungan huruf konsonan yang dihitung sebagai satu konsonan (diagraf) yaitu ny,ng, kh, dan sy tidak boleh dipisahkan.
  • 16. D. jika ditengah kata ada tiga buah atau lebih konsonan, pemenggalan diantara konsonan yang pertama dan huruf konsonan kedua. Ab-sor-bsi kon-klu-si ins-truk-si
  • 18. PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING PENULISAN HURUF KAPITAL Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu: Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Siapa yang datang tadi malam? Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Ayah bertanya, Kapan kita ke Taman Safari?.
  • 19. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya: Allah akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya: Presiden Sukarno memberi bantuan buku. Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
  • 20. Digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Hasbi Ega Gozhali Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa. Misalnya: Dalam hal ini bangsa Indonesia yang. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: Perang Diponegoro
  • 21. Digunakan sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Misalnya: Teluk Jakarta Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, Misalnya : Undang-Undang Dasar 1945 Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • 22. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.. Digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman, bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: Surat Saudara sudah saya terima.
  • 23. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya : Dr. : doctor M.M. : magister manajemen 15) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya : Sudahkah Anda sholat? Usulan Anda telah kami terima.
  • 24. Penulisan huruf miring Huruf miring digunakan untuk : Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan. Misalnya: Buku Negarakertagama karangan Prapanca. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama kata Allah adalah a. Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
  • 25. Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Misalnya: Politik devide et impera pernah merajalela di benua hitam itu. Nama ilmiah padi ialah Oriza sativa.
  • 27. Penulisan kata Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu : .) Kata dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Kantor pos sangat ramai. Buku itu sudah saya beli. .) Kata turunan Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
  • 28. Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Misalnya : menandatangani, keanekaragaman. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
  • 29. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata. Misalnya : daripada, bagaimana, barangkali, manakala, saputangan Kata ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: Bolehkah kuambil jeruk ini satu? Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.
  • 30. Kata depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya : Jangan bermian di jalan. Bentuk ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik
  • 31. Gabungan kata Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsur ditulis terpisah. Misalnya : mata kulih, orang tua, rumah sakit, terima kasih Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang menimbulkan kemungkinan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya : ibu-bapak, anak-istri saya, buku sejarah-baru Saya pergi ke kampung halaman. Dewi baru pulang dari kampus.
  • 32. Kata sandang si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Salah Benar Sikecil si kecil Sipemalu si pemalu Sangkancil sang kancil Partikel Partikel lah, dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik. Siapakah yang sedang menangis?
  • 33. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah menyatu. Misalnya: Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi. Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya. Partikel per yang berarti demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: Mereka masuk ruang satu per satu. (satu demi satu) Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter. (tiap meter) Singkatan dan akronim Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih. Misalnya: Perseroan Terbatas disingkat PT
  • 34. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlukan sebagai kata. Misalnya: KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Angka dan lambang bilangan Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.
  • 35. Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut : Bilangan utuh. Misalnya : 15 lima belas Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 tiga perempat Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2 Kata bilagan yang mendapat akhiran an. Misalnya : tahun 50-an lima puluhan Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca. Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
  • 36. Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama. Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar) iswa SMA 1 tidak lulus. (salah) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau pemaparan. Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.