2. Latar Belakang Masalah
Kejang demam adalah salah satu gangguan neurologis yang
sering ditemukan pada bayi dan anak (Maliya & Purwanti,
2009). Resiko anak mengalami kejang demam adalah 10-20%
bila salah satu orang tuanya pernah mendapatkannya, anak
berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun sering
mengalami kejang didahului dengan demam, kemungkinan
disebabkan infeksi sistem saluran pernapasan atau epilepsi
yang kebetulan terjadi bersama demam (Bahtera, Fuadi, dan
Wijayahadi. 2010)
3. System Neurologi Seizure / Kejang
Definisi Penyakit
Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
Klasifikasi
Etiologi
Manifestasi klinis
Patofisiologi
Diagnosis
Prognosis
4. Tinjauan Kegawatdaruratan Kejang
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu fasilitas
terpenting dalam sebuah rumah sakit. IGD merupakan tempat
penanganan awal bagi pasien yang dating dalam kondisi
terancam nyawanya atau dalam keadaan darurat dengan kata
lain butuh penanganan dan pertolongan cepat dan tepat. Oleh
karena IGD memiliki peran yang tidak kecil, maka dibutuhkan
IGD dengan fasilitas dan segala aspek yang dapat menunjang,
terutama IGD dalam sebuah rumah sakit yang ramai akan
pasien yang datang untuk mendapatkan penanganan segera
(Karnia, 2011)
5. Pengolahan kejang saat pasien masuk
menurut (IDAI, 2008) sebagai berikut:
1. Waktu 0 - 5 menit:
a. Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik
b. Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan oksigen
sesuai indikasi (respirasi rate x tidal volume x 20% = ML oksigen)
c. Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan
neurologi secara cepat
d. Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi
2. Waktu 5 10 menit:
a. Pemasangan akses intarvena
b. Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit
c. Pemberian diazepam 0,2 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rektal
0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis
diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu dua kali setelah 5 10 menit.
d. Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.
6. 3. Waktu 10 15 menit
a. Cenderung menjadi status konvulsivus
b. Berikan fenitoin 15 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl
0,9%.
c. Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 10 mg/kgbb sampai
maksimum dosis 30 mg/kgbb.
4. Waktu 30 menit
a. Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-
10 mg/kg dengan interval 10 15 menit.
b. Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah,
elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi
tanda- tanda depresi pernafasan.
c. Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke ICU
7. Risiko yang dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita
kejang demam tergantung dari faktor:
1. Riwayat kejang tanpa demam dalam keluarga.
2. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum
anak menderita kejang demam.
3. Kejang yang berlangung lama atau kejang fokal.
8. Menurut Ngastiah (2012) Prosedur Penanganan Kejang Pada Anak adalah sebagai berikut
:
1. Segera tidurkan di tempat tidur non bedah, Longgarkan pakaian dan pasang tounge
spatel yang dibungkus perban diantara gigi anak untuk mencegah lidah tergigit.
2. Memberikan oksigen sesuai indikasi (RR x tidal volume x 20%)
3. Berikan diazepam injeksi IV dosis 0,3 - 0,5 mg/kg BB atau diazepam per rectal dosis:
BB 1-10 kg: 5 mg; BB 10 kg: 10 mg. Lalu tunggu 10-15 menit
4. Jika anak panas, turunkan suhu dengan pemberian parasetamol atau kompres dingin.
5. Bila kejang tidak henti, berikan phenobarbital IV atau IM dengan dosis 5 mg/kgbb.
6. Jika ada respon tapi kejang berulang : ulangi pemberian diazepam dengan dosis sama.
7. Jika kejang berhenti, berikan phenobarbital IM dengan dosis neonatus 30 mg, 1 bulan-1
tahun 50 mg, lebih dari 1 tahun 75 mg.
8. Lengkapi catatan medis.
9. konsul dengan dokter Sp. Anak
10. Jelaskan mengenai apa yang harus dilakukan jika anak kejang lagi
9. Kesimpulan
Kejang demam merupakan kondisi kegawatdaruratan yang
memerlukan penanganan pertama, diikuti kondisi kegawatdaruratan
lain yang terjadi pada anak adalah sesak nafas, kenaikan suhu
yang terus menerus, dan cedera fisik. Kebanyakan ibu tidak
menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari kejang demam.
Pertolongan dengan tindakan tersebut merupakan tindakan awal
yang baik dilakuakn saat anak mengalami kejang demam karena
semakin cepat penangan kejang demam maka bisa mencegah
terjadinya epilepsi sebesar , dan jika terjadi berulang dan
berkepanjangan. Keterlambatan dan kesalahan dalam penanganan
pertama kejang demam juga dapat meningkatkan gejala sisa pada
anak dan bisa menyebabkan kematian.