3. Teori ini dikemukakan oleh Erwin Schrodinger pada
tahun 1926. Ia mengemukakan bahwa keberadaan
elektron tidak dapat ditemukan secara pasti tetapi
hanya merupakan peluang terbesar atau kemungkinan
terbesar menemukannya.
Daerah peluang terbesar menemukan elektron ini
disebut sebagai ORBITAL.untuk menyatakan suatu
orbital dari suatu atom, dijabarkan dengan 4 Bilangan
Kuantum yang terdiri dari:
4. BILANGAN KUANTUM UTAMA (n)
Bilangan kuantum ini menunjukkan
tingkatan energi elektron tiap atom,
disebut juga kulit atom. n bernilai 1, 2, 3, . dst.
Jika n = 1 maka elektron terletak pada kulit K
n = 2 maka elektron terletak pada kulit M.
BILANGAN KUANTUM AZIMUT (l)
Bilangan Kuantum ini menunjukkan sub tingkatan energi atau sub
kulit. nilai l dari elektron suatu atom berasal dari n-1.
misal:
n = 1, maka l = (1-1) = 0 yang dilambangkan dengan sub kulit s
n = 2, maka l = (2-1) = 1 yang dilambangkan dengan sub kulit p.
5. BILANGAN KUANTUM MAGNETIK (m)
Bilangan kuantum ini menunjukkan orbital dari elektron yang ada.
m bernilai mulai dari -l s/d +l,
yang dinyatakan dengan diagram orbital dengan beberapa bentuk:
misal:
l = 0 maka hanya memiliki 1 orbital yang benilai 0
l = 1 maka memiliki 3 orbital, yaitu yang bernilai -1, 0 , +1
l = 2 memiliki 5 orbital yaitu -2, -1, 0, +1, +2
Dst.
6. BILANGAN KUANTUM SPIN (s)
Bilangan kuantum ini menunjukkan perputaran elektron pada
porosnya.
spin bernilai 賊 遜, yang didasarkan dengan arah perputaran jarum
jam.
spin bernilai (+) diasumsikan perputaran elektron searah dengan
jarum jam,
sebaliknya jika spin bernilai (-) maka perputaran elektron
berlawanan
dengan arah putar jarum jam.
7. ADA 3 ATURAN PENATAAN ELEKTRON DALAM SUATU ATOM
ATURAN AUFBAU
ATURAN PAULI(EKSKLUSI
PAULI)
ATURAN HAND
8. Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi
yang rendah ketingkat energi yang tinggi
DIAGRAM MNEMONIK MOELER TENTANG URUTAN ENERGI PALING
RENDAH KEPALING TINGGI
9. Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital
berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin
Madelung pada tahun 1936.
1.Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;
2.Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang
sama, maka orbital yang pertama diisi adalah orbital
dengan nilai n yang paling rendah.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah
sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Konfigurasi elektron hanya memperlihatkan jumlah elektron
yang menempati tiap subkulit
Li: 1s2 2s1 or [He] 2s1
11. Aturan ini ditemukan oleh WOLFGANG PAULI
1926.
TIDAK BOLEH TERDAPAT 2 ELEKTRON DALAM1 ATOM
DENGAN 4 BILANGAN KUANTUM YANG SAMA
Helium pada keadaan dasar memiliki 2 elektron dalam orbital
1s, tetapi dengan spin yang berlawanan
n l ml ms
elektron 1 1 0 0 +遜
elektron 2 1 0 0 -遜
12. KEADAAN ENERGI TERENDAH ADALAH YANG MEMILIKI
ELEKTRON TAKBERPASANGAN YANG PALING BANYAK
Karbon
Energi lebih tinggi
Energi lebih rendah
1s 2s 2p
1s 2s 2p
14. Pada sekitar perang Dunia I (pertama) H.G.J. Moseley berhasil
menemukan kesalahan dalam sususan berkala.
Mendeleev,Yaitu ada Unsur yang terbalik letaknya.
Setelah mempelajari lebih lanjut Moseley menemukan bahwa
keperiodikan sifat tidak didasarkan pada massa,tetapi
didasarkan pada nomor Atom atau Muatan Inti.
Susunan Periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya
berkembang lebih baik sampai didapatkan bentuk yang
sekarang ini
Dengan mengikuti Hukum Periodik, bahwa bila Unsur-
unsur disusun berdasar kan kenaikan nomor Atom, maka
sifat unsur akan berulang secara Periodik.
15. Susunan berkala modern disebut juga Sistem periodik
unsur modern (sistem periodik bentuk panjang), terdiri atas
7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut
periode pendek karena berisi sedikit unsur, sedangkan
periode lainnya disebut periode panjang. Golongan terbagi
atas golongan A dan golongan B.
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama,
sedangkan golongan B disebut golongan transisi.
Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA.
Golongan B mulai terdapat pada periode 4.
Dalam sistem periodik unsur yang terbaru, golongan
ditandai dengan golongan 1 sampai dengan golongan 18
secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini, maka
unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai dengan
golongan 12.
16. GOLONGAN TRANSISI ELEKTRON VALENSI
III B (n-1) d1ns2
IV B (n-1) d2ns2
V B (n-1) d3ns2
VI B (n-1) d4ns2
VII B (n-1) d5ns2
VIII B (n-1) d6ns2
d7ns2
d8ns2
I B (n-1) d9ns1
II B (n-1) d10ns2
17. GOLONGAN TRANSISI ELEKTRON VALENSI
III B (n-1) d1ns2
IV B (n-1) d2ns2
V B (n-1) d3ns2
VI B (n-1) d4ns2
VII B (n-1) d5ns2
VIII B (n-1) d6ns2
d7ns2
d8ns2
I B (n-1) d9ns1
II B (n-1) d10ns2