ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
MAKALAH
MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN
“ALAT BANTU PADA ALAT TANGKAP BOUKE AM I ”
KELOMPOK 4:
DARYADI WIDIATMOKO ADI NUGRAHA
FITRI KARNINGSIH M KHAN MIRZA
SHINTA ANDRIYANI RIZKY MUHAMMADIN
IRWAN DWI NUR H ALLAND SITUMORANG
EVA M PASARIBU RINGGA SETIAWAN
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
“ Alat Bantu Pada Alat Tangkap Bouke Ami ”
Beberapa alat tangkap dalam pengoperasiannya menggunakan bahan dan
alat tertentu untuk memberikan rangsangan guna menarik perhatian ikan. Salah
satu alat yang digunakan untuk memberikan rangsangan pada ikan adalah cahaya.
Cahaya digunakan untuk menarik perhatian ikan-ikan yang bersifat fototaksis
positif dan akan direspons dengan berkumpulnya ikan pada sumber cahaya atau
catchable area tertentu untuk kemudian ditangkap dengan menggunakan jaring
maupun alat pancing lainnya. Penangkapan ikan dengan memanfaatkan cahaya
sebagai alat bantu umumnya disebut dengan light fishing.
Bouke ami berasal dari bahasa jepang, yang berarti jaring angkat atau “stick
held dip net”. "Jaring bouke ami merupakan alat tangkap yang diklasifikasikan
sebagai jaring angkat (lift Net) dengan target tangkapan cumi-cumi. Cirebon
merupakan salah satu tempat pendaratan ikan kapal bouke ami, bahkan kapal
bouke ami ini merupakan kapal yang paling banyak jumlahnya. Penelitian
dilakukan pada bulan Juni dan Agustus 2011 pada kapal bouke ami yang berbasis
di PPN Kejawanan Cirebon. Gambarnya adalah sebagai berikut.
Menurut Brant (1984) light fishing atau penangkapan ikan dengan cahaya
adalah suatu bentuk dari umpan yang berhubungan dengan mata (optical bait)
yang digunakan untuk menarik dan untuk mengumpulkan ikan. Light fishing oleh
Brant (1984) diklasifikasikan ke dalam kelompok attracting concentrating and
fringhting fish, karena dalam hal ini cahaya digunakan untuk mengumpulkan
(concentrating) ikan pada suatu daerah tertentu sehingga mudah untuk dilakukan
operasi penangkapan.
Pada awalnya penggunaan cahaya (lampu) untuk penangkapan ikan di
Indonesia belum diketahui secara pasti siapa yang memperkenalkannya. Namun
yang jelas sekitar tahun 1950an di pusat-pusat perikanan Indonesia Timur, dimana
usaha penangkapan cakalang dengan pole and line marak dilakukan, penggunaan
cahaya (lampu) untuk penangkapan ikan telah dikenal secara luas. Penggunaan
cahaya listrik dalam skala industri penangkapan ikan pertama kali dilakukan di
Jepang pada tahun 1900 untuk menarik perhatian berbagai jenis ikan, kemudian
berkembang dengan pesat setelah Perang Dunia II. Di Norwegia penggunaan
lampu berkembang sejak tahun 1930 dan di Uni Soviet baru mulai digunakan
pada tahun 1948 (Nikonorov, 1975).
Ayodhyoa (1981) menyebutkan bahwa peristiwa tertariknya ikan di bawah
cahaya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu; (1) Peristiwa langsung, yaitu ikan
tertarik oleh cahaya lalu berkumpul. Ini tentu berhubungan langsung dengan
peristiwa fototaksis, seperti pada jenis-jenis sardinella,kembung dan layang. (2)
Peristiwa tidak langsung, yaitu karena ada cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil
dan lain-lain sebagainya berkumpul, lalu ikan yang dimaksud datang berkumpul
dengan tujuan mencari makan (feeding). Beberapa jenis ikan yang termasuk
dalam kategori ini seperti ikan tenggiri, selar dan lain-lain
Pada mulanya alat ini hanya digunakan untuk menangkap ikan
Kembung, kemudian digunakn untuk menangkap ikan Saury denganalat bantu
cahaya (Yami 1989). Dalam perkembangannya, alat tangkap ini dikenal
berdasarkan kepada jenisikan yang menjadi tujuan penangkapan, antara
lain, Saury stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan saury),
Meckerel stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan mekeral),
Sardin stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan sardin),
dansebagainya. Kapal yang digunakan tergantung pada besarnya usaha
penangkapan, tetapinelayan-nelayan Jepang umumnya menggunakan
kapal dengan ukuran 20-100 GT bahkan ada yang lebih besar dari
ukuran tersebut. Untuk kapal pada alat tangkap inidiharapkan water line
tidak terlalu dalam, begitu pula free board diharapkan rendah, serta tidak oleng
dan angguk.
Agar cahaya dalam kegiatan light fishing dapat memberikan daya guna yang
maksimal, diperlukan syarat-syarat antara lain sebagai berikut;
(1) Mampu mengumpulkan ikan-ikan yang berada pada jarak yang jauh
(horizontal maupun vertikal),
(2) Ikan-ikan tersebut hendaklah berkumpul ke sekitar sumber cahaya, di
mana mungkin akan tertangkap (catchable area),
(3) Setelah ikan berkumpul, hendaklah ikan-ikan tersebut tetap senang
berada di sana pada suatu jangka waktu tertentu (minimum sampai saat
alat tangkap mulai beroperasi atau diangkat),
(4) Sekali ikan berkumpul disekitar sumber cahaya hendaklah ikan-ikan
tersebut jangan melarikan diri ataupun menyebarkan diri (escape,
disperse).
Alat tangkap jaring cumi dioperasikan antara bulan Juni - Desember yang
merupakan musim cumi, dan untuk alat tangkap pancing dioperasikan antara
bulan Maret sampai dengan bulan Mei untuk menangkap tenggiri. Bulan Januari -
Februari merupakan musim paceklik. Biasanya ombak sangat besar sehingga
nelayan tidak melaut, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
Gambar alat tangkap bouke ami
Jaring yang digunakan biasanya terbuat dari bahan polyamide
dengan ukuranmata jarring lebih dari 2 cm, bergantung pada
jenis ikan apa yang akan menja ditujuan penangkapan. Sedangkan
lmpu yang digunakn pada umumnya berkekuatan15.000-27.000 watt
yang berasal dari generator, tetapi tidak bersamaan dinyalakan. Dalam
satu pengoperasian kapal, tenaga kerja yang dibutuhkan berkisar antara 8-23
orang per kapal. Jenis cahaya yang digunakan berbeda-beda dan
dikelompokkan berdasarkanfungsinya sebagai berikut ;.
1. Search light: yaitu cahaya yang digunakan untuk mencari
gerombolan ikan,lampu yang digunakan diletakkan di
tempat yang paling tinggi, dengan demikian jarak jangkauan dari
lampu ini sangat jauh. Lampu tersebut biasanya berwarna biru, secara teori
lampu yang berwarna biru dapat menembus badan perairan dengan jarak
yang paling jauh dan paling dalam, hal ini dikarenakan panjang
gelombangnya yang pendek.
2. Attracting fish shoal : yaitu cahaya yang digunakan untuk menarik
ikan ke dekat kapal,
3. Leading to fishable area: yaitu cahaya yang digunakan untuk menggiring
ikan ketempat operasi penangkapan (di atas jaring).
4. Concentracting fish to middle area: y a i t u c a h a y a y a n g
d i g u n a k a n u n t u k mengkonsentrasikan ikan di atas jarring, lampu
yang digunakan biasanya berwarna merah, kebalikan dengan lampu yang
berwarna biru, lampu yang berwarna merah memiliki panjang gelombang
yang panjang, sehingga jaangkauannya di air pendek dan sangat cocok
digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan di cachable area.
TEKNIK OPERASI PENANGKAPAN
Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan fishing ground
dari ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Penentuan ini di
tentukan atas pengalaman yang berulang-ulang dari nelayan di
perairan yang subur, tetapi juga bisa digunakan fishfinder untuk
mendeteksi gerombolan ikan yang ada di perairan. Langkah selanjutnya adalah
menyalakan search light yang mempunyai intensitas cahaya yang lebih tinggi.
Setelah ikan sudah mulai banyak, lampu no.2 (actracting fish shoal )
dinyalakan kemudian dilanjutkan dengan menurunkan jaring pada bagian sisi
kapal. Langkah selanjutnya adalah menggiring ikan ke atas jaring dengan
cara pergantian pemadaman lampu(ada cahaya yang dipadamkan dan ada yang
dinyalakan) sampai gerombolan ikan tiba di atas jaring (leading fish shoal
dinyalakan). Pada saat pengangkatan jaring akan dilakukan maka lampu
yang berwarna merah yang berfungsi untuk mengkonsentrasikan ikan di atas
jaringdinyalakan sedangkan lampu-lampu lainnya dipadamkan. Pada
kondisi yang sangat baik saat ikan sudah terkonsentrasi dibawah lampu maka
pengangkatan jaringdilakukan, dan ikan hasil tangkapan diangkat ke atas
kapal. Pengaturan alat tangkap dilakukan untuk persiapan operasi
penangkapan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri: Bogor. 97
hal.
Ben Yami 1987. Fishing with Light. Roma : FAO. 122 P.
Brandt A von. 1984. Fish Catching Methods of The World. England: Fishing
News
Nikonorov. 1975. Interaction of Fishing Gear with Fish Aggregation. Israel :
Jerussalem Ketter Press
http://www.academia.edu/3236474/Hasil_Tangkapan_Laju_Tangkap_Kapal_Bou
ke_Ami_yang_Berbasis_di_PPN_Kejawanan_Cirebon_-_Jawa_Barat
pada tanggal27-05-2013, pukul 19.37 WIB.
http://www.scribd.com/doc/76190447/Alat-Tangkap-Ikan-Trawl-Dan-Lift-Net
pada tanggal 27-05-2013, pukul 19.50 WIB.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/07/25/153704/
Tangkap-Cumi-dengan-Alat-yang-Ramah-Lingkungan pada tanggal 27-
05-2013, pukul 20.20 WIB.

More Related Content

MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TANGKAP BOUKE AM I ”

  • 1. MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TANGKAP BOUKE AM I ” KELOMPOK 4: DARYADI WIDIATMOKO ADI NUGRAHA FITRI KARNINGSIH M KHAN MIRZA SHINTA ANDRIYANI RIZKY MUHAMMADIN IRWAN DWI NUR H ALLAND SITUMORANG EVA M PASARIBU RINGGA SETIAWAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
  • 2. “ Alat Bantu Pada Alat Tangkap Bouke Ami ” Beberapa alat tangkap dalam pengoperasiannya menggunakan bahan dan alat tertentu untuk memberikan rangsangan guna menarik perhatian ikan. Salah satu alat yang digunakan untuk memberikan rangsangan pada ikan adalah cahaya. Cahaya digunakan untuk menarik perhatian ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif dan akan direspons dengan berkumpulnya ikan pada sumber cahaya atau catchable area tertentu untuk kemudian ditangkap dengan menggunakan jaring maupun alat pancing lainnya. Penangkapan ikan dengan memanfaatkan cahaya sebagai alat bantu umumnya disebut dengan light fishing. Bouke ami berasal dari bahasa jepang, yang berarti jaring angkat atau “stick held dip net”. "Jaring bouke ami merupakan alat tangkap yang diklasifikasikan sebagai jaring angkat (lift Net) dengan target tangkapan cumi-cumi. Cirebon merupakan salah satu tempat pendaratan ikan kapal bouke ami, bahkan kapal bouke ami ini merupakan kapal yang paling banyak jumlahnya. Penelitian dilakukan pada bulan Juni dan Agustus 2011 pada kapal bouke ami yang berbasis di PPN Kejawanan Cirebon. Gambarnya adalah sebagai berikut. Menurut Brant (1984) light fishing atau penangkapan ikan dengan cahaya adalah suatu bentuk dari umpan yang berhubungan dengan mata (optical bait) yang digunakan untuk menarik dan untuk mengumpulkan ikan. Light fishing oleh Brant (1984) diklasifikasikan ke dalam kelompok attracting concentrating and fringhting fish, karena dalam hal ini cahaya digunakan untuk mengumpulkan (concentrating) ikan pada suatu daerah tertentu sehingga mudah untuk dilakukan operasi penangkapan.
  • 3. Pada awalnya penggunaan cahaya (lampu) untuk penangkapan ikan di Indonesia belum diketahui secara pasti siapa yang memperkenalkannya. Namun yang jelas sekitar tahun 1950an di pusat-pusat perikanan Indonesia Timur, dimana usaha penangkapan cakalang dengan pole and line marak dilakukan, penggunaan cahaya (lampu) untuk penangkapan ikan telah dikenal secara luas. Penggunaan cahaya listrik dalam skala industri penangkapan ikan pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1900 untuk menarik perhatian berbagai jenis ikan, kemudian berkembang dengan pesat setelah Perang Dunia II. Di Norwegia penggunaan lampu berkembang sejak tahun 1930 dan di Uni Soviet baru mulai digunakan pada tahun 1948 (Nikonorov, 1975). Ayodhyoa (1981) menyebutkan bahwa peristiwa tertariknya ikan di bawah cahaya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu; (1) Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul. Ini tentu berhubungan langsung dengan peristiwa fototaksis, seperti pada jenis-jenis sardinella,kembung dan layang. (2) Peristiwa tidak langsung, yaitu karena ada cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil dan lain-lain sebagainya berkumpul, lalu ikan yang dimaksud datang berkumpul dengan tujuan mencari makan (feeding). Beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kategori ini seperti ikan tenggiri, selar dan lain-lain Pada mulanya alat ini hanya digunakan untuk menangkap ikan Kembung, kemudian digunakn untuk menangkap ikan Saury denganalat bantu cahaya (Yami 1989). Dalam perkembangannya, alat tangkap ini dikenal berdasarkan kepada jenisikan yang menjadi tujuan penangkapan, antara lain, Saury stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan saury), Meckerel stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan mekeral),
  • 4. Sardin stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan sardin), dansebagainya. Kapal yang digunakan tergantung pada besarnya usaha penangkapan, tetapinelayan-nelayan Jepang umumnya menggunakan kapal dengan ukuran 20-100 GT bahkan ada yang lebih besar dari ukuran tersebut. Untuk kapal pada alat tangkap inidiharapkan water line tidak terlalu dalam, begitu pula free board diharapkan rendah, serta tidak oleng dan angguk. Agar cahaya dalam kegiatan light fishing dapat memberikan daya guna yang maksimal, diperlukan syarat-syarat antara lain sebagai berikut; (1) Mampu mengumpulkan ikan-ikan yang berada pada jarak yang jauh (horizontal maupun vertikal), (2) Ikan-ikan tersebut hendaklah berkumpul ke sekitar sumber cahaya, di mana mungkin akan tertangkap (catchable area), (3) Setelah ikan berkumpul, hendaklah ikan-ikan tersebut tetap senang berada di sana pada suatu jangka waktu tertentu (minimum sampai saat alat tangkap mulai beroperasi atau diangkat), (4) Sekali ikan berkumpul disekitar sumber cahaya hendaklah ikan-ikan tersebut jangan melarikan diri ataupun menyebarkan diri (escape, disperse). Alat tangkap jaring cumi dioperasikan antara bulan Juni - Desember yang merupakan musim cumi, dan untuk alat tangkap pancing dioperasikan antara bulan Maret sampai dengan bulan Mei untuk menangkap tenggiri. Bulan Januari - Februari merupakan musim paceklik. Biasanya ombak sangat besar sehingga nelayan tidak melaut, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
  • 5. Gambar alat tangkap bouke ami Jaring yang digunakan biasanya terbuat dari bahan polyamide dengan ukuranmata jarring lebih dari 2 cm, bergantung pada jenis ikan apa yang akan menja ditujuan penangkapan. Sedangkan lmpu yang digunakn pada umumnya berkekuatan15.000-27.000 watt yang berasal dari generator, tetapi tidak bersamaan dinyalakan. Dalam satu pengoperasian kapal, tenaga kerja yang dibutuhkan berkisar antara 8-23 orang per kapal. Jenis cahaya yang digunakan berbeda-beda dan dikelompokkan berdasarkanfungsinya sebagai berikut ;.
  • 6. 1. Search light: yaitu cahaya yang digunakan untuk mencari gerombolan ikan,lampu yang digunakan diletakkan di tempat yang paling tinggi, dengan demikian jarak jangkauan dari lampu ini sangat jauh. Lampu tersebut biasanya berwarna biru, secara teori lampu yang berwarna biru dapat menembus badan perairan dengan jarak yang paling jauh dan paling dalam, hal ini dikarenakan panjang gelombangnya yang pendek. 2. Attracting fish shoal : yaitu cahaya yang digunakan untuk menarik ikan ke dekat kapal, 3. Leading to fishable area: yaitu cahaya yang digunakan untuk menggiring ikan ketempat operasi penangkapan (di atas jaring). 4. Concentracting fish to middle area: y a i t u c a h a y a y a n g d i g u n a k a n u n t u k mengkonsentrasikan ikan di atas jarring, lampu yang digunakan biasanya berwarna merah, kebalikan dengan lampu yang berwarna biru, lampu yang berwarna merah memiliki panjang gelombang yang panjang, sehingga jaangkauannya di air pendek dan sangat cocok digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan di cachable area. TEKNIK OPERASI PENANGKAPAN Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan fishing ground dari ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Penentuan ini di tentukan atas pengalaman yang berulang-ulang dari nelayan di perairan yang subur, tetapi juga bisa digunakan fishfinder untuk
  • 7. mendeteksi gerombolan ikan yang ada di perairan. Langkah selanjutnya adalah menyalakan search light yang mempunyai intensitas cahaya yang lebih tinggi. Setelah ikan sudah mulai banyak, lampu no.2 (actracting fish shoal ) dinyalakan kemudian dilanjutkan dengan menurunkan jaring pada bagian sisi kapal. Langkah selanjutnya adalah menggiring ikan ke atas jaring dengan cara pergantian pemadaman lampu(ada cahaya yang dipadamkan dan ada yang dinyalakan) sampai gerombolan ikan tiba di atas jaring (leading fish shoal dinyalakan). Pada saat pengangkatan jaring akan dilakukan maka lampu yang berwarna merah yang berfungsi untuk mengkonsentrasikan ikan di atas jaringdinyalakan sedangkan lampu-lampu lainnya dipadamkan. Pada kondisi yang sangat baik saat ikan sudah terkonsentrasi dibawah lampu maka pengangkatan jaringdilakukan, dan ikan hasil tangkapan diangkat ke atas kapal. Pengaturan alat tangkap dilakukan untuk persiapan operasi penangkapan selanjutnya.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri: Bogor. 97 hal. Ben Yami 1987. Fishing with Light. Roma : FAO. 122 P. Brandt A von. 1984. Fish Catching Methods of The World. England: Fishing News Nikonorov. 1975. Interaction of Fishing Gear with Fish Aggregation. Israel : Jerussalem Ketter Press http://www.academia.edu/3236474/Hasil_Tangkapan_Laju_Tangkap_Kapal_Bou ke_Ami_yang_Berbasis_di_PPN_Kejawanan_Cirebon_-_Jawa_Barat pada tanggal27-05-2013, pukul 19.37 WIB. http://www.scribd.com/doc/76190447/Alat-Tangkap-Ikan-Trawl-Dan-Lift-Net pada tanggal 27-05-2013, pukul 19.50 WIB. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/07/25/153704/ Tangkap-Cumi-dengan-Alat-yang-Ramah-Lingkungan pada tanggal 27- 05-2013, pukul 20.20 WIB.