際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
i
MAKALAH
PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA
TAMAN BACAAN MASYARAKAT
PROGRAM PEMBINAAN KEPEMUDAAN
OLEH :
MAWAR KARTIKA SARI
UNIVERSITAS TERBUKA
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pembelajara Berwawasan Kemasyarakatan. Dan tak lupa sholawat serta salam
tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun kita
dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama
yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskan tentang Program
Pemberantasan Buta Aksara yang terdiri dari berbagai bahasan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Bapak
Hendra Novian, S.E., M.M. yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah
mengajar kami serta teman  teman yang telah membantu kami.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan
wawasan yang luas bagi pembaca. Terima kasih.
Hormat kami,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................. 1
1.3. Tujuan Masalah ..................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan Makalah .................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Program Pemberantasan Buta Aksara ................... 3
2.2. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat 7
2.3. Program Pembinaan Kepemudaan ........................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keaksaraan merupakan hal atau keadaan mengenai aksara yang
meliputi membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi secara
fungsional yang memungkinkan seseorang secara terus menerus
mengembangkan kpompetensinya sehingga dapat meningkatkan mutu dan
taraf kehidupannya.
Sementara itu yang dimaksud dengan pendidikan keaksaraan
adalah usaha untuk membimbing dan membelajarkan pengetahuan
mengenai keaksaraan agar bermanfaat bagi dirinya. Permasalahan yang
saat ini terjadi di Indonesia adalah tingginya tingkat warga buta aksara
yang disebabkan oleh kurangnya kesempatan belajar yang dapat diperoleh,
karena tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, sehingga warga tidak
mampu memfasilitasi dirinya untuk belajar.
Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk
Program Keaksaraan, Taman Bacaan Masyarakat, dan Kepemudaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maalah diatas penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja prinsip dan strategi pembelajaran keaksaraan fungsional ?
2. Apa saja fungsi dan manfaat taman bacaan masyarakat ?
3. Apa saja peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan ?
1.3. Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Prinsip dan strategi pembelajaran keaksaraan fungsional.
2. Fungsi dan manfaat taman bacaan masyarakat.
3. Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
2
1.4. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikn kegunaan baik
secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi
penambah wawasan mengenai biaya produksi secara praktisi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Program Pemberantasan Buta Aksara
Masyarakat yang buta aksara jarang sekali mengetahui secara
terbuka bahwa dirinya buta huruf dan berkeinginan kuat untuk belajar
calistung (baca, tulis dan berhitung). Untuk memotivasi pembelajaran
mereka maka diperlukan suatu pendekatan yang seusuai dengan karakter
dan kultur yang ada dalam masyarakat agar tingkat buta aksara dapat
diperkecil.
A. Tingkat Keaksaraan Fungsional
1. Tingkat Keaksaraan Dasar
Ciri  ciri WB pada tingkat keaksaraan dasar adalah mereka yang
belum mengenal semua huruf, belum bisa merangkai kata dengan
lancar, dan belum mengerti arti sebuah kalimat dengan jelas.
2. Tingkat Keaksaraan Mandiri
Pada tingkat ini WB diharapkan sudah mempunyai sikap untuk terus
belajar secara mandiri.
3. Tingkat Keaksaraan Lanjutan
Pada tingkat ini mereka biasanya sudah dapat membaca dan menulis
sederhana, tetapi masih belum lancar.
B. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
1. Konteks Lokal
Artinya kegiatannya mengacu pada konteks social local an
kebutuhan khusus dari setiap WB dan masyarakat.
4
2. Desain Lokal
Anda bersama WB perlu merancang sendiri kegiatan belajarnya di
kelompok belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah,
kenyataan dan potensi setempat.
3. Proses Partisipatif
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Pembelajaran
Pemberantasan Buta Aksara dengan menggunakan pendekatan
keaksaraan fungsional harus dilakukan berdasarkan strategi
partisipasif.
4. Fungsionalisasi Hasil Belajar
Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut adalah WB
dapat memfungsikan keaksaraannya untuk menganalisis dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan
mutu dan taraf hidupnya. Berikutini adalah beberapa contoh
perkiraan hasil program keaksaraan fungisonal diantaranaya :
a. Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk menggambarkan
pengalaman, peristiwa  peristiwa kegiatan yang dilakukan,
membuat rencana dan menulis proposal.
b. Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh
informasi dan ide  ide baru.
c. Memanfaatkan keterampilan menghitungnya untuk mengatur
keuangan.
d. Berdiskusi danmenganalisis masalah dan sumber  sumber atau
potensi yang ada di lingkungannya.
e. Mencoba ide  ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dan
dapat menulis dengan benar, melaksanakan belajarnya secara
mandiri.
5
Contoh WB dapat menghasilkan bahan bacaan berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya sendiri.
BERKIRIM SURAT
Kepada Yth : Ibu Aisyah
Guru SD Kalianyar
di Tempat
Dengan hormat,
Bersama ini, saya beritahukan, bahwa anak saya yang bernama
DIAN tidak bisa masuk sekolah karena sakit
Demikin surat pemberitahuan dari saya, atas perhatiannya
Saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Ibu Nani
2.2. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat
A. Taman Bacaan Masyarakt merupakan sebuah lembaga yang
menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar.
Tujuan TBM adalah membangkitkan minat baca sehingga tercipta
masyarakat yang cerdas.
6
B. Fungsi dan Manfaat Taman Bacaan Masyarakat
1. TBM berfungsi sebagai :
a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat.
b. Sarana hiburan dan rekreasi dan pemanfaatan waktu secara
efektif dengan memanfaatkan waktu secara efektif.
c. Sarana informasi berupa buku and bahan bacaan lain yang sesuai
dengan kebutuhan WB dan masyarakat setempat
2. Manfaat :
a. Menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca.
b. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi
masyarakat.
c. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri.
d. Membantu pengembangan kecakapan membaca.
e. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan
tekhnologi.
f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Taman Bacaan Masyarakat terdiri atas seorang Kepala TBM
dibantu dengan Staf Bidang Layanan Pembaca. Seorang Kepala TBM
memiliki tugas  tugas untuk :
a. Memimpin TBM.
b. Menyusun dan menetapkan program TBM.
c. Mengembangkan dan memajukan TBM.
d. Melakukan kerjasama baik antar TBM maupun instansi lainnya
(pemerintah swasta).
e. Mengkoordinasikan serta mengawasi (mengontrol) pelaksanaan tugas
administrasi dan teknis bretanggung tugas  tugas layanan.
Struktur organisasi yang ada di kolaborasikan dengan manajemen
(pengelolaan) yang dapat dipertanggung jawabkan, terdiri dari :
a. Biaya penyelenggaraan
b. Koleksi
7
c. Perlengkapan
d. Ruang TBM
e. Tenaga pengelola
Dalam kaitannya dengan praktik pengembangan TBM yang anda
pilih, anda tidak perlu membangun TBM secara fisik atau mengelolanya
seperti seorang pustakawan. Konsep TBM yang harus anda kembangkan
dalam praktik adalah bagaimana anda mengajak masyarakat di sekeliling
anda untuk membudayakan membaca, sehingga kegiatan membaca menjadi
rutin dan disenangi seperti halnya mendengar radio dan menonton TV
2.3. Program Pembinaan Kepemudaan
2.3.1 Profil Pemuda Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pemuda adalah
penduduk yang berusia antara 15  35 tahun. Berdasarkan susenas
203, sekitar 2% tidak pernah sekolah, 16% masih sekolah dan 82%
sudah tidak bersekolah lagi.
Tingginya biaya hidup dan sulitnya lapangan pekerjaan akhir
 akhir ini semakin menambah tingginya anak  anak putus sekolah.
Masalah lain yang cukup serius dihadapi oleh pemuda kecuali
masalah pendidikan dan sulitnya lapangan kerja adalah masalah 
masalah social di kalangan pemuda. Seperti kriminalitas,
premanisme, narkotika, zat adiktif, dan HIV/Aids.
1. Lembaga Kepemudaan
Lembaga atau institusi menurut Auki (2001) memiliki ciri - ciri
struktur yang berhierarki dengan sifat hubungannya yang
komplementarian. Peran sektor publik pada dasarnya terdiri dari
peran  peran :
a. Memonitoring kebijakan pemerintah dan swasta.
b. Data assessment.
c. Pendidikan masyarakat dan penyebaran informasi.
8
Ada 6 faktor penentu agar lembaga kepemudaan dapat memiliki
daya tanggap terhadap lingkungan, meliputi :
a. Hukum dan kebijakan organisasi.
b. Organisasi dan sumber daya manusia.
c. Anggaran lembaga kepemudaan.
d. Infrastruktur.
e. Pengetahuan dan teknologi.
f. Peningkatan infrastruktur dalam informasi.
2. Program Pembinaan Pemuda
Untuk meningkatkan peran dan partisipasi pemuda dalam
pembangunan, berbagai pihak yang berkompeten menangani masalah
kepemudaan dapat menciptakan program  program, sehingga
pemuda dapat berpartisipasi.
3. Subdinas Pemuda dan Olahraga
Subdinas Pemuda dan Olahraga dalah instans pemerintah di bawah
Dinas Pendidikan yang secara khusus bertugas melakukan pembinaan
terhadap pemuda, baik yang masih sekolah maupun tidak.
4. Subdinas Pendidikan Luar Sekolah
Kegiatan instansi ini adalah memberikan pelayanan pendidikan
terhadap masyarakat yang tidak memiliki kesempataan sekolah yang
disebabkan berbagai hal, melalui kejar paket A dan B.
5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Adalah pemerintah yang bertugas menangani ketenagakerjaan dan
perpindahan / penataan penduduk yang daerah kerjanya meliputi satu
daerah tingkat II.
6. Dinas Sosial
Peran Dinas Sosial dalam penanganan maalah kepemudaan dalah
meningkatkan kemampuan dan peran pemuda melalui Karang
Taruna. Oleh karena itu Karang Taruna adalah para pemuda terutama
9
mereka yang tidak sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan. Program
yang ditawarkan melalui Karang Taruna antara lain :
a. Pelatihan di bidang elektronik.
b. Pelatihan kerajinan tangan.
c. Pelatihan memasak dan menjahit.
d. Kegiatan di brebagai bidang olahraga, dan
e. Pendidikan kesenian.
Pemilihan program dan cara pelaksanaan program di sesuaikan
dengan situasi dan kondisi daerah setempat.
a. Bidang Bina Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Badan ini adalah suatu lembaga yang bertugas mengurusi
keberadaan lembaga kepemudaan di daerah tingkat II. Kelompok
organisasi kepemudaan yang menjadi tanggung jawabnya tersebut
meliputi organisasi yang dibentuk oleh organisasi
kemasyarakatan (misalnya KNPI), organisasi pemuda lokal
(himpunan pelajar dan mahasiswa di daerah tertentu), lembaga
swadaya masyarakat (missal : Lembaga Keadilan Indonesia), dan
organisasi yang dibina dibawah instansi pemerintah (Karang
Taruna, Kejar Paket).
b. Perencanaan Program Pelatihan Pemuda
Setelah anda memahami tentang latar belakang perlunya
organisme kepemudaan profil pemuda Indonesia, lembaga 
lembaga yang menangani organisasi kepemudaan dengan
berbagai program yang ditawarkan. Bagaimana peran anda
sebagai insan penduduk.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan dengan adanya
Taman Bacaan Masyarakat, dapat menjadikan tempat untuk masyarakat
yang buta aksara belajar membaca dan menulis. Membantu pemuda yang
tidak sekolah belajar bertanggung jawab atas organisasi yang telah
ditanganinya sebagai Karang Taruna.
11
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2004). Laporan Akhir Penelitian Kompetensi
Tutor dalam Pembelajaran Kelompok Bel;ajar Keaksaraan Fungsional.
Jakarta : Dikmas
. (1998). Pedoman Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional.
Jakarta : Dikmas
. (1998). Pedoman Tutor Keaksaraan Fungsional. Jakarta : Dikmas
Ingalls, J. D. (1973). A Trainers Guide to Androgogy. Washington DC : US.
Departement of Health, Education, and Wellfore.
Kusnadi, dkk. (2002). Program Keaksaraan Fungsional di Indonesia, Konsep
Strategi dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara.
. (2005). Pendidikan Keakasraan : Filosofi, Starategi,
Implementasi. Jakarta : Ditjen PLS
. (2006). Pedoman Pembelajaran Buta Aksara Perempuan. Jakarta
: Kantor Negara Pemberdayaan Perempuan dan Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Satgas BPKB Jayagiri. (1982). Studi Eksperimentasi Metode SAS, Kata
Kunci dan Suku Kata di Lab Site Jaya Giri. Lembang : Bandung. BPKB
Jayagiri.

More Related Content

Makalah program pemberantasan buta aksara

  • 1. i MAKALAH PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA TAMAN BACAAN MASYARAKAT PROGRAM PEMBINAAN KEPEMUDAAN OLEH : MAWAR KARTIKA SARI UNIVERSITAS TERBUKA PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2019
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pembelajara Berwawasan Kemasyarakatan. Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam. Makalah yang kami susun ini menjelaskan tentang Program Pemberantasan Buta Aksara yang terdiri dari berbagai bahasan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Bapak Hendra Novian, S.E., M.M. yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman teman yang telah membantu kami. Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca. Terima kasih. Hormat kami, Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI COVER ............................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................. 1 1.3. Tujuan Masalah ..................................................... 1 1.4. Manfaat Penulisan Makalah .................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Program Pemberantasan Buta Aksara ................... 3 2.2. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat 7 2.3. Program Pembinaan Kepemudaan ........................ 8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keaksaraan merupakan hal atau keadaan mengenai aksara yang meliputi membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi secara fungsional yang memungkinkan seseorang secara terus menerus mengembangkan kpompetensinya sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya. Sementara itu yang dimaksud dengan pendidikan keaksaraan adalah usaha untuk membimbing dan membelajarkan pengetahuan mengenai keaksaraan agar bermanfaat bagi dirinya. Permasalahan yang saat ini terjadi di Indonesia adalah tingginya tingkat warga buta aksara yang disebabkan oleh kurangnya kesempatan belajar yang dapat diperoleh, karena tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, sehingga warga tidak mampu memfasilitasi dirinya untuk belajar. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk Program Keaksaraan, Taman Bacaan Masyarakat, dan Kepemudaan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maalah diatas penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja prinsip dan strategi pembelajaran keaksaraan fungsional ? 2. Apa saja fungsi dan manfaat taman bacaan masyarakat ? 3. Apa saja peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan ? 1.3. Tujuan Masalah Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan : 1. Prinsip dan strategi pembelajaran keaksaraan fungsional. 2. Fungsi dan manfaat taman bacaan masyarakat. 3. Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
  • 5. 2 1.4. Manfaat Penulisan Makalah ini disusun dengan harapan memberikn kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi penambah wawasan mengenai biaya produksi secara praktisi.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Program Pemberantasan Buta Aksara Masyarakat yang buta aksara jarang sekali mengetahui secara terbuka bahwa dirinya buta huruf dan berkeinginan kuat untuk belajar calistung (baca, tulis dan berhitung). Untuk memotivasi pembelajaran mereka maka diperlukan suatu pendekatan yang seusuai dengan karakter dan kultur yang ada dalam masyarakat agar tingkat buta aksara dapat diperkecil. A. Tingkat Keaksaraan Fungsional 1. Tingkat Keaksaraan Dasar Ciri ciri WB pada tingkat keaksaraan dasar adalah mereka yang belum mengenal semua huruf, belum bisa merangkai kata dengan lancar, dan belum mengerti arti sebuah kalimat dengan jelas. 2. Tingkat Keaksaraan Mandiri Pada tingkat ini WB diharapkan sudah mempunyai sikap untuk terus belajar secara mandiri. 3. Tingkat Keaksaraan Lanjutan Pada tingkat ini mereka biasanya sudah dapat membaca dan menulis sederhana, tetapi masih belum lancar. B. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional 1. Konteks Lokal Artinya kegiatannya mengacu pada konteks social local an kebutuhan khusus dari setiap WB dan masyarakat.
  • 7. 4 2. Desain Lokal Anda bersama WB perlu merancang sendiri kegiatan belajarnya di kelompok belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah, kenyataan dan potensi setempat. 3. Proses Partisipatif Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Pembelajaran Pemberantasan Buta Aksara dengan menggunakan pendekatan keaksaraan fungsional harus dilakukan berdasarkan strategi partisipasif. 4. Fungsionalisasi Hasil Belajar Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut adalah WB dapat memfungsikan keaksaraannya untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf hidupnya. Berikutini adalah beberapa contoh perkiraan hasil program keaksaraan fungisonal diantaranaya : a. Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk menggambarkan pengalaman, peristiwa peristiwa kegiatan yang dilakukan, membuat rencana dan menulis proposal. b. Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh informasi dan ide ide baru. c. Memanfaatkan keterampilan menghitungnya untuk mengatur keuangan. d. Berdiskusi danmenganalisis masalah dan sumber sumber atau potensi yang ada di lingkungannya. e. Mencoba ide ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dan dapat menulis dengan benar, melaksanakan belajarnya secara mandiri.
  • 8. 5 Contoh WB dapat menghasilkan bahan bacaan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri. BERKIRIM SURAT Kepada Yth : Ibu Aisyah Guru SD Kalianyar di Tempat Dengan hormat, Bersama ini, saya beritahukan, bahwa anak saya yang bernama DIAN tidak bisa masuk sekolah karena sakit Demikin surat pemberitahuan dari saya, atas perhatiannya Saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Ibu Nani 2.2. Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat A. Taman Bacaan Masyarakt merupakan sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar. Tujuan TBM adalah membangkitkan minat baca sehingga tercipta masyarakat yang cerdas.
  • 9. 6 B. Fungsi dan Manfaat Taman Bacaan Masyarakat 1. TBM berfungsi sebagai : a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat. b. Sarana hiburan dan rekreasi dan pemanfaatan waktu secara efektif dengan memanfaatkan waktu secara efektif. c. Sarana informasi berupa buku and bahan bacaan lain yang sesuai dengan kebutuhan WB dan masyarakat setempat 2. Manfaat : a. Menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca. b. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi masyarakat. c. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri. d. Membantu pengembangan kecakapan membaca. e. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan tekhnologi. f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat terdiri atas seorang Kepala TBM dibantu dengan Staf Bidang Layanan Pembaca. Seorang Kepala TBM memiliki tugas tugas untuk : a. Memimpin TBM. b. Menyusun dan menetapkan program TBM. c. Mengembangkan dan memajukan TBM. d. Melakukan kerjasama baik antar TBM maupun instansi lainnya (pemerintah swasta). e. Mengkoordinasikan serta mengawasi (mengontrol) pelaksanaan tugas administrasi dan teknis bretanggung tugas tugas layanan. Struktur organisasi yang ada di kolaborasikan dengan manajemen (pengelolaan) yang dapat dipertanggung jawabkan, terdiri dari : a. Biaya penyelenggaraan b. Koleksi
  • 10. 7 c. Perlengkapan d. Ruang TBM e. Tenaga pengelola Dalam kaitannya dengan praktik pengembangan TBM yang anda pilih, anda tidak perlu membangun TBM secara fisik atau mengelolanya seperti seorang pustakawan. Konsep TBM yang harus anda kembangkan dalam praktik adalah bagaimana anda mengajak masyarakat di sekeliling anda untuk membudayakan membaca, sehingga kegiatan membaca menjadi rutin dan disenangi seperti halnya mendengar radio dan menonton TV 2.3. Program Pembinaan Kepemudaan 2.3.1 Profil Pemuda Indonesia Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pemuda adalah penduduk yang berusia antara 15 35 tahun. Berdasarkan susenas 203, sekitar 2% tidak pernah sekolah, 16% masih sekolah dan 82% sudah tidak bersekolah lagi. Tingginya biaya hidup dan sulitnya lapangan pekerjaan akhir akhir ini semakin menambah tingginya anak anak putus sekolah. Masalah lain yang cukup serius dihadapi oleh pemuda kecuali masalah pendidikan dan sulitnya lapangan kerja adalah masalah masalah social di kalangan pemuda. Seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, zat adiktif, dan HIV/Aids. 1. Lembaga Kepemudaan Lembaga atau institusi menurut Auki (2001) memiliki ciri - ciri struktur yang berhierarki dengan sifat hubungannya yang komplementarian. Peran sektor publik pada dasarnya terdiri dari peran peran : a. Memonitoring kebijakan pemerintah dan swasta. b. Data assessment. c. Pendidikan masyarakat dan penyebaran informasi.
  • 11. 8 Ada 6 faktor penentu agar lembaga kepemudaan dapat memiliki daya tanggap terhadap lingkungan, meliputi : a. Hukum dan kebijakan organisasi. b. Organisasi dan sumber daya manusia. c. Anggaran lembaga kepemudaan. d. Infrastruktur. e. Pengetahuan dan teknologi. f. Peningkatan infrastruktur dalam informasi. 2. Program Pembinaan Pemuda Untuk meningkatkan peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan, berbagai pihak yang berkompeten menangani masalah kepemudaan dapat menciptakan program program, sehingga pemuda dapat berpartisipasi. 3. Subdinas Pemuda dan Olahraga Subdinas Pemuda dan Olahraga dalah instans pemerintah di bawah Dinas Pendidikan yang secara khusus bertugas melakukan pembinaan terhadap pemuda, baik yang masih sekolah maupun tidak. 4. Subdinas Pendidikan Luar Sekolah Kegiatan instansi ini adalah memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat yang tidak memiliki kesempataan sekolah yang disebabkan berbagai hal, melalui kejar paket A dan B. 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Adalah pemerintah yang bertugas menangani ketenagakerjaan dan perpindahan / penataan penduduk yang daerah kerjanya meliputi satu daerah tingkat II. 6. Dinas Sosial Peran Dinas Sosial dalam penanganan maalah kepemudaan dalah meningkatkan kemampuan dan peran pemuda melalui Karang Taruna. Oleh karena itu Karang Taruna adalah para pemuda terutama
  • 12. 9 mereka yang tidak sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan. Program yang ditawarkan melalui Karang Taruna antara lain : a. Pelatihan di bidang elektronik. b. Pelatihan kerajinan tangan. c. Pelatihan memasak dan menjahit. d. Kegiatan di brebagai bidang olahraga, dan e. Pendidikan kesenian. Pemilihan program dan cara pelaksanaan program di sesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat. a. Bidang Bina Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Badan ini adalah suatu lembaga yang bertugas mengurusi keberadaan lembaga kepemudaan di daerah tingkat II. Kelompok organisasi kepemudaan yang menjadi tanggung jawabnya tersebut meliputi organisasi yang dibentuk oleh organisasi kemasyarakatan (misalnya KNPI), organisasi pemuda lokal (himpunan pelajar dan mahasiswa di daerah tertentu), lembaga swadaya masyarakat (missal : Lembaga Keadilan Indonesia), dan organisasi yang dibina dibawah instansi pemerintah (Karang Taruna, Kejar Paket). b. Perencanaan Program Pelatihan Pemuda Setelah anda memahami tentang latar belakang perlunya organisme kepemudaan profil pemuda Indonesia, lembaga lembaga yang menangani organisasi kepemudaan dengan berbagai program yang ditawarkan. Bagaimana peran anda sebagai insan penduduk.
  • 13. 10 BAB III KESIMPULAN 3.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan dengan adanya Taman Bacaan Masyarakat, dapat menjadikan tempat untuk masyarakat yang buta aksara belajar membaca dan menulis. Membantu pemuda yang tidak sekolah belajar bertanggung jawab atas organisasi yang telah ditanganinya sebagai Karang Taruna.
  • 14. 11 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2004). Laporan Akhir Penelitian Kompetensi Tutor dalam Pembelajaran Kelompok Bel;ajar Keaksaraan Fungsional. Jakarta : Dikmas . (1998). Pedoman Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional. Jakarta : Dikmas . (1998). Pedoman Tutor Keaksaraan Fungsional. Jakarta : Dikmas Ingalls, J. D. (1973). A Trainers Guide to Androgogy. Washington DC : US. Departement of Health, Education, and Wellfore. Kusnadi, dkk. (2002). Program Keaksaraan Fungsional di Indonesia, Konsep Strategi dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara. . (2005). Pendidikan Keakasraan : Filosofi, Starategi, Implementasi. Jakarta : Ditjen PLS . (2006). Pedoman Pembelajaran Buta Aksara Perempuan. Jakarta : Kantor Negara Pemberdayaan Perempuan dan Departemen Pendidikan Nasional. Tim Satgas BPKB Jayagiri. (1982). Studi Eksperimentasi Metode SAS, Kata Kunci dan Suku Kata di Lab Site Jaya Giri. Lembang : Bandung. BPKB Jayagiri.