Mahasiswa tingkat akhir sedang membuat proposal skripsi sebagai syarat kelulusan. Dosen membimbing mahasiswa untuk menulis proposal sesuai pedoman universitas dan mengingatkan pentingnya mengutip sumber rujukan.
1 of 25
Downloaded 550 times
More Related Content
Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
1. MODUL IX PROPOSAL PENELITIAN (METODE PENELITIAN)
SKENARIO-3
KARYA TULIS ILMIAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : SGD 9
Ketua : Berrlan Saputra Orlando (7111080180)
Sekretaris : Mima Nasution (7111080210)
Anggota : Al-azwar Fachrul Rezy (7111080293)
Ayu Andira (7111080160)
Ima Arum Lestarini (7111080134)
Mawaddah Rahma (7111080162)
Mhd. Muchsan Siregar (7111080101)
Putri Ayu Lestari (7111080184)
Siti Aninditha (7111080064)
Sofyan Petrus Simbolon (7111080246)
Susilawaty (7111080086)
Widi Astari (7111080238)
Tutor : dr. Alfi Dewi Sholaht
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2012/2013
3. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segenap rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Dan tak lupa pula shalawat beriring salam kita panjatkan
keharibaan nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk membantu mahasiswa dalam menghadapi
proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran UISU dan membantu proses pemahaman
tentang Penulisan Proposal dan Penulisan Daftar Pustaka serta berbagai hubungan yang
terkandung didalamnya.
Dalam penyusunan tugas ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan
baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha
sebisa mungkin menyelesaikan tugas ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian, semoga tulisan makalah Penulisan Proposal dan Penulisan Daftar Pustaka
dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan para pembaca pada umumnya. Kami
mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Medan, 29 September 2012
Tim Penyusun
SGD 9
i
5. Daftar isi
Kata pengantar.................................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................................1
1. Latar Belakang.1
1.1 Rancangan Penelitian ....1
1.2 Daftar Pustaka2
Bab II Pembahasan..3
Skenario...............................................................................................................................3
Klarifikasi Data3
Problem List.3
Problem Solution.4
Skema...6
Learning Objective...6
Bab III Kesimpulan17
Daftar pustaka19
ii
7. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.1 Rancangan Penelitian (Proposal)
Bila peneliti telah menetapkan untuk melakukan penelitian, maka sebelum
melaksanakannya ia harus membuat rancangan penelitian. Rancangan penelitian tertulis yang
bersifat formal dinamakan sebagai usulan penelitian (research proposal, study protocol). Usulan
penelitian mungkin dapat diperlukan oleh (calon) peneliti untuk memenuhi persyaratan
pendidikan, untuk memperoleh persetujuan penelitian dari institut tempat penelitian akan
dilakukn, atau untuk permintaan dana. Namun secara esensial usulan penelitian dimaksudkan
sebagai penuntun bagi peneliti yang baik akan mempermudah peneliti dalam melaksanankan
seluruh proses penelitian.
Sistematika usulan penelitian sangat bervariasi dari lembaga yang satu ke lembaga yang
lain, meski substansinya sama. Calon peneliti, khususnya yang akan mengajukan permintaan
dana pemnelitian kepada penyandang dana, harus menuliskan usulan dengan format seperti yang
dikehendaki oleh lembaga tersebut. Suatu usulan penelitian dengan materi sistematika yang baik
menurut suatu lembaga, belum tentu di anggap baik oleh lembaga yang lain. Oleh krena itulah
tidak jarang suatu usulan untuk mengajukan permintaan dana penelitian tidak disetujui oleh
penyandang dana hanya karena format usulan yang diajukan tidak sesuai dengan format yang
dikehndaki oleh lembaga tersebut. Sesuatu yang nampaknya bersifat teknis dan tidak substantif
ini harus diperhatikan benar-benar oleh setiap peneliti apabila ia ingin memperoleh dukungan
dari penyandang dana. Usulan penelitian biasanya dibedakan menjadi dua versi, yaitu :
1. Usulan penelitian dimana hasil penelitian nanti fokusnya diarahkan kepada pemecahan
masalah atau mencari informasi yang akan digunakan untuk memcahkan suatu
masalah atau keperluan program. Dengan kata lain, usulan penelitian untuk
kepentingan program, yang biasanya dalam bentuk proyek.
2. Usulan penelitian dimana hasilnya difokuskan kepada kepentingan ilmu pengetahuan
atau karya ilmiah, misalnya untuk membuat skripsi, tesis, atau disertasi, dan
1
8. sebagainya. Usulan ini lebih terinci dan lebih rumit dibandingkan dengan versi yang
pertama.
Dalam merumuskan permasalahan penelitian (biasanya dituliskan dalam Pendahuluan)
dan mendiskusikan hasil penemuan (di dalam Pembahasan) harus disertakan dasar yang
mengacu pada kepustakaan. Karena apa yang diuraikan dalam makalah tersebut bukan
merupakan pendapat pribadi, melainkan hasil penelitian orang lain, maka pernyataan-pernyataan
dalam makalah tersebut harus mencantumkan rujukan dengan akurat. Rujukan ini kemudian
harus dituliskan di dalam Daftar Pustaka, yang merupakan bagian terakhir suatu karya ilmiah.
1.2 Daftar Pustaka
Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat
kembali pada sumber aslinya. Pencantuman sebuah buku dalam daftar pustaka pada sebuah
karya tulis ilmiah erat kaitannya dengan pengutipan buku. Buku yang kita kutip informasinya
haruslah kita cantumkan dalam daftar pustaka. Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan orang-orang yang terkenal. Walaupun kutipan atas
pendapat seorang itu dibolehkan bukan berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya berupa kutipan-
kutipan. Penulis karya tulis ilmiah harus dapat menahan diri untuk tidak terlalu banyak
mempergunakan kutipan, agar orisinalitas tulisannya terjaga. Garis besar kerangka karangan,
serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri. Kutipan-kutipan
hanya berfungsi sebagai bukti untuk menunjang pendapatnya itu. Dalam menulis Proposal dan
Daftar Pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yang nanti akan di bahas lebih mendalam
dalam BAB II.
2
9. BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO-3
KARYA TULIS ILMIAH
Seorang mahasiswa tingkat akhir saat ini sedang disibukkan dengan pembuatan proposal
untuk pembuatan karya tulis ilmiah (skripsi) yang menjadi syarat untuk penyelesaian studinya.
Dibawah arahan dosen pembimbing, mahasiswa tersebut telah menyelesaikan beberapa bab
proposal penelitiannya yang siap dikoreksi oleh pembimbing dengan berpedoman pada buku
penuntun panduan penulisan karya tulis ilmiah yang diterbitkan universitas, ia berusaha
menuangkan masalah yang akan ditelitinya ke dalam proposal penelitian. Pada saat bimbingan,
dosen pembimbing mengingatkan agar tata cara penulisan diperhatikan dengan benar sesuai
dengan aturan yang ada, termasuk melampirkan kepustakaan yang digunakan.
1. Klarifikasi Data
Skripsi : Suatu karya ilmiah yang dilakukan pada studi akhir dengan
lampiran hasil penelitian
Kepustakaan : Sumber referensi
Karya tulis ilmiah : Suatu tulisan yang ditulis berdasarkan fakta dan dilakukan
dengan percobaan
Proposal : - Rancangan Penelitian
- Suatu rancangan yang diajukan untuk mendapatkan persetujuan
dalam melakukan kegiatan tertentu
2. Problem List
1. Mahasiswa tingkat akhir yang disibukkan dengan pembuatan skripsi sebagai syarat
penyelesaian studinya.
3
10. 2. Menyelesaikan beberapa bab proposal dengan berpedoman pada buku penuntun karya
tulis ilmiah.
3. Tata cara penulisan diperhatikan sesuai dengan aturan yang ada, termasuk kepustakaan.
3. Problem Solution
1. Apa sajakah macam-macam dari karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana tata cara penulisan karya tulis ilmiah?
3. Bagaimana tata cara penulisan proposal?
4. Apakah tujuan dan manfaat dari pembuatan proposal?
5. Bagaimana cara penulisan kepustakaan?
6. Apakah dalam penulisan proposal harus dan hanya berpedoman pada buku terbitan
universitas saja?
7. Ada berapa bab/sub bab kah proposal itu?
Jawab :
1. - Jurnal
- Tesis
- Skripsi
- Disertasi
2. Cover (Nama, Judul, )
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
Pendahuluan
- Latar belakang
- Rumusan masalah
- Hipotesis
- Tujuan penelitian
- Manfaat penelitian
4
11. BAB II
Tinjauan kepustakaan
BAB III
Metodologi penelitian
- Jenis penelitian
- Instrumen penelitian
- Sampel & Populasi : Teknik sampling, jumlah sampel
BAB IV
Hasil/Lampiran
- Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I sampai dengan BAB III
4. Tujuan : - Untuk pembuatan karya tulis ilmiah
- Untuk mendpatkan persetujuan dalam melakukan kegiatan
Manfaat : - Sebagai penuntun bagi peneliti dalam pembuatan karya tulis ilmiah
5. Nama pengarang
- Satu orang pengarang : nama belakang ( , ) nama depan
- Dua orang pengarang : nama pengarang ke-1 ( , ) nama pengarang ke-2
- Dua pengarang lebih : nama pengarang ke-1 ( , ) nama pengarang ke-2 ( , ) dkk
Setelah nama pengarang titik ( . ) Tahun terbit titik ( . ) Judul buku (huruf cetak
miring/garis bawah) titik ( . ) tempat penerbitan buku titik dua ( : ) penerbit titik ( . )
6. Tidak harus
7. BAB I sampai dengan BAB III (sama seperti jawaban No.3)
5
12. 4. Skema
Karya Tulis Ilmiah
(KTI)
Tesis Skripsi Disertasi
Proposal
Tujuan Manfaat Cara penulisan
kepustakaan
5. Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat karya tulis ilmiah
a) Menyajikan fakta objektif secara sistematis
Tulisan ilmiah harus menyajikan apa adanya atau seobjektif mungkin. Hal ini
berarti tidak terlalu banyak diintervensi dengan pemikiran atau ide-ide dari penulisnya. Hal
ini tidak berarti ide-ide atau pemikiran-pemikiran krtitis dari penulisnya tidak ada dalam
tulisan ilmiah. Ide atau pemikiran penulis perlu ada sepanjang itu didukung oleh fakta
empiris, entah ditemukan oleh penulis sendiri ataupun ditemukan oleh orang lain.
b) Ditulis secara cermat, tepat, dan benar
Tulisan atau karangan ilmiah harus mencerminkan kecermatan dan ketepatan
substansial atau isi yang akan disajikan. Banyak tulisan ilmiah terutama yang karena
kekurangcermatan penulisannya disajikan tidak tepat dan tidak benar.
6
13. c) Tidak cenderung mengajak pembaca untuk berpihak kepada penulisnya
Tulisan ilmiah bukanlah alat untuk propaganda atau promosi suatu produk atau
pemikiran agar orang lain membeli produk atau berpihak kepada penulis. Tujuan utama
tulisan ilmiah adalah agar orang lain atau pembaca memahami konsep, pemikiran, atau
temuan-temuan dari penulis tersebut. Bahwa akhirnya para pembaca tulisan tersebut
cenderung menyetujui terhadap pemaparan ide-ide atau temuan-temuan penulis itu soal
yang kedua. Oleh sebab itu, tulisan ilmiah yang paling utama adalah menyampaikan
tentang ide, pemikiran, atau fakta-fakta yang ditemukan, agar orang lain paham dan
menyadarinya.
d) Tidak emosi atau menonjolkan perasaaan
Tulisan atau karangan ilmiah tidak dibenarkan untuk menonjolkan emosi atau
perasaan dari penulisnya. Tetapi yang lebih dikedepankan adalah ide-ide, pemikiran-
pemikiran, atau fakta-fakta empiris.
e) Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung
Karangan atau tulisan ilmiah, semua pendapat atau pandangan penulis harus
senantiasa didukung oleh pendapat orang lain, atau pendukung fakta empiris dari hasil
pengamatannya sendiri atau temuan atau pengamatan orang lain, terutama yang sebidang
dengan itu. Hal ini juga membuktikan bahwa tulisan ilmiah itu tidak bersifat subjektif.
f) Ditulis secara tulus, hanya berisi kebenaran empiris
Tulisan ilmiah, termasuk hasil penelitian disajikan demi ilmu itu sendiri, bukan
didasarkan tendensi atau kepentingan tertentu, tetapi memang dengan jujur, tulus, berpijak
pda fakta empiris. Banyak tulisan-tulisan terutama hasil suatu kajian yang ditulis atau
dikeluarkan semata-mata untuk kepentingan sponsor. Sehingga dalam pemaparan hasil
disusun sedemikian rupa sehingga bertendensi untuk mencapai tujuan tertentu, yang
kadang-kadang bertentangan dengan kebenaran empiris.
g) Menggunakan gaya bahasa yang formal, menghindari gaya bahasa lisan
Gaya bahasa penulisan ilmiah harus berbeda dengan gaya bahasa penulisan atau
karangan populer. Tulisan ilmiah harus menggunakan bahasa tulis, dan harus dihindari
bahasa lisan yang sering digunakan dalam tulisan populer.
7
14. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat proposal penelitian
Tujuan
Untuk memenuhi persyaratan pendidikan, untuk memperoleh persetujuan
penelitian dari institute tempat penelitian akan dilakukan, dan untuk permohonan
dana.
Manfaat
Sebagai penuntun bagi peneliti dalam sebuah rangkaian proses penelitian.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan sistematika dalam penulisan proposal
Judul
I. Pendahuluan
Latar belakang
Rumusan masalah
Hipotesis
Tujuan
Manfaat
II. Tinjauan Pustaka
Kerangka konsep
III. Metodologi
Desain
Tempat dan waktu
Populasi dan sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi
Besar sampel
Cara kerja
Identifikasi variabel
Rencana manajemen dan analisis data
Definisi operasional
Masalah etika
IV. Daftar Pustaka
8
15. JUDUL USULAN PENELITIAN
Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan
penelitian itu dirumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain, tujuan penelitian itu
merupakan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka judul penelitian juga
mencerminkan masalah penelitian.
Membuat judul usulan penelitian bukan hal yang mudah. Judul penelitian memerlukan
beberapa persyaratan yakni:
a. Harus menggambarkan keseluruhan isi rencana penelitian
b. Ditulis dalam kalimat atau frase yang sederhana dan tidak terlalu panjang, meski
tidak dapat ditentukan batas jumlah katanya. Mungkin sifat atau isi penelitian
memerlukan judul panjang; apbila perlu disertakan sub judul
c. Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku
d. Judul seringkali bukan berupa kalimat lengkap, namun hanya merupakan label
saja
e. Terkadang ada judul dalam bentuk interogatife, hal tersebut tidak mutlak salah
namun lebih disarankan untuk tidak menulis dalam kalimat tanya atau interogatif.
Judul usulan dalam kalimat positif yang netral dan ringkas lebih berterima
(acceptable)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan bagian yang paling penting dari setiap usulan
penelitian. Dalam penilaian suatu usulan untuk memperoleh dana, banyak penyandang dana
memberikan bobot tertinggi untuk latar belakang masalah ini. Ini dapat di mengerti, karena latar
belakang masalah merupakan inti usulan, sedangkan isi usulan selebihnya hanya menguraikan
lebih lanjut apa yang dikemukakan di latar belakang tersebut.
Agar mudah dipahami dan diikuti pembaca, uraian dalam latar belakang masalah
hendaknya mencakup 4 hal yang lebih mudah diikuti bila disusun dalam urutan sebagai berikut:
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
9
16. Masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan amat banyak, namun apakah semua
masalah tersebut layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian? Jawabnya Tidak; tidak
setiap masalah kesehatan layak dikembangkan menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian
harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitian, dan kemungkinan
jawabannnya harus lebih dari satu.
Selain jenis masalah, besaran masalah (magnitude of the problem) juga harus diuraikan.
Pengetahuan tentang epidemiologi penyakit atau masalah kesehatan diperlukan pembaca agar
pembaca dapat diyakinkan bahwa masalah tersebut memang penting untuk dicari pemecahannya
melalui penelitian.
Agar suatu masalah kesehatan layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian
diperlukan beberapa syarat. Di antara syarat yang diajukan para ahli, rumusan Hulley dan
Cummings cukup komprehensif, informatif, dan mudah untuk diingat yakni: mampu laksana,
menarik, memberikan sesuatu yang baru, selaras dengan etika, serta relevan. Ini dirumuskan
dengan baik sebagai FINER (Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant)
2. Apa yang sudah diketahui (what is known)
Setiap masalah kedokteran atau kesehatan hamper pasti sudah ada upaya pemecahan,
baik dengan dasar bukti yang sahih melalui penelitian (evidence-based) maupun langsung
dilaksanakan oleh para praktisi. Dengan studi literature yang komprehensif dapat dijelaskan hal-
hal apa saja yang telah dilakukan orang, khususnya penelitian yang bermaksud mengatasi
masalah tersebut. Pemilihan literatur yang relevan dan cukup mutakhir diperlukan agar batas-
batas yang sudah diketahui menjadi jelas.
Uraian tentang apa yang sudah diketahui ini harus ringkas, namun lengkap dan kritis.
Semua sumber pustaka yang dirujuk harus telah ditelaah dengan kritis, sehingga dapat
diidentifikasi sumber mana yang sahih, mana yang kurang sahih, dan mana yang tidak sahih.
3. Apa yang belum diketahui (what is not known knowledge gap)
Hal yang belum diketahui dalam pemecahan masalah merupakan kesenjangan
pengetahuan (knowledge gap) yang seyogianya ditutup dengan penelitian. Kita tahu bahwa hasil
penelitian yang berupaya menjawab masalah dapat menimbulkan masalah baru yang harus pula
dijawab dengan penelitian. Identifikasi apa yang sudah diketahui dalam juga sekaligus dapat
10
17. mengidentifikasi yang belum diketahui. Mungkin terdapat laporan penelitian yang sudah
dipublikasi, namun hasilnya controversial atau tidak konsisten; ini menandakan bahwa penelitian
sejenis layak dan harus dilakukan kembali, dengan catatan kualitasnya harus lebih baik daripada
yang sudah dipublikasi.
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup knowledge gap
tersebut
Ketiga uraian diatas (masalah dan besarnya masalah, apa yang sudah diketahui, dan apa
yang belum diketahui) kemudian diakhiri dengan pernyataan pentingnya penelitian dilakukan,
bagaimana penelitian akan dilakukan, serta hasil apa yang dapat diharapkan dari penelitian yang
direncanakan. Apabila disusun dengan baik maka latar belakang masalah akan mengawali
benang merah yang kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, pertanyaan penelitian,
hipotesis, tujuan serta manfaat penelitian. Jadi untuk mengidentifikasi masalah penelitian yang
layak diteliti diperlukan penguasaan substansi.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah pada umumnya merupakan ringkasan uraian dalam latar belakang
yang dibuat secara padat, tajam, spesifik. Dengan ringkasan ini maka masalah penelitian menjadi
jelas dan terlokalisasi, yang sekaligus menjadi dasar bagi rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian. Rumusan masalah penelitian ini mempunyai syarat sebagai berikut
1. Rumusan masalah hendaknya disusun dalam kalimat tanya (interogatif)
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing pertanyaan harus
diformulasikan terpisah, agar tiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah pula.
C. Hipotesis
Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah berikut adalah merumuskan hipotesis
penelitian. Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian,
yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi hipotesis tidak dinilai benar atau salah,
melainkan diuji dengan data empiris apakah sahih (valid) atau tidak.
11
18. Formulasi hipotesis yang baik harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda
2. Mempunyai landasan teori yang kuat
3. Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu variabel bebas
4. Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris
5. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang
diukur
6. Dikemukakan a priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian dimulai,
sebelum data terkumpul.
D. Tujuan Penelitian
Satu materi penelitian yang sama mungkin dapat digunakan untuk menjawab sekaligus
pertanyaan penelitian yang berbeda, karenanya dalam usulan perlu disebutkan tujuan penelitian
tersebut secara jelas dan eksplisit. Biasanya uraian tentang tujuan penelitian ini mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus.
E. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini perlu diuraikan manfaat apa yang diharapkan dari penelitian yang akan
dilakukan. Biasanya disebutkan manfaat dalam bidang akademik atau ilmiah, bidang pelayanan
masyarakat, serta pengembangan penelitian itu sendiri. Penelitian dapat bersifat quick yielding
dan non-quick yielding. Pada penelitian yang quick yielding hasil penelitian dapat segera
diterapkan dalam praktik atau kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis, pada penelitian
non-quick yielding hasilnya tidak segera diterapkan seperti kebanyakan penelitian ilmu-ilmu
kedokteran dasar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab tinjauan pustaka harus diuraikan dengan mendalam pelbagai aspek teoritis
yang mendasari penelitian. Hal yang telah ditulis dalam latar belakang perlu dirinci, dan
hubungan antar-variabel dibahas. Perlu dikemukakan bahwa pembuatan tinjauan pustaka secara
terpisah biasanya diperlukan pada usulan penelitian untuk keperluan pendidikan (pembuatan
skripsi, tesis, dan disertasi). Untuk usulan permintaan dana dari penyandang dana, tinjauan
12
19. pustaka yang terpisah tidak diperlukan. Dalam hal ini, maka semua informasi yang diperlukan
harus telah dikemukakan di latar belakang.
Kerangka Konseptual
Lazimnya kerangka konseptual ini dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis
serta hubungan antar-variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait. Karena tidak semua
variabel akan diukur dalam penelitian yang direncanakan, pada diagram perlu digambarkan pula
batas-batas lingkup penelitian. Diagram kerangka konseptual harus menunjukkan keterkaitan
antar-variabel. Kerangka konseptual yang disusun dengan baik dapat memberikan informasi
yang jelas dan akan mempermudah pemilihan desain penelitian.
III. METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Menjelaskan penelitian yang diusulkan tersebut termasuk ke dalam jenis atau metode
yang mana tentang penelitian yang diusulkan tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Menjelaskan tempat dan waktu dilakukannya penelitian. Lokasi penelitian sekaligus
membatasi ruang lingkup penelitian tersebut.
C. Populasi Penelitian
Yang dimaksudkan populasi dalam penilitian adalah sekelompok subyek dengan
karakteristik tertentu. Populasi dapat dibagi menjadi:
a. Populasi target (target population) ditandai oleh karakteristik klinis dan demografis
b. Populasi terjangkau (accessible population, source population) bagian dari populasi
target yang dibatasi oleh tempat dan waktu
D. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Sampel adalah subset (bagian) populasi yang diteliti. Cara pemilihan sampel bermacam-
macam, misalnya pemilihan secara random, sistematik, berurutan (consecutive sampling),
13
20. cluster, convenience, dst. Dalam usulan penelitian cara pemilihan subyek harus ditegaskan secara
eksplisit dan rinci.
E. Estimasi Besar Sampel
Usulan penelitin yang baik harus memuat perkiraan besar sampel (bukan jumlah sampel)
yang diperlukan. Rumus besar sampel sebaiknya disertakan, namun bila rumus yang sama
dipakai untuk menetapkan dua atau lebih besar sampel tidak perlu diulang.
F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan
pada populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-hati agar kriteria tersebut relevan dengan
masalah penelitian. Kriteria ekslusi adalah sebab dimana sebagian subyek yang memenuhi
kriteria inklusi harus dikeluarkan.
G. Cara Kerja
Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data.
H. Identifikasi Variabel
Semua variabel yang diteliti harus diidentifikasi, variabel apa saja yang termasuk variabel
bebas, variabel tergantung, dan perancu (confounding).
I. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
Pada bagian ini disebutkan secara ringkas bagaimana data yang terkumpul akan diolah,
dianalisis, dan disajikan. Sebutkan jenis analisis statistika yang akan dipergunakan. Bila terdapat
beberapa set variabel yang akan dianalisis, dirinci cara analisis yang akan dipakai untuk tiap set
variabel.
J. Definisi Operasional
Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah yang
operasional. Maksudnya adalah agar tidak ada makna ganda dari istilah yang digunakan dalam
penelitian tersebut, karena pelbagai pengertian dalam ilmu kedokteran sangat bervariasi.
K. Masalah Penelitian
14
21. Dalam penulisan ilmiah yang perlu diperhatikan bagi setiap penulis karya ilmiah adalah
etika penulisan. Masalah yang sering timbul dalam etika penulisan ilmiah adalah masalah
plagiatisme atau plagiat.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Dalam karya atau tulisan ilmiah baik dalam bentuk buku, makalah, atau dalam bentuk
yang lain, selalu merujuk atau mengutip dari sumber yang lain, baik itu buku, jurnal, atau
makalah dan sebagainya. Agar para pembaca dimungkinkan untuk menelusuri sumber-sumber
yang dirujuk oleh penulis tersebut dengan mudah, maka dalam setiap akhir dari karya ilmiah
tersebut mencamtumkan daftar rujukan atau daftar pustaka.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembuatan, pengutipan, dan pencantuman
kepustakaan
Cara penulisan rujukan ada beberapa macam, yakni :
a) Sistem nomor
Pada sistem nomor ini setiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan penunjukannya
di dalam makalah, yang diletakkan diantara tanda kurung, baik dibelakang nama penulis, akhir
pernyataan atau akhir kalimat. Untuk penunjukan lebih dari satu gunakan nomor-nomor yang
bersangkutan, yang dipisahkan dengan koma. Contoh:
Virus penyebab ensefalitis yang dikenal di Indonesia di antaranya adalah poliomyelitis
(1), influenza (2)
Kemudian pada daftar rujukan dituliskan nama-nama penulis berdasar pada nomor urut
penunjukannya di dalam naskah
(1) Lie KT. Diagnosa poliomyelitis dengan biakan jaringan. Maj Kedok Indones. 1959
dst
(2) Gan KH, Warsa R. Antibacterial activity of allantoic fluid of embrionated egg
infected with influenza virus. Maj Kedok Indones. 1958 dst
15
22. b) Sistem nama-dan-tahun (Harvard)
Pada sistem ini daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis (dengan
nama keluarga di depan). Penunjukkannya dalam makalah dengan mencantumkan tahun dalam
tanda kurung di belakang nama penulis atau mencantumkan nama keluarga penulis dan tahun di
dalam tanda kurung dengan tanda koma di antaranya. Bila nama penulis lebih dari satu orang,
dibelakang tahun dibubuhkan tanda titik koma sebelum penulis berikutnya. Contoh:
Abnormalities of the male tract have only recently been defined in autopsy material
(Kapten et al., 1968; Oppen-heimer and Esterly, 1969)
c) Sistem kombinasi alphabet dan nomor
Pada cara ini penunjukan di dalam makalah diberi bernomor dan penulisan daftar
publikasi dalam daftar rujukan disusun menurut alphabet nama penulis. Diantara nama keluarga
dan nama diri diberikan tanda koma, antara nama-nama penulis diberi tanda titik koma, dan pada
akhir nama penulis diberikan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan judul makalah
lengkapnya. Di belakang judul makalah ditulis nama majalah yang disingkat menurut aturan
yang baku, kemudian diberi tanda titik. Di belakang nama majalah ditulis volume majalah
kemudian titik dua, halaman pertama sampai terakhir, akhirnya ditulis tahun penerbitan yang
ditulis dalam tanda kurung. Contoh:
Allan, J.D., Mason, A., Moss, A.D.L: Nutritional supplementation in the treatment of
cystic filbrosis. Am. J. dis. Child. 126:22-26 (1973)
d) Sistem Vancouver
Cara ini disepakati oleh para editor majalah ilmiah berbahasa Inggris yang terkenal dalam
pertemuan di Vancouver, British Columbia, USA, Januari 1978. Tujuannya menyeragamkan atau
membakukan tata cara penulisan makalah ilmiah di seluruh dunia. Cara ini telah mengalami
revisi beberapa kali, dan yang terakhir adalah revisi bulan oktober 2010, yang diterbitkan oleh
International Committee of Medical Journal Editors dengan judul Uniform requirements for
manuscript submitted to biomedical journal. Contoh:
Heyman MH, Storch S, Anent ME. The fat overload syndrome. Am J Dis Child. 1981;
135:628-30.
16
23. BAB 3
KESIMPULAN
Usulan penelitian (proposal) merupakan rencana penelitian tertulis yang disusun secara
sistematis, yang terutama berfungsi sebagai penuntun bagi peneliti selama proses penelitian.
Format usulan penelitian sangat bervariasi, calon peneliti harus memperhatikan format yang
digunakan pada institusi atau organisasi penyandang dana.
Secara umum usulan penelitian terdiri atas pendahuluan (mencakup Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Hipotesis, Tujuan dan Manfaat Penelitian), Tinjauan Pustaka dan Kerangka
Konsep, Metodologi dan Daftar Pustaka.
Semua bagian usulan penelitian adalah penting, namun yang terpenting adalah Latar
Belakang Masalah penelitian, karena merupakan dasar bagi bagian-bagian lainnya. Masalah
penelitian yang baik memiliki sifat FINER (Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant).
Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu proses rangkuman aktivitas intelektual
yang mencakup kemampuan untuk menciptakan ide, kreativitas, inovasi, kemampuan
metodologi, penguasaan substansi, pemahaman aplikasi statistika, kemampuan berbahasa, serta
konsistensi berpikir logis. Diperlukan latihan terus menerus secara berkesinambungan sebelum
seseorang dapat membuat usulan penelitian yang berkualitas.
Agar para pembaca dimungkinkan untuk menelusuri sumber-sumber yang dirujuk oleh
penulis dengan mudah, maka dalam setiap akhir dari karya ilmiah harus mencantumkan daftar
rujukan atau daftar pustaka. Dalam penulisan daftar pustaka, para penulis biasanya sering
menggunakan dua sistem penulisan rujukan, yakni sistem Harvard atau sistem Vancouver.
17
24. a. Sistem Harvard
Daftar rujukan disusun secara alfabetis berdasarkan nama penulis, dengan urutan sebagai
berikut:
1. Nama penulis dimulai dengan nama keluarga (family name) jika memang
menggunakan nama keluarga
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku atau judul artikel
4. Nama penerbit
5. Kota tempat penerbit
Contoh:
Green, Lawrence (1996), Health Education and Promotion, Mayfield Inc., Baltimore.
b. Sistem Vancouver
Daftar rujukan dengan penomoran, dengan urutan penulisan:
1. Nomor urut
2. Nama penulis
3. Judul buku atau artikel
4. Nama kota penerbit
5. Nama penerbit
6. Tahun penerbitan
Contoh:
Green, Lawrence, Health Education and Promotion, Baltimore, Mayfield, 1996.
Sistem penulisan kutipan dan daftar pustaka yang sekarang banyak dianut dan sudah
ditetapkan adalah Sistem Vancouver yang pada dasarnya merupakan sistem angka. Kesalahan
penulisan tanda baca (koma, titik, titik koma dan ssebagainya) harus dihindarkan. Kesalahan
yang lebih fatal seperti ketidaksesuaian antara kutipan dan datar pustaka sama sekali tidak dapat
diterima.
18
25. DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 1985. Penelitian Kependudukan, Prosedur, dan Strategis. Bandung: Angkasa.
Altman, D.G. 1995. Practical Statistics for Medical Research. London: Chapman and Hall.
Arjatmo, Tjokronegoro. 1979. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta: Komisi
Pengembangan, Riset, dan Perpustakaan UI.
Hedge, M.N. 1987. Clinical Research in Communicative Disorders. Boston: Little Brown.
Hulley, S.B. 2007. Designing Clinical Research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Oconnor, M. 1976. Writing Scientific Papers in English. New York: Elsevier.
Sastroasmoro, Ismael. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Jakarta:
Sagung Seto.
Sastroasmoro, S. 2008. Panduan Penulisan Makalah Ilmiah Kedokteran Edisi ke-2. Jakarta:
Sagung Seto.
Hartati, Dwi. 2012. Menulis Daftar Pustaka Available from: http://oke.or.id/wp-
content/plugins/downloads-manager/upload/BI-daftar%20pustaka.pdf [Accessed 29
September 2012]
International Committee of Medical Journal Editors. Uniform Requirements for Manuscript
Submitted to Biomedical Journals. Available from: www.ICMJE.org [Accessed 29
September 2012]
Wahyudi, Johan. 2011. Bagaimanakah Menulis Daftar Pustaka yang Benar? Available from:
http://media.kompasiana.com/buku/2011/01/22/bagaimanakah-menulis-daftar-pustaka-
yang-benar/ [Accessed 29 September 2012]
19