Makalah ini membahas perkembangan perdagangan besar dan eceran serta dampaknya terhadap produk agribisnis. Perdagangan besar adalah aktivitas pemasaran dari produsen ke pedagang eceran atau lembaga lain, sedangkan eceran adalah penjualan langsung ke konsumen. Studi kasus perdagangan jeruk Pontianak di Kalimantan Barat menunjukkan dampak positif membantu petani memasarkan produk dengan harga lebih tinggi, namun juga berisiko
1 of 8
More Related Content
Makalah_1 Makalah tugas agribisnis 7
1. MAKALAH TUGAS AGRIBISNIS PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN SERTA
DAMPAK TERHADAP PRODUK AGRIBISNIS
SEMESTER GENAP
TAHUN 2009
KELOMPOK 3 AGRIBISNIS
Raden Bondan E B (150110080162 )
Adi Firmansyah (150110080158 )
Ayu Larasati ( 150110080135 )
Dhea Primasari (150110080160 )
Adhi Cahya Nugraha ( 150110080148 )
Ivan Komara ( 150110080150 )
Tohom D.P.S ( 150110080153 )
Novian Eka ( 150110080157 )
Maria Orisa ( 150110080138 )
M. Rizal ( 150110080127 )
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2. 2
1. PENGERTIAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
1. Perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-
barang dari produsen ke pedangan eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya.
2. Lembaga perantara pemasaran Pertanian ( Klos dan Uhl ( 1990 ) )
Lembaga perantara perdagangan yaitu pedagang pengecer dan pedagang besar
Agen perantara yaitu broker dan lembaga yang mencari komisi
Perantara spekulan
Prosessor dan manufaktur (Agroindustri)
Lambaga fasilitator
3. Skema Marketing Perdagangan Besar hingga pengecer
4. Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa
kepada konsumen akhir
5. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari
produsen sampai kepada konsumen.
6. Klasifikasi perdagangan eceran:
Perdagangan eceran besar
Perdagangan eceran kecil dari:
Eceran kecil berpangkalan
Eceran kecil tidak berpangkalan
- Ukuran yang dipakai untuk kalsifikasi ini ialah ownership,
Pemilikan ,dan jumlah pegawai
7. ( Kotler ) membagi tipe-tipe pedagang eceran menjadi 3 bagian besar yaitu:
3. 3
1. Store Retailer yaitu perdagangan eceran yang menjual berbagai jenis barang dari
furniture hingga bahan pangan
speciality store
departement store
supermarket
convenience store
superstore, combination store and hypermarket
discount store
off price retailer
catalog showroom.
2. Non Store Retailer yaitu suatu bentuk pengecer non toko
- direct selling
- direct marketing
- automatic vending machine
- buying service
3. Retailer Organization yaitu suatu bentuk pengecer berbasis organisasi
- corporate chain ( rantai kerja sama )
- valuntary chain and retail cooperative
- customer cooperative
- franchise organization
- merchandising conglometare.
8. Keuntungan perdagangan eceran kecil
1) Modal yang diperlukan kecil dan rentabilitasnya besar
2) Pedangan-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya
dari usaha merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya
iseng atau mengisi waktu lowong terutama pada daerah musiman
3) Tempat kedudukan pedagang-2 eceran kecil biasanya paling strategis
4) Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat.
9. Faktor-Faktor Kelemahan Perdagangan eceran kecil.
Keahlian kurang
Adiministrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan, sehingga kadang-kadang
habis dimakan
Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion
Faktor yang mendorong majunya toko eceran
Lokasi/tempat toko eceran
Kelengkapan barang
Ketepatan harga
Suasana toko (store atmosphere)
5. 5
2. PERKEMBANGAN SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DI SULAWESI UTARA
( Sumber Kepala BPS Sulut, Drs Djasa Bangun )
Dari data yang dipaparkan Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, tercatat tiga sektor
yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q to q ) yakni sektor pertanian sebesar 19,59
persen, sektor perdagangan hotel dan restoran 17,05 persen dan sektor pertambangan
serta penggalian 16.03 persen.
Meningkat pertumbuhan sektor pertanian menurut Bangun, disebabkan oleh kenaikan
sub sektor peternakan 43,72 persen dan sub sektor perkebunan 39,01 persen.
Sementara dilihat angka laju pertumbuhan PDRB pada triwulan II 2008 dibanding posisi
yang sama tahun 2007, mengalami pertumbuhan sebesar 7,19 persen. Pertumbuhan
ditopang oleh peningkatan pada semua sektor ekonomi. Tiga sektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian 10,09 persen,
sektor perdagangan hotel restoran 9,60 persen, dan sektor bangunan 8,76 persen.
Tumbuhnya sektor pertambangan dan penggalian didorong oleh kenaikan subsektor
penggalian yang mampu tumbuh sebesar 11,40 persen pada triwulan ini. Kenaikan
subsektor penggalian juga akibat meningkatnya volume permintaan yang berdampak
pada peningkatan produksi penggalian, terutama galian C (pasir, krikil, ranah keras,
batu). Sektor perdagangan hotel dan restoran berada pada urutan selanjutnya dengan
pertumbuhan sebesar 9,60 persen. Pertumbuhan terjadi karena meningkatnya sub
sektor hotel sebesar 15,35 persen, perdagangan besar dan eceran 9,12 persen dan
retoran 7,39 persen.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Gemmy Kawatu SE MSi mengatakan
pembangunan beberapa infrastruktur seperti pelebaran jalan dan pembangunan
sejumlah hotel baru, dalam rangka WOC 2009 dan MKPD 2010, ternyata sangat
berpengaruh terhadap sektor bangunan maupun sektor perdagangan hotel dan
restoran. Ini dibuktikan berdasarkan angka pertumbuhan ekonomi yang dibeberkan
BPS Sulut , jelasnya.(wel).
6. 6
3. STUDI KASUS PERDAGANGAN KOMODITAS JERUK PONTIANAK
Jeruk Pontianak yang diproduksi di propinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu
komoditas pertanian yang menjadi andalan utama propinsi tersebut. Banyak pedagang
yang bergerak di bidang pemasaran jeruk Pontianak dari pedagang pengumpul desa,
pedagang besar, dan pengecer. Pada akhir decade 1980an, system pemasaran jeruk ini
dianggap sangat merugikan karena tingkat harga yang sangat rendah sehingga
pemerintah daerah Kalimantan Barat mengadakan campur tangan terhadap system
pemasaran jeruk melalui system tata niaga
SKEMA PERDAGANGAN JERUK PONTIANAK
4. DAMPAK PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN PADA KOMODITAS JERUK PONTIANAK
a) Dari aspek positif, membantu petani jeruk memasarkan komoditas pertanian ke
wilayah ibukota dengan harga yang lebih tinggi melalui lembaga perdagangan
tersebut.
b) Dari aspek negative, petani harus beresiko dalam perbedaan harga yang diterima
petani dengan yang dibayar konsumen di Ibukota sangat berbeda jauh.
c) Bagi pelaku perdagangan Jeruk Pontianak harus menerima resiko tingkat harga,
kualitas jeruk yang dipasarkan, biaya transportasi yang tergantung pada kondisi
pasar.
7. 7
5. KESIMPULAN
Perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang
dari produsen ke pedangan eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya.
Lembaga perantara pemasaran Pertanian ( Klos dan Uhl ( 1990 ) )
Lembaga perantara perdagangan yaitu pedagang pengecer dan pedagang besar
Agen perantara yaitu broker dan lembaga yang mencari komisi
Perantara spekulan
Prosessor dan manufaktur (Agroindustri)
Lembaga fasilitator
Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa
kepada konsumen akhir dan juga mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari
produsen sampai kepada konsumen.
Klasifikasi perdagangan eceran
Perdagangan eceran besar
Perdagangan eceran kecil dari:
i. Eceran kecil berpangkalan
ii. Eceran kecil tidak berpangkalan
8. 8
6. DAFTAR PUSTAKA
E.Gumbira Said. MANAJEMEN AGRIBISNIS. 2001. Jakarta
http. www. Google.com/ perdagangan besar dan eceran