#4: Kita datang untuk melayani bukan untuk dilayani
Ibadah bukan pertunjukkan sebaliknya dalam ibadah kita yang ditonton oleh Allah
Sikap kita selama ibadah diperhatikan oleh Allah
Benarkah kita memberikan yang terbaik baginya?:
- Apakah aktor memberikan yang terbaik?
- Apakah sutradara memberikan yang terbaik guna mengarahkan para aktor untuk beri yang terbaik kepada Allah?
- Apakah Allah puas dengan seluruh pelayanan kita?
#6: Ibadah menggunakan liturgi. Liturgi = liturgeau yang berasal dari kata laos=orang-orang, dan ergon=kerja
Jadi liturgi adalah kerja bersama
Hal ini berarti kita bekerja bersama melayani Allah
Semua kita pegang peranan. Maka di liturgi GKI ada berbalasan antara umat dengan penatua, pendeta, liturgos, maupun kantoria. Semua kita punya peranan
Menggambarkan kehidupan kita yang bersama-sama melayani Allah sesuai peranan kita!
#7: Ibadah GKI dibangun dengan ordo (kerangka dasar) liturgi yang berdasar pada Yesaya 6:1-13
Ordo berhimpun
Ordo pemberitaan firman
Ordo persembahan
Ordo pengutusan
#8: Kita diundang oleh Allah bukan kita mengundang Allah
Dimulai dari perarakan masuk. Makanya jemaat berdiri
Lalu keyakinan melalui votum dan salam bahwa ibadah berlangsung dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Menandakan bahwa Allah yang mengundang kita dan memampukan kita beribadah bukan kita yang mengundang Allah karena semua terjadi karena anugerah Allah pertama-tama bukan karena kekuatan kita..
Salam menandakan bahwa ada penyertaan Allah dalam damai yang bersama umat-Nya. Kita menyambutnya dengan berdiri sebagai wujud rasa hormat kita terhadap undangan Allah
Di Yesaya ini bagian dari Allah yang menghampiri Yesaya
Setelah itu ada ordo pengakuan dosa. Seperti Yesaya yang ketika dihampiri Allah, ia merasa tidak layak sesungguhnya untuk bertemu Allah karenanya ia harus ditahirkan
Maka ada pengakuan dosa setelah kita bertemu dengan Allah karena sesungguhnya kita tidak layak mengingat dosa-dosa kita.
Setelah itu ada kelayakan berupa berita anugerah dari Allah yang kita sambut dengan rasa hormat dengan cara bangkit berdiri
Lalu ada nyanyian berita anugerah sebagai wujud ungkapan syukur atas anugerah-Nya
#9: Setelah kita layak, seperti Yesaya, Allah kemudian memberikan firman-Nya kepada Yesaya
Maka setelah pengakuan dosa dan berita anugerah, ada pemberitaan Firman Allah.
Dimulai dengan doa pemberitaan firman Tuhan atau epiklesis saat Perjamuan Kudus. Mohon tuntunan Roh Kudus bagi kita untuk memahami kehendak-Nya
Lalu setelah itu firman diberitakan. Di GKI dimulai dari pembacaan Alkitab. Mengikuti leksionari. Mengapa leksionari. Wujud bahwa firman Allah bertahta dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Injil menjadi penutup karena Injil adalah mengenai Yesus Kristus yang adalah Firman Yang Hidup! Dan leksionari digunakan oleh gereja di seluruh dunia sebagai wujud keesaan gereja.
Kita menutupnya dengan saat hening bukan saat teduh untuk merenungkan sejenak apa yang disampaikan di khotbah
Lalu menujnjukkan keyakinan iman kita atas pemberitaan firman melalui pengakuan iman rasuli
Setelah itu baru kita berdoa syafaat
#10: Tidak dapat dilepaskan dari pemberitaan Firman Respon pemberitaan Firman
Setelah terima firman, kita memberikan persembahan. Persembahannya adalah seluruh hidup kita bukan sekedar uang. Uang hanya simbol. Seperti Yesaya yang mau kasih seluruh hidupnya
Tidak ada 10% tetapi 100% untuk Tuhan di GKI
Sekalipun demikian, GKI tidak melarang kalau ada yang ingin memberikan persepuluhan atau perpuluhan. Kalaupun ada yang mau memberikan itupun simbol dan disiplin rohani yang diharapkan dilakukan dalam hidup keseharian
Persembahan adalah simbol dari persembahan hidup kita
Persembahan adalah simbol dari persembahan hidup kita
Biasanya ditutup dengan Perjamuan Kudus yaitu pelayanan meja. Wujud simbol Allah melalui Yesus Kristus yang mengasihi dan memberi diri bagi dunia maka kita pun diharapkan mempersembahkan diri kita untuk dipakai bagi pelayanan Allah di dunia.
Sekalipun demikian, tidak tiap minggu GKI mengadakan PK. Biasanya 4 kali setahun.
Karena tidak diadakan maka ada simbol Perjamuan Kudus di atas meja.
Berdiri mengantar persembahan adalah simbol rasa hormat terhadap Allah melalui persembahan
#11: Seperti Yesaya yang siap diutus, kita pun siap diutus ke dalam dunia. Ini aku, utus aku ya Allah
Maka kita masuk dalam pengutusan. Lagu yang dipilih pun lagu-lagu yang menguatkan agar kita siap diutus ke dunia.
Ibadah kita tidak boleh berhenti dalam ibadah minggu, maka kita diutus untuk mewujudkan ibadah dalam hidup sehari-hari. Seperti spanduk di belakang.
Pengutusan membutuhkan berkat Tuhan. Maka ada berkat dari Imam yakni pendeta atau pengkhotbah yang disambut dengan rasa hormat dengan bangkit berdiri dan haleluya
Setelah itu, perarkan keluar yang ditandai dengan umat yang duduk setelah pengkhotbah atau pendeta melewati.