際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MANAJEMEN KAS

   PENGERTIAN KAS
       Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling
        likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk
        memenuhi kewajiban finansial perusahaan.
       Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk
        membiayai operasi perusahaan sehari-hari (dalam bentuk
        modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat
        kontinyu (untuk pembelian bahan baku, membayar upah dan
        gaji, membayar supplies kantor habis pakai, dll) dan tidak
        kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran
        hutang, dsb)
       Tujuan perusahaan menyimpan/membutuhkan kas (John
        Maynard Keynes):
        a. Kebutuhan kas untuk transaksi (diperlukan dalam
           pelaksanaan operasi usaha perusahaan)
        b. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi
           aliran kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit
           diperkirakan)
        c. Kebutuhan kas untuk berspekulasi.


   ALIRAN KAS
       Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow)
        dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas ada yang
        kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
       Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk
        secara tunai, penerimaan piutang. Aliran kas masuk
        intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik



Minggu 7                                                           1
perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank,
            penjulan AT yang tdk terpakai).
       Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian
        bahan mentah, gaji karyawan) Aliran kas keluar intermittent
        (misalnya pengeluaran utk pembayaran dividen, bunga,
        pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham,
        pembelian AT).


                                               Aliran Kas Dalam Perusahaan


                          Depresiasi
                                                                  BARANG
                                                                  DALAM
                                                                  PROSES
                                   Upah Buruh
                                                              BARANG JADI




                                                                                                                               Bahan Mentah
                                 Upah,
           Aktiva tetap




                                  Biaya                                                 Pemjuala
             (Netto)




                                                Biaya Adm Penjualan
                                  Adm                                                   n Kredit
                                                                      Penjualan Tunai




                                                                                                        PIUTANG
                                    +
                                Penjualan
                                                                                        Pengumpulan Kredit
                                            Pembelian AT
                                                                                                                   Pembelian



               Penjualan AT
                                        Pinjama
                                                                                                     Investasi
                    UTANG                                                    KAS                                          PEMILIK

                                       Pembayaran                                                  Pengembalian Kembali




Minggu 7                                                                                                                                      2
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA SEDIAAN KAS
       Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
        likuiditasnya. Makin tinggi tingkat jumlah kas maka
        perusahaan semakin likuid (sebaliknya).
       Jumlah kas yang paling ideal sampai saat ini belum ada
        standar umumnya, tetapi telah terdapat beberapa pedoman
        untuk menentukan jumlah kas perusahaan. Hal ini
        dikemukaan oleh H.G Guthmann bahwa jumlah kas yang ada
        di perusahaan yang well finance hendaknya tidak kurang
        dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.
       Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan salesnya
        (penjualan). Perbandingan antara sales dengan jumlah kas
        rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash
        turnover). Makin tinggi turnovernya makin baik Karena berarti
        makin efisien penggunaan kasnya.
       Seperti halnya sediaan, kas juga memiliki persediaan bersih
        atau persediaan minimal yang disebut sebagai safety cash
        balance (merupakan jumlah kas minimal dari kas yang harus
        dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi
        kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu.
       Faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan bersih kas:
        1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar
        2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
        3. Adanya hubungan yang baik dengan bank


   MODEL SALDO KAS / MODEL MANAJEMEN KAS

      1. Model Persediaan (Model Baumol)
           William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa
            kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip dengan
            pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki
            saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami

Minggu 7                                                            3
kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana
             tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih
             menguntungkan (sebaliknya).
            Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis
             (EOQ/Economic Order Quantity) bertujuan untuk
             meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan dan
             biaya pesan).
                  Persamaan untuk EOQ (Q) = (2oS/C)1/2
                  Persamaan untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k ) 1/2

            D=      Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap
                    periode perencanaan (per tahun)
            C=      Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas
                    atau peminjaman (Saldo Kas)
            F =     Biaya Tetap dari penjualan sekuritas atau
                    peminjaman
            k=      Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya
                    kesempatan) karena memegang kas

            Biaya Kesempatan = ( C / 2 ) k
            Biaya Transaksi  =(D/C)F

            Misalnya kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama.
             Apabila pada awal periode jumlah kas = Q, maka sedikit
             demi sedikit saldo kas akan mencapai 0. Pada saat
             mencapai 0, perusahaan perlu merubah aktiva lain
             (misalnya sekuritas) menjadi kas sebesar Q.
             Permasalahannya adalah berapa jumlah sekuritas yang
             harus diubah menjadi kas setiap kali diperlukan yang
             akan meminimumkan biaya karena memiliki kas dan
             biaya karena merubah sekuritas menjadi kas.

            Contoh kasus:


Minggu 7                                                                 4
Kebutuhan kas setiap tahun adalah Rp 1.200 juta, dan
               pemakaiannya per hari konstan. Biaya transaksi setiap
               kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp 50.000.
               Tingkat bunga yang diperoleh karena memiliki sekuritas
               adalah 12% per tahun. Berapa sekuritas yang harus
               dijual saat saldo kas mencapai 0 rupiah. (*mengacu pada
               rumus EOQ)
               Biaya minimum terjadi saat biaya kesempatan = biaya
               simpan

      2. Model Miller dan Orr
          Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kass masuk
           dan keluar tidak konstan (berfluktuasi). Miller and Orr
           menentukan batas pengendalian atas dan batas
           pengendalian bawah serta saldo kas yang ditargetkan.
          Secara diagram
                                         a
               h


               z


               0                                           Waktu

              Rumus yang disajikan Miller and Orr
                   Z = [ (3 o 2)]1/3
                           4i
               o = biaya tetap untuk melakukan transaski
               2 = variance arus kas masuk bersih harian
               i = bunga harian untuk investssi pada ssekuritas


              Kasus:
               Nilai batas atas ssebesar 3 z. batas bawah Rp 0. nilai o =
               Rp 50.000, 2 = (2,3 juta)2 dan i = 12% (0.12 /365 hari)

Minggu 7                                                                5
Z = [ (3 (50.000) (2.3 juta2))]1/3 =[ (6.034) 20] 1/3
                        4(0.12/365)
                  Z = Rp 8.45 juta

               Ini berarti nilai batas atas adalah 3 (8.45 juta) = 25,35
               juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp 25,35 juta,
               perusahaan harus merubah Rp 16,90 juta menjadi
               sekuritas agar saldo kas kembali Rp 8,45 juta. Sebaliknya
               saat saldo kas Rp 0, perusahaan menjual sekuritas Rp
               8,45 juta agar saldo kas kembali menjadi Rp 8,45.
               Saldo rata-rata dapat diperkirakan sebesar (z +h)/3
              Asumsi Miller dan Orr
               1. Aliran kas harian random dan sulit diramalkan,
               2. Transfer dari dan ke sekuritas cepat,
               3. Tren musiman dan siklis tidak dipertimbangkan ,
               4. Biaya pembelian dan penjualan sekuritas tetap,
               5. Struktur termin tingkat bunga flat dan tingkat bunga
                  tidak berubah.

      3. Model Stone
          Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih
           memberikan perhatian pada manajemen saldo kas
           daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal.
           Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi atau
           batas pengendalian terendah tidak secara otomatis akan
           melakukan investasi atau disinvestasi sekuritas tetapi
           melihat terlebih dahulu harapan adanya aliaran kas
           masuk/keluar beberapa hari yang akan datang.

            Secara diagram Model stone sebagai berikut




Minggu 7                                                                  6
h                        a
           h-x                          b
                                            c

           z

       o+x                                          d
        o                                   e
                                                f         waktu


            Diagram    diatas   menjelaskan    terdapatnya   batas
             pengendalian atas (h) dan batas pengendalian bawah (o)
             dalam model stone disebut sebagai batas pengendalian
             luar. Sedangkan h-x dan o+x disebut sebagai batas
             pengendalian dalam.
            Apabila saldo kas mencapai titik a (batas pengendalain
             atas luar) perusahaan harus melihat aliran kas pada
             beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan
             apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam batas
             pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas menuju titik c
             maka perusahaan tidak perlu melakukan investasi. Tetapi
             bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan
             investasi.
            Begitu pula bila saldo kas menuju titik f perusahaan perlu
             melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan datang
             untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kembali
             bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam.
             Apabila saldo kas menuju titik d maka perusahaan tidak
             perlu melakukan disinvestasi. Tetapi bila saldo kas menuju
             titik b perusahaan perlu melakukan disinvestasi sekuritas.




Minggu 7                                                              7
ANGGARAN KAS (BUDGET KAS)

Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu
periode tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan
dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui kapan
perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus.


Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian:
       1. Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil
          penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan
          bunga dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan
          penerimaan lain
       2. Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan mentah,
          pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh,
          pembayaran bunga, dividen, pajak, dll

Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perush adalah
mengetahui :
       1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya
          perusahaan
       2. Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana
          operasi perusahaan
       3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut
          dibutuhkan untuk menutup defisit kas
       4. Saat kapan kredit dibayar kembali.

Tahap penyusunan budget kas:
      1. Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran
         menurut rencana operasionil perusahaan (transaksinya
         adalah transaksi operasional).
      2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau
         kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang
         diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana


Minggu 7                                                          8
operasinya    perusahaan.     Juga    disusun    estimasi
              pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu
              pembayarannya kembali (transaksinya adalah transaksi
              finansiil).
           3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan
              pengeluaran setelah adanya transaksi finansil dan budget
              kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi
              operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan
              estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.




Minggu 7                                                              9

More Related Content

Manajemen Kas1

  • 1. MANAJEMEN KAS PENGERTIAN KAS Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat kontinyu (untuk pembelian bahan baku, membayar upah dan gaji, membayar supplies kantor habis pakai, dll) dan tidak kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran hutang, dsb) Tujuan perusahaan menyimpan/membutuhkan kas (John Maynard Keynes): a. Kebutuhan kas untuk transaksi (diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan) b. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan) c. Kebutuhan kas untuk berspekulasi. ALIRAN KAS Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent). Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang. Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik Minggu 7 1
  • 2. perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk terpakai). Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji karyawan) Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran utk pembayaran dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian AT). Aliran Kas Dalam Perusahaan Depresiasi BARANG DALAM PROSES Upah Buruh BARANG JADI Bahan Mentah Upah, Aktiva tetap Biaya Pemjuala (Netto) Biaya Adm Penjualan Adm n Kredit Penjualan Tunai PIUTANG + Penjualan Pengumpulan Kredit Pembelian AT Pembelian Penjualan AT Pinjama Investasi UTANG KAS PEMILIK Pembayaran Pengembalian Kembali Minggu 7 2
  • 3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA SEDIAAN KAS Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin tinggi tingkat jumlah kas maka perusahaan semakin likuid (sebaliknya). Jumlah kas yang paling ideal sampai saat ini belum ada standar umumnya, tetapi telah terdapat beberapa pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan. Hal ini dikemukaan oleh H.G Guthmann bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan yang well finance hendaknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan salesnya (penjualan). Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnovernya makin baik Karena berarti makin efisien penggunaan kasnya. Seperti halnya sediaan, kas juga memiliki persediaan bersih atau persediaan minimal yang disebut sebagai safety cash balance (merupakan jumlah kas minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu. Faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan bersih kas: 1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar 2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan 3. Adanya hubungan yang baik dengan bank MODEL SALDO KAS / MODEL MANAJEMEN KAS 1. Model Persediaan (Model Baumol) William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami Minggu 7 3
  • 4. kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih menguntungkan (sebaliknya). Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ/Economic Order Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan dan biaya pesan). Persamaan untuk EOQ (Q) = (2oS/C)1/2 Persamaan untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k ) 1/2 D= Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan (per tahun) C= Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo Kas) F = Biaya Tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman k= Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena memegang kas Biaya Kesempatan = ( C / 2 ) k Biaya Transaksi =(D/C)F Misalnya kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama. Apabila pada awal periode jumlah kas = Q, maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai 0. Pada saat mencapai 0, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya sekuritas) menjadi kas sebesar Q. Permasalahannya adalah berapa jumlah sekuritas yang harus diubah menjadi kas setiap kali diperlukan yang akan meminimumkan biaya karena memiliki kas dan biaya karena merubah sekuritas menjadi kas. Contoh kasus: Minggu 7 4
  • 5. Kebutuhan kas setiap tahun adalah Rp 1.200 juta, dan pemakaiannya per hari konstan. Biaya transaksi setiap kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp 50.000. Tingkat bunga yang diperoleh karena memiliki sekuritas adalah 12% per tahun. Berapa sekuritas yang harus dijual saat saldo kas mencapai 0 rupiah. (*mengacu pada rumus EOQ) Biaya minimum terjadi saat biaya kesempatan = biaya simpan 2. Model Miller dan Orr Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kass masuk dan keluar tidak konstan (berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah serta saldo kas yang ditargetkan. Secara diagram a h z 0 Waktu Rumus yang disajikan Miller and Orr Z = [ (3 o 2)]1/3 4i o = biaya tetap untuk melakukan transaski 2 = variance arus kas masuk bersih harian i = bunga harian untuk investssi pada ssekuritas Kasus: Nilai batas atas ssebesar 3 z. batas bawah Rp 0. nilai o = Rp 50.000, 2 = (2,3 juta)2 dan i = 12% (0.12 /365 hari) Minggu 7 5
  • 6. Z = [ (3 (50.000) (2.3 juta2))]1/3 =[ (6.034) 20] 1/3 4(0.12/365) Z = Rp 8.45 juta Ini berarti nilai batas atas adalah 3 (8.45 juta) = 25,35 juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp 25,35 juta, perusahaan harus merubah Rp 16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembali Rp 8,45 juta. Sebaliknya saat saldo kas Rp 0, perusahaan menjual sekuritas Rp 8,45 juta agar saldo kas kembali menjadi Rp 8,45. Saldo rata-rata dapat diperkirakan sebesar (z +h)/3 Asumsi Miller dan Orr 1. Aliran kas harian random dan sulit diramalkan, 2. Transfer dari dan ke sekuritas cepat, 3. Tren musiman dan siklis tidak dipertimbangkan , 4. Biaya pembelian dan penjualan sekuritas tetap, 5. Struktur termin tingkat bunga flat dan tingkat bunga tidak berubah. 3. Model Stone Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan perhatian pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal. Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi atau batas pengendalian terendah tidak secara otomatis akan melakukan investasi atau disinvestasi sekuritas tetapi melihat terlebih dahulu harapan adanya aliaran kas masuk/keluar beberapa hari yang akan datang. Secara diagram Model stone sebagai berikut Minggu 7 6
  • 7. h a h-x b c z o+x d o e f waktu Diagram diatas menjelaskan terdapatnya batas pengendalian atas (h) dan batas pengendalian bawah (o) dalam model stone disebut sebagai batas pengendalian luar. Sedangkan h-x dan o+x disebut sebagai batas pengendalian dalam. Apabila saldo kas mencapai titik a (batas pengendalain atas luar) perusahaan harus melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas menuju titik c maka perusahaan tidak perlu melakukan investasi. Tetapi bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan investasi. Begitu pula bila saldo kas menuju titik f perusahaan perlu melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas menuju titik d maka perusahaan tidak perlu melakukan disinvestasi. Tetapi bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan disinvestasi sekuritas. Minggu 7 7
  • 8. ANGGARAN KAS (BUDGET KAS) Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus. Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian: 1. Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lain 2. Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak, dll Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perush adalah mengetahui : 1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan 2. Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan 3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas 4. Saat kapan kredit dibayar kembali. Tahap penyusunan budget kas: 1. Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional). 2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana Minggu 7 8
  • 9. operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali (transaksinya adalah transaksi finansiil). 3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansil dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan. Minggu 7 9