Dokumen tersebut membahas tentang kebun bibit desa (KBD) dan kalender tanam komoditas di kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Ada beberapa poin penting yang diangkat dalam dokumen tersebut, yaitu tujuan pembentukan KBD untuk memenuhi kebutuhan benih/bibit masyarakat, prosedur produksi benih di KBD, serta penyusunan kalender tanam komoditas untuk mengatur rotasi tanaman.
1 of 59
Downloaded 385 times
More Related Content
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
1. Bahan Ajar :
MANAJEMEN PERBENIHAN
KBD (Kebun Bibit Desa) di KRPL
(Kawasan Rumah Pangan Lestari)
Sudarmadi Purnomo
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2013
7. TUJUAN KBI :
Percepatan penyebarluasan varietas unggul Badan Litbang
Pertanian melalui :
1. Produksi dan distribusi benih sumber varietas unggul Badan Litbang
Pertanian untuk mendukung program M-KRPL
2. Mengelola benih inti/sumber/tanaman induk varietas unggul Badan
Litbang Pertanian
3. Membangun model hubungan KBI dengan KBD atau pemangku
kepentingan lainnya
4. Memperoleh umpan balik perbaikan teknologi perbenihan/perbibitan
dalam mendukung program M-KRPL
8. III. TUJUAN, KELUARAN DAN MANFAAT
Pembentukan Kelembagaan KBD dimaksudkan membangkitkan kembali
kepada masyarakat kecintaan kepada benih/bibit dalam membangun
kelestarian M-KRPL.
Tujuan
Melayani kebutuhan benih/bibit secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan
waktu) kepada komunitas M-KRPL
Keluaran
1. Tersedianya benih/bibit secara tepat secara tepat (varietas, mutu,
jumlah, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan komunitas di M-KRPL
2. Rumah tangga anggota komunitas M-KRPL memperoleh benih/bibit
secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) sesuai dengan
kebutuhan komunitas di M-KRPL.
Manfaat
1. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat merencanakan
kecukupan pangan harian secara cepat,
2. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat menyiapkan input
produksi dengan baik untuk pertanamannya
3. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat melakukan manajemen
proses produksi, baik untuk tanaman maupun ternak dan pemasaran
dengan baik,
4. Rumah tangga dalam komunitas M KRPL dapat menentukan rotasi
tanaman pada setiap waktu tertentu berdasarkan potensi sumber daya
iklim dan air,
5. Komunitas dapat membangun jejaring ekonomi dengan antar
komunitas M-KRPL lainnya
9. Kebun Bibit Desa (KBD)
.
Dengan demikian Kelembagaan KBD memiliki peran utama sebagai produsen dan
penyalur berbagai jenis benih/bibit yang dibutuhkan oleh anggota KRPL maupun
masyarakat desa serta konsumen yang membutuhkan benih/bibit.
Macam benih/bibit yang diproduksi dan distribusi meliputi :
-Tanaman : sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan, TOGA
-Ternak : ayam, itik, bebek, mentok, kelinci
- Ikan : Lele, Nila, Gurame, Bawal, Patin
10. Fungsi KBD :
1. Fungsi produksi dan distribusi, yaitu komoditas yang ada di KBD dapat
diprodukdi secara berkelanjutan
2. Fungsi keberagaman, yaitu komoditasnya memiliki keragaman horizontal
sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih/bibit anggota rumah pangan lestari
3. Fungsi estetika yaitu pengaturan penanamannya memperhatikan aspek
keragaman vertikal sehingga dapat memberikan pemandangan yang indah dan
teratur
4. Fungsi lingkungan , yaitu KBD dapat memberikan nuansa yang nyaman, ramah,
kreatif dan sehat
5. Fungsi pelayanan, yaitu KBD harus mampu melayani kebutuhan bibit bagi
anggota pelaku rumah pangan lestari setiap saat
6. Fungsi keberlanjutan yaitu KBD dikelola secara profesional model bisnis.
11. Persyaratan KBD :
1.Syarat keberlanjutan : KBD sebaiknya menggunakan lahan fasilitas umum :
milik desa/lembaga pengelola KRPL/kelompok tani/Gapoktan dan dikelola kelompok
2.Syarat luas : lahan KBD cukup mampu digunakan aktivitas perbenihan dalam
memenuhi kebutuhan benih/bibit bagi anggota RT KRPL, dan atau bisnis benih/bibit bagi
komunitas KRPL
3.Syarat kekuatan : SDM mumpuni dalam manajemen KBD serta kemudahan
kemudahan lainnya dalam akses sarana, infoteknologi dan pasar serta permodalan.
4.Syarat keterjangkauan : letaknya strategis sehingga mudah dijangkau oleh
anggota RT KRPL atau masyarakat lainnya yang memerlukan benih/bibit.
5.Syarat kenyamanan : tata ruang KBD menggunakan prinsip ramah lingkungan,
efisien, indah dan estetik.
6.Syarat keunikan lokal : produk berupa benih/bibit dengan induk sepsifik
lokasi/ brand,
7. Syarat tertip administrasi
12. Persyaratan Sarana KBD :
1. Lokasi relatif terbuka untuk masuknya energi matahari
2. Tersedia sumber air untuk irigasi : air tanah (sumur) atau air permukaan
(sungai kecil, kolam) Lebih baik irigasi Drip
3. Tersedia rumah bibit, seedbad, rak bibit, kereta dorong, mesin pencacah
4. Tempat prosesssing media semaian (tanah, pasir, peatmoss, sekam dan sekam
bakar, kompos, pupuk kandang).
5. Tersedia peralatan yang memadai: cangkul, garpu, kored, sekop, pot berbagai
ukuran, polibag berbagai ukuran, gunting pangkas, gunting stek, pisau okulasi,
bak plastik untuk perkecambahan, selang air, ember
6. Untuk perbibitan ternak unggas dan ikan disesuaikan.
13. Basis kelompok
Agro
Basis ekosistem
kelompok
Agribisnis
Kebutuhan
Kebutuhan
Anggota
K
Anggota
B TATA RUANG BUDIDAYA PRODUKSI
Komoditas BENIH
D
Lahan
Lahan
Memenuhi POLA TANAM Pola
Memenuhi
Persyaratan Penyaluran
Persyaratan
Sistem RPL dan
revolving Non RPL
Pendekatan Pengembangan KBD berbasis Kelompok
Sumber: Modul KBD
14. Tabel 1. Model manajemen pelaksanaan KBD
Pelaksana Manajemen Fasilitas (Lokasi; Sumber pembiayaan)
A B A+B C D E
1. Kelompok (terpisah) (+) (+)
2. Kelompok + Pengelola (+) (+) (+) non non
M-KRPL
3. Pengelola M-KRPL (+) non non non (-)
4. Perorangan (Profesional) non (-) (-
)
5. Perorangan Pelaku RPL non non non non
A=Desa/Poktan/Gapoktan; B = Pengelola M-KRPL; C = Perorangan/Profesional;
D = Pelaku RPL; E = Penyandang permodalan; = ada ditemui; Non = Jarang/tidak ditemui;
(+) = indikator lestari; (-) = rawan lestari; (-)(-) = rawan dan tidak baik untuk M-KRPL
15. :
1. Membuat kesepatan sistem produksi dan distribusi benih/bibit dengan warga komunitas KRPL
2. Membuat perencanaan kebutuhan benih/bibit (tanaman, ternak, ikan) dalam satu kawasan dengan
jangka waktu per satu tahun menggunakan Kalender Tanam Komoditas KRPL --- ;
3. Membuat perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana untuk memproduksi kebutuhan benih/bibit
yang diperlukan oleh warga komunitas KRPL
4. Melaksanakan manajemen produksi sesuai dengan macam benih/bibit yang diproduksi. Jika benih
itu tanaman, baik pangan (umbi-umbian), hortikultura (sayuran, buah-buahan), kacang-kacangan,
pakan ternak hijauan, tanaman tanaman obat rumah tangga (TOGA), dengan mulai penyiapan media
/ kompos, olah tanah, persemaian, pindah tanam, pengelolaan dilapangan, panen dan penanganan
panen (di konsumsi / jual) menerapkan sesuai buku panduan (SOP) yang telah disepakati bersama
warga komunitas KRPL
5. Melakukan koordinasi dengan pengelolaan KRPL secara regular
6. Membuat laporan pembukuan dan perkembangan produksi dan distribusi benih/bibit
7. Membangun kemitraan pelaku bisnis benih/bibit.
17. KELEMBAGAAN YANG TERLIBAT
Lembaga Pemangku Keterangan/
No Peran Pemangku Kepentingan
Kepentingan Eksekutor
1 Pengelola KBD Manajemen produksi dan distribusi benih/bibit dan Ada 5 model tetapi seyogyanya
fungsi-fungsi KBD lainnya menerapkan model positif
2 Pengelola KRPL Manajemen perencanaan, pembiayaan, evaluasi dan Local champion
(PKK/KWT/Dasa Wisma) promosi
Poktan/Gapoktan Fasilitasi pembangunan dan pengembangan (Lokasi/ Local champion
Perkantoran/Koperasi/Promosi/Pengelola)
3 Pemerintahan desa Fasilatasi terbangunnya KBD Perangkat Desa
(Lokasi/Perkantoran/Koperasi/Promosi)
4 BPTP 1. Sumber benih/bibit LO/Korwil/Tim Teknis BPTP
2. Penyediaan teknologi pembibitan
3. Penyebaran teknologi pembibitan melalui pelatihan
4. Pendampingan
5. Monitoring dan evaluasi
5 Perguruan tinggi 1. Sumber benih/bibit (jika ada) -
dan atau LSM 2. Penyediaan teknologi pembibitan
3. Penyebaran teknologi pembibitan melalui pelatihan
4. Pendampingan
6 Pemerintah Kab/Kota 1. Fasilatasi terbangunnya KBD BKP/BP4K/Bapeluh/ d Dinas
2. Pendampingan Lingkup Pertanian an Posko P2KP
tingkat Kabupaten/Kota
7 Pemerintah Propinsi 1. Fasilatasi terbangunnya KBD BKP/Bakorluh/Dinas Lingkup
2. Pendampingan Pertanian dan Posko P2KP tingkat
Propinsi
18. PROSEDUR PELAKSANAAN PRODUKSI BENIH
MEDIA TANAM
CARA PERBENIHAN
PERBENIHAN DARI BIJI
PERBENIHAN SECARA VEGETATIF
PEMELIHARAAN SEMAI
DISTRIBUSI BIBIT
PENYUSUNAN KaToP
19. JEJARING KBI, KBD ---- KBDRT
PERENCANAAN, PERBAIKAN SESUAI KALENDER TANAM
DISTRIBUSI BENIH
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERBENIHAN
PENINGKATAN KAPASITAS SDM MELALUI PELATIHAN DAN
STUDI BENIH
SISTEM PRODUKSI DAN PASAR (LELANG) BERSAMA
PAMERAN DAN LOMBA KBD
PERTUKARAN BENIH SUMBER/INDUK
MONITORING DAN EVALUASI TERPADU
20. 1. KaToP dengan komponen komposisi jenis tanaman dan ternak, umur, waktu tanam, lokasi
tanam, curahan tenaga kerja, biaya pengelolaan, cara panen dan mengolah hingga
pramusaji dioverlay dengan kandungan energi, gizi, vitamineral, serat, protein
2. Inovasi pertanian vertikal Teknolgi Efisien air
3. Inovasi pertanian pekarangan / Lahan Sempit
4. Varietas unggul lokal untuk pekarangan (umur genjah, tahan kering, tahan naungan,
kandungan protein tinggi)
5. Prosessing dengan pemanfaatan bahan pangan lokal : Pangan Fungsional
21. Pengertian kalender tanam : jadual rotasi tanam dalam upaya
optimalisasi pekarangan, dimana jenis tanaman yang ditanam dan
panen sesuai dengan kebutuhan pangan rumah tangga, khususnya
dalam rangka pemenuhan karbohidrat non beras dan atau protein non
hewani, yaitu ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan
selama periode tertentu.
Tujuan :
1. optimalisasi produktivitas pekarangan,
2. meningkatkan produksi tanaman,
3. memperkaya variasi menu,
4. meningkatkan dan menjaga sumberdaya genetik lokal,
5. memelihara keseimbangan biologis,
6. memperbaiki kusuburan tanah pekarangan,
7. memperkecil resiko gagal panen.
22. Gambar 1. Kalender tanam sebagai acuan produksi bibit sayuran daun (A), dan sayuran buah (B)
untuk menjamin tidak ada jeda produk kawasan
26. 1. Lakukan identifikasi 9-15 jenis tanaman sayuran dan pangan yang paling
banyak dan seseringkali dikonsumsi rumah tangga
2. Pastikan jenis tanaman tersebut diusahakan di pekarangan yang
bersangkutan
3. Hitung nilai komposisi kecukupan energi dari jenis-jenis tanaman
tersebut menggunakan pendekatan DKBM,
4. Jika tidak memenuhi persyaratan dengan kartu porsimetri, maka
tambahkan jenis tanaman yang lain
5. Masukkan siklus pertumbuhan jenis-jenis tanaman tersebut ke dalam
diagram agar dapat mengetahui rotasi tanaman hingga satu tahun,
dihitung mulai dari persemaian, tanam hingga panen dan kemudian
tanam lagi dan seterusnya,
6. Hitung kebutuhan lahan pekarangan untuk mencukupi pangan satu
keluarga
7. Jika lahan pekarangan tidak cukup terapkan inovasi pertanian vertikal.
27. Dapat diperoleh angka kebutuhan gizi dalam sehari yang dijabarkan
menjadi kebutuhan pangan, sehingga dapat disusun menu (susunan
makanan) sehari-hari, yang seyogyanya memenuhi kaidah triguna
makanan, yaitu pangan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat
pengatur secara seimbang.
Pangan sumber tenaga dapat diperoleh dari kelompok pangan, yaitu (1)
padi-padian, (2) umbi-umbian dan pangan berpati, (3) minyak dan lemak,
(4) buah/biji berminyak, (5) gula. Pangan sumber zat pembangun terdapat
pada : (6) kelompok pangan hewani dan (7) kacang-kacangan. Pangan
sumber zat pengatur adalah (8) kelompok sayur-sayuran dan buah-
buahan, dan ditambah satu lagi adalah kelompok pangan yang fungsinya
sebagai penambah rasa dan membangkitkan selera, yaitu bumbu dan
minuman
Untuk memudahkan penyusunan menu B2S menggunakan
sehingga ada 4 kelompok pangan (pangan pokok,
lauk pauk, sayur, buah).
31. Bw Merah di tanam vertikal Uwi ungu genjah pangan Kentang jawa KaTop pencegah
untuk bumbu masak fungsional dg Inulin tinggi diabetes
peluruh kolesterol
Cabai KaTop antosianin tinggi
(sbg antioksidan) Tan garut pekarangan:kadar serat
32. Dalam rangka menuju kecukupan pangan rumah tangga dapat menerapkan sistem
perencanaan model Kalender Tanam Optimalisasi Pekarangan (KATOP) yang disusun
melalui pendekatan :
a. menghitung kebutuhan gizi
b. menterjemahkan kebutuhan gizi menjadi kebutuhan anekaragam pangan
c. menjabarkan dalam frekuensi makan
d. melakukan identifikasi jenis tanaman pangan yang memenuhi B2S menggunakan
DKBM
e. memastikan jenis tanaman tersebut diusahakan di pekarangan yang
bersangkutan
f. melakukan input data kedalam siklus pertumbuhan jenis-jenis tanaman (dan
ternak dan atau ikan) ke dalam diagram Kalender KATOP
g. menghitung kebutuhan lahan pekarangan untuk mencukupi kosumsi pangan B2S
satu keluarga
h. jika lahan pekarangan tidak cukup maka terapkan inovasi pertanian vertikal.
33. maka rumah tangga:
(a)dapat merencanakan optimalisasi pekarangan untuk kecukupan pangan harian
secara tepat dan cepat
(b)dapat mengelola kebun bibit desa (KBD) dengan baik, sesuai kebutuhan komunitas
KRPL
(c) dapat menyiapkan input produksi, baik benih/bibit sumber, media tanam dan
sarana lainnya dengan baik
(d)dapat melakukan manajemen proses produksi, baik untuk tanaman maupun ternak
dan pemasaran dengan baik
(e)dapat menentukan rotasi tanaman pada setiap waktu tertentu berdasarkan
potensi sumber daya iklim dan air
(f) dapat mengurangi kerugian petani sebagai akibat buruk pergeseran musim
(g) dapat membangun jejaring ekonomi dengan antar komunitas KRPL
(h)mengurangi gizi buruk karena apa yang dikonsumsi dalam bentuk segar tersedia di
sekitar rumahnya.
47. Bibit Uwi Ungu
Bibit Uwi Putih
Bibit Uwi Ungu
Bibit Uwi Putih
Bibit Uwi dari umbi bibit belah Bibit Uwi dari stek batang siap pindah
(5 MST) lapang (5 MST)
48. Perbanyakan Uwi dengan stek :
1. Pilih batang tegak dg daun tegak
2. Ambil stek dua mata + 1 daun dg
irisan bagian atas dan pangkal
stek miring 60o
3. Bagian atas dan pangkal diselup
dg benomyl, kemudian ditiris
sekitar 1-2 menit
4. Pangkal stek direndam dg rotoon
F selama 5 menit
5. Tanam di seedba kemudian
pasang sungkup Bibit Uwi dari stek batang Uwi dari stek batang
siap pindah lapang (5 MST) 8 MST
51. Bibit dari umbi belah
Umur Uwi Ungu (8 MST) Umur Uwi Ungu (13 MST)
52. Bibit uwi dan umbi-umbian (kecuali Kentang hitam) dapat disiapkan dengan
cara sederhana dan cepat dalam jumlah banyak dengan multiplikasi umbi
bibit belah menggunakan enam langkah :
1. Menyiapkan tempat semaian (Seedbad), menggunakan media tumbuh serbuk sabut
kelapa (Cocopeat) yang dicampur dengan kompos (1:2),
2. Menyiapkan larutan Benomyl (5 g/l air)
3. Menyiapkan larutan Rooton-F (5 g/l air);
4. Menyiapkan umbi bahan semaian, yaitu dengan membelah umbi menjadi tiga bagian
(bagian pangkal, tengah, dan pucuk) dimana masing-masing bagian tersebut dibelah lagi
menjadi 4-6 bagian untuk bagian pangkal umbi dan 6-8 bagian untuk tengah dan pucuk
umbi dengan mengupayakan setiap hasil belahan umbi ada mata tunas akar;
5. Merendam materi-materi tersebut ke dalam larutan Benomyl selama 5-10 menit,
kemudian dipindahkan ke larutan Rooton F setelah ditiris sekitar 5 menit;
6. Tanam materi calon bibit ke dalam Seebad.
53. Perkiraan pergiliran tanam-panen-simpan Uwi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan :
= Semaian stek batang
= Fase perkembangan umbi
= Fase pertumbuhan generatif dari umbi bibit belah
= Fase penyimpanan
= Fase vegetatif