際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS)
UNTUK ANAK UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
ANAK UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
1. Klasifikasi dan P enanganan Manajemen Terpadu Balita
Sakit ( Scan )
2. Penilaian Tanda dan gejala
Penilaian tanda dan gejala merupakan langkah awal
yang dilaksanakan dengan pengkajian berdasarkan
keluhan anak yang disampaikan oleh orangtuanya.
Dengan keluhan tersebut, Anda dapat
mengembangkan pengkajian sesuai pedoman
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), yang meliputi:
a. Pneumonia
Keluhan utama:a pakah anak menderita batuk atau sukar
bernafas? Riwayat kesehatan: apakah ini kunjungan pertama atau
kunjungan ulang? Apakah anak bisa minum atau menyusu? Apakah
selalu memuntahkan semuanya? Apakah anak menderita kejang?
Pemeriksaan fisik: kaji kesadaran anak, apakah tidak sadar/letargi?
Inspeksi: adakah tarikan dinding dada ke dalam? Hitung respirasi
dalam satu menit, anak mengalami pernafasan cepat jika 50 kali
permenit atau lebih (anak usia 2 bulan  12 bulan) atau 40 kali per
menit atau lebih (anak usia 12 bulan  5 tahun) dan auskultasi:
adakah stridor?
b. Diare
Lakukan anamnesa, jika anak mengalami diare
maka tanyakan sudah berapa lama dan apakah ada
darah dalam tinja? Inspeksi: keadaan umum anak,
apakah letargi atau tidak sadar? Apakah gelisah
rewel/mudah marah? Apakah matanya cekung?
Palpasi: kaji turgor kulit dengan cara mencubit kulit
perut anak, turgor dinyatakan sangat lambat jika
kembali > 2 detik
c. Demam
Lakukan anamnesa untuk menentukan apakah anak tinggal di
daerah yang terkena risiko malaria atau pernah berkunjung ke luar
wilayah > 2 minggu? Jika ya, lakukan pemeriksaan RDT( rapid
diagnostic test), selanjutnya tanyakan sudah berapa lama demam,
jika > 7 hari apakah demamnya setiap hari? Pernahkah konsumsi
obat malaria serta adakah anak mengalami campak dalam 3 bulan
terakhir? Inspeksi: adakah kaku kuduk? Adakah pilek, lihat kulit
adanya tanda campak (ruam kemerahan pada seluruh kulit). Jika
anak menderita campak, kaji mulut untuk melihat adakah luka.
Kaji mata adalah nanah dan kekeruhan di kornea.
d. Demam Berdarah Dengue (DB D) Lakukan anamnesa,
apakah anak mengalami demam 2-7 hari? Apakah demam
mendadak tinggi? Adakah bintik merah di kulit atau
perdarahan di gusi? Jika muntah adakah muntahan warna
kopi atau seperti darah? Tanyakan berapa?Apakah
berwarna hitam, serta adakah nyeri ulu hati?Inspeksi:
apakah anak tampak gelisah, perdarahan hidung/gusi,
bintik merah dikulit ( petekie ), jika ada sedikit tetapi tidak
ada tanda DBD maka lakukan uji tourniquet.
Palpasi: hitung nadi dalam satu menit dan kaji apakah
lemah/tidak teraba, apakah ujung ekstremitas dingin?
e. Masalah Telinga
Lakukan anamnesa, apakah anak mengalami sakit pada
telinga dan keluar cairan/nanah ? Palpasi: adakah
pembengkakan dibelakang telinga disertai nyeri?
f. Masalah Status Gizi
Lakukan pengukuran dengan menimbang berat badan
dan tinggi badan dan menilai di grafik sesuai jenis
kelamin dan umur anak (lampiran), Inspeksi: apakah
anak tampak kurus? Palpasi: adakah pembengkakan di
kaki?
g. Anemia.
Kaji adakah pucat di telapak tangan, sangat
pucat atau agak pucat?
h. Memeriksa Status Imunisasi.
Tanyakan pada ibu, imunisasi yang sudah
diberikan pada anaknya dan apakah anak
mendapat suplemen vitamin A pada bulan
Pebruari dan Agustus?
3. Penentuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan
a. Klasifikasi Pneumonia
Pada klasifikasi pneumonia ini dapat
dikelompokkan menjadi klasifikasi pneumonia berat
atau penyakit sangat berat apabila adanya tanda
bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam dan
adanya stridor. Pneumonia apabila ditemukan tanda
frekuensi napas yang sangat cepat. Klasifikasi batuk
bukan pneumonia apabila tidak ada pneumonia dan
hanya keluhan batuk
b. Klasifikasi Dehidrasi
Pada diare diklasifikasikan menjadi diare dehidrasi
berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis
atau tidak sadar, mata cekung, turgor kulit jelek
sekali. Klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang
dengan tanda gelisah, rewel, mata cekung, haus,
turgor jelek. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila
tidak cukup tanda adanya dehidrasi.
c. Klasifikasi Dehidrasi Persisten
Klasifikasi diare dikategorikan apabila
diarenya sudah lebih dari 14 hari dengan
dikelompokkan menjadi diare persisten berat
apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi
berat dan diare persisten apabila tidak
ditemukan adanya tanda dehidrasi.
d. Klasifikasi Disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk
klasifikasi diare secara umum akan tetapi
apabila diarenya disertai dengan darah dalam
tinja atau diarenya bercampur dengan darah.
e. Klasifikasi Risiko Malaria
Pada klasifikasi risiko malaria ini
dikelompokkan menja
di risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria
dengan mengidentifikasi apakah daerahnya
merupakan risiko terhadap malaria ataukah
pernah ke daerah yang berisiko. Apabila
terdapat hasil identifikasi maka dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap malaria,
yang dikelompokkan lagi menjadi klasifikasi
penyakit berat dengan demam, apabila
ditemukan tanda bahaya dan disertai dengan
kaku kuduk. Klasifikasi malaria apabila adanya
demam ditemukan suhu 37,5 derajat Celcius
atau lebih dan klasifikasi demam mungkin bukan
malaria jika terdapat demam dan suhu  37,5属 C
Pada klasifikasi risiko rendah terhadap
malaria,klasifikasikan penyakit berat dengan
demam apabila ada tanda bahaya umum atau
kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila tidak
ditemukan tanda demam atau campak, dan
klasifikasi demam mungkin bukan malaria
apabila hanya ditemukan pilek atau adanya
campak atau juga adanya penyebab lain dari
demam
Klasifikasi tanpa risiko malaria,diklasifikasikan
menjadi penyakit berat dengan demam
apabila ditemukan tanda bahaya umum dan
kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan
malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya
umum dan tidak ada kaku kuduk.
f. Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi
campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan
adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada
kornea mata, adanya luka pada daerah mulut yang
dalam dan luas serta adanya tanda umum campak
seperti adanya ruam kemerahan dikulit yang
menyeluruh, adanya batuk, pilek atau mata merah.
Klasifikasi campak dengan komplikasi pad mata
atau mulut apabila ditemukan bernanah serta
luka dimulut dan klasifikasi campak apabila
hanya tanda khas campak yang tidak disertai
tanda klasifikasi di atas
g. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang
kurang dari 7 hari, yang dikelompokkan menjadi
demam berdarah dengue (DBD) apabila ditemukan
tanda seperti adanya bintik perdarahan di kulit
(petekie), adanya tanda syok seperti ekstermitas
teraba dingin, nadi lemah atau tidak teraba,
muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau
gusi adanya uji tornique tpositif.
Kemudian klasifikasi mungkin DBD apabila
adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah,
bintik perdarahan bawah kulit dan uji
torniquet negatif jika ada sedikit
petekie.Klasifikasi demam mungkin bukan
DBD apabila tidak ada tanda seperti di atas
hanya demam saja.
h. Klasifikasi Masalah Telinga
Pada klasifikasi masalah telinga ini diklasifikasikan
dengan mastoiditis apabila ditemukan adanya
pembengkokan dan nyeri di belakang telinga, kemudian
klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau
nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang
dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. Klasifikasi infeksi
telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau
nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih
dan klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak
ditemukan gejala seperti di atas.
i. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia berat apabila ditemukan
telapak tangan sangat pucat, klasifikasi anemia
apabila telapak tangan agak pucat dan tidak
ditemukan pucat di telapak tangan
diklasifikasikan tidak anemia.
4. Penentuan Tindakan Pengobatan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan
tindakan dan pengobatan setelah diklasifikasikan
berdasarkan kelompok gejala yang ada.
a. Pneumonia
Tindakan yang dapat dilakukan pada masalah pneumonia
dalam manajemen terpadau balita sakit sebagai berikut
apabila didapat kan pneumonia berat atau penyakit sangat
berat, maka tindakan yang pertama adalah berikan dosis
pertama antibiotika dan lakukan rujukan segera.
Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi
pneumonia saja maka tindakannya adalah
sebagai berikut: berikan antibiotika yang
sesuai selama 5 hari, berikan pelega
tenggorokan dan pereda batuk, beri tahu ibu
atau keluarga walaupun harus segera kembali
ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan
ulang setelah 2 hari.
Sedangkan apabila hasil klasifikasi ditemukan
batuk dan bukan pneumonia maka tindakan
yang dilakukan adalah pemberian pelega
tenggorokan atau pereda batuk yang aman,
lakukan pemeriksaan lebih lanjut, beritahu
kepada keluarga atau ibu kapan harus segera
kembali ke petugas kesehatan dan lakukan
kunjungan ulang setelah 5 hari.
b. Dehidrasi
Pada klasifikasi tindakan dapat dikelompokkan
berdasarkan derajat dari dehidrasi. Dehidrasi berat maka
tindakannya berikan sesuai rencana terapi C (lampiran)
dan tablet Zinc serta segera anak dirujuk dan berikan ASI.
Pada diare dehidrasi ringan tindakan beri cairan dan
makanan sesuai rencana terapi B (lampiran) dan tablet
Zinc. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi selain diberikan
cairan berikan rencana terapai A (lampiran) dan tablet
Zinc
c. Klasifikasi Diare Persisten.
Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat
dehidrasi, kemudian apabila ditemukan adanya
kolera maka pengobatan yang dapat dianjurkan
adalah: pilihan pertama antibiotika dan rujuk jika
berat. Pada klasifikasi dehidrasi apabila ditemukan
diare dehidrasi berat maka tindakan pengobatannya
adalah berikan cairan untuk dehidrasi berat yang
tercantum pada lampiran untuk rencana terapi C
dan tablet Zinc.
Pada klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang
yang harus Andaberikan pengobatan meliputi
pemberian cairan dan makanan sesuai pada
rencana terapi B dan tablet Zinc seperti yang
tercantum di lampiran dan jika anak bisa
minum maka berikan ASI dan larutan oralit.
Pada klasifikasi diare tanpa dehidrasi maka Anda
harus memberikan cairan dan makanan sesuai
rencana terapi A dan tablet Zinc yang tercantum
pada lampiran. Untuk rujukan hanya dilaksanakan
apabila ditemukan klasifikasi diare dehidrasi berat
dan diare dehidrasi ringan/sedang dan apabila
ditemukan wabah kolera di wilayah tersebut maka
beri antibiotik untuk kolera. Untuk Kolera : beri
antibiotik yang dianjurkan untuk kolera selama 3 hari
 .
d. Klasifikasi jika Diare 14 hari atau lebih.
Pada klasifikasi jika diare
 14 hari, untuk tindakan pengobatannya
dikelompok kan berdasarkan derajat diare. Untuk
diare persisten berat, Anda harus merujuk anak ke
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap tetapi
sebelum Anda merujuk anak maka harus mengatasi
dehidrasi terlebih dahulu dengan cara:
Tindakan prarujukan untuk anak sangat kurus
disertai diare:
 Berikan cairan resomal atau modifikasinya
sebanyak 5ml/kg BB melalui oral atau pipa
nasogastrik sebelum dirujuk
 Cara pembuatan cairan:
1) Resomal:
- Oralit : 1 sachet (untuk 200 ml).
- Gula pasir : 10 gr (1 sendok makan peres).
- Mineral Mix : 8 ml (1 sendok makan).
- Tambahkan air matang menjadi 400 ml
2) Modifikasi resomal-
- Oralit : 1 sachet (untuk 200 ml).-
- Gula pasir : 10 gram.
- Bubuk KCl : 0.8 gram (seujung sendok makan).
- Tambahkan air matang menjadi 400 ml.
 Bila tidak ada mineral mix atau KCl:
Encerkan 1 sachet oralit menjadi 400 ml dan
tambahkan gula pasir 10 gram (1 sendok makan
peres).
 Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian
cairan resomal/ modifikasi selama perjalanan.
Pemberian glukosa 10% dan cairan infus prarujukan
untuk anak sangat kurus disertai syok. 
. Pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg
BB.
 Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus
hati - hati, pelan -pelan dan bertahap, agar tidak
memperberat kerja jantung.
 Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB
selama 1 jam atau 5 tetes/ kg BB/ menit.
 Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran
RL dengan dextrosa/ glukosa 10% dengan
perbandingan 1: 1
 Bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan
RL dengan dosis sesuai diatas.
 Rujuk segera!
Untuk diare persisten tindakan pengobatannya dengan
menasehati untuk pemberian makan khusus serta
menganjurkan orangtua untuk kunjungan ulang 5 hari
kemudian. Untuk disentri maka pengobatan yang harus
Anda laksanakan adalah dengan pemberian anti biotik
yang sesuai dan memberitahu ibu atau keluarga harus
segera kembali ke Puskesmas (pelayanan kesehatan)
dan Anda harus menganjurkan untuk kunjungan ulang
2 hari kemudian. Untuk disentri: beri antibiotik yang
dianjurkan untuk kolera selama 3 hari.
e. Klasifikasi Risiko Malaria
Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi
risiko dapat ditentukan dari tingkat klasifikasi.
Adapun tindakannya adalah jika berat maka berikan
suntikan artemeter dan suntikan antibiotik, dosis
pertama parasetamol dan rujuk segera. Pada klasifikasi
malaria diberikan obat parasetamol apabila terjadi
demam tinggi ( 38,5o Celcius) dengan ketentuan
dosis dan mencegah penurunan kadar gula darah.
Risiko Tinggi Malaria
Tindakan pengobatan yang harus Andalaksanakan
untuk risiko malaria didasarkan pada tingkatan
klasifikasi.Untuk klasifikasi penyakit berat dengan
demam perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap tetapi sebelum anak di rujuk, Anda
harus mence gah agar gula darah tidak turun.
Berikan suntikan antibiotik dan suntikan dosis
pertama suntikan
artemeter sebagai berikut:
Suntikan artemeter untuk malaria berat. Untuk
anak yang harus dirujuk karena penyakit berat
dengan demam:
 Berikan dosis pertama suntikan artemeter
sebelum dirujuk .
 Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil
pemeriksaan laboratorium dan klinis menunjukkan
smalaria berat, ikuti petunjuk berikut
Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap
malaria, yang dikelompokkan lagi menjadi
klasifikasi penyakit berat dengan demam,
apabila ditemukan tanda bahaya dan disertai
dengan kaku kuduk. Klasifikasi malaria apabila
adanya demam ditemukan suhu 37,5 derajat
Celcius atau lebih dan klasifikasi demam
mungkin bukan malaria jika terdapat demam
dan suhu  37,5属 C
Pada klasifikasi risiko rendah terhadap malaria,
klasifikasikan penyakit berat dengan demam
apabila ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk
dan klasifikasi malaria apabila tidak ditemukan
tanda demam atau campak, dan klasifikasi
demam mungkin bukan malaria apabila hanya
ditemukan pilek atau adanya campak atau juga
adanya penyebab lain dari demam
Klasifikasi tanpa risiko malaria,diklasifikasikan
menjadi penyakit berat dengan demam
apabila ditemukan tanda bahaya umum dan
kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan
malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya
umum dan tidak ada kaku kuduk.
f. Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi
campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan
adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada
kornea mata, adanya luka pada daerah mulut yang
dalam dan luas serta adanya tanda umum campak
seperti adanya ruam kemerahan dikulit yang
menyeluruh, adanya batuk, pilek atau mata merah.
Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau
mulut apabila ditemukan tanda bernanah serta luka
dimulut dan klasifikasi campak apabila hanya tanda khas
campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas.
g. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang
dari 7 hari, yang dikelompokkan menjadi demam
berdarah dengue (DBD) apabila ditemukan tanda seperti
adanya bintik perdarahan di kulit (petekie),
adanya tanda syok seperti ekstermitas teraba
dingin, nadi lemah atau tidak teraba, muntah
bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi
adanya uji torniquet positif. Kemudian klasifikasi
mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu
hati atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit
dan uji torniquet negatif jika ada sedikit petekie.
Klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila
tidak ada tanda seperti di atas hanya demam saja
h. Klasifikasi Masalah Telinga
Pada klasifikasi masalah telinga ini diklasifikasikan
dengan mastoiditis apabila ditemukan adanya
pembengkokan dan nyeri di belakang telinga, kemudian
klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau
nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang
dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. Klasifikasi infeksi
telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau
nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih
dan klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak
ditemukan gejala seperti di atas.
I . Klasifikasi Status Immunisasi
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan jadwal
dan jenis imunisasi. Jika saat datang anak belum
mendapat imunisasi maka diberikan imunisasi
sesuai jadwal, jenis imunisasi dan umur anak.
Vitamin A hanya diberikan setiap 6 bulan pada
bulan Pebruari dan Agustus. Apabila anak belum
mendapatkannya segera Anda berikan vitamin A.
5. Pemberian Konseling
Pada pemberian konseling untuk anak umur 2
bulan samapai dengan 5 tahun pada umumnya
adalah konseling tentang :
a. Konseling Pemberian Makan pada Anak.
Pada konseling untuk pemberian makan anak,
harus mengajurkan ibu memberikan makan
untuk anak sehat maupun sakit sesuai tahapan
usia anak.
b. Menasehati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan.
1) Jika pemberian makan anak tida sesuai dengan anjuran
makan untuk anak sehat maupun sakit:
- Nasehati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur
anak.
2) Jika ibu mengeluh kesulitan pemberian ASI, lakukan
konseling menyusui:
- Lakukan penilaian cara ibu menyusui.
- Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar.
- Jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai.
3) Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat
susu formula atau makanan lain maka anjurkan ibu
untuk relaktasi.
- Bangkitkan rasa percaya diri ibu
bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai
kebutuhan anaknya.
- Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang
maupun malam.
- Secara bertahap mengurangi pemberian susu
formula atau makanan lain.
4). Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu
menggunakan botol untuk memberikan susu
formula pada anaknya:
- Minta ibu untuk mengganti botol dengan
cangkir/mangkuk/gelas.
- Peragakan cara pemberian susu dengan
mangkuk/cangkir/gelas.
- Berikan makanan pendamping ASI (MP ASI)
sesuai kelompok umur.
5). Jika anak tidak diberi makan secara aktif,
nasehati ibu untuk:
- Duduk didekat anak, membujuk agar mau
makan, jika perlu menyuapi anak.
- Memberi anak porsi makan yang cukup
dengan piring/ mangkuk tersendiri sesuai
kelompok umur.
- Memberi makanan kaya gizi yang disukai
anak.
6). Jika ibu merubah pemberian makan selama anak
sakit:
- Beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan
selama sakit .
- Nasehati ibu untuk memberi makanan sesuai
kelompok umur dan kondisi anak.
c. Cairan
Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian
cairan selama anak sakit
1). Untuk setiap anak sakit
- Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali menyusui.
- Tingkatkan pemberian cairan, contoh: beri kuah sayur, air
tajin atau air
matang.
2). Untuk anak diare
- Pemberian cairan tambahan akan menyelamatkan
nyawa anak.
- Beri cairan sesuai rencana terapi A atau B
3). Untuk anak dengan kemungkinan DBD
- Pemberian cairan tambahan sangat penting.
- Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau
oralit, asal tidak berwarna merah atau coklat).
d. Menasehati Ibu tentang Kesehatan Dirinya.
1). Jika ibu sakit, berikan perawatan atau rujuk.
2). Jika ibu mempunyai masalah payudara (misalnya bengkak,
nyeri pada puting susu, infeksi payudara), berikan perawatan
atau rujuk untuk pertolongan lebih lanjut.
3). Nasehati ibu agar makan dengan baik untuk
menjagakesehatan.
4). Periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan berikan
imunisasi tetanus toksoid (TT).
5). Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan
terhadap program Keluarga Berencana (KB), konseling
perihal penyakit menular seksual dan pencegahan HIV/
AIDS
e. Nasehati tentang Penggunaan Kelambu untuk
Pencegahan Malaria.
1). Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu.
2). Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti
nyamuk yang dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi
manusia.
3). Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun
diduga tak ada nyamuk.
4). Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu.
.
5). Ujung kelambu harus ditempatkan dibawah
kasur atau tikar .
6). Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di
saluran air atau di sungai karena obat antuk
nyamuk tidak baik untuk ikan.
7). Perhatikan hal berikut:
- Jangan menggantung pakaian di dalam
kamar tidur.
- Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian
lengan panjang dan celana/rok panjang.
- Bila memungkinkan semprot kamar tidur
dengan obat anti nyamuk dan oleskan obat
anti nyamuk saat bepergian.
- Segera berobat jika anak demam.
f. Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah
Pada setiap jenis pemberian obat oral maka Anda
harus mengajari cara pemberian untuk di rumah.
Yang harus Anda laksanakan adalah:
1) . Menentukan jenis obat dan dosis yang sesuai
berat badan dan umur anak.
2) . Menjelaskan alasan pemberian obat pada
orangtua.
3). Memperagakan cara membuat satu dosis
5). Minta ibu untuk memberikan dosis pertama pada anak.
6). Terangkan dengan jelas cara pemberian obat dan Anda
tuliskan di label obat.
7) Jika lebih satu obat maka Anda harus membungkus obat
secara terpisah.
8). Menjelaskan semua obat yang diberikan harus sesuai
anjuran walaupun anak tidak menunjukkan perbaikan.
9). Mengecek pemahaman ibu.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) UNTUK ANAK UMUR 9,10,11.pptx
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) UNTUK ANAK UMUR 9,10,11.pptx
Ad

Recommended

Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
pjj_kemenkes
Modul 4 kb1 pengkajian mtbs
Modul 4 kb1 pengkajian mtbs
pjj_kemenkes
Buku_Bagan_MTBS_Revisi-1.pdf
Buku_Bagan_MTBS_Revisi-1.pdf
patraringin
Buku bagan mtbs revisi 2008
Buku bagan mtbs revisi 2008
Xant Aira
Bagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
Manajemen terpadu balita.pptx
Manajemen terpadu balita.pptx
JennieBoboy
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak
pjj_kemenkes
Bagan mtbs 05.04.2016(1) 4
Bagan mtbs 05.04.2016(1) 4
KeziaChristy6
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
GemmaAyu2
Bagan MTBS.pdf
Bagan MTBS.pdf
Rima351089
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
Amalia Senja
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
Yuniati Rina
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
Yuniati Rina
PELATIHAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT.pptx
PELATIHAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT.pptx
VinaNovebriani
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
pjj_kemenkes
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Amalia Senja
MPI 2_MTBS 2Bl - 5Tth_yayu.ppt
MPI 2_MTBS 2Bl - 5Tth_yayu.ppt
MulyantiUnisaBandung
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
pjj_kemenkes
MTBS + FORMULIR
MTBS + FORMULIR
Amalia Senja
Penyakit umum pada anak yang sering terjadi di wilayah perkotaan
Penyakit umum pada anak yang sering terjadi di wilayah perkotaan
khairani94
Materi MTBS.ppt
Materi MTBS.ppt
PuskesmasSapeken
1. Pneumonia.pptx
1. Pneumonia.pptx
AriSamudera
1. Pneumonia pada Bayi dan Balita di Poli MTBS
1. Pneumonia pada Bayi dan Balita di Poli MTBS
p17311235036dida
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
Aprianti42
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
Joni Iswanto
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
Pre KTI.pptx
Pre KTI.pptx
DesaPesarean
TUGAS SLIDESHOW PROSES KEPERAWATAN.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmmmmmmmmmm
TUGAS SLIDESHOW PROSES KEPERAWATAN.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmmmmmmmmmm
arpina3
ppt.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
ppt.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
arpina3

More Related Content

Similar to MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) UNTUK ANAK UMUR 9,10,11.pptx (20)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
GemmaAyu2
Bagan MTBS.pdf
Bagan MTBS.pdf
Rima351089
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
Amalia Senja
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
Yuniati Rina
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
Yuniati Rina
PELATIHAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT.pptx
PELATIHAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT.pptx
VinaNovebriani
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
pjj_kemenkes
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Amalia Senja
MPI 2_MTBS 2Bl - 5Tth_yayu.ppt
MPI 2_MTBS 2Bl - 5Tth_yayu.ppt
MulyantiUnisaBandung
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
pjj_kemenkes
MTBS + FORMULIR
MTBS + FORMULIR
Amalia Senja
Penyakit umum pada anak yang sering terjadi di wilayah perkotaan
Penyakit umum pada anak yang sering terjadi di wilayah perkotaan
khairani94
Materi MTBS.ppt
Materi MTBS.ppt
PuskesmasSapeken
1. Pneumonia.pptx
1. Pneumonia.pptx
AriSamudera
1. Pneumonia pada Bayi dan Balita di Poli MTBS
1. Pneumonia pada Bayi dan Balita di Poli MTBS
p17311235036dida
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
Aprianti42
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
Joni Iswanto
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
Pre KTI.pptx
Pre KTI.pptx
DesaPesarean
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
GemmaAyu2
Bagan MTBS.pdf
Bagan MTBS.pdf
Rima351089
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
Amalia Senja
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
Yuniati Rina
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
Yuniati Rina
PELATIHAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT.pptx
PELATIHAN MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT.pptx
VinaNovebriani
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
Kb 2 pemberian pelayanan tindak lanjut
pjj_kemenkes
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Amalia Senja
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
pjj_kemenkes
MTBS + FORMULIR
MTBS + FORMULIR
Amalia Senja
Penyakit umum pada anak yang sering terjadi di wilayah perkotaan
Penyakit umum pada anak yang sering terjadi di wilayah perkotaan
khairani94
1. Pneumonia.pptx
1. Pneumonia.pptx
AriSamudera
1. Pneumonia pada Bayi dan Balita di Poli MTBS
1. Pneumonia pada Bayi dan Balita di Poli MTBS
p17311235036dida
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
Aprianti42
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
Joni Iswanto
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman

More from arpina3 (13)

TUGAS SLIDESHOW PROSES KEPERAWATAN.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmmmmmmmmmm
TUGAS SLIDESHOW PROSES KEPERAWATAN.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmmmmmmmmmm
arpina3
ppt.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
ppt.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
arpina3
M 9,10 KONSEP PERENCANAAmmmmmmmmmmmmN KEPERAWATAN.pptx
M 9,10 KONSEP PERENCANAAmmmmmmmmmmmmN KEPERAWATAN.pptx
arpina3
pengkajian keperawatan.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
pengkajian keperawatan.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
arpina3
MATERI TAK.pptjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MATERI TAK.pptjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
arpina3
PEMERIKSAAN FISIK SENSORIK.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
PEMERIKSAAN FISIK SENSORIK.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
arpina3
Pertemuan 3. TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DALAM KEPERAWATAN.ppt
Pertemuan 3. TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DALAM KEPERAWATAN.ppt
arpina3
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR.rrrrrrpptx
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR.rrrrrrpptx
arpina3
keperawatan anak bakul 1.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
keperawatan anak bakul 1.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
arpina3
LUKA.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
LUKA.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
arpina3
KONSEP BERMAIN bakul 4,5,6.pptx dengan memberikan keperawatan anak
KONSEP BERMAIN bakul 4,5,6.pptx dengan memberikan keperawatan anak
arpina3
pengkajian keperawatan.pptx
pengkajian keperawatan.pptx
arpina3
DIKY-SLIDE br.ppt
DIKY-SLIDE br.ppt
arpina3
TUGAS SLIDESHOW PROSES KEPERAWATAN.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmmmmmmmmmm
TUGAS SLIDESHOW PROSES KEPERAWATAN.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmmmmmmmmmm
arpina3
ppt.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
ppt.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
arpina3
M 9,10 KONSEP PERENCANAAmmmmmmmmmmmmN KEPERAWATAN.pptx
M 9,10 KONSEP PERENCANAAmmmmmmmmmmmmN KEPERAWATAN.pptx
arpina3
pengkajian keperawatan.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
pengkajian keperawatan.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
arpina3
MATERI TAK.pptjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MATERI TAK.pptjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
arpina3
PEMERIKSAAN FISIK SENSORIK.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
PEMERIKSAAN FISIK SENSORIK.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
arpina3
Pertemuan 3. TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DALAM KEPERAWATAN.ppt
Pertemuan 3. TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DALAM KEPERAWATAN.ppt
arpina3
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR.rrrrrrpptx
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR.rrrrrrpptx
arpina3
keperawatan anak bakul 1.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
keperawatan anak bakul 1.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
arpina3
LUKA.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
LUKA.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
arpina3
KONSEP BERMAIN bakul 4,5,6.pptx dengan memberikan keperawatan anak
KONSEP BERMAIN bakul 4,5,6.pptx dengan memberikan keperawatan anak
arpina3
pengkajian keperawatan.pptx
pengkajian keperawatan.pptx
arpina3
DIKY-SLIDE br.ppt
DIKY-SLIDE br.ppt
arpina3
Ad

Recently uploaded (13)

kartu stok obat obatanprogram TB 2025.pdf
kartu stok obat obatanprogram TB 2025.pdf
IGustiAgungIndirauta
296600ab-cdad-4dbd-afcc-916536ec656c.pdf
296600ab-cdad-4dbd-afcc-916536ec656c.pdf
SitiMasLaha2
TWK CPNS KEMENAG KEMENDIKBUD KEMENKEU.docx
TWK CPNS KEMENAG KEMENDIKBUD KEMENKEU.docx
ArRasyidIlham
PAPARAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 25 DAPAT DIGUNAKAN REFERENSI
PAPARAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 25 DAPAT DIGUNAKAN REFERENSI
anikrahma4
WA/TELP : 0822-3006-6162, Agen Tas Obrok Malang, Agen Tas Obrok Jakarta, Agen...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Agen Tas Obrok Malang, Agen Tas Obrok Jakarta, Agen...
sofiasalsabillaputri
CP ATP Projek Kreatif dan Kewirausahaan Kelas 11.docx
CP ATP Projek Kreatif dan Kewirausahaan Kelas 11.docx
MbabutYanuary
Analisis_Sistem_Pemesanan_KAF_Fried_Chicken.pptx
Analisis_Sistem_Pemesanan_KAF_Fried_Chicken.pptx
nurekasari3
Persaudaraan yg kami kasusnya dari korban LOPI.pptx
Persaudaraan yg kami kasusnya dari korban LOPI.pptx
ronaldpasaribu10
Presentasi Thaharahdvkjbkbvbfhdbbfs.pptx
Presentasi Thaharahdvkjbkbvbfhdbbfs.pptx
Maritha7
bb996286-1317-47d8-8578-1d438a5f6714.pdf
bb996286-1317-47d8-8578-1d438a5f6714.pdf
SitiMasLaha2
PPT Dinamika Organisasi M. Miqdarrr.pptx
PPT Dinamika Organisasi M. Miqdarrr.pptx
centremhf
Mekanisme Usulan KGB Aplikasi Baru 2024.pptx
Mekanisme Usulan KGB Aplikasi Baru 2024.pptx
ragilsetiani1
JAWABAN WAWANCARA untuk cpns................................................pdf
JAWABAN WAWANCARA untuk cpns................................................pdf
Aprillia Susanti
kartu stok obat obatanprogram TB 2025.pdf
kartu stok obat obatanprogram TB 2025.pdf
IGustiAgungIndirauta
296600ab-cdad-4dbd-afcc-916536ec656c.pdf
296600ab-cdad-4dbd-afcc-916536ec656c.pdf
SitiMasLaha2
TWK CPNS KEMENAG KEMENDIKBUD KEMENKEU.docx
TWK CPNS KEMENAG KEMENDIKBUD KEMENKEU.docx
ArRasyidIlham
PAPARAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 25 DAPAT DIGUNAKAN REFERENSI
PAPARAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 25 DAPAT DIGUNAKAN REFERENSI
anikrahma4
WA/TELP : 0822-3006-6162, Agen Tas Obrok Malang, Agen Tas Obrok Jakarta, Agen...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Agen Tas Obrok Malang, Agen Tas Obrok Jakarta, Agen...
sofiasalsabillaputri
CP ATP Projek Kreatif dan Kewirausahaan Kelas 11.docx
CP ATP Projek Kreatif dan Kewirausahaan Kelas 11.docx
MbabutYanuary
Analisis_Sistem_Pemesanan_KAF_Fried_Chicken.pptx
Analisis_Sistem_Pemesanan_KAF_Fried_Chicken.pptx
nurekasari3
Persaudaraan yg kami kasusnya dari korban LOPI.pptx
Persaudaraan yg kami kasusnya dari korban LOPI.pptx
ronaldpasaribu10
Presentasi Thaharahdvkjbkbvbfhdbbfs.pptx
Presentasi Thaharahdvkjbkbvbfhdbbfs.pptx
Maritha7
bb996286-1317-47d8-8578-1d438a5f6714.pdf
bb996286-1317-47d8-8578-1d438a5f6714.pdf
SitiMasLaha2
PPT Dinamika Organisasi M. Miqdarrr.pptx
PPT Dinamika Organisasi M. Miqdarrr.pptx
centremhf
Mekanisme Usulan KGB Aplikasi Baru 2024.pptx
Mekanisme Usulan KGB Aplikasi Baru 2024.pptx
ragilsetiani1
JAWABAN WAWANCARA untuk cpns................................................pdf
JAWABAN WAWANCARA untuk cpns................................................pdf
Aprillia Susanti
Ad

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) UNTUK ANAK UMUR 9,10,11.pptx

  • 1. MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) UNTUK ANAK UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
  • 2. ANAK UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN 1. Klasifikasi dan P enanganan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( Scan ) 2. Penilaian Tanda dan gejala Penilaian tanda dan gejala merupakan langkah awal yang dilaksanakan dengan pengkajian berdasarkan keluhan anak yang disampaikan oleh orangtuanya. Dengan keluhan tersebut, Anda dapat mengembangkan pengkajian sesuai pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), yang meliputi:
  • 3. a. Pneumonia Keluhan utama:a pakah anak menderita batuk atau sukar bernafas? Riwayat kesehatan: apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang? Apakah anak bisa minum atau menyusu? Apakah selalu memuntahkan semuanya? Apakah anak menderita kejang? Pemeriksaan fisik: kaji kesadaran anak, apakah tidak sadar/letargi? Inspeksi: adakah tarikan dinding dada ke dalam? Hitung respirasi dalam satu menit, anak mengalami pernafasan cepat jika 50 kali permenit atau lebih (anak usia 2 bulan 12 bulan) atau 40 kali per menit atau lebih (anak usia 12 bulan 5 tahun) dan auskultasi: adakah stridor?
  • 4. b. Diare Lakukan anamnesa, jika anak mengalami diare maka tanyakan sudah berapa lama dan apakah ada darah dalam tinja? Inspeksi: keadaan umum anak, apakah letargi atau tidak sadar? Apakah gelisah rewel/mudah marah? Apakah matanya cekung? Palpasi: kaji turgor kulit dengan cara mencubit kulit perut anak, turgor dinyatakan sangat lambat jika kembali > 2 detik
  • 5. c. Demam Lakukan anamnesa untuk menentukan apakah anak tinggal di daerah yang terkena risiko malaria atau pernah berkunjung ke luar wilayah > 2 minggu? Jika ya, lakukan pemeriksaan RDT( rapid diagnostic test), selanjutnya tanyakan sudah berapa lama demam, jika > 7 hari apakah demamnya setiap hari? Pernahkah konsumsi obat malaria serta adakah anak mengalami campak dalam 3 bulan terakhir? Inspeksi: adakah kaku kuduk? Adakah pilek, lihat kulit adanya tanda campak (ruam kemerahan pada seluruh kulit). Jika anak menderita campak, kaji mulut untuk melihat adakah luka. Kaji mata adalah nanah dan kekeruhan di kornea.
  • 6. d. Demam Berdarah Dengue (DB D) Lakukan anamnesa, apakah anak mengalami demam 2-7 hari? Apakah demam mendadak tinggi? Adakah bintik merah di kulit atau perdarahan di gusi? Jika muntah adakah muntahan warna kopi atau seperti darah? Tanyakan berapa?Apakah berwarna hitam, serta adakah nyeri ulu hati?Inspeksi: apakah anak tampak gelisah, perdarahan hidung/gusi, bintik merah dikulit ( petekie ), jika ada sedikit tetapi tidak ada tanda DBD maka lakukan uji tourniquet. Palpasi: hitung nadi dalam satu menit dan kaji apakah lemah/tidak teraba, apakah ujung ekstremitas dingin?
  • 7. e. Masalah Telinga Lakukan anamnesa, apakah anak mengalami sakit pada telinga dan keluar cairan/nanah ? Palpasi: adakah pembengkakan dibelakang telinga disertai nyeri? f. Masalah Status Gizi Lakukan pengukuran dengan menimbang berat badan dan tinggi badan dan menilai di grafik sesuai jenis kelamin dan umur anak (lampiran), Inspeksi: apakah anak tampak kurus? Palpasi: adakah pembengkakan di kaki?
  • 8. g. Anemia. Kaji adakah pucat di telapak tangan, sangat pucat atau agak pucat? h. Memeriksa Status Imunisasi. Tanyakan pada ibu, imunisasi yang sudah diberikan pada anaknya dan apakah anak mendapat suplemen vitamin A pada bulan Pebruari dan Agustus?
  • 9. 3. Penentuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan a. Klasifikasi Pneumonia Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menjadi klasifikasi pneumonia berat atau penyakit sangat berat apabila adanya tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam dan adanya stridor. Pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang sangat cepat. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabila tidak ada pneumonia dan hanya keluhan batuk
  • 10. b. Klasifikasi Dehidrasi Pada diare diklasifikasikan menjadi diare dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak sadar, mata cekung, turgor kulit jelek sekali. Klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang dengan tanda gelisah, rewel, mata cekung, haus, turgor jelek. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi.
  • 11. c. Klasifikasi Dehidrasi Persisten Klasifikasi diare dikategorikan apabila diarenya sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi diare persisten berat apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi berat dan diare persisten apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi.
  • 12. d. Klasifikasi Disentri Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum akan tetapi apabila diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah.
  • 13. e. Klasifikasi Risiko Malaria Pada klasifikasi risiko malaria ini dikelompokkan menja di risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria dengan mengidentifikasi apakah daerahnya merupakan risiko terhadap malaria ataukah pernah ke daerah yang berisiko. Apabila terdapat hasil identifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  • 14. Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap malaria, yang dikelompokkan lagi menjadi klasifikasi penyakit berat dengan demam, apabila ditemukan tanda bahaya dan disertai dengan kaku kuduk. Klasifikasi malaria apabila adanya demam ditemukan suhu 37,5 derajat Celcius atau lebih dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria jika terdapat demam dan suhu 37,5属 C
  • 15. Pada klasifikasi risiko rendah terhadap malaria,klasifikasikan penyakit berat dengan demam apabila ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila tidak ditemukan tanda demam atau campak, dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria apabila hanya ditemukan pilek atau adanya campak atau juga adanya penyebab lain dari demam
  • 16. Klasifikasi tanpa risiko malaria,diklasifikasikan menjadi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum dan kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk.
  • 17. f. Klasifikasi Campak Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pada daerah mulut yang dalam dan luas serta adanya tanda umum campak seperti adanya ruam kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya batuk, pilek atau mata merah.
  • 18. Klasifikasi campak dengan komplikasi pad mata atau mulut apabila ditemukan bernanah serta luka dimulut dan klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas
  • 19. g. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dari 7 hari, yang dikelompokkan menjadi demam berdarah dengue (DBD) apabila ditemukan tanda seperti adanya bintik perdarahan di kulit (petekie), adanya tanda syok seperti ekstermitas teraba dingin, nadi lemah atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi adanya uji tornique tpositif.
  • 20. Kemudian klasifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji torniquet negatif jika ada sedikit petekie.Klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidak ada tanda seperti di atas hanya demam saja.
  • 21. h. Klasifikasi Masalah Telinga Pada klasifikasi masalah telinga ini diklasifikasikan dengan mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkokan dan nyeri di belakang telinga, kemudian klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih dan klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti di atas.
  • 22. i. Klasifikasi Anemia Klasifikasi anemia berat apabila ditemukan telapak tangan sangat pucat, klasifikasi anemia apabila telapak tangan agak pucat dan tidak ditemukan pucat di telapak tangan diklasifikasikan tidak anemia.
  • 23. 4. Penentuan Tindakan Pengobatan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada. a. Pneumonia Tindakan yang dapat dilakukan pada masalah pneumonia dalam manajemen terpadau balita sakit sebagai berikut apabila didapat kan pneumonia berat atau penyakit sangat berat, maka tindakan yang pertama adalah berikan dosis pertama antibiotika dan lakukan rujukan segera.
  • 24. Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi pneumonia saja maka tindakannya adalah sebagai berikut: berikan antibiotika yang sesuai selama 5 hari, berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk, beri tahu ibu atau keluarga walaupun harus segera kembali ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari.
  • 25. Sedangkan apabila hasil klasifikasi ditemukan batuk dan bukan pneumonia maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian pelega tenggorokan atau pereda batuk yang aman, lakukan pemeriksaan lebih lanjut, beritahu kepada keluarga atau ibu kapan harus segera kembali ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari.
  • 26. b. Dehidrasi Pada klasifikasi tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan derajat dari dehidrasi. Dehidrasi berat maka tindakannya berikan sesuai rencana terapi C (lampiran) dan tablet Zinc serta segera anak dirujuk dan berikan ASI. Pada diare dehidrasi ringan tindakan beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi B (lampiran) dan tablet Zinc. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi selain diberikan cairan berikan rencana terapai A (lampiran) dan tablet Zinc
  • 27. c. Klasifikasi Diare Persisten. Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian apabila ditemukan adanya kolera maka pengobatan yang dapat dianjurkan adalah: pilihan pertama antibiotika dan rujuk jika berat. Pada klasifikasi dehidrasi apabila ditemukan diare dehidrasi berat maka tindakan pengobatannya adalah berikan cairan untuk dehidrasi berat yang tercantum pada lampiran untuk rencana terapi C dan tablet Zinc.
  • 28. Pada klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang yang harus Andaberikan pengobatan meliputi pemberian cairan dan makanan sesuai pada rencana terapi B dan tablet Zinc seperti yang tercantum di lampiran dan jika anak bisa minum maka berikan ASI dan larutan oralit.
  • 29. Pada klasifikasi diare tanpa dehidrasi maka Anda harus memberikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi A dan tablet Zinc yang tercantum pada lampiran. Untuk rujukan hanya dilaksanakan apabila ditemukan klasifikasi diare dehidrasi berat dan diare dehidrasi ringan/sedang dan apabila ditemukan wabah kolera di wilayah tersebut maka beri antibiotik untuk kolera. Untuk Kolera : beri antibiotik yang dianjurkan untuk kolera selama 3 hari .
  • 30. d. Klasifikasi jika Diare 14 hari atau lebih. Pada klasifikasi jika diare 14 hari, untuk tindakan pengobatannya dikelompok kan berdasarkan derajat diare. Untuk diare persisten berat, Anda harus merujuk anak ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap tetapi sebelum Anda merujuk anak maka harus mengatasi dehidrasi terlebih dahulu dengan cara:
  • 31. Tindakan prarujukan untuk anak sangat kurus disertai diare: Berikan cairan resomal atau modifikasinya sebanyak 5ml/kg BB melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum dirujuk
  • 32. Cara pembuatan cairan: 1) Resomal: - Oralit : 1 sachet (untuk 200 ml). - Gula pasir : 10 gr (1 sendok makan peres). - Mineral Mix : 8 ml (1 sendok makan). - Tambahkan air matang menjadi 400 ml
  • 33. 2) Modifikasi resomal- - Oralit : 1 sachet (untuk 200 ml).- - Gula pasir : 10 gram. - Bubuk KCl : 0.8 gram (seujung sendok makan). - Tambahkan air matang menjadi 400 ml. Bila tidak ada mineral mix atau KCl: Encerkan 1 sachet oralit menjadi 400 ml dan tambahkan gula pasir 10 gram (1 sendok makan peres).
  • 34. Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan resomal/ modifikasi selama perjalanan. Pemberian glukosa 10% dan cairan infus prarujukan untuk anak sangat kurus disertai syok. . Pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg BB. Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati - hati, pelan -pelan dan bertahap, agar tidak memperberat kerja jantung.
  • 35. Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5 tetes/ kg BB/ menit. Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan dextrosa/ glukosa 10% dengan perbandingan 1: 1 Bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan RL dengan dosis sesuai diatas. Rujuk segera!
  • 36. Untuk diare persisten tindakan pengobatannya dengan menasehati untuk pemberian makan khusus serta menganjurkan orangtua untuk kunjungan ulang 5 hari kemudian. Untuk disentri maka pengobatan yang harus Anda laksanakan adalah dengan pemberian anti biotik yang sesuai dan memberitahu ibu atau keluarga harus segera kembali ke Puskesmas (pelayanan kesehatan) dan Anda harus menganjurkan untuk kunjungan ulang 2 hari kemudian. Untuk disentri: beri antibiotik yang dianjurkan untuk kolera selama 3 hari.
  • 37. e. Klasifikasi Risiko Malaria Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi risiko dapat ditentukan dari tingkat klasifikasi. Adapun tindakannya adalah jika berat maka berikan suntikan artemeter dan suntikan antibiotik, dosis pertama parasetamol dan rujuk segera. Pada klasifikasi malaria diberikan obat parasetamol apabila terjadi demam tinggi ( 38,5o Celcius) dengan ketentuan dosis dan mencegah penurunan kadar gula darah.
  • 38. Risiko Tinggi Malaria Tindakan pengobatan yang harus Andalaksanakan untuk risiko malaria didasarkan pada tingkatan klasifikasi.Untuk klasifikasi penyakit berat dengan demam perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap tetapi sebelum anak di rujuk, Anda harus mence gah agar gula darah tidak turun. Berikan suntikan antibiotik dan suntikan dosis pertama suntikan artemeter sebagai berikut:
  • 39. Suntikan artemeter untuk malaria berat. Untuk anak yang harus dirujuk karena penyakit berat dengan demam: Berikan dosis pertama suntikan artemeter sebelum dirujuk . Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis menunjukkan smalaria berat, ikuti petunjuk berikut
  • 40. Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap malaria, yang dikelompokkan lagi menjadi klasifikasi penyakit berat dengan demam, apabila ditemukan tanda bahaya dan disertai dengan kaku kuduk. Klasifikasi malaria apabila adanya demam ditemukan suhu 37,5 derajat Celcius atau lebih dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria jika terdapat demam dan suhu 37,5属 C
  • 41. Pada klasifikasi risiko rendah terhadap malaria, klasifikasikan penyakit berat dengan demam apabila ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila tidak ditemukan tanda demam atau campak, dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria apabila hanya ditemukan pilek atau adanya campak atau juga adanya penyebab lain dari demam
  • 42. Klasifikasi tanpa risiko malaria,diklasifikasikan menjadi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum dan kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk.
  • 43. f. Klasifikasi Campak Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pada daerah mulut yang dalam dan luas serta adanya tanda umum campak seperti adanya ruam kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya batuk, pilek atau mata merah.
  • 44. Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan tanda bernanah serta luka dimulut dan klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas. g. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dari 7 hari, yang dikelompokkan menjadi demam berdarah dengue (DBD) apabila ditemukan tanda seperti adanya bintik perdarahan di kulit (petekie),
  • 45. adanya tanda syok seperti ekstermitas teraba dingin, nadi lemah atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi adanya uji torniquet positif. Kemudian klasifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji torniquet negatif jika ada sedikit petekie. Klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidak ada tanda seperti di atas hanya demam saja
  • 46. h. Klasifikasi Masalah Telinga Pada klasifikasi masalah telinga ini diklasifikasikan dengan mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkokan dan nyeri di belakang telinga, kemudian klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih dan klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti di atas.
  • 47. I . Klasifikasi Status Immunisasi Pemberian imunisasi disesuaikan dengan jadwal dan jenis imunisasi. Jika saat datang anak belum mendapat imunisasi maka diberikan imunisasi sesuai jadwal, jenis imunisasi dan umur anak. Vitamin A hanya diberikan setiap 6 bulan pada bulan Pebruari dan Agustus. Apabila anak belum mendapatkannya segera Anda berikan vitamin A.
  • 48. 5. Pemberian Konseling Pada pemberian konseling untuk anak umur 2 bulan samapai dengan 5 tahun pada umumnya adalah konseling tentang : a. Konseling Pemberian Makan pada Anak. Pada konseling untuk pemberian makan anak, harus mengajurkan ibu memberikan makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai tahapan usia anak.
  • 49. b. Menasehati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan. 1) Jika pemberian makan anak tida sesuai dengan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit: - Nasehati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak. 2) Jika ibu mengeluh kesulitan pemberian ASI, lakukan konseling menyusui: - Lakukan penilaian cara ibu menyusui. - Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar. - Jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai.
  • 50. 3) Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain maka anjurkan ibu untuk relaktasi. - Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya. - Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang maupun malam. - Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain.
  • 51. 4). Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu formula pada anaknya: - Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas. - Peragakan cara pemberian susu dengan mangkuk/cangkir/gelas. - Berikan makanan pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur.
  • 52. 5). Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasehati ibu untuk: - Duduk didekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak. - Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring/ mangkuk tersendiri sesuai kelompok umur. - Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak.
  • 53. 6). Jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit: - Beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama sakit . - Nasehati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi anak. c. Cairan Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit
  • 54. 1). Untuk setiap anak sakit - Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali menyusui. - Tingkatkan pemberian cairan, contoh: beri kuah sayur, air tajin atau air matang. 2). Untuk anak diare - Pemberian cairan tambahan akan menyelamatkan nyawa anak. - Beri cairan sesuai rencana terapi A atau B
  • 55. 3). Untuk anak dengan kemungkinan DBD - Pemberian cairan tambahan sangat penting. - Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit, asal tidak berwarna merah atau coklat). d. Menasehati Ibu tentang Kesehatan Dirinya. 1). Jika ibu sakit, berikan perawatan atau rujuk.
  • 56. 2). Jika ibu mempunyai masalah payudara (misalnya bengkak, nyeri pada puting susu, infeksi payudara), berikan perawatan atau rujuk untuk pertolongan lebih lanjut. 3). Nasehati ibu agar makan dengan baik untuk menjagakesehatan. 4). Periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT). 5). Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan terhadap program Keluarga Berencana (KB), konseling perihal penyakit menular seksual dan pencegahan HIV/ AIDS
  • 57. e. Nasehati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan Malaria. 1). Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu. 2). Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia. 3). Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada nyamuk. 4). Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu.
  • 58. . 5). Ujung kelambu harus ditempatkan dibawah kasur atau tikar . 6). Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air atau di sungai karena obat antuk nyamuk tidak baik untuk ikan. 7). Perhatikan hal berikut: - Jangan menggantung pakaian di dalam kamar tidur.
  • 59. - Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan panjang dan celana/rok panjang. - Bila memungkinkan semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan obat anti nyamuk saat bepergian. - Segera berobat jika anak demam.
  • 60. f. Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah Pada setiap jenis pemberian obat oral maka Anda harus mengajari cara pemberian untuk di rumah. Yang harus Anda laksanakan adalah: 1) . Menentukan jenis obat dan dosis yang sesuai berat badan dan umur anak. 2) . Menjelaskan alasan pemberian obat pada orangtua. 3). Memperagakan cara membuat satu dosis
  • 61. 5). Minta ibu untuk memberikan dosis pertama pada anak. 6). Terangkan dengan jelas cara pemberian obat dan Anda tuliskan di label obat. 7) Jika lebih satu obat maka Anda harus membungkus obat secara terpisah. 8). Menjelaskan semua obat yang diberikan harus sesuai anjuran walaupun anak tidak menunjukkan perbaikan. 9). Mengecek pemahaman ibu.