ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
"MANAJEMEN WAKTU"
One of the best lessons that anyone can learn in life is how to use time wisely
- William A. Irwin -
Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu anugerah atau justru pengekang hidup?
Allah menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang untuk beraktivitas dan
menikmati hidup. Sudah cukupkah? Apakah kita sering merasa kekurangan waktu, bahkan
seolah-olah hidup kita begitu dikendalikan oleh waktu?
Ketika jam weker berbunyi, kita harus segera bangun dan bersiap ke sekolah, jika
tidak, kita akan terlambat, padahal mata masih terasa berat dan tubuh masih ingin menikmati
kasur yang empuk. Kita harus bekerja keras untuk menyelesaikan setumpuk tugas-tugas,
karena deadline waktu yang tidak boleh kita langgar. Kita harus menghafal banyak bahan
pelajaran karena tiba waktu untuk ulangan. Bahkan kita harus mulai kuliah, kerja, menikah,
pensiun, dan sebagainya, karena sudah tiba waktu untuk semua itu. Jadi sebenarnya seberapa
'berkuasanya' waktu itu?
Waktu dapat menjadi pengekang hidup, jika kita membiarkan diri dikendalikan
olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu mengendalikan dan
mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami hal-
hal yang bermakna. Jadi, kita yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang
mengendalikan kita.
Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna?
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu memahami dua
pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan kairos. Kronos adalah waktu-waktu yang
kita jalani, misalnya Senin, Selasa, sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita
menggunakannya pada istilah kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang bermakna
bagi kita. Dari usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos, tapi dalam kurun waktu
itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita, misalnya saat
pertama masuk sekolah, saat bertengkar dengan sahabat, saat pertama kali jatuh cinta, saat
gagal di ujian, saat menjadi juara di pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat
itu dan bagaimana kita menghadapinya? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu?
Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk karakter diri kita.
Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa kecil/sepele,
tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu. Intinya, marilah kita belajar
peka untuk melihat makna dibalik peristiwa. Ada perbedaan besar antara orang yang hanya
sekedar menjalani kronos dengan orang yang mampu melihat kairos-kairos dalam hidupnya.
Orang yang mampu memahami waktu sebagai kairos, melihat hidup sebagai
kesempatan, bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna. Kesempatan untuk
mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang memproses diri kita menjadi pribadi yang
matang dan tangguh. Kesempatan untuk mengisi hidup ini dengan banyak hal yang
bermakna...
Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk mendapat
gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi kesempatan untuk meraih
kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan di ujian, pertemuan dengan orang serta
lingkungan yang baru adalah kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet,
lebih punya kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda
mengubah kronos menjadi kairos?
Memanajemen waktu dengan tepat
Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan menyadari bahwa waktu itu
begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin kita lakukan dan kita alami dalam
hidup ini, bagaimana cara mengaturnya?
Ada 3 hal yang harus kita miliki: a goal - a plan - take action
1. A goal (tujuan)
Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini? Mengapa kita ingin mencapai
tujuan itu? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi setiap orang harus punya. Ini penting,
karena banyak orang yang menjalani hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau
ke mana ia menuju. Hidup menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya sebuah
rutinitas. Padahal hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu direncanakan dengan baik. Jika
anda belum menemukan tujuan hidup anda, ambillah waktu untuk merenungkan hal itu. Bila
perlu mintalah bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah langkah awal
yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal "Mengapa aku tidak menata hidupku
sejak muda" atau kita baru menyadari " Mengapa hidupku jadi begini?" Tentu di saat itu
semuanya sudah terlambat.
Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup (ini adalah tujuan jangka
panjang), kita dapat melanjutkannya dengan membuat tujuan-tujuan atau target-target
jangka pendek, sebagai langkah untuk mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun
mendatang, target tahun ini, target semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa
lebih dari satu, misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan sebagainya.
Buatlah target yang realistis (sesuai kemampuan) dan konkrit. Bila perlu tulislah pada
kertas/buku catatan anda.
2. A plan (rencana)
" If you fail to plan, you plan to fail." Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya
sebuah perencanaan. Jika kita sudah punya tujuan/target yang jelas, kita dapat merencanakan
langkah dan cara untuk mencapai tujuan itu.
Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah:
a. Mengatur aktivitas
Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini. Dari sekian
banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang perlu dilakukan, mana yang tidak. Apa
aktivitas yang lebih baik kita lakukan di waktu luang, misalnya: apakah kita sering
memboroskan waktu untuk nonton VCD atau jalan-jalan ke Mall? Apakah ada kegiatan
yang lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan? Mungkin belajar bahasa Inggris, jika
ternyata kita punya tujuan menjadi ahli komputer sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita
masih kurang. Jadi kita men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita
targetkan.
b. Menentukan prioritas
Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi, terkadang kita masih ingin
melakukan banyak hal: kuliah, les bahasa Inggris, les musik, olahraga, kumpul dengan
teman-teman, ikut organisasi atau pelayanan, bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita
ingin melakukan semuanya, mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu optimal, dan bisa jadi
yang terpenting justru terabaikan. Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi
terlantar. Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat prioritas utama,
dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan, namun pada porsi yang tepat. Sebagai
contoh: olahraga itu penting, kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu
menjadi prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika suatu saat
kita dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus kerja kelompok padahal
bersamaan dengan jadwal main basket dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana
yang harus kita dahulukan, karena kita tahu persis yang mana yang harus kita prioritaskan.
c. Membuat rencana yang realistis
Jika kita sudah menentukan target yang realistis, maka kita juga perlu membuat
rencana yang realistis.
Misalkan: dalam semester pertama kita punya target untuk mencapai IP di atas 2,5,
kita membuat rencana agar target itu tercapai. Kita membuat jadwal belajar secara teratur,
berapa jam sehari, kapan waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara
realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya.
d. Melaksanakan rencana secara fleksibel
Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu oleh hal-hal yang tidak terduga.
Misalkan: nanti malam adalah jadwal kita belajar, tapi ternyata ada acara penting
yang harus kita hadiri. Jika acara itu memang penting dan tidak dapat ditunda, batalkan
jadwal belajar dan carilah waktu pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah
rencana karena tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan di luar
rencana yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal yang penting tetap dapat kita
laksanakan.
e. Membuat agenda harian
Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu kita untuk memanajemen
waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua orang mau membuatnya secara detil.
Paling tidak kita harus mencatat hal-hal penting yang harus kita lakukan di agenda harian,
sehingga di pagi hari kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan pada hari itu dan
bagaimana cara kita mengatur waktu untuk menyelesaikan semuanya. Target jangka panjang
akan tercapai jika kita mampu mendisiplinkan diri untuk menyelesaikan target-target harian.
3. Take action (bertindak)
Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak, semua target dan rencana yang
kita buat tidak punya arti apa-apa.
Beberapa hal yang harus kita waspadai:
a. Jika 'penyakit' malas menyerang
" Saya lagi nggak mood "; " Waktunya nggak pas buat belajar " dan sebagainya.
b. Kebiasaan menunda pekerjaan
"Besok masih ada waktu kok"; "Sebentar lagi ah"; "Ujiannya kan masih minggu depan"
c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri
Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game, lupa segalanya
d. Tidak berani berkata "tidak"
Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak keluar atau ngobrol lewat telepon.
Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita sehari-hari.
Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa menunda-nunda sesuatu, akan
sangat sulit mendisiplinkan diri dengan jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan
adalah hal yang sulit, namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk
berubah. Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal manajemen
waktu.
There never has been, and cannot be, a good life without self control
- Leo Tolstoy -
Referensi:
Pauk, Walter. 1984. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin Company.
Tong, Stephen. 1996. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong Evangelistic
Ministries International.

More Related Content

Manajemen Waktu

  • 1. "MANAJEMEN WAKTU" One of the best lessons that anyone can learn in life is how to use time wisely - William A. Irwin - Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu anugerah atau justru pengekang hidup? Allah menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang untuk beraktivitas dan menikmati hidup. Sudah cukupkah? Apakah kita sering merasa kekurangan waktu, bahkan seolah-olah hidup kita begitu dikendalikan oleh waktu? Ketika jam weker berbunyi, kita harus segera bangun dan bersiap ke sekolah, jika tidak, kita akan terlambat, padahal mata masih terasa berat dan tubuh masih ingin menikmati kasur yang empuk. Kita harus bekerja keras untuk menyelesaikan setumpuk tugas-tugas, karena deadline waktu yang tidak boleh kita langgar. Kita harus menghafal banyak bahan pelajaran karena tiba waktu untuk ulangan. Bahkan kita harus mulai kuliah, kerja, menikah, pensiun, dan sebagainya, karena sudah tiba waktu untuk semua itu. Jadi sebenarnya seberapa 'berkuasanya' waktu itu? Waktu dapat menjadi pengekang hidup, jika kita membiarkan diri dikendalikan olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami hal- hal yang bermakna. Jadi, kita yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita. Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna? Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan kairos. Kronos adalah waktu-waktu yang kita jalani, misalnya Senin, Selasa, sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita menggunakannya pada istilah kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang bermakna bagi kita. Dari usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos, tapi dalam kurun waktu itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita, misalnya saat pertama masuk sekolah, saat bertengkar dengan sahabat, saat pertama kali jatuh cinta, saat gagal di ujian, saat menjadi juara di pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat
  • 2. itu dan bagaimana kita menghadapinya? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu? Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk karakter diri kita. Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa kecil/sepele, tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu. Intinya, marilah kita belajar peka untuk melihat makna dibalik peristiwa. Ada perbedaan besar antara orang yang hanya sekedar menjalani kronos dengan orang yang mampu melihat kairos-kairos dalam hidupnya. Orang yang mampu memahami waktu sebagai kairos, melihat hidup sebagai kesempatan, bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna. Kesempatan untuk mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang memproses diri kita menjadi pribadi yang matang dan tangguh. Kesempatan untuk mengisi hidup ini dengan banyak hal yang bermakna... Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk mendapat gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi kesempatan untuk meraih kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan di ujian, pertemuan dengan orang serta lingkungan yang baru adalah kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet, lebih punya kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda mengubah kronos menjadi kairos? Memanajemen waktu dengan tepat Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan menyadari bahwa waktu itu begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin kita lakukan dan kita alami dalam hidup ini, bagaimana cara mengaturnya? Ada 3 hal yang harus kita miliki: a goal - a plan - take action 1. A goal (tujuan) Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini? Mengapa kita ingin mencapai tujuan itu? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi setiap orang harus punya. Ini penting, karena banyak orang yang menjalani hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau ke mana ia menuju. Hidup menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya sebuah rutinitas. Padahal hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu direncanakan dengan baik. Jika anda belum menemukan tujuan hidup anda, ambillah waktu untuk merenungkan hal itu. Bila perlu mintalah bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah langkah awal
  • 3. yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal "Mengapa aku tidak menata hidupku sejak muda" atau kita baru menyadari " Mengapa hidupku jadi begini?" Tentu di saat itu semuanya sudah terlambat. Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup (ini adalah tujuan jangka panjang), kita dapat melanjutkannya dengan membuat tujuan-tujuan atau target-target jangka pendek, sebagai langkah untuk mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun mendatang, target tahun ini, target semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa lebih dari satu, misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan sebagainya. Buatlah target yang realistis (sesuai kemampuan) dan konkrit. Bila perlu tulislah pada kertas/buku catatan anda. 2. A plan (rencana) " If you fail to plan, you plan to fail." Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah perencanaan. Jika kita sudah punya tujuan/target yang jelas, kita dapat merencanakan langkah dan cara untuk mencapai tujuan itu. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah: a. Mengatur aktivitas Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini. Dari sekian banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang perlu dilakukan, mana yang tidak. Apa aktivitas yang lebih baik kita lakukan di waktu luang, misalnya: apakah kita sering memboroskan waktu untuk nonton VCD atau jalan-jalan ke Mall? Apakah ada kegiatan yang lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan? Mungkin belajar bahasa Inggris, jika ternyata kita punya tujuan menjadi ahli komputer sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita masih kurang. Jadi kita men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita targetkan. b. Menentukan prioritas Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi, terkadang kita masih ingin melakukan banyak hal: kuliah, les bahasa Inggris, les musik, olahraga, kumpul dengan teman-teman, ikut organisasi atau pelayanan, bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita ingin melakukan semuanya, mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu optimal, dan bisa jadi
  • 4. yang terpenting justru terabaikan. Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi terlantar. Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat prioritas utama, dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan, namun pada porsi yang tepat. Sebagai contoh: olahraga itu penting, kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu menjadi prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika suatu saat kita dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus kerja kelompok padahal bersamaan dengan jadwal main basket dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana yang harus kita dahulukan, karena kita tahu persis yang mana yang harus kita prioritaskan. c. Membuat rencana yang realistis Jika kita sudah menentukan target yang realistis, maka kita juga perlu membuat rencana yang realistis. Misalkan: dalam semester pertama kita punya target untuk mencapai IP di atas 2,5, kita membuat rencana agar target itu tercapai. Kita membuat jadwal belajar secara teratur, berapa jam sehari, kapan waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya. d. Melaksanakan rencana secara fleksibel Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu oleh hal-hal yang tidak terduga. Misalkan: nanti malam adalah jadwal kita belajar, tapi ternyata ada acara penting yang harus kita hadiri. Jika acara itu memang penting dan tidak dapat ditunda, batalkan jadwal belajar dan carilah waktu pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah rencana karena tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan di luar rencana yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal yang penting tetap dapat kita laksanakan. e. Membuat agenda harian Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu kita untuk memanajemen waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua orang mau membuatnya secara detil. Paling tidak kita harus mencatat hal-hal penting yang harus kita lakukan di agenda harian, sehingga di pagi hari kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan pada hari itu dan
  • 5. bagaimana cara kita mengatur waktu untuk menyelesaikan semuanya. Target jangka panjang akan tercapai jika kita mampu mendisiplinkan diri untuk menyelesaikan target-target harian. 3. Take action (bertindak) Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak, semua target dan rencana yang kita buat tidak punya arti apa-apa. Beberapa hal yang harus kita waspadai: a. Jika 'penyakit' malas menyerang " Saya lagi nggak mood "; " Waktunya nggak pas buat belajar " dan sebagainya. b. Kebiasaan menunda pekerjaan "Besok masih ada waktu kok"; "Sebentar lagi ah"; "Ujiannya kan masih minggu depan" c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game, lupa segalanya d. Tidak berani berkata "tidak" Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak keluar atau ngobrol lewat telepon. Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa menunda-nunda sesuatu, akan sangat sulit mendisiplinkan diri dengan jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan adalah hal yang sulit, namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk berubah. Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal manajemen waktu. There never has been, and cannot be, a good life without self control - Leo Tolstoy -
  • 6. Referensi: Pauk, Walter. 1984. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin Company. Tong, Stephen. 1996. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong Evangelistic Ministries International.