Puisi ini menceritakan tentang cinta sang penyair kepada gunung Pangrango. Gunung Pangrango diibaratkan sebagai sosok yang dingin namun memiliki keindahan tersendiri. Sang penyair menerima keberadaan Pangrango apa adanya, seperti halnya gunung itu menerima keberadaannya. Meskipun banyak yang hanya melihat manfaat gunung, sang penyair lebih memilih untuk menyoroti cinta dan keindahan yang dimiliki Pangrango.
1 of 1
Download to read offline
More Related Content
Mandalawangi
1. MANDALAWANGI PANGRANGO
Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku
aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya tanpa kita mengerti, tanpa kita
bisa menawar
terimalah dan hadapilah
dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu
aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup