1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DAN SOSIAL
OLEH:
MUHYI NURRASYID / G1C 010 012
FUJI ASTUTI / G1C 010 019
DEWI SINTA / G1C 010 024
INTAN GUMALASARI / G1C 010 037
2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
‘Individu’
Bahasa latin: individium (tak terbagi), suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan tak terbatas.
Bahasa Inggris: in (tidak) dan devided
(terbagi).
Jadi, individu artinya tidak terbagi atau satu
kesatuan.
3. ï‚— Manusia sebagai makhluk individu
memiliki beberapa unsur seperti unsur
jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
serta unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu
dalam dirinya.
ï‚— Seorang individu adalah perpaduan antara
faktor genotip dan faktor fenotipnya.
ï‚— Kepribadian adalah hasil interaksi dari
faktor genotip dan fenotip tersebut.
4. ï‚— Sebagai makhluk individu manusia
berperan untuk mewujudkan hal-hal
sebagai berikut:
â—¦ Menjaga dan mempertahankan harkat dan
martabatnya.
â—¦ Mengupayakan terpenuhinya hak-hak
dasarnya sebagai manusia.
â—¦ Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi
jasmani maupun rohani.
â—¦ Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri
demi kesejahteraan hidupnya.
5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL
ï‚— Manusia tidak bisa melepaskan diri dari
pengaruh manusia lain.
ï‚— Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial
karena pada diri manusia ada dorongan untuk
berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain.
Ada kebutuhan sosial (social need) untuk
hidup berkelompok dengan orang lain.
Biasanya didasarkan pada kesamaan ciri atau
kepentingan.
ï‚— Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia.
6. Manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
â—¦ Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial.
â—¦ Perilaku manusia mengaharapkan suatu
penilaian dari orang lain.
â—¦ Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain.
â—¦ Potensi manusia akan berkembang bila ia
hidup di tengah-tengah manusia.
7. ï‚— Faktor-faktor lain yang mendorong manusia
untuk hidup bermasyarakat antara lain:
â—¦ Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan
manusia untuk mengembangkan keturunan atau
jenisnya.
â—¦ Adanya kenyataan bahwa manusia adalah
serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.
â—¦ Karena terjadinya habit (kebiasaan) pada tiap-
tiap diri manusia.
â—¦ Adanya kesamaan keturunan, kesamaan
teritorial, nasib, keyakinan/cita-cita,
kebudayaan, dan lain-lain.
8. ï‚— Sebagai makhluk sosial manusia harus patuh
terhadap norma-norma sosial yang tumbuh di
masyarakat, antara lain:
â—¦ Norma agama atau religi, yaitu norma yang
bersumber dari Tuhan untuk ummat-Nya.
â—¦ Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang
bersumber dari hati nurani manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan menjahui keburukan.
â—¦ Norma kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber
dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat
yang bersangkutan.
â—¦ Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat
secara resmi yang pemberlakuannya dapat
dipaksa.
9. ï‚— Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-
implikasi sebagai berikut:
â—¦ Kesadaran akan ketidakberdayaan bila manusia
seorang diri.
â—¦ Kesadaran untuk senatiasa dan harus berinteraksi
dengan orang lain.
â—¦ Penghargaan akan hak-hak orang lain.
â—¦ Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
ï‚— Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial
menjadikan manusia melakukan peran-peran
seperti melakukan interaksi dengan manusia lain
atau kelompok, membentuk kelompok-kelompok
sosial, dan menciptakan norma-norma sosial
sebagai pengaturan tata tertib kehidupan
kelompok.
10. INTERAKSI SOSIAL
ï‚— Interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik, saling mempengaruhi antara individu,
kelompok sosial, dan masyarakat.
ï‚— Interaksi sosial terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok,
dan antara kelompok dengan kelompok.
11.  Faktor–faktor yang mendasari
berlangsungnya interaksi sosial antara
lain:
â—¦ Faktor imitasi, yakni suatu proses peniruan
atau meniru.
â—¦ Faktor sugesti, yaitu suatu poroses di mana
seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau peduman-pedoman tingkah
laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu.
â—¦ Faktor identifikasi, dalam psikologi berarti
dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan
orang lain, baik secara lahiriah maupun
batiniah.
â—¦ Faktor simpati, perasaan tertariknya orang
yang satu terhadap orang yang lain.
12.  Syarat–syarat terjadinya interaksi sosial
sebagai berikut.
â—¦ Adanya kontak sosial
â—¦ Adanya komunikasi
13. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU
DAN KEPENTINGAN SOSIAL
ï‚— Pandangan Individualisme
â—¦ Berpangkal pada konsep dasar bahwa manusia
pada hakikatnya adalah makhluk individu yang
bebas.
â—¦ Pandangan invidualisme berpendapat bahwa
kepentingan invidulah yang harus diutamakan.
â—¦ Pandangan ini lahir dari ideologi liberalisme.
ï‚— Pandangan Sosialisme
â—¦ Menyatakan bahwa kepentingan masyarkatlah
yang diutamakan. Karena masyarakat
merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri
di mana individu-individu itu berada.