Dokumen tersebut membahas tentang arus modal asing dan utang luar negeri Indonesia dalam 3 kalimat:
Arus modal asing dan utang luar negeri membantu pembangunan Indonesia dalam jangka pendek namun dapat menimbulkan risiko inflasi dan ketergantungan utang dalam jangka panjang. Pemerintah perlu mengelola arus modal dan utang dengan bijak untuk memaksimalkan manfaatnya bagi pembangunan ekonomi.
2. Arus Modal Masuk
Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai
akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap
terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus
dapat dimanfaatkan untuk mendanai proyek-
proyek jangka panjang. Mengelola arus modal
masuk (capital inflow) ke dalam kawasan
merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang
dihadapi negara-negara emerging market seperti
Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko
potensial terhadap stabilitas keuangan.
3. Neraca modal yang menggambarkan arus
keluar masuk devisa yang bukan merupakan
pembayaran atas barang atau jasa. Arus
devisa yang di catat di neraca modal ialah
devisa dalam arti arus modal masuk, baik
berupa dana investasi maupun pinjaman atau
utang luar negeri.
4. Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat yang
lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan
benar. Diperkirakan hingga akhir tahun ini arus modal
asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25
miliar. Manfaat tersebut antara lain, penurunan biaya
bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan
Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar
modal. Sementara risikonya adalah terjadinya
pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung
ekonomi. Pemerintah perlu lebih aktif lagi untuk
mendorong perusahaan swasta untuk masuk bursa
lewat penawaran saham perdana (IPO) atau right
issue.
5. Arus Modal Asing
Transaksi modal asing menggambarkan aliran
keluar masuk modal di antara Indonesia
dengan negara-negara lain. Dalam arus modal,
dicatat dua golongan transaksi, yaitu:
揃 Aliran modal pemerintah
揃 Aliran modal swasta
6. * Resiko penggunaan arus masuk modal asing
Arus modal asing yang melimpah dapat
mengakibatkan efek moral hazard (Prilaku beresiko
dikarenakan penanggung resiko adalah orang lain
bukan dirinya sendiri). Terdapat tiga kemungkinan
ketidaksesuaian (mismatch) yang mengakibatkan moral
hazard yaitu dana jangka pendek digunakan untuk
jangka panjang, dana berbunga floating digunakan
untuk pinjaman bunga tetap, dan pinjaman mata uang
asing currency yang cenderung menguat di
investasikan di currency yang cenderung melemah.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran
Modal Asing
Pada umumnya faktor-faktor utama yang
menyebabkan terjadinya aliran modal, skill
dan teknologi dari negara maju ke negara
berkembang, pada dasarnya dipengaruhi oleh
lima (5) Faktor-faktor utama.
8. Adapun Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu
meliputi :
1. Adanya iklim penanaman modal dinegara-negara
penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan
berusaha (risk country), yang ditunjukkan oleh stabilitas
politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara
penerima modal.
2. Prospek perkembangan usaha di negara penerima
modal.
3. Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan.
4. Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif
murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal.
5. Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir
kepada negara-negara yang tingkat pendapatan
nasionalnya per kapita relatif tinggi.
9. Secara umum dapat dikatakan terdapat hubungan
ketidakseimbangan antara negara maju sebagai pembawa modal dengan
negara berkembang sebagai penerima modal. Hubungan tidak seimbang
tersebut disebabkan oleh beberapa hal utama (Streeten, 1980 : 251), yaitu :
1. Pemodal asing selalu mencari keuntungan (profit
oriented), sedangkan negara penerima modal
mengharapkan bahwa modal asing tersebut dapat
membantu tujuan pembangunan ekonomi nasional atau
sebagai pelengkap dana pembangunan.
2. Pemodal asing memiliki posisi yang lebih kuat,
sehingga mereka mempunyai kemampuan berusaha dan
kemampuan berunding yang lebih baik.
3. Pemodal asing biasanya memiliki jaringan usaha yang
kuat dan luas, yaitu dalam bentuk Multinasional
Corporation. Perusahaan ini pada dasarnya lebih
mengutamakan melayani kepentingan negara dan pemilik
saham di negara asal daripada kepentingan negara
penerima modal.
10. Tentunya ketidakseimbangan tersebut menjadi tantangan bagi negara-negara
penerima modal asing termasuk Indonesia, yaitu bagaimana mengatasi
ketidakseimbangan yang dimaksud dalam rangka usaha menarik investor asing. Dalam
menghadapi tantangan yang dimaksud negara penerima modal asing pada umumnya
dan Indonesia khususnya harus dapat mengupayakan melalui hal-hal sebagai
berikut :
Dapat mengakomodasi motif profit oriented dari pemodal
asing dengan sebaik-baiknya, sehingga filosofi sebagaimana
tertuang dalam Undang-Undang PMA yang mengatakan
bahwa masuknya modal asing hanyalah bersifat pelengkap
dana pembangunan tidak menjadi suatu kendala yang
menghambat arus masuknya investasi modal asing tersebut.
11. 2. Mengupayakan agar hubungan antara pemodal asing
dengan penerima modal tetap diarahkan pada kemitraan
yang dapat saling membangun, sehingga sumber luar
negeri dari pinjaman luar negeri tetap dapat dimanfaatkan
bagi pembangunan ekonomi secara optimal.
3. Negara penerima modal harus dapat mengembangkan
potensi ekonominya secara akurat, serta mampu
menjaring informasi mengenai kegiatan usaha penanaman
modal dalam rangka peningkatan kemampuan dan posisi
bargaining-nya dalam menghadapi pemilik modal asing.
12. 3. Utang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah
sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari
para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek,
utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia
dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan
belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang
menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap
pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam
Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri
adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan
kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.
13. Dampak Hutang Luar Negeri
Indonesia
Selain hutang luar negeri yang menghambat
pembangunan ekonomi di Indonesia yaitu faktor nasib
pembangunan yaitu pengangguran dan pengerjaan
proyek-proyek pembangunan yang berkaitan dengan
kehidupan massal masyarakat . Pengangguran salah
satu faktor yang menghambat pembangunan di
Indonesia akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan
dan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah-daerah.
Kurangnya lapangan pekerjaan di daerah serta tidak
meratanya pendapatan mengakibatkan pola pikir
masyarakat daerah bahwa jika ingin kaya harus bekerja
di kota-kota besar.
14. Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah
Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja
negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar
negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan
tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu
sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai
macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat
menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat
memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus
dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara
miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi
perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari
pihak lain).
15. Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Membantu dan mempermudah negara untuk
melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3. Sebagai sumber investasi swasta
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct
Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5. Berguna untuk menunjang pembangunan
nasional yang dimiliki oleh suatu negara