際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MODAL ASING DAN UTANG
NEGERI
MARIAM (11140091)
5V-MA
Arus Modal Masuk

 Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai
akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap
terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus
dapat dimanfaatkan untuk mendanai proyek-
proyek jangka panjang. Mengelola arus modal
masuk (capital inflow) ke dalam kawasan
merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang
dihadapi negara-negara emerging market seperti
Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko
potensial terhadap stabilitas keuangan.
 Neraca modal yang menggambarkan arus
keluar masuk devisa yang bukan merupakan
pembayaran atas barang atau jasa. Arus
devisa yang di catat di neraca modal ialah
devisa dalam arti arus modal masuk, baik
berupa dana investasi maupun pinjaman atau
utang luar negeri.
 Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat yang
lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan
benar. Diperkirakan hingga akhir tahun ini arus modal
asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25
miliar. Manfaat tersebut antara lain, penurunan biaya
bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan
Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar
modal. Sementara risikonya adalah terjadinya
pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung
ekonomi. Pemerintah perlu lebih aktif lagi untuk
mendorong perusahaan swasta untuk masuk bursa
lewat penawaran saham perdana (IPO) atau right
issue.
Arus Modal Asing
 Transaksi modal asing menggambarkan aliran
keluar masuk modal di antara Indonesia
dengan negara-negara lain. Dalam arus modal,
dicatat dua golongan transaksi, yaitu:
 揃 Aliran modal pemerintah
 揃 Aliran modal swasta
 * Resiko penggunaan arus masuk modal asing
 Arus modal asing yang melimpah dapat
mengakibatkan efek moral hazard (Prilaku beresiko
dikarenakan penanggung resiko adalah orang lain
bukan dirinya sendiri). Terdapat tiga kemungkinan
ketidaksesuaian (mismatch) yang mengakibatkan moral
hazard yaitu dana jangka pendek digunakan untuk
jangka panjang, dana berbunga floating digunakan
untuk pinjaman bunga tetap, dan pinjaman mata uang
asing currency yang cenderung menguat di
investasikan di currency yang cenderung melemah.
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran
Modal Asing
 Pada umumnya faktor-faktor utama yang
menyebabkan terjadinya aliran modal, skill
dan teknologi dari negara maju ke negara
berkembang, pada dasarnya dipengaruhi oleh
lima (5) Faktor-faktor utama.
Adapun Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu
meliputi :
 1. Adanya iklim penanaman modal dinegara-negara
penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan
berusaha (risk country), yang ditunjukkan oleh stabilitas
politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara
penerima modal.
 2. Prospek perkembangan usaha di negara penerima
modal.
 3. Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan.
 4. Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif
murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal.
 5. Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir
kepada negara-negara yang tingkat pendapatan
nasionalnya per kapita relatif tinggi.
Secara umum dapat dikatakan terdapat hubungan
ketidakseimbangan antara negara maju sebagai pembawa modal dengan
negara berkembang sebagai penerima modal. Hubungan tidak seimbang
tersebut disebabkan oleh beberapa hal utama (Streeten, 1980 : 251), yaitu :
 1. Pemodal asing selalu mencari keuntungan (profit
oriented), sedangkan negara penerima modal
mengharapkan bahwa modal asing tersebut dapat
membantu tujuan pembangunan ekonomi nasional atau
sebagai pelengkap dana pembangunan.
 2. Pemodal asing memiliki posisi yang lebih kuat,
sehingga mereka mempunyai kemampuan berusaha dan
kemampuan berunding yang lebih baik.
 3. Pemodal asing biasanya memiliki jaringan usaha yang
kuat dan luas, yaitu dalam bentuk Multinasional
Corporation. Perusahaan ini pada dasarnya lebih
mengutamakan melayani kepentingan negara dan pemilik
saham di negara asal daripada kepentingan negara
penerima modal.
Tentunya ketidakseimbangan tersebut menjadi tantangan bagi negara-negara
penerima modal asing termasuk Indonesia, yaitu bagaimana mengatasi
ketidakseimbangan yang dimaksud dalam rangka usaha menarik investor asing. Dalam
menghadapi tantangan yang dimaksud negara penerima modal asing pada umumnya
dan Indonesia khususnya harus dapat mengupayakan melalui hal-hal sebagai
berikut :
 Dapat mengakomodasi motif profit oriented dari pemodal
asing dengan sebaik-baiknya, sehingga filosofi sebagaimana
tertuang dalam Undang-Undang PMA yang mengatakan
bahwa masuknya modal asing hanyalah bersifat pelengkap
dana pembangunan tidak menjadi suatu kendala yang
menghambat arus masuknya investasi modal asing tersebut.
 2. Mengupayakan agar hubungan antara pemodal asing
dengan penerima modal tetap diarahkan pada kemitraan
yang dapat saling membangun, sehingga sumber luar
negeri dari pinjaman luar negeri tetap dapat dimanfaatkan
bagi pembangunan ekonomi secara optimal.
 3. Negara penerima modal harus dapat mengembangkan
potensi ekonominya secara akurat, serta mampu
menjaring informasi mengenai kegiatan usaha penanaman
modal dalam rangka peningkatan kemampuan dan posisi
bargaining-nya dalam menghadapi pemilik modal asing.
3. Utang Luar Negeri
 Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah
sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari
para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek,
utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia
dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan
belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
 Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang
menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap
pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam
Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri
adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan
kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.
Dampak Hutang Luar Negeri
Indonesia
 Selain hutang luar negeri yang menghambat
pembangunan ekonomi di Indonesia yaitu faktor nasib
pembangunan yaitu pengangguran dan pengerjaan
proyek-proyek pembangunan yang berkaitan dengan
kehidupan massal masyarakat . Pengangguran salah
satu faktor yang menghambat pembangunan di
Indonesia akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan
dan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah-daerah.
Kurangnya lapangan pekerjaan di daerah serta tidak
meratanya pendapatan mengakibatkan pola pikir
masyarakat daerah bahwa jika ingin kaya harus bekerja
di kota-kota besar.
 Dampak positif
 Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah
Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja
negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar
negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan
tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu
sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Dampak Negatif
 Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai
macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat
menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat
memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus
dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara
miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi
perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari
pihak lain).
 Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan
manfaat sebagai berikut:
 1. Membantu dan mempermudah negara untuk
melakukan kegiatan ekonomi.
 2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
 3. Sebagai sumber investasi swasta
 4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct
Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
 5. Berguna untuk menunjang pembangunan
nasional yang dimiliki oleh suatu negara

More Related Content

Mariam modal asing dan utang negeri copy

  • 1. MODAL ASING DAN UTANG NEGERI MARIAM (11140091) 5V-MA
  • 2. Arus Modal Masuk Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai proyek- proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas keuangan.
  • 3. Neraca modal yang menggambarkan arus keluar masuk devisa yang bukan merupakan pembayaran atas barang atau jasa. Arus devisa yang di catat di neraca modal ialah devisa dalam arti arus modal masuk, baik berupa dana investasi maupun pinjaman atau utang luar negeri.
  • 4. Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar. Diperkirakan hingga akhir tahun ini arus modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25 miliar. Manfaat tersebut antara lain, penurunan biaya bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal. Sementara risikonya adalah terjadinya pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung ekonomi. Pemerintah perlu lebih aktif lagi untuk mendorong perusahaan swasta untuk masuk bursa lewat penawaran saham perdana (IPO) atau right issue.
  • 5. Arus Modal Asing Transaksi modal asing menggambarkan aliran keluar masuk modal di antara Indonesia dengan negara-negara lain. Dalam arus modal, dicatat dua golongan transaksi, yaitu: 揃 Aliran modal pemerintah 揃 Aliran modal swasta
  • 6. * Resiko penggunaan arus masuk modal asing Arus modal asing yang melimpah dapat mengakibatkan efek moral hazard (Prilaku beresiko dikarenakan penanggung resiko adalah orang lain bukan dirinya sendiri). Terdapat tiga kemungkinan ketidaksesuaian (mismatch) yang mengakibatkan moral hazard yaitu dana jangka pendek digunakan untuk jangka panjang, dana berbunga floating digunakan untuk pinjaman bunga tetap, dan pinjaman mata uang asing currency yang cenderung menguat di investasikan di currency yang cenderung melemah.
  • 7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Modal Asing Pada umumnya faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya aliran modal, skill dan teknologi dari negara maju ke negara berkembang, pada dasarnya dipengaruhi oleh lima (5) Faktor-faktor utama.
  • 8. Adapun Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu meliputi : 1. Adanya iklim penanaman modal dinegara-negara penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan berusaha (risk country), yang ditunjukkan oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara penerima modal. 2. Prospek perkembangan usaha di negara penerima modal. 3. Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan. 4. Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal. 5. Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara yang tingkat pendapatan nasionalnya per kapita relatif tinggi.
  • 9. Secara umum dapat dikatakan terdapat hubungan ketidakseimbangan antara negara maju sebagai pembawa modal dengan negara berkembang sebagai penerima modal. Hubungan tidak seimbang tersebut disebabkan oleh beberapa hal utama (Streeten, 1980 : 251), yaitu : 1. Pemodal asing selalu mencari keuntungan (profit oriented), sedangkan negara penerima modal mengharapkan bahwa modal asing tersebut dapat membantu tujuan pembangunan ekonomi nasional atau sebagai pelengkap dana pembangunan. 2. Pemodal asing memiliki posisi yang lebih kuat, sehingga mereka mempunyai kemampuan berusaha dan kemampuan berunding yang lebih baik. 3. Pemodal asing biasanya memiliki jaringan usaha yang kuat dan luas, yaitu dalam bentuk Multinasional Corporation. Perusahaan ini pada dasarnya lebih mengutamakan melayani kepentingan negara dan pemilik saham di negara asal daripada kepentingan negara penerima modal.
  • 10. Tentunya ketidakseimbangan tersebut menjadi tantangan bagi negara-negara penerima modal asing termasuk Indonesia, yaitu bagaimana mengatasi ketidakseimbangan yang dimaksud dalam rangka usaha menarik investor asing. Dalam menghadapi tantangan yang dimaksud negara penerima modal asing pada umumnya dan Indonesia khususnya harus dapat mengupayakan melalui hal-hal sebagai berikut : Dapat mengakomodasi motif profit oriented dari pemodal asing dengan sebaik-baiknya, sehingga filosofi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang PMA yang mengatakan bahwa masuknya modal asing hanyalah bersifat pelengkap dana pembangunan tidak menjadi suatu kendala yang menghambat arus masuknya investasi modal asing tersebut.
  • 11. 2. Mengupayakan agar hubungan antara pemodal asing dengan penerima modal tetap diarahkan pada kemitraan yang dapat saling membangun, sehingga sumber luar negeri dari pinjaman luar negeri tetap dapat dimanfaatkan bagi pembangunan ekonomi secara optimal. 3. Negara penerima modal harus dapat mengembangkan potensi ekonominya secara akurat, serta mampu menjaring informasi mengenai kegiatan usaha penanaman modal dalam rangka peningkatan kemampuan dan posisi bargaining-nya dalam menghadapi pemilik modal asing.
  • 12. 3. Utang Luar Negeri Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.
  • 13. Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia Selain hutang luar negeri yang menghambat pembangunan ekonomi di Indonesia yaitu faktor nasib pembangunan yaitu pengangguran dan pengerjaan proyek-proyek pembangunan yang berkaitan dengan kehidupan massal masyarakat . Pengangguran salah satu faktor yang menghambat pembangunan di Indonesia akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan dan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah-daerah. Kurangnya lapangan pekerjaan di daerah serta tidak meratanya pendapatan mengakibatkan pola pikir masyarakat daerah bahwa jika ingin kaya harus bekerja di kota-kota besar.
  • 14. Dampak positif Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dampak Negatif Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
  • 15. Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi. 2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN 3. Sebagai sumber investasi swasta 4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal 5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara