�ݺ�ߣ

Editor's Notes

• #12: sangat mengandalkan teknologi-teknologi ini untuk menyediakan layanan komputasi yang scalable, fleksibel, dan efisien melalui internet.
• #13: Clustering adalah praktik menggabungkan beberapa server fisik menjadi satu entitas logis yang lebih besar. Ini digunakan dalam cloud computing untuk meningkatkan kinerja dan ketersediaan layanan. Dengan menggabungkan beberapa server dalam sebuah cluster, cloud providers dapat meminimalkan downtime dan memastikan redundansi data
• #14: Komputasi jaringan berfokus pada cara data dan aplikasi berinteraksi melalui jaringan. Cloud computing secara intrinsik adalah tentang memberikan akses ke sumber daya komputasi melalui jaringan. Teknologi jaringan canggih digunakan dalam infrastruktur cloud untuk memastikan keamanan, skalabilitas, dan ketersediaan layanan.
• #17: cloud : jaringan server jarak jauh yang dikelola secara remote, dirancang untuk memberikan akses data yang aman bagi semua pihak yang terlibat on premise : metode penyimpanan data di perangkat keras lokal seperti server, komputer, atau perangkat lainnya. organisasi memiliki perangkat keras dan bertanggung jawab atas biaya dan pemeliharaannya, serta perlu memastikan keamanan dan efisiensi sistem melalui pembaruan perangkat lunak dan lisensi yang tepat. Sumber daya IT on premise dapat mengakses dan berinteraksi dengan IT berbasis cloud Sumber daya IT on premise dapat dipindah ke cloud sehingga sumber dayanya berubah Penerapan sumber daya IT berlebihan bisa terjadi pada on premise maupun cloud Keamanan yang lebih tinggi: Dalam menghadapi kekhawatiran tentang pelanggaran data, penyimpanan On-Premises dapat memberikan keamanan yang lebih tinggi karena sulit diakses oleh peretas jarak jauh. Dengan menyimpan data secara offline, bisnis dapat mencegah para penjahat siber untuk mengambil data mereka. Penggunaan offline: Keuntungan unik dari penyimpanan On-Prem adalah kemampuannya untuk digunakan tanpa harus terhubung ke internet. Ini memungkinkan akses ke jaringan internal kapan saja, bahkan jika sistem offline. Biaya internet yang lebih rendah: Dengan menyimpan data offline, bisnis dapat menghemat biaya internet bulanan mereka. Penyimpanan On-Premises menghilangkan kebutuhan akan internet super cepat agar tim dapat mengakses file. Ini memungkinkan untuk memilih rencana internet yang lebih terjangkau yang memenuhi kebutuhan dasar organisasi. Biaya pemeliharaan yang tinggi: Biaya pembelian server dan software yang dibutuhkan bisa mencapai ribuan dolar. Belum termasuk biaya untuk menyiapkan hardware penyimpanan Anda yang bisa menjadi mahal jika Anda membutuhkan dukungan TI tambahan untuk menjalankannya. Jika tim TI internal tersedia, mereka harus menyediakan waktu untuk memelihara penyimpanan On-Premises dan memastikan keamanannya, yang bisa mengalihkan fokus mereka dari kebutuhan TI lain dalam bisnis Anda. Kesulitan dalam meningkatkan skala: Penyimpanan On-Premises membutuhkan penyimpanan fisik di lokasi, sehingga meningkatkan skala bisnis Anda memerlukan lebih banyak perencanaan. Jika Anda memerlukan lebih banyak ruang penyimpanan atau membuka kantor baru, Anda perlu menginstal hardware baru dan meminta ahli TI membangun sistem baru. Proses ini bisa memakan waktu dan mahal untuk bisnis yang sedang berkembang. Risiko kehilangan data yang lebih tinggi: Dengan penyimpanan On-Premises, jika sistem Anda mengalami kerusakan, Anda bisa kehilangan data Anda selamanya. Risiko ransomware meningkatkan perhatian terhadap hal ini.
• #19: Tujuan utama dari kehadiran sumber daya IT dalam cloud computing adalah untuk menyediakan akses on-demand, skalabilitas, fleksibilitas, dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya komputasi. Dengan cara ini, cloud computing memungkinkan organisasi untuk mengelola dan menggunakan sumber daya IT tanpa harus menghadapi kompleksitas pengelolaan perangkat keras fisik secara langsung, yang dapat menghemat waktu, biaya, dan upaya.
• #20: Contoh cloud service consumer antara lain ponsel, pc, server, software, aplikasi, atau suatu layanan
• #21: Contoh cloud service provider
• #23: Vertical Scaling (Skalabilitas Vertikal): Ini melibatkan meningkatkan kapasitas sumber daya tunggal, seperti CPU, RAM, atau disk pada suatu server atau mesin virtual. Vertical scaling cocok untuk aplikasi yang lebih monolitik dan mungkin tidak dapat dipecah menjadi komponen yang terdistribusi. Ini juga bisa berguna untuk mengatasi lonjakan lalu lintas tiba-tiba pada aplikasi tertentu. vertical scalling berarti mengganti IT resource yang sudah ada, dengan kapasitas atau kemampuan yang lebih tinggi atau rendah.
• #24: Horizontal Scaling (Skalabilitas Horizontal): Ini melibatkan penambahan lebih banyak mesin atau server ke dalam infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas secara keseluruhan. Horizontal scaling sangat cocok untuk aplikasi yang dapat dipecah menjadi komponen yang dapat dijalankan secara terdistribusi. Ini memungkinkan aplikasi untuk berjalan di beberapa server atau instance, meningkatkan ketahanan dan kemampuan menangani lalu lintas tinggi. horizontal scalling berarti menambah atau mengurangi IT resource yang sudah ada.
• #31: Terasa sulit untuk menciptakan arsitektur keamanan yang melintasi batas kepercayaan tanpa menciptakan kerentanan, kecuali cloud konsumen dan penyedia layanan cloud mendukung hal yang sama atau kompatibel dengan kerangka keamanan – hal ini tidak mungkin dilakukan dengan cloud publik.
• #32: Gambar disamping mengilustrasikan skenario dimana dua organisasi mengakses cloud yang sama. Layanan diharuskan untuk memperluas batas kepercayaan dari masing-masing organisasi terhadap cloud, mengakibatkan tumpang tindihnya batasan kepercayaan. Ini bisa menjadi tantangan bagi penyedia cloud untuk menawarkan mekanisme keamanan yang mengakomodasi persyaratan keamanan dari kedua konsumen layanan cloud tersebut. Overlapping trust bondaries ini akan secara lebih detail nya akan dibahas pada Fundamental Cloud Security yang akan dibawakan oleh kelompok 4
• #33: Konsumen cloud biasanya diberikan alokasi tingkat kendali tata kelola yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya TI di lokasinya langsung. Hal ini dapat menimbulkan risiko yang terkait dengan bagaimana penyedia cloud mengoperasikan cloud-nya, serta koneksi eksternal yang diperlukan untuk komunikasi antara cloud dengan konsumen cloud. Contoh : Hal ini dapat membahayakan kualitas solusi konsumen cloud yang mengandalkan cloud ini jasa. Perlu diperhatikan bahwa model pengiriman dari cloud yang berbeda akan menawarkan tingkat operasional kontrol yang berbeda-beda juga yang akan diberikan kepada konsumen cloud, yang lebih jeasnya nanti akan dibahas oleh kelompok selanjutnya pada materi fundamental concepts dan models
• #34: Gambar disamping menggambarkan koneksi jaringan yang tidak dapat diandalkan berakibat pada menurunnya kualitas komunikasi antara konsumen cloud dan lingkungan penyedia cloud. Kontrak hukum apabila digabungkan antara SLA, inspeksi teknologi, dan pemantauan, dapat memitigasi risiko dan permasalahan tata kelola dan perlu diperhatikan juga bahwa model pengiriman cloud yang berbeda menawarkan tingkat operasional yang berbeda-beda dan kontrol diberikan kepada konsumen cloud.
• #35: Karena kurangnya standar industri yang ditetapkan dalam komputasi awan, sehingga cloud publik umumnya menjadi hak milik pada berbagai tingkatan. Untuk cloud konsumen yang dibuat khusus dengan solusi tertentu beserta dependensinya dari lingkungan yang eksklusif akan menjadi sulit untuk berpindah dari satu penyedia cloud ke cloud yang lainnya.
• #36: Aplikasi konsumen cloud mengalami penurunan tingkat portabilitas saat menilai potensi migrasi dari Cloud A ke Cloud B, karena penyedia cloud dari Cloud B tidak mendukung teknologi keamanan yang sama seperti Cloud A.
• #37: Penyedia cloud pihak ketiga sering kali membangun pusat data dengan biaya terjangkau atau lokasi geografis yang nyaman. Masalah hukum potensial lainnya berkaitan dengan aksesibilitas dan pengungkapan data. Negara-negara mempunyai undang-undang yang mengharuskan beberapa jenis data diungkapkan kepada pihak tertentu instansi pemerintah atau subjek data. Misalnya saja orang Eropa data konsumen cloud yang berlokasi di AS dapat lebih mudah diakses oleh lembaga pemerintah (karena Undang-Undang Patriot AS) jika dibandingkan dengan data berlokasi di banyak negara Uni Eropa. Sebagian besar kerangka peraturan mengakui bahwa organisasi konsumen cloud memang demikian pada akhirnya bertanggung jawab atas keamanan, integritas, dan penyimpanan data mereka sendiri, meskipun dipegang oleh penyedia cloud eksternal.
• #39: [9/5, 01:01] Aloy: DFS adalah sistem penyimpanan berbasis jaringan yang dirancang untuk menyimpan dan mengelola file yang tersebar di berbagai sumber daya komputasi dalam lingkungan terdistribusi. [9/5, 01:01] Aloy: Apache Hadoop: Apache Hadoop adalah kerangka kerja open source yang digunakan untuk menyimpan dan mengelola data besar dan melakukan komputasi terdistribusi di atasnya. Hadoop menyediakan Hadoop Distributed File System (HDFS) untuk penyimpanan data dan MapReduce untuk pemrosesan data terdistribusi. [9/5, 01:02] Aloy: MapReduce adalah kerangka kerja (framework) pemrosesan data terdistribusi yang dikembangkan oleh Google. Kerangka kerja ini dirancang untuk memproses dan mengolah data dalam lingkungan yang terdistribusi dan sangat besar, seperti data yang disimpan di dalam sistem penyimpanan berbasis berkas seperti Google File System (GFS).
• #40: Contoh-contoh DBaaS yang populer termasuk Amazon RDS (Relational Database Service), Microsoft Azure SQL Database, Google Cloud SQL, dan banyak lagi. DBaaS digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, mulai dari basis data relasional hingga basis data NoSQL, dan memungkinkan organisasi untuk lebih fokus pada aplikasi mereka daripada mengelola infrastruktur basis data secara langsung.
• #41: Memcached adalah sistem caching objek memori yang meringankan beban database, sehingga mempercepat aplikasi web dinamis
• #42: Kemampuan melakukan lebih dari 1 tindakan atau memproses peristiwa. penyedia cloud menyediakan lingkungan yang mendukung eksekusi tugas-tugas paralel, mengelola sumber daya, dan menyediakan abstraksi yang memungkinkan pelanggan untuk fokus pada pengembangan aplikasi atau tugas mereka tanpa harus khawatir tentang detail infrastruktur
• #43: Pembagian Definisi: Sharding adalah proses memecah database besar menjadi beberapa database kecil di seluruh server. Lingkungan yang dipecah meningkatkan kinerja dan keluaran aplikasi bisnis dengan transaksi tinggi dan berpusat pada basis data besar. Di lingkungan cloud, sharding membantu meningkatkan kinerja pencarian dengan mengurangi ukuran indeks database. Penyedia layanan DBaaS menawarkan lingkungan sharded di cloud dengan meningkatkan sumber daya secara horizontal.
• #44: Profiler Basis Data Definisi: Profiler basis data menganalisis basis data sumber untuk mencari ketidakkonsistenan dalam struktur, konten, hubungan, dan aturan derivasi data untuk menghindari upaya implementasi yang tidak dapat diprediksi. Ini membuat profil database-database tersebut, memeriksa kualitas data di dalamnya, dan kemudian menyoroti masalah-masalah yang dapat diprediksi yang mungkin timbul. Contoh: MongoDB memiliki alat pembuatan profil bawaan yang menganalisis kinerja operasi basis data.