2. DEFINISI
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
3. KLASIFIKASI
Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan bila
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah barang pakai
habis seperti alat tulis kantor, barang tak pakai habis seperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi. Persediaan dalam kelompok ini meliputi bahan yang digunakan
dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian,
dan lain-lain.
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam
kelompok ini adalah alat-alat pertanian setengah jadi.
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.
4. KLASIFIKASI DALAM BAS
Persediaan Bahan Pakai Habis
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Dokumen/Administrasi Tender
Persediaan Alat Listrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering)
Persediaan Perangko, materai dan benda pos lainnya
Persediaan Peralatan kebersihan dan bahan pembersih
Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas
Persediaan Isi tabung pemadam kebakaran
Persediaan Isi tabung gas
Persediaan Bahan/Material
Persediaan Bahan baku bangunan
Persediaan Bahan/bibit tanaman
Persediaan Bibit ternak
Persediaan Bahan obat-obatan
Persediaan Bahan kimia
Persediaan Bahan Makanan Pokok
Persediaan Barang Lainnya
Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak Ketiga
5. ISU-ISU DALAM PERSEDIAAN
Metode Pengakuan Beban Persediaan
1. Pendekatan Aset
2. Pendekatan Beban
Metode Sistem Pencatatan Persediaan
1. Metode Perpetual
2. Metode Periodik
Metode Pengukuran Persediaan
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP).
2. Metode Rata-Rata Tertimbang
3. Metode Harga Pembelian Terakhir
6. PENGAKUAN PERSEDIAAN
Persediaan diakui saat (1) potensi manfaat ekonomi
masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal;
dan (2) telah diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Setiap pembelian persediaan akan dicatat sebagai
aset, yakni Persediaan. Berdasarkan bukti belanja
persediaan, fungsi akuntansi akan menjurnal akun
Persediaan di debit dan akun Kas atau akun
Hutang di kredit. Selain itu, fungsi akuntansi akan
mencatat realisasi belanja dengan mendebit akun
Belanja (nama persediaan) dan mengkredit akun
Perubahan SAL.
7. Ilustrasi Pengakuan Persediaan
Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Kota Jaya membeli persediaan berupa
5 rim kertas HVS dan 10 pak spidol. Harga kertas HVS adalah Rp50.000/rim
dan harga spidol adalah Rp100.000/pak. Selama Bulan Pebruari 2015
digunakan sebanyak 2 rim kertas HVS dan 3 pak spidol.
Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi akan menjurnal:
Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekening
Uraian Debit Kredit
01/02/2
015
1/BB/201
5
1.1.7.01.
01
PersediaanAlatTulis Kantor 1.250.
000
1.1.1.02.
01
Kas di Bendahara
Pengeluaran
1.250.
000
5.1.2.01.
01
Belanja AlatTulis Kantor 1.250.
000
0.00.00.
00
PerubahanSAL 1.250.
000
8. PENGAKUAN BEBAN PERSEDIAAN
Terdapat dua pendekatan pengakuan Beban Persediaan, yaitu
pendekatan aset dan pendekatan beban.
Pendekatan aset digunakan untuk persediaan-persediaan yang
nilainya material dan maksud penggunaannya untuk selama satu
periode dan atau untuk maksud berjaga-jaga. Contohnya adalah
persediaan di sekretariat SKPD.
Pendekatan beban dapat digunakan untuk persediaan-persediaan
yang nilainya relatif tidak material dan maksud penggunaannya
untuk waktu yang segera/tidak dimaksudkan untuk sepanjang satu
periode. Contohnya adalah persediaan untuk suatu kegiatan.
9. PENGAKUAN BEBAN PERSEDIAAN:
Pendekatan Aset
Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD ABC membeli persediaan sebanyak 5 rim
kertas HVS dan 10 pak spidol untuk Sekretariat. Harga kertas HVS adalah Rp
50.000/rim dan harga spidol adalah Rp 100.000/pak. Pada tanggal 20 Pebruari
2015, SKPD ABC menggunakan persediaan sebanyak 5 rim kertas HVS dan 10
pak spidol. Jurnal yang akan dibuat oleh fungsi akuntansi adalah sebagai
berikut:
Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekenin
g
Uraian Debit Kredit
1Pebruari
2015
1/BB/2
015
1.1.7.0
1.01
PersediaanAlatTulis
Kantor
1.250.
000
1.1.1.0
2.01
Kas bendahara
Pengeluaran
1.250.
000
15
Pebruari
2015
erima
Pengelua
ra
5.1.2.0
1.01
Belanja Persediaan
AlatTulis Kantor
1.250.
000
10. PENGAKUAN BEBAN PERSEDIAAN:
Pendekatan Beban
Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Kota Jaya membeli persediaan berupa 5
rim kertas HVS dan 10 pak spidol untuk Kegiatan Pelatihan Akuntansi Akrual.
Harga kertas HVS adalah Rp 50.000/rim dan harga spidol adalah Rp
100.000/pak. Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi akan
menjurnal:
Tangg
al
Nomor
Bukti
Kode
Rekenin
g
Uraian Debit Kredit
01/02/
2015
1/BB/20
15
9.1.2.0
1.01
BebanPersediaanAlat
Tulis kantor
1.250
.000
1.1.1.0
2.01
Kas di Bendahara
Pengeluaran
1.250
.000
5.1.2.0
1.01
Belanja AlatTulis Kantor 1.250
.000
3.1.2.0 PerubahanSAL 1.250
11. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Terdapat dua metode sistem pencatatan
metode perpetual dan metode periodik.
Metode Perpetual
persediaan, yaitu
Dalam metode perpetual, fungsi akuntansi selalu mengkinikan nilai
persediaan setiap ada persediaan yang masuk maupun keluar
. Metode ini
digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan dengan operasional
utama di SKPD dan membutuhkan pengendalian yang kuat. Contohnya
adalah persediaan obat-obatan di RSUD, persediaan pupuk di dinas
pertanian, dan lain sebagainya.
Metode Periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan nilai
persediaan ketika terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir diketahui
dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada akhir periode.
Pada akhir periode inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk mengkinikan
nilai persediaan. Metode ini dapat digunakan untuk jenis persediaan yang
sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD, contohnya adalah persediaan
ATK di sekretariat.
12. METODE PERPETUAL Vs METODE PERIODIK
N
o.
Transaks
i
METODE
PERPETUAL
METODEPERIODIK
Uraian De
bet
Kre
dit
Uraian De
bet
Kre
dit
1 Pembelian Persediaan xx
x
Persediaan xx
x
Kas di Bendahara
Pengeluaran
xx
x
Kas di Bendahara
Pengeluaran
xx
x
(Jurnal LOatau
Neraca)
(Jurnal LOatau
Neraca)
Belanja Persediaan xx
x
Belanja Persediaan xx
x
PerubahanSAL xx
x
PerubahanSAL xx
x
(Jurnal LRA) (Jurnal LRA)
2 Pemakaian BebanPersediaan xx
x
Tidakada
jurnal
13. ILUSTRASI
Pada tanggal 1 Desember 2015, Dinas Kesehatan Kota
Jaya membeli obat-obatan senilai Rp30.000.000,00.
Pada tanggal 18 Desember 2015, terjadi pemakaian
obat-obatan senilai Rp10.000.000,00. Pada tanggal 31
Desember 2015, dilakukan stock opname obat-obatan
dan diketahui bahwa obat-obatan yang tersisa di
gudang adalah senilai Rp 20.000.000,00 yang
dimilikinya. Buatlah jurnal dengan menggunakan
metode perpetual dan metode periodik untuk
mencatat persediaan obat-obatan tersebut.
14. Metode Perpetual
Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekening
Uraian Debit Kredit
01-Des-
15
1/BB/2
015
1.1.7.02
.04
PersediaanBahanObat-
obatan
30.000.
000
1.1.1.02
.01
Kas di Bendahara
Pengeluaran
30.000.
000
5.1.2.02
.04
Belanja PersediaanBahan
Obat-obatan
30.000.
000
0.0.0.00
.00
PerubahanSAL 30.000.
000
18-Des-
15
9.1.2.02
.04
BebanPersediaanBahan
Obat-obatan
10.000.
000
1.1.7.02
.04
PersediaanBahanObat-
obatan
10.000.
000
31-Des- NoEntry
15. Metode Periodik
Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekenin
g
Uraian Debit Kredit
01-Des-
15
1/BB/2
015
9.1.2.0
2.04
PersediaanBahanObat-
obatan
30.000
.000
1.1.1.0
2.01
KasdiBendahara
Pengeluaran
30.000
.000
5.1.2.0
2.04
BelanjaPersediaanBahan
Obat-obatan
30.000
.000
0.0.0.0
0.00
PerubahanSAL 30.000
.000
18-Des-
15
Tidakadajurnal
31-Des- 1.1.7.0 BebanPersediaanBahan 10.000
16. Selisih Persediaan
Sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan
menurut bendahara barang/pengurus barang dengan hasil stock
opname.
Selisih persediaan dapat disebabkan karena persediaan hilang,
usang, kadaluarsa, atau rusak.
Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah
yang normal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai
beban.
Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah
yang abnormal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai
kerugian daerah.
Penetapan besaran selisih persediaan sebagai normal atau
abnormal ditentukan oleh Pemda dalam kebijakan akuntansinya.
Selisih pengakuan atas selisih persediaan hanya terdapat dalam
metode perpetual.
17. Ilustrasi Selisih Persediaan
Melanjutkan ilustrasi
menunjukkan bahwa
dari slide sebelumnya. Jika hasil stock
sisa obat-obatan adalah
opname
Rp19.000.000,00, maka
jurnalnya adalah sebagai berikut:
Tangga
l
Nomor
Bukti
Kode
Rekeni
ng
Uraian Debit Kredi
t
31-Des-
15
BA
Pemerik
saan
BebanPersediaan 1.000
.000
Persediaan 1.000
.000
(jikaselisih
persediaantidak
signifikan)
31-Des- BA Kerugiandaerah 1.000
18. PENGUKURAN
Nilai persediaan meliputi seluruh biaya yang harus
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri.
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan.
dikeluarkan sampai barang tersebut dapat
digunakan.
Tiga alternatif
untuk mengukur nilai persediaan,
yaitu:
19. Pengukuran: Biaya perolehan
Biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan
lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.
Jika biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya dalam
memperoleh persediaan dipertimbangkan tidak material dan tidak
dapat ditelusuri secara langsung, maka biaya-biaya tersebut dapat
diabaikan sebagai komponen biaya perolehan.
Ilustrasi:
Pada tanggal 1 Pebruari Dinas membeli obat-obatan senilai
Rp100.000.000,00. dari pembelian tersebut terdapat biaya lelang
sebesar Rp2.000.000,00. Fungsi akuntansi akan mencatat nilai
persediaan sebesar:
Biaya Perolehan = Pembelian + biaya lelang
= Rp100.000.000,00 + Rp2.000.000,00
= Rp102.000.000,00
20. Pengukuran: Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi; dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis.
Ilustrasi:
Dinas Kehutanan Kota Jaya memproduksi minyak kayu putih sendiri.
Biaya untuk membuat minyak kayu putih terdiri atas bahan baku senilai
Rp75.000.000,00 gaji para pekerja sebesar Rp25.000.000,00 serta biaya
overhead senilai Rp 5.000.000,00. Berdasarkan informasi tersebut,
fungsi akuntansi akan mencatat nilai persediaan sebesar:
Nilai persediaan = Biaya Langsung (Biaya Variabel) + Biaya Tidak
Langsung (Biaya Tetap)
= Rp75.000.000,00 + Rp25.000.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp105.000.000,00
21. Pengukuran: Nilai Wajar
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau
penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan
berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length
transaction).
Ilustrasi:
Dinas Pertanian Kota Jaya menerima donasi berupa pupuk
dari pabrik pupuk sebanyak 100 ton. Berdasarkan hasil survei
di pasar, harga pupuk per ton adalah Rp1.000.000,00.
Berdasarkan informasi tersebut, fungsi akuntansi akan
sebesar 1.000 ton x
mencatat nilai persediaan pupuk
Rp1.000.000,00 atau Rp1.000.000.000,00.
22. PENILAIAN
Dalam satu periode, pemerintah daerah melakukan
beberapa kali pembelian persediaan dengan tingkat
harga yang berbeda-beda antara pembelian yang
satu dengan yang lain.
Perbedaan tingkat harga tersebut menjadi
permasalahan tersendiri dalam melakukan penilaian
persediaan.
Harga mana yang akan dipakai untuk menilai beban
persediaan yang telah dipakai/dijual/ diserahkan dan
harga mana yang akan dipakai untuk menilai
persediaan yang tersisa di akhir periode?
23. ILUSTRASI
Berikut adalah data pembelian dan penggunaan
obat-obatan pada Dinas Kesehatan Kota Jaya:
Tanggal Pembelia
n
Penggu
naan
Jumla
h
15Maret
2015
100dus@Rp
100.000
100
dus
20April2015 200dus@Rp
150.000
300
dus
17Juni2015 150dus 150
dus
8Agustus
2015
300dus@Rp
200.000
450
dus
13 100dus 350
24. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP); Sistem
Pencatatan Periodik
Dengan metode MPKP
, 350 dus persediaan obat-
obatan yang tersisa dihitung mulai dari harga
pembelian terakhir
.
Untuk obat-obatan yang telah dipakai, beban persediaannya
adalah:
Beban Persediaan = Persediaan Awal + Pembeliaan
Persediaan Akhir
Beban Persediaan = 0 + {(100 x Rp100.000,00) + (200 x
Rp150.000,00) + (300 x Rp200.000,00)} Rp 67.500.000,00
= Rp 32.500.000,00
Tanggal Jumlah Unit Harga Per Unit Total Harga
8 Agustus 2015 300 dus Rp 200.000 Rp 60.000.000
20 April 2015 50 dus Rp 150.000 Rp 7.500.000
Persediaan Akhir 350 dus Rp 67.500.000
25. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
(MPKP); Sistem Pencatatan Perpetual
Jadi, nilai persediaan akhir obat-obatan Dinas Kesehatan Kota
Jaya adalah Rp67.500.000,00 dan beban persediaannya adalah
Rp32.500.000,00 (Rp17.500.000,00 + Rp 15.000.000,00).
Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah
15 Mar 15 (100 dus @ Rp100.000,00) Rp
10.000.000
(100 dus @ Rp 100.000,00)
Rp 10.000.000,00
20 April 15 (200 dus @ Rp 150.000,00)
Rp 30.000.000,00
(100 dus @ Rp 100.000,00)
(200 dus @ Rp 150.000,00)
Rp 40.000.000
17 Juni 15 (100 dus @ Rp 100.000,00)
(50 dus @ Rp 150.000,00)
Rp 17.500.000,00
(150 dus @ Rp 150.000,00)
Rp 22.500.000,00
8 Agt 15 (300 dus @ Rp 200.000,00)
Rp 60.000.000,00
(150 dus @ Rp 150.000,00)
(300 dus @ Rp 200.000,00)
Rp 82.500.000,00
13 Sep 15 (100 dus @ Rp 150.000,00)
Rp 15.000.000,00
(50 dus @ Rp 150.000,00)
(300 dus @ Rp 200.000,00)
Rp 67.500.000,00
26. Metode Rata-Rata Tertimbang; Sistem
Pencatatan Periodik
Biaya rata-rata persediaan per unit = Rp 100.000.000 / 600 dus
= Rp 166.666,67
Nilai Persediaan = Biaya rata-rata per unit x persediaan akhir (unit)
= Rp 166.666,67 x 350 unit = Rp 58.333.333,33
Untuk obat-obatan yang telah dipakai, beban persediaannya adalah:
Beban Persediaan = Persediaan Awal + Pembeliaan Persediaan Akhir
Beban Persediaan = 0 + Rp 100.000.000 Rp 58.333.333,33
= Rp 41.666.666,67
Tanggal Jumlah Unit Harga Per Unit Total Harga
15 Maret 2015 100 dus Rp 100.000,00 Rp 10.000.000
20 April 2015 200 dus Rp 150.000,00 Rp 30.000.000
8 Agustus 2015 300 dus Rp 200.000,00 Rp 60.000.000
Total 600 dus Rp 100.000.000
27. Metode Rata-Rata Tertimbang; Sistem
Pencatatan Perpetual
Jadi, nilai persediaan akhir obat-obatan Dinas Kesehatan Kota Jaya
adalah Rp62.222.222,22, dan beban persediaannya adalah
Rp37.777.777,78 (Rp20.000.000,00 + Rp17.777.777,78).
Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah
15 Mar 15 (100 dus @ Rp100.000,00)
Rp10.000.000,00
(100 dus @ Rp100.000,00)
Rp 10.000.000
20 Apr 15 (200 dus @ Rp150.000,00)
Rp30.000.000
(300 dus @ Rp133.333,33*)
Rp 40.000.000
17 Jun 15 (150 dus @ Rp133.333,33)
Rp20.000.000
(150 dus @ Rp 133.333,33)
Rp20.000.000
8 Agt 15 (300 dus @ Rp 200.000)
Rp60.000.000
(450 dus @ Rp177.777,78**)
Rp 80.000.000
13 Sep 15 (100 dus @ Rp 177.777,78)
Rp17.777.777,78
(350 dus @ Rp 177.777,78)
Rp62.222.222,22
28. Metode Harga Pembelian Terakhir; Sistem
Pencatatan Periodik
Nilai Persediaan Akhir = Rp70.000.000,00 (350 dus x
Rp200.000.000,00)
Untuk obat-obatan yang telah dipakai, beban persediaannya
adalah:
Beban Persediaan = Persediaan Awal + Pembeliaan
Persediaan Akhir
Beban Persediaan = 0 + {(100 x Rp100.000,00) + (200 x
Rp150.000,00) + (300 x Rp200.000,00)}
Rp70.000.000,00
= Rp 30.000.000
29. Metode Harga Pembelian Terakhir; Sistem
Pencatatan Perpetual
Jadi, nilai persediaan akhir obat-obatan Dinas Kesehatan Kota Jaya
adalah Rp70.000.000,00 dan beban persediaannya adalah
Rp33.750.000,00 (Rp17.500.000,00 + Rp16.250.000,00).
Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah
15 Mar 15 (100 dus @ Rp100.000,00)
Rp10.000.000,00
(100 dus @ Rp100.000,00)
Rp 10.000.000,00
20 Apr 15 (200 dus @ Rp150.000,00)
Rp30.000.000,00
(100 dus @ Rp 100.000,00) (200
dus @ Rp150.000,00) Rp
40.000.000,00
17 Jun 15 150 dus (150 dus @ Rp150.000,00)
(Rp40.000.000,00 Rp22.500.000,00) Rp22.500.000,00
Rp 17.500.000,00
8 Agt 15 (300 dus @ Rp200.000,00)
Rp60.000.000,00
(150 dus @ Rp175.000,00) (300
dus @ Rp200.000,00)
Rp86.250.000,00
13 Sep 15 100 dus (350 dus @ Rp200.000,00)
(Rp86.250.000,00 Rp70.000.000,00) Rp70.000.000,00
Rp16.250.000
30. Prosedur Akuntansi: Metode Periodik
JurnalStandarPersediaandenganMetodePeriodik
No. Transaksi PENCATATAN OLEH SKPD PENCATATAN OLEH PPKD
Uraian Debit Kredit Uraian Debit Kredit
1.a Pembelian
Persediaan dengan
Uang UP/GU/TU
Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Kas di Bendahara
Pengeluaran
xxx
Belanja Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Perubahan SAL xxx
1.b Pembelian
Persediaan dengan
Uang LS (Utang)
Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Utang Belanja xxx
Pelunasan
Utang/Penerbitan
SP2D LS Barang
Utang Belanja xxx RK SKPD xxx
RK PPKD xxx Kas di Kas Daerah xxx
Belanja Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Perubahan SAL xxx
2 Pemakaian
Persediaan
Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
3 Penyesuaian di
Akhir Tahun
Beban Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Persediaan xxx
31. Prosedur Akuntansi: Metode Perpetual
JurnalStandarPesediaandenganMetodePerpetual
No
.
Transaksi PENCATATANOLEH SKPD PENCATATANOLEH PPKD
Uraian Debit Kredit Uraian Debit Kredit
1.aPembelian
Persediaan
dengan Uang
UP/GU/TU
Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Kas di Bendahara
Pengeluaran
xxx
Belanja Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Perubahan SAL xxx
1.
b
Pembelian
Persediaan
dengan Uang LS
(Utang)
Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Utang Belanja xxx
Pelunasan
Utang/Penerbitan
SP2D LS Barang
Utang Belanja xxx RK SKPD xxx
RK PPKD xxx Kas di Kas Daerah xxx
Belanja Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Perubahan SAL xxx
2 Pemakaian
Persediaan
Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Beban Persediaan xxx
3 Penyesuaian di
Akhir Tahun
Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
32. PENGUNGKAPAN
Hal-hal yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam
laporan keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan;
2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan
masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang
masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
3. Kondisi persediaan. Persediaan dengan kondisi rusak atau
usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
33. Ilustrasi Pengungkapan Persediaan
Di CaLK SKPD
Di CaLK Pemda
PERSEDIAAN
Metode pencatatan persediaan menggunakan Metode Periodik. Pengukuran nilai persediaan menggunakan Metode
HargaPembelianTerakhir. Persediaan sejumlahRp900.000,00(sembilanratusribu rupiah)terdiridari:
PERSEDIAAN
Persediaan sejumlah Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) terdiri dari:
No SKPD Jumlah
No Nama Peruntukan Kondisi Volume Harga/unit Nilai
1. Kertas Pelayanan Baik 2 rim Rp50.000,00 Rp100.000,00
2. Bibit
Tanaman
Diserahkan
kepada masyarakat
Baik 80 unit Rp10.000,00 Rp800.000,00
1. Dinas Pendidikan Rp. 4.000.000,00
2. Dinas Kesehatan Rp. 2.000.000,00
3. .. Rp.