2. POKOK BAHASAN
1. BELAJAR ADAB MENURUT
ULAMA
2. APA ITU ADAB
3. KEUTAMAAN ADAB MULIA
4. BERKAH ADAB MULIA
5. CONTOH ADAB ULAMA
6. ADAB ULAMA KETIKA
BERBEDA PENDAPAT
7. DOA AGAR MEMILIKI ADAB
DAN AKHLAK YANG MULIA
4. Imam Darul Hijrah, Imam
Malik rahimahullah pernah
berkata pada seorang
pemuda Quraisy,
悋惺 惠惠惺 悖 惡 悋悖惆惡 惠惺
Pelajarilah adab sebelum
mempelajari suatu ilmu.
5. Imam Malik bin Anas
menghabiskan waktu
selama 16 tahun untuk
mempelajari adab dan 4
tahun untuk mencari ilmu.
Ibnul Mubarok berkata,
Kami mempelajari
masalah adab itu selama
30 tahun, sedangkan kami
mempelajari ilmu selama
20 tahun.
6. Sufyan at-Tsauri (w. 161 H)
mengatakan,
Ketika seseorang ingin
menulis hadits, maka dia
terlebih dulu belajar adab dan
ibadah dua puluh tahun
sebelumnya (menulis hadits).
[Abu Nuaim, Hilyatu al-Auliya, Juz
VI/361]
7. Imam Abu Hanifah
berkata,Kisah-kisah para
ulama dan duduk bersama
mereka lebih aku sukai
daripada menguasai
beberapa bab fiqih. Karena
dalam kisah mereka diajarkan
berbagai adab dan akhlaq
luhur mereka.
(Al Madkhol, 1: 164)
9. Yusuf bin Al Husain berkata,
Dengan mempelajari adab,
maka engkau jadi mudah
memahami ilmu.
Syaikh Sholeh Al Ushoimi
berkata, Dengan
memperhatikan adab maka
akan mudah meraih ilmu.
Sedikit perhatian pada
adab, maka ilmu akan disia-
siakan.
10. Ibn Mubarak (w. 181 H),
menyatakan: Siapa saja yang
meremehkan adab, maka dia akan
disiksa dengan kekurangan akan
[amalan] sunah. Siapa saja yang
meremehkan amalan sunah, maka
dia akan disiksa dengan
kekurangan akan [amalan] fardhu.
Siapa saja yang meremehkan
amalah fardhu, maka dia akan
disiksa dengan kekurangan akan
makrifat.
[al-Khathib al-Baghdadi, al- Jami li Akhlaq
ar-Rawi, Juz I/80]
11. Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah
menuturkan:
Adab seseorang itu adalah alamat
kebahagiaan dan keberuntungannya.
Sedangkan minimnya adab
merupakan alamat kenestapaan dan
kerugiaannya. Tidak ada kebaikan di
dunia dan akhirat yang diharapkan
untuk diperoleh seperti memperoleh
adab. Begitu juga, tak ada yang sudi
mendapatkan keburukan di dunia dan
akhirat sebagaimana minimnya adab.
[Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, Madarij as-Salikin,
Juz II/368]
13. Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H)
rahimahuLlah, menyatakan:
belajar adab artinya
mengambil akhlak yang
mulia.
[Lihat, Ibn Hajar, Fath al-Bari, Juz X/400]
14. Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah (w.
751 H) menyatakan: Ilmu
adab: adalah ilmu untuk
memperbaiki lisan [tutur
kata], seruan, ketepatan
dalam menempatkan pada
posisinya, pemilihan kata
yang baik dan tepat, serta
menjaganya dari
kesalahan dan cacat.
[Ibn al-Qayyim al- Jauziyyah,
Madzariju as-Salikin, Juz II/368]
16. 悒
悋惘 悽
悖 愕悋忰悖
悋悋リр悽
Sesungguhnya
sebaik-baik kalian
adalah yang
paling bagus
akhlaqnya.
(Muttafaqun alaihi)
17. 悖
悋悋悒 悗悋
悋惘 悽 悋悽 愕忰悖
悋愕 悋惘 悽
悧
Yang paling sempurna
keimanan seseorang
mumin adalah yang paling
bagus akhlaqnya dan
sebaik-baik kalian adalah
yang paling baik
terhadap istri-istrinya.
(HR. At-Tirmidzi)
18. 悒
悗悋
惘惆
悽 愕忰惡
悸悴惘惆
悧悋悋 悧悋惶悋
Sesungguhnya
seorang mukmin bisa
meraih derajat orang
yang rajin berpuasa
dan shalat dengan
sebab akhlaknya
yang luhur.
(HR. Ahmad no. 25013 dan
Abu Dawud no. 4165)
19. 悋
惺惷 悄愆
悋慍悋
悽悋 愕忰 惓悖
惡 悋忰惶 悒
愃惡 悽悋 愕忰
悋忰惶 悸悴惘惆 惡
惡
悸リр惶悋 惶悋
Tidak ada sesuatu pun yang
lebih berat timbangannya
dari akhlaq mulia ketika
diletakkan di atas mizan
(timbangan amal) dan
sungguh pemilik akhlaq
mulia akan mencapai
derajat orang yang
mengerjakan puasa
dan shalat.
(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
20. 悒
悒 惡忰悖
惡惘悋悖
悋愕悴
悸悋悋
悋
リр悽悖 愕悋忰悖
悋
Sesungguhnya yang paling
aku cintai di antara kalian
dan paling dekat tempat
duduknya denganku pada
hari kiamat adalah mereka
yang paling bagus
akhlaknya di antara kalian.
(HR. Tirmidzi no. 1941)
21. リр悖
悸悴悋
惷惡惘 惠惡 惺慍
惘惠
悄悋惘悋
忰 悋 悒
悋
悋 惘惠 悸悴悋 愀愕 惠惡
忰悋
悋慍 悋 悒 惡悵
悽 愕忰 悸悴悋 惺悖 惠惡
Aku penjamin suatu rumah di surga yang paling bawah bagi
orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar. Dan
aku penjamin suatu rumah di surga bagian tengah bagi orang
yang meninggalkan berdusta walaupun bercanda. Dan aku
penjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang
yang bagus akhlaqnya. (HR. Abu Dawud)
23. Imam al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan
dari al-Araj, berkata, Aku pernah mendengar Abu
Hurairah berkata:
Aku adalah lelaki miskin. Aku membantu
Rasulullah saw dengan batas kemampuanku.
Sementara kaum Muhajirin mereka sibuk dengan
berdagang di pasar. Kaum Anshar sibuk
mengurus harta mereka. Maka, Rasulullah saw
bertanya, Siapa yang bersedia membentangkan
bajunya, maka dia tak akan pernah lupa sedikit
pun apa yang dia dengarkan dariku. Maka,
akupun membentangkan bajuku, hingga baginda
pun menyampaikan haditsnya. Lalu, aku pun
menghimpunnya di dalam diriku. Sejak itu, aku
tak pernah lupa sedikitpun tentang apa yang aku
dengarkan dari baginda saw.
[HR. Bukhari dan Muslim]
24. Abu Hurairah datang ke
Madinah, setelah peristiwa
Perang Khaibar, setelah Sulh
Hudaibiyah, tahun 6 H.
Beliau hanya bersama Nabi
tidak kurang dari 4 tahun.
Tetapi, karena tekadnya
membersamai Nabi saw itulah
yang membuatnya menguasai
banyak hadits, dan karamah,
karena doa dari Nabi saw.
25. Imam Abu Hanifah (w. 148 H)
menuturkan,
Aku membersamai Hamad bin Abi
Sulaiman selama 12 tahun. Aku
tidaklah shalat, sekali saja, sejak
Hamad wafat, kecuali aku memintakan
ampunan untuknya dan kedua orang
tuaku. Aku juga memintakan ampunan
untuk mereka yang aku telah belajar
ilmu darinya, atau murid yang aku
ajari ilmu.
[al-Khathib al-Baghdadi, Tarikh Baghdad,
Juz XV/444]
27. Thawus bin Kisan berkata,
Di antara perkara sunah
[tuntunan Nabi] adalah
menghormati orang alim
[yang berilmu].
[Ibn Abd al-Barr, Jami Bayan
al-Ilm, Juz I/519]
28. Al-Hasan al-Bashri menuturkan, Ibn
Abbas tampak menuntun
tunggangan Ubay bin Kaab.
Kemudian ada yang bertanya kepada
beliau, Anda adalah putra dari
paman Rasulullah, Anda menuntun
tunggangan seorang lelaki Anshar?
Beliau menjawab, Sudah menjadi
keharusan bagi tinta [sumber ilmu]
untuk diagungkan dan dimuliakan.
[al-Khathib al-Baghdadi, alJami li
Akhlaq ar-Rawi, Juz I/108]
29. Amir as-Syabi juga
berkata, Ibn Abbas telah
memegangi tunggangan
Zaid bin Tsabit, lalu beliau
berkata, Anda
memegangi untukku,
sementara Anda adalah
putra dari paman
Rasulullah? Beliau
menjawab, Beginilah
kami seharusnya
memperlakukan ulama.
[al-Khathib al-Baghdadi, al-Jami
li Akhlaq ar-Rawi, Juz I/108]
30. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam
berkata, Yahya bin Said telah
membersamai Rabiah bin Abi
Abdurrahman at-Taimi. Jika Rabiah
berhalangan, Yahya menyampaikan
hadits kepada mereka dengan
sempurna. Beliau adalah murid yang
banyak menguasai hadits. Tetapi,
jika Rabiah hadir, maka Yahya pun
menahan diri, karena menghormati
Rabiah. Bukan karena Rabiah lebih
tua darinya, padahal usianya sama.
Masing-masing saling
menghormati.
[ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz
VI/92]
31. Muhammad bin Rafi berkata, Aku bersama Imam Ahmad
dan Ishaq di tempat Imam Abdurrazzaq. Hari Raya Idul Fitri
menghampiri kami. Kami keluar bersama Abdurrazzaq ke
tempat shalat. Kami bersama banyak orang. Ketika kami
kembali, Abdurrazzaq mengajak kami makan. Beliau berkata
kepada Imam Ahmad dan Ishaq, Hari ini aku melihat ada
yang aneh pada diri kalian berdua. Mengapa kalian tidak
mengumandangkan takbir? Imam Ahmad dan Ishaq
menjawab, Wahai Abu Bakar [Imam Abdurrazzaq], kami
menunggu, apakah Anda mengumandangkan takbir atau
tidak? Maka, kami pun akan mengumandangkan takbir.
Ketika kami melihatmu tidak mengumandangkan takbir,
maka kami pun menahan diri. Beliau berkata, Aku juga
melihat kalian berdua. Apakah kalian berdua
mengumandangkan takbir, atau tidak? Maka,
aku pun akan mengumandangkan takbir.
[ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz IX/566]
32. ADAB IMAM MUSLIM KEPADA IMAM
AL-BUKHARI (GURUNYA)
Biarkanlah aku mencium kedua kakimu, wahai
guru para guru, penghulu para ahli hadits, dan
dokter hadits yang menguasai segala macam
penyakitnya.
[ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz XII/432]
34. Imam Adz-Dzahabi menukil di Siyar Alamin Nubala, dari Imam
Hafidz Abu Musa Yunus bin Abdul Ala Ashodafi Al Misri,
salah satu sahabat Imam Syafii, dia berkata: Aku tidak
melihat orang berakal melebihi Syafii, aku mendebatnya
tentang suatu masalah pada suatu hari, kemudian kami
berpisah, lalu dia menemuiku, dan menggandeng tanganku,
lalu berkata:
Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara
(bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam
suatu masalah?
(Siyar Alamin Nubala, 10: 16)
35. Berkata Ahmad bin Al Laits:
Aku mendengar Ahmad bin
Hambal berkata: Aku akan
benar-benar mendoakan
Syafii dalam shalatku selama
40 tahun, aku berdoa: Ya
Allah, ampunilah diriku dan
orang tuaku, dan Muhammad
bin Idris Asyafii.
(Manaqib As Syafii lil Baihaqi, hal. 254,
vol. 2)
37. 悋
惡 悵惺悖 悒
リр悽悖悋 惠悋惘
悋悄 悖悋 悋惺悖悋
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari
akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar.
(HR. Tirmidzi no. 359)
38. 悋
リр悽悖悋 愕忰
悖 惆悋
愕忰
悖 惆 悋
悋
愕 惺
惘惶悋 惠悖 悋悒
惺
惘惶 悋 悋悧
惠悖 悋悒 悋悧愕
Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik,
tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali
Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak
dariku, tidak ada yang memalingkannya kecuali
Engkau.
(HR. Muslim no. 771, dari Ali bin Abi Tholib)