際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ADAB
ILMU
SEBELUM
POKOK BAHASAN
1. BELAJAR ADAB MENURUT
ULAMA
2. APA ITU ADAB
3. KEUTAMAAN ADAB MULIA
4. BERKAH ADAB MULIA
5. CONTOH ADAB ULAMA
6. ADAB ULAMA KETIKA
BERBEDA PENDAPAT
7. DOA AGAR MEMILIKI ADAB
DAN AKHLAK YANG MULIA
BELAJAR
ADAB
MENURUT
ULAMA
Imam Darul Hijrah, Imam
Malik rahimahullah pernah
berkata pada seorang
pemuda Quraisy,
悋惺 惠惠惺 悖 惡 悋悖惆惡 惠惺

Pelajarilah adab sebelum
mempelajari suatu ilmu.
 Imam Malik bin Anas
menghabiskan waktu
selama 16 tahun untuk
mempelajari adab dan 4
tahun untuk mencari ilmu.
 Ibnul Mubarok berkata,
Kami mempelajari
masalah adab itu selama
30 tahun, sedangkan kami
mempelajari ilmu selama
20 tahun.
Sufyan at-Tsauri (w. 161 H)
mengatakan,
Ketika seseorang ingin
menulis hadits, maka dia
terlebih dulu belajar adab dan
ibadah dua puluh tahun
sebelumnya (menulis hadits).
[Abu Nuaim, Hilyatu al-Auliya, Juz
VI/361]
Imam Abu Hanifah
berkata,Kisah-kisah para
ulama dan duduk bersama
mereka lebih aku sukai
daripada menguasai
beberapa bab fiqih. Karena
dalam kisah mereka diajarkan
berbagai adab dan akhlaq
luhur mereka.
(Al Madkhol, 1: 164)
KENAPA
PARA ULAMA
MENDAHULUKAN
MEMPELAJARI
ADAB?
 Yusuf bin Al Husain berkata,
Dengan mempelajari adab,
maka engkau jadi mudah
memahami ilmu.
 Syaikh Sholeh Al Ushoimi
berkata, Dengan
memperhatikan adab maka
akan mudah meraih ilmu.
Sedikit perhatian pada
adab, maka ilmu akan disia-
siakan.
Ibn Mubarak (w. 181 H),
menyatakan: Siapa saja yang
meremehkan adab, maka dia akan
disiksa dengan kekurangan akan
[amalan] sunah. Siapa saja yang
meremehkan amalan sunah, maka
dia akan disiksa dengan
kekurangan akan [amalan] fardhu.
Siapa saja yang meremehkan
amalah fardhu, maka dia akan
disiksa dengan kekurangan akan
makrifat.
[al-Khathib al-Baghdadi, al- Jami li Akhlaq
ar-Rawi, Juz I/80]
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah
menuturkan:
Adab seseorang itu adalah alamat
kebahagiaan dan keberuntungannya.
Sedangkan minimnya adab
merupakan alamat kenestapaan dan
kerugiaannya. Tidak ada kebaikan di
dunia dan akhirat yang diharapkan
untuk diperoleh seperti memperoleh
adab. Begitu juga, tak ada yang sudi
mendapatkan keburukan di dunia dan
akhirat sebagaimana minimnya adab.
[Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, Madarij as-Salikin,
Juz II/368]
ADAB?
APA ITU
Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H)
rahimahuLlah, menyatakan:
belajar adab artinya
mengambil akhlak yang
mulia.
[Lihat, Ibn Hajar, Fath al-Bari, Juz X/400]
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah (w.
751 H) menyatakan: Ilmu
adab: adalah ilmu untuk
memperbaiki lisan [tutur
kata], seruan, ketepatan
dalam menempatkan pada
posisinya, pemilihan kata
yang baik dan tepat, serta
menjaganya dari
kesalahan dan cacat.
[Ibn al-Qayyim al- Jauziyyah,
Madzariju as-Salikin, Juz II/368]
KEUTAMAAN
ADAB MULIA
悒
 
悋惘 悽 
悖 愕悋忰悖
悋悋リр悽
Sesungguhnya
sebaik-baik kalian
adalah yang
paling bagus
akhlaqnya.
(Muttafaqun alaihi)
悖
 悋悋悒 悗悋
悋惘 悽   悋悽 愕忰悖
悋愕 悋惘 悽
悧
Yang paling sempurna
keimanan seseorang
mumin adalah yang paling
bagus akhlaqnya dan
sebaik-baik kalian adalah
yang paling baik
terhadap istri-istrinya.
(HR. At-Tirmidzi)
悒
 悗悋
 
惘惆
悽 愕忰惡
悸悴惘惆
悧悋悋 悧悋惶悋

Sesungguhnya
seorang mukmin bisa
meraih derajat orang
yang rajin berpuasa
dan shalat dengan
sebab akhlaknya
yang luhur.
(HR. Ahmad no. 25013 dan
Abu Dawud no. 4165)
悋
 惺惷 悄愆 
悋慍悋 
悽悋 愕忰  惓悖
惡 悋忰惶 悒  
愃惡 悽悋 愕忰
悋忰惶 悸悴惘惆 惡
惡
悸リр惶悋   惶悋
Tidak ada sesuatu pun yang
lebih berat timbangannya
dari akhlaq mulia ketika
diletakkan di atas mizan
(timbangan amal) dan
sungguh pemilik akhlaq
mulia akan mencapai
derajat orang yang
mengerjakan puasa
dan shalat.
(HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
悒
悒 惡忰悖 
惡惘悋悖  

  悋愕悴 
悸悋悋
悋 
リр悽悖 愕悋忰悖
悋
Sesungguhnya yang paling
aku cintai di antara kalian
dan paling dekat tempat
duduknya denganku pada
hari kiamat adalah mereka
yang paling bagus
akhlaknya di antara kalian.
(HR. Tirmidzi no. 1941)
リр悖
 悸悴悋 
惷惡惘  惠惡 惺慍
惘惠 
悄悋惘悋
忰 悋 悒 
悋

悋 惘惠  悸悴悋 愀愕   惠惡 
忰悋 
悋慍 悋 悒  惡悵

悽 愕忰  悸悴悋 惺悖  惠惡 

Aku penjamin suatu rumah di surga yang paling bawah bagi
orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar. Dan
aku penjamin suatu rumah di surga bagian tengah bagi orang
yang meninggalkan berdusta walaupun bercanda. Dan aku
penjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang
yang bagus akhlaqnya. (HR. Abu Dawud)
BERKAH
ADAB MULIA
Imam al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan
dari al-Araj, berkata, Aku pernah mendengar Abu
Hurairah berkata:
Aku adalah lelaki miskin. Aku membantu
Rasulullah saw dengan batas kemampuanku.
Sementara kaum Muhajirin mereka sibuk dengan
berdagang di pasar. Kaum Anshar sibuk
mengurus harta mereka. Maka, Rasulullah saw
bertanya, Siapa yang bersedia membentangkan
bajunya, maka dia tak akan pernah lupa sedikit
pun apa yang dia dengarkan dariku. Maka,
akupun membentangkan bajuku, hingga baginda
pun menyampaikan haditsnya. Lalu, aku pun
menghimpunnya di dalam diriku. Sejak itu, aku
tak pernah lupa sedikitpun tentang apa yang aku
dengarkan dari baginda saw.
[HR. Bukhari dan Muslim]
 Abu Hurairah datang ke
Madinah, setelah peristiwa
Perang Khaibar, setelah Sulh
Hudaibiyah, tahun 6 H.
 Beliau hanya bersama Nabi
tidak kurang dari 4 tahun.
 Tetapi, karena tekadnya
membersamai Nabi saw itulah
yang membuatnya menguasai
banyak hadits, dan karamah,
karena doa dari Nabi saw.
Imam Abu Hanifah (w. 148 H)
menuturkan,
Aku membersamai Hamad bin Abi
Sulaiman selama 12 tahun. Aku
tidaklah shalat, sekali saja, sejak
Hamad wafat, kecuali aku memintakan
ampunan untuknya dan kedua orang
tuaku. Aku juga memintakan ampunan
untuk mereka yang aku telah belajar
ilmu darinya, atau murid yang aku
ajari ilmu.
[al-Khathib al-Baghdadi, Tarikh Baghdad,
Juz XV/444]
CONTOH
ADAB ULAMA
Thawus bin Kisan berkata,
Di antara perkara sunah
[tuntunan Nabi] adalah
menghormati orang alim
[yang berilmu].
[Ibn Abd al-Barr, Jami Bayan
al-Ilm, Juz I/519]
Al-Hasan al-Bashri menuturkan, Ibn
Abbas tampak menuntun
tunggangan Ubay bin Kaab.
Kemudian ada yang bertanya kepada
beliau, Anda adalah putra dari
paman Rasulullah, Anda menuntun
tunggangan seorang lelaki Anshar?
Beliau menjawab, Sudah menjadi
keharusan bagi tinta [sumber ilmu]
untuk diagungkan dan dimuliakan.
[al-Khathib al-Baghdadi, alJami li
Akhlaq ar-Rawi, Juz I/108]
Amir as-Syabi juga
berkata, Ibn Abbas telah
memegangi tunggangan
Zaid bin Tsabit, lalu beliau
berkata, Anda
memegangi untukku,
sementara Anda adalah
putra dari paman
Rasulullah? Beliau
menjawab, Beginilah
kami seharusnya
memperlakukan ulama.
[al-Khathib al-Baghdadi, al-Jami
li Akhlaq ar-Rawi, Juz I/108]
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam
berkata, Yahya bin Said telah
membersamai Rabiah bin Abi
Abdurrahman at-Taimi. Jika Rabiah
berhalangan, Yahya menyampaikan
hadits kepada mereka dengan
sempurna. Beliau adalah murid yang
banyak menguasai hadits. Tetapi,
jika Rabiah hadir, maka Yahya pun
menahan diri, karena menghormati
Rabiah. Bukan karena Rabiah lebih
tua darinya, padahal usianya sama.
Masing-masing saling
menghormati.
[ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz
VI/92]
Muhammad bin Rafi berkata, Aku bersama Imam Ahmad
dan Ishaq di tempat Imam Abdurrazzaq. Hari Raya Idul Fitri
menghampiri kami. Kami keluar bersama Abdurrazzaq ke
tempat shalat. Kami bersama banyak orang. Ketika kami
kembali, Abdurrazzaq mengajak kami makan. Beliau berkata
kepada Imam Ahmad dan Ishaq, Hari ini aku melihat ada
yang aneh pada diri kalian berdua. Mengapa kalian tidak
mengumandangkan takbir? Imam Ahmad dan Ishaq
menjawab, Wahai Abu Bakar [Imam Abdurrazzaq], kami
menunggu, apakah Anda mengumandangkan takbir atau
tidak? Maka, kami pun akan mengumandangkan takbir.
Ketika kami melihatmu tidak mengumandangkan takbir,
maka kami pun menahan diri. Beliau berkata, Aku juga
melihat kalian berdua. Apakah kalian berdua
mengumandangkan takbir, atau tidak? Maka,
aku pun akan mengumandangkan takbir.
[ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz IX/566]
ADAB IMAM MUSLIM KEPADA IMAM
AL-BUKHARI (GURUNYA)
Biarkanlah aku mencium kedua kakimu, wahai
guru para guru, penghulu para ahli hadits, dan
dokter hadits yang menguasai segala macam
penyakitnya.
[ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz XII/432]
ADAB ULAMA KETIKA
BERBEDA PENDAPAT
Imam Adz-Dzahabi menukil di Siyar Alamin Nubala, dari Imam
Hafidz Abu Musa Yunus bin Abdul Ala Ashodafi Al Misri,
salah satu sahabat Imam Syafii, dia berkata: Aku tidak
melihat orang berakal melebihi Syafii, aku mendebatnya
tentang suatu masalah pada suatu hari, kemudian kami
berpisah, lalu dia menemuiku, dan menggandeng tanganku,
lalu berkata:
Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara
(bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam
suatu masalah?
(Siyar Alamin Nubala, 10: 16)
Berkata Ahmad bin Al Laits:
Aku mendengar Ahmad bin
Hambal berkata: Aku akan
benar-benar mendoakan
Syafii dalam shalatku selama
40 tahun, aku berdoa: Ya
Allah, ampunilah diriku dan
orang tuaku, dan Muhammad
bin Idris Asyafii.
(Manaqib As Syafii lil Baihaqi, hal. 254,
vol. 2)
DOA AGAR
MEMILIKI
ADAB DAN
AKHLAK
YANG MULIA
悋
 惡 悵惺悖 悒
リр悽悖悋 惠悋惘
悋悄 悖悋  悋惺悖悋 
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari
akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar.
(HR. Tirmidzi no. 359)
悋
リр悽悖悋 愕忰 
悖 惆悋
愕忰 
悖 惆 悋 
悋
愕 惺 
 
惘惶悋  惠悖 悋悒
惺  
惘惶 悋 悋悧

惠悖 悋悒 悋悧愕
Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik,
tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali
Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak
dariku, tidak ada yang memalingkannya kecuali
Engkau.
(HR. Muslim no. 771, dari Ali bin Abi Tholib)

More Related Content

Materi Adab Sebelum Ilmu - Nasihat Ustadz

  • 2. POKOK BAHASAN 1. BELAJAR ADAB MENURUT ULAMA 2. APA ITU ADAB 3. KEUTAMAAN ADAB MULIA 4. BERKAH ADAB MULIA 5. CONTOH ADAB ULAMA 6. ADAB ULAMA KETIKA BERBEDA PENDAPAT 7. DOA AGAR MEMILIKI ADAB DAN AKHLAK YANG MULIA
  • 4. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy, 悋惺 惠惠惺 悖 惡 悋悖惆惡 惠惺 Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.
  • 5. Imam Malik bin Anas menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mempelajari adab dan 4 tahun untuk mencari ilmu. Ibnul Mubarok berkata, Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun, sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.
  • 6. Sufyan at-Tsauri (w. 161 H) mengatakan, Ketika seseorang ingin menulis hadits, maka dia terlebih dulu belajar adab dan ibadah dua puluh tahun sebelumnya (menulis hadits). [Abu Nuaim, Hilyatu al-Auliya, Juz VI/361]
  • 7. Imam Abu Hanifah berkata,Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka. (Al Madkhol, 1: 164)
  • 9. Yusuf bin Al Husain berkata, Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu. Syaikh Sholeh Al Ushoimi berkata, Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia- siakan.
  • 10. Ibn Mubarak (w. 181 H), menyatakan: Siapa saja yang meremehkan adab, maka dia akan disiksa dengan kekurangan akan [amalan] sunah. Siapa saja yang meremehkan amalan sunah, maka dia akan disiksa dengan kekurangan akan [amalan] fardhu. Siapa saja yang meremehkan amalah fardhu, maka dia akan disiksa dengan kekurangan akan makrifat. [al-Khathib al-Baghdadi, al- Jami li Akhlaq ar-Rawi, Juz I/80]
  • 11. Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah menuturkan: Adab seseorang itu adalah alamat kebahagiaan dan keberuntungannya. Sedangkan minimnya adab merupakan alamat kenestapaan dan kerugiaannya. Tidak ada kebaikan di dunia dan akhirat yang diharapkan untuk diperoleh seperti memperoleh adab. Begitu juga, tak ada yang sudi mendapatkan keburukan di dunia dan akhirat sebagaimana minimnya adab. [Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, Madarij as-Salikin, Juz II/368]
  • 13. Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H) rahimahuLlah, menyatakan: belajar adab artinya mengambil akhlak yang mulia. [Lihat, Ibn Hajar, Fath al-Bari, Juz X/400]
  • 14. Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H) menyatakan: Ilmu adab: adalah ilmu untuk memperbaiki lisan [tutur kata], seruan, ketepatan dalam menempatkan pada posisinya, pemilihan kata yang baik dan tepat, serta menjaganya dari kesalahan dan cacat. [Ibn al-Qayyim al- Jauziyyah, Madzariju as-Salikin, Juz II/368]
  • 16. 悒 悋惘 悽 悖 愕悋忰悖 悋悋リр悽 Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling bagus akhlaqnya. (Muttafaqun alaihi)
  • 17. 悖 悋悋悒 悗悋 悋惘 悽 悋悽 愕忰悖 悋愕 悋惘 悽 悧 Yang paling sempurna keimanan seseorang mumin adalah yang paling bagus akhlaqnya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya. (HR. At-Tirmidzi)
  • 18. 悒 悗悋 惘惆 悽 愕忰惡 悸悴惘惆 悧悋悋 悧悋惶悋 Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur. (HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no. 4165)
  • 19. 悋 惺惷 悄愆 悋慍悋 悽悋 愕忰 惓悖 惡 悋忰惶 悒 愃惡 悽悋 愕忰 悋忰惶 悸悴惘惆 惡 惡 悸リр惶悋 惶悋 Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya dari akhlaq mulia ketika diletakkan di atas mizan (timbangan amal) dan sungguh pemilik akhlaq mulia akan mencapai derajat orang yang mengerjakan puasa dan shalat. (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
  • 20. 悒 悒 惡忰悖 惡惘悋悖 悋愕悴 悸悋悋 悋 リр悽悖 愕悋忰悖 悋 Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian. (HR. Tirmidzi no. 1941)
  • 21. リр悖 悸悴悋 惷惡惘 惠惡 惺慍 惘惠 悄悋惘悋 忰 悋 悒 悋 悋 惘惠 悸悴悋 愀愕 惠惡 忰悋 悋慍 悋 悒 惡悵 悽 愕忰 悸悴悋 惺悖 惠惡 Aku penjamin suatu rumah di surga yang paling bawah bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar. Dan aku penjamin suatu rumah di surga bagian tengah bagi orang yang meninggalkan berdusta walaupun bercanda. Dan aku penjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang bagus akhlaqnya. (HR. Abu Dawud)
  • 23. Imam al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari al-Araj, berkata, Aku pernah mendengar Abu Hurairah berkata: Aku adalah lelaki miskin. Aku membantu Rasulullah saw dengan batas kemampuanku. Sementara kaum Muhajirin mereka sibuk dengan berdagang di pasar. Kaum Anshar sibuk mengurus harta mereka. Maka, Rasulullah saw bertanya, Siapa yang bersedia membentangkan bajunya, maka dia tak akan pernah lupa sedikit pun apa yang dia dengarkan dariku. Maka, akupun membentangkan bajuku, hingga baginda pun menyampaikan haditsnya. Lalu, aku pun menghimpunnya di dalam diriku. Sejak itu, aku tak pernah lupa sedikitpun tentang apa yang aku dengarkan dari baginda saw. [HR. Bukhari dan Muslim]
  • 24. Abu Hurairah datang ke Madinah, setelah peristiwa Perang Khaibar, setelah Sulh Hudaibiyah, tahun 6 H. Beliau hanya bersama Nabi tidak kurang dari 4 tahun. Tetapi, karena tekadnya membersamai Nabi saw itulah yang membuatnya menguasai banyak hadits, dan karamah, karena doa dari Nabi saw.
  • 25. Imam Abu Hanifah (w. 148 H) menuturkan, Aku membersamai Hamad bin Abi Sulaiman selama 12 tahun. Aku tidaklah shalat, sekali saja, sejak Hamad wafat, kecuali aku memintakan ampunan untuknya dan kedua orang tuaku. Aku juga memintakan ampunan untuk mereka yang aku telah belajar ilmu darinya, atau murid yang aku ajari ilmu. [al-Khathib al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Juz XV/444]
  • 27. Thawus bin Kisan berkata, Di antara perkara sunah [tuntunan Nabi] adalah menghormati orang alim [yang berilmu]. [Ibn Abd al-Barr, Jami Bayan al-Ilm, Juz I/519]
  • 28. Al-Hasan al-Bashri menuturkan, Ibn Abbas tampak menuntun tunggangan Ubay bin Kaab. Kemudian ada yang bertanya kepada beliau, Anda adalah putra dari paman Rasulullah, Anda menuntun tunggangan seorang lelaki Anshar? Beliau menjawab, Sudah menjadi keharusan bagi tinta [sumber ilmu] untuk diagungkan dan dimuliakan. [al-Khathib al-Baghdadi, alJami li Akhlaq ar-Rawi, Juz I/108]
  • 29. Amir as-Syabi juga berkata, Ibn Abbas telah memegangi tunggangan Zaid bin Tsabit, lalu beliau berkata, Anda memegangi untukku, sementara Anda adalah putra dari paman Rasulullah? Beliau menjawab, Beginilah kami seharusnya memperlakukan ulama. [al-Khathib al-Baghdadi, al-Jami li Akhlaq ar-Rawi, Juz I/108]
  • 30. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, Yahya bin Said telah membersamai Rabiah bin Abi Abdurrahman at-Taimi. Jika Rabiah berhalangan, Yahya menyampaikan hadits kepada mereka dengan sempurna. Beliau adalah murid yang banyak menguasai hadits. Tetapi, jika Rabiah hadir, maka Yahya pun menahan diri, karena menghormati Rabiah. Bukan karena Rabiah lebih tua darinya, padahal usianya sama. Masing-masing saling menghormati. [ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz VI/92]
  • 31. Muhammad bin Rafi berkata, Aku bersama Imam Ahmad dan Ishaq di tempat Imam Abdurrazzaq. Hari Raya Idul Fitri menghampiri kami. Kami keluar bersama Abdurrazzaq ke tempat shalat. Kami bersama banyak orang. Ketika kami kembali, Abdurrazzaq mengajak kami makan. Beliau berkata kepada Imam Ahmad dan Ishaq, Hari ini aku melihat ada yang aneh pada diri kalian berdua. Mengapa kalian tidak mengumandangkan takbir? Imam Ahmad dan Ishaq menjawab, Wahai Abu Bakar [Imam Abdurrazzaq], kami menunggu, apakah Anda mengumandangkan takbir atau tidak? Maka, kami pun akan mengumandangkan takbir. Ketika kami melihatmu tidak mengumandangkan takbir, maka kami pun menahan diri. Beliau berkata, Aku juga melihat kalian berdua. Apakah kalian berdua mengumandangkan takbir, atau tidak? Maka, aku pun akan mengumandangkan takbir. [ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz IX/566]
  • 32. ADAB IMAM MUSLIM KEPADA IMAM AL-BUKHARI (GURUNYA) Biarkanlah aku mencium kedua kakimu, wahai guru para guru, penghulu para ahli hadits, dan dokter hadits yang menguasai segala macam penyakitnya. [ad-Dzahabi, Siyar al-Alam an-Nubula, Juz XII/432]
  • 34. Imam Adz-Dzahabi menukil di Siyar Alamin Nubala, dari Imam Hafidz Abu Musa Yunus bin Abdul Ala Ashodafi Al Misri, salah satu sahabat Imam Syafii, dia berkata: Aku tidak melihat orang berakal melebihi Syafii, aku mendebatnya tentang suatu masalah pada suatu hari, kemudian kami berpisah, lalu dia menemuiku, dan menggandeng tanganku, lalu berkata: Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara (bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah? (Siyar Alamin Nubala, 10: 16)
  • 35. Berkata Ahmad bin Al Laits: Aku mendengar Ahmad bin Hambal berkata: Aku akan benar-benar mendoakan Syafii dalam shalatku selama 40 tahun, aku berdoa: Ya Allah, ampunilah diriku dan orang tuaku, dan Muhammad bin Idris Asyafii. (Manaqib As Syafii lil Baihaqi, hal. 254, vol. 2)
  • 37. 悋 惡 悵惺悖 悒 リр悽悖悋 惠悋惘 悋悄 悖悋 悋惺悖悋 Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar. (HR. Tirmidzi no. 359)
  • 38. 悋 リр悽悖悋 愕忰 悖 惆悋 愕忰 悖 惆 悋 悋 愕 惺 惘惶悋 惠悖 悋悒 惺 惘惶 悋 悋悧 惠悖 悋悒 悋悧愕 Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalingkannya kecuali Engkau. (HR. Muslim no. 771, dari Ali bin Abi Tholib)