際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
www.angkringan.cjb.net
                                            BAB 7
                                  HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI



A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon
o Sesuai dengan nomor golongannya (IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu, untuk
   mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang
   relatif kuat.
o Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga.
o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).
o Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar (siklik).


B. Kedudukan Atom Karbon
   Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai berikut :
 Atom C primer        : atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain
 Atom C sekunder      : atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain
 Atom C tersier       : atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain
 Atom C kuarterner : atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 104!


C. Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H)
a. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :
    Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak
      jenuh (ikatan rangkap).
    Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).
    Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan
      antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian (konjugasi).
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 107! (bagian atas)

b. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya :
    Hidrokarbon jenuh           = senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan
      tunggal.
    Hidrokarbon tak jenuh       = senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena), atau
      lebih dari 1 ikatan rangkap dua (alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna).
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 107! (bagian tengah)




                                                   1
www.angkringan.cjb.net

D. Skema Klasifikasi Hidrokarbon



                                                   Hidrokarbon




              Alifatik
                                                      Alisiklik                               Aromatik



  Jenuh
                         Tidak jenuh             Jenuh            Tidak jenuh




Alkana
                                  Alkuna                          Sikloalkena


                Alkena                        Sikloalkana




E. Alkana
o Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom
   karbonnya merupakan ikatan tunggal.
o Rumus umum alkana yaitu : CnH2n+2 ; n = jumlah atom C


F. Deret Homolog Alkana
    Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang
mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2.
Sifat-sifat deret homolog :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
    Contoh :
    Perhatikan Tabel 7.3 dari Buku Paket 1B halaman 109!


G. Tata Nama Alkana
   Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik) :
1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian :
   o Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang
   o Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 110!


2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus
   dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 110!

                                                         2
www.angkringan.cjb.net


3) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran ana menjadi il.
   Gugus alkil mempunyai rumus umum : CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R
     Contoh :
     Perhatikan Tabel 7.4 dari Buku Paket 1B halaman 111!

4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai
     dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
     Contoh :
     Perhatikan Buku Paket 1B halaman 111! (bagian bawah)

5) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta dst.
     Contoh :
     Perhatikan Buku Paket 1B halaman 112! (bagian atas)

6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan
     normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
     Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- .
     Awalan normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring.

7) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus
   ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 112 dan 113!

     Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah
     sebagai berikut :
     1) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.
     2) Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
     3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama
        rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan
        dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).
     Contoh :
     Perhatikan Buku Paket 1B halaman 113-115!


H. Sumber dan Kegunaan Alkana
   Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
   Kegunaan alkana, sebagai :
    Bahan bakar
    Pelarut
    Sumber hidrogen
    Pelumas
    Bahan baku untuk senyawa organik lain
    Bahan baku industri


I.   Alkena
o Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap dua (C=C) . Senyawa
     yang mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut
     alkatriena dst.
o    Rumus umum alkena yaitu : CnH2n ; n = jumlah atom C
     Contoh :
     Perhatikan Tabel 7.5 dari Buku Paket 1B halaman 118!


J. Tata Nama Alkena
1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti
   akhiran ana menjadi ena.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 119! (bagian bawah)


                                                          3
www.angkringan.cjb.net
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.

3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor
   terkecil.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 120! (bagian atas)

4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang
   paling tepi / pinggir (nomor terkecil).
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 120! (bagian tengah)

5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 120-121!


K. Sumber dan Kegunaan Alkena
   Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan katalisator (cracking). Alkena
   suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.



L. Alkuna
o Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (CC) . Senyawa
   yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan
   rangkap 3 disebut alkenuna.
o Rumus umum alkuna yaitu : CnH2n-2 ; n = jumlah atom C
   Contoh :
   Perhatikan Tabel 7.6 dari Buku Paket 1B halaman 122!


M. Tata Nama Alkuna
o Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una.
o Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 123-124!
N. Sumber dan Kegunaan Alkuna
   Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan
   untuk mengelas besi dan baja.


O. Keisomeran
   Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi mempunyai struktur
   atau konfigurasi yang berbeda.
   Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan konfigurasi berkaitan dengan
   susunan ruang atom-atom dalam molekul.
   Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu :
   o Keisomeran struktur      : keisomeran karena perbedaan struktur.
   o Keisomeran ruang         :   keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus molekul dan strukturnya
       sama).
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 127!


P. Keisomeran Struktur
   Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
    keisomeran kerangka : jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka atom) berbeda.
    keisomeran posisi       : jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka atom) sama tetapi posisi
      cabang / gugus penggantinya berbeda.
    keisomeran gugus fungsi (materi kelas XII IPA).
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 128! (bagian tengah)
                                                    4
www.angkringan.cjb.net




Q. Keisomeran Ruang
   Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
   o keisomeran geometri :           keisomeran karena perbedaan arah (orientasi) gugus-gugus tertentu
      dalam molekul dengan struktur yang sama.
   o keisomeran optik (materi kelas XII IPA).
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 128! (bagian bawah)


R. Keisomeran pada Alkana
   o Tergolong keisomeran struktur yaitu perbedaan kerangka atom karbonnya. Makin panjang rantai
      karbonnya, makin banyak pula kemungkinan isomernya.
   o Pertambahan jumlah isomer ini tidak ada aturannya. Perlu diketahui juga bahwa tidak berarti semua
      kemungkinan isomer itu ada pada kenyataannya.
   o Misalnya :      dapat dibuat 18 kemungkinan isomer dari C8H18, tetapi tidak berarti ada 18 senyawa
      dengan rumus molekul C8H18.
   o Cara sistematis untuk mencari jumlah kemungkinan isomer pada alkana :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 129-131!


S. Keisomeran pada Alkena
   Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang.
a) Keisomeran Struktur.
    Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau karena
      perbedaan kerangka atom C.
    Keisomeran mulai ditemukan pada butena yang mempunyai 3 isomer struktur. Contoh yang lain yaitu
      alkena dengan 5 atom C.
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 132! (bagian atas)

b) Keisomeran Geometris.
    Keisomeran ruang pada alkena tergolong keisomeran geometris yaitu : karena perbedaan penempatan
      gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap.
      Contohnya :
      o Keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
          Keduanya mempunyai struktur yang sama tetapi berbeda konfigurasi (orientasi gugus-gugus dalam
          ruang).
      o Pada cis-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap; sebaliknya
          pada trans-2-butena, kedua gugus metil berseberangan.
      Perhatikan Buku Paket 1B halaman 132! (bagian bawah)
    Tidak semua senyawa yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbonnya (C=C) mempunyai
      keisomeran geometris. Senyawa itu akan mempunyai keisomeran geometris jika kedua atom C yang
      berikatan rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda.
      Contoh :
      Perhatikan Buku Paket 1B halaman 133-134!


T. Keisomeran pada Alkuna
    Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan posisi.
    Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris.
    Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer.
      Perhatikan Buku Paket 1B halaman 134! (bagian bawah)



U. Sifat-Sifat Hidrokarbon
   Meliputi :
a) Sifat-Sifat Fisis
   (Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 135-136!)

b) Sifat Kimia
                                                   5
www.angkringan.cjb.net
Berkaitan dengan reaksi kimia.
1) Reaksi-reaksi pada Alkana
    Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Reaksi
    terpenting dari alkana adalah reaksi pembakaran, substitusi dan perengkahan (cracking).
Penjelasan :
a. Pembakaran
    o Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan uap air, sedangkan pembakaran tidak
        sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).
    Contoh :
    Perhatikan Buku Paket 1B halaman 137!

b. Substitusi atau pergantian
    Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen.
    Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi.
    Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H
      alkana dengan atom halogen, khususnya klorin (klorinasi).
    Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 138! (bagian atas)

c. Perengkahan atau cracking
     Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek.
     Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen.
     Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga dapat digunakan
      untuk membuat gas hidrogen dari alkana.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 138! (bagian bawah)


2) Reaksi-reaksi pada Alkena
   o Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap C=C.
   o Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi :
      reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi.

   Penjelasan :
a. Pembakaran
    Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena
      menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C
      lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen.
    Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 139! (bagian atas)

b. Adisi (penambahan = penjenuhan)
   o Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan ikatan rangkap.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 139! (bagian tengah)

c. Polimerisasi
    Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar.
    Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut
       polimer.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 140! (bagian atas)

     Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi.
     Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
       Mula-mula ikatan rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak
          berpasangan.
       Elektron-elektron tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar gugus sehingga
          membentuk rantai.
   Contoh :
                                                  6
www.angkringan.cjb.net
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 140! (bagian tengah)




3) Reaksi-reaksi pada Alkuna
   o Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna
      memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 140! (bagian bawah)

   o Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H 2, adisi dengan
       halogen (X2) dan adisi dengan asam halida (HX).
   o Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov
      yaitu :
       Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan
      terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H 
   Contoh :
   Perhatikan Buku Paket 1B halaman 139! (bagian tengah)

       Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, maka atom X akan
      terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang 
   Contoh :

   CH3     CH2      CH     CH      CH3 + HCl             CH3      CH2      CH      CH        CH3

                                                                           Cl      H
   Minyak dan Gas Bumi (Gas Alam)
   Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 141-148!


   Industri Petrokimia
   Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 148-155!


   Polusi Udara akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
   Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 155-166!




                                                 7

More Related Content

Materi bab7sem2

  • 1. www.angkringan.cjb.net BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Sesuai dengan nomor golongannya (IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu, untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat. o Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). o Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar (siklik). B. Kedudukan Atom Karbon Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai berikut : Atom C primer : atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain Atom C sekunder : atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain Atom C tersier : atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain Atom C kuarterner : atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 104! C. Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H) a. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya : Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap). Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin). Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian (konjugasi). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 107! (bagian atas) b. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya : Hidrokarbon jenuh = senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. Hidrokarbon tak jenuh = senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena), atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua (alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 107! (bagian tengah) 1
  • 2. www.angkringan.cjb.net D. Skema Klasifikasi Hidrokarbon Hidrokarbon Alifatik Alisiklik Aromatik Jenuh Tidak jenuh Jenuh Tidak jenuh Alkana Alkuna Sikloalkena Alkena Sikloalkana E. Alkana o Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. o Rumus umum alkana yaitu : CnH2n+2 ; n = jumlah atom C F. Deret Homolog Alkana Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2. Sifat-sifat deret homolog : o Mempunyai sifat kimia yang mirip o Mempunyai rumus umum yang sama o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14 o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya Contoh : Perhatikan Tabel 7.3 dari Buku Paket 1B halaman 109! G. Tata Nama Alkana Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik) : 1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian : o Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang o Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 110! 2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 110! 2
  • 3. www.angkringan.cjb.net 3) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum : CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R Contoh : Perhatikan Tabel 7.4 dari Buku Paket 1B halaman 111! 4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 111! (bagian bawah) 5) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta dst. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 112! (bagian atas) 6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-. Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- . Awalan normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring. 7) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 112 dan 113! Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut : 1) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak. 2) Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil. 3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 113-115! H. Sumber dan Kegunaan Alkana Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana, sebagai : Bahan bakar Pelarut Sumber hidrogen Pelumas Bahan baku untuk senyawa organik lain Bahan baku industri I. Alkena o Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap dua (C=C) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut alkatriena dst. o Rumus umum alkena yaitu : CnH2n ; n = jumlah atom C Contoh : Perhatikan Tabel 7.5 dari Buku Paket 1B halaman 118! J. Tata Nama Alkena 1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti akhiran ana menjadi ena. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 119! (bagian bawah) 3
  • 4. www.angkringan.cjb.net 2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 120! (bagian atas) 4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 120! (bagian tengah) 5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 120-121! K. Sumber dan Kegunaan Alkena Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol. L. Alkuna o Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (CC) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3 disebut alkenuna. o Rumus umum alkuna yaitu : CnH2n-2 ; n = jumlah atom C Contoh : Perhatikan Tabel 7.6 dari Buku Paket 1B halaman 122! M. Tata Nama Alkuna o Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una. o Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 123-124! N. Sumber dan Kegunaan Alkuna Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja. O. Keisomeran Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda. Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu : o Keisomeran struktur : keisomeran karena perbedaan struktur. o Keisomeran ruang : keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus molekul dan strukturnya sama). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 127! P. Keisomeran Struktur Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : keisomeran kerangka : jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka atom) berbeda. keisomeran posisi : jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka atom) sama tetapi posisi cabang / gugus penggantinya berbeda. keisomeran gugus fungsi (materi kelas XII IPA). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 128! (bagian tengah) 4
  • 5. www.angkringan.cjb.net Q. Keisomeran Ruang Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : o keisomeran geometri : keisomeran karena perbedaan arah (orientasi) gugus-gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama. o keisomeran optik (materi kelas XII IPA). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 128! (bagian bawah) R. Keisomeran pada Alkana o Tergolong keisomeran struktur yaitu perbedaan kerangka atom karbonnya. Makin panjang rantai karbonnya, makin banyak pula kemungkinan isomernya. o Pertambahan jumlah isomer ini tidak ada aturannya. Perlu diketahui juga bahwa tidak berarti semua kemungkinan isomer itu ada pada kenyataannya. o Misalnya : dapat dibuat 18 kemungkinan isomer dari C8H18, tetapi tidak berarti ada 18 senyawa dengan rumus molekul C8H18. o Cara sistematis untuk mencari jumlah kemungkinan isomer pada alkana : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 129-131! S. Keisomeran pada Alkena Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang. a) Keisomeran Struktur. Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau karena perbedaan kerangka atom C. Keisomeran mulai ditemukan pada butena yang mempunyai 3 isomer struktur. Contoh yang lain yaitu alkena dengan 5 atom C. Perhatikan Buku Paket 1B halaman 132! (bagian atas) b) Keisomeran Geometris. Keisomeran ruang pada alkena tergolong keisomeran geometris yaitu : karena perbedaan penempatan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. Contohnya : o Keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena. Keduanya mempunyai struktur yang sama tetapi berbeda konfigurasi (orientasi gugus-gugus dalam ruang). o Pada cis-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap; sebaliknya pada trans-2-butena, kedua gugus metil berseberangan. Perhatikan Buku Paket 1B halaman 132! (bagian bawah) Tidak semua senyawa yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbonnya (C=C) mempunyai keisomeran geometris. Senyawa itu akan mempunyai keisomeran geometris jika kedua atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 133-134! T. Keisomeran pada Alkuna Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris. Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer. Perhatikan Buku Paket 1B halaman 134! (bagian bawah) U. Sifat-Sifat Hidrokarbon Meliputi : a) Sifat-Sifat Fisis (Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 135-136!) b) Sifat Kimia 5
  • 6. www.angkringan.cjb.net Berkaitan dengan reaksi kimia. 1) Reaksi-reaksi pada Alkana Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi pembakaran, substitusi dan perengkahan (cracking). Penjelasan : a. Pembakaran o Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan uap air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon). Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 137! b. Substitusi atau pergantian Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen. Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin (klorinasi). Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 138! (bagian atas) c. Perengkahan atau cracking Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek. Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen. Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 138! (bagian bawah) 2) Reaksi-reaksi pada Alkena o Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap C=C. o Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi : reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi. Penjelasan : a. Pembakaran Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 139! (bagian atas) b. Adisi (penambahan = penjenuhan) o Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan ikatan rangkap. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 139! (bagian tengah) c. Polimerisasi Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 140! (bagian atas) Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Mula-mula ikatan rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak berpasangan. Elektron-elektron tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar gugus sehingga membentuk rantai. Contoh : 6
  • 7. www.angkringan.cjb.net Perhatikan Buku Paket 1B halaman 140! (bagian tengah) 3) Reaksi-reaksi pada Alkuna o Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena. Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 140! (bagian bawah) o Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H 2, adisi dengan halogen (X2) dan adisi dengan asam halida (HX). o Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu : Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 139! (bagian tengah) Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang Contoh : CH3 CH2 CH CH CH3 + HCl CH3 CH2 CH CH CH3 Cl H Minyak dan Gas Bumi (Gas Alam) Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 141-148! Industri Petrokimia Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 148-155! Polusi Udara akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 155-166! 7