2. Continues Direct Current
Pada umumnya digunakan untuk menurunkan nyeri dan anti inflmasi
Penggunaan dosis 40mA*Min atau kurang dianggap lebih aman
Contoh dosis 40mA*Min = 4 mA x 10 Menit
Intensitas yang digunakan sangat rendah yakni 0 sampai 4 mA dengan waktu terapi selama 10-20
menit
Digunakan untuk meneruskan obat kedalam jaringan secara transdermal atau topikal (iontophoresis)
Arus galvanic merupakan arus searah konstan/ Continues Direct Current (CDC)
3. Interrupted Direct Current
Berdasar panjang fase durasi sehingga faradic lebih dipilih untuk stimulasi otot innervated sedangkan
interrupted galvanic (exponential) untuk stimulasi otot denervated
Faradic mempunyai fase durasi pendek 0.1 – 1ms sedangkan Interrupted Galvanic mempunyai fase
durasi lebih panjang hingga 1 sec
Terdapat perbedaan durasi fase (phase duration)
Interurupted Direct Current (IDC) pada layanan klinis Fisioterapi sering dikenal sebagai Faradic dan
Interrupted Galvanic (Exponential)
4. Fase Durasi (Phase Duration)
Respon kontraksi otot innervated lebih kuat/ mudah ter-eksitasi dibanding otot denervated
Interrupted galvanic (exponential) selain dapat digunakan untuk stimulasi otot denervated juga
mampu menstimulasi otot innervated
nilai chronaxie otot innervated <0.1ms (CV) <1ms (CC)
Untuk mendapatkan respon stimulasi kontraksi otot yang adekuat pada otot denervated maka fase
durasi sama dengan nilai chronaxie atau lebih panjang
5. Modifikasi Arus (Exponential)
Penggunaan arus rectangular menjadikan
respon kontraksi otot menjadi
nonphysiological dan instan
Berakibat otot mudah lelah dan
mengganggu rekoveri saraf tepi
Bentuk arus dengan intensitas yang naik
secara perlahan mampu secara selektif
stimulasi otot denervated (exponential
currents)
Ada 3 hal dalam exponential current yakni
eksitabilitas, refraktori dan akomodasi
Sehingga digunakan durasi fase minimal
100ms, intensitas yang cukup untuk
menghasilkan kontraksi dan peningkatan
intensitas yang bertahap
https://doi.org/10.3389/fneur.2022.869900
6. Otot Denervated
Denervated total menggunakan durasi fase lebih panjang 150 - 600ms dengan fase interval 3-6 detik
Lama terapi 15 – 20 menit setiap hari
Denervated partial dengan sedikit atrophy, respon kontraksi terbaik didapatkan menggunakan
exponential current dengan durasi fase 50-150ms dengan phase interval 2 - 3 sec
Otot innervated merespon kontraksi baik menggunakan faradic ataupun interrupted galvanic
(exponential)
7. Panduan Stimulasi Otot Denervated
Intensitas sampai menimbulkan kontraksi sedang - kuat dan dirasa nyaman oleh pasien
Fase interval 4 - 5 kali lebih panjang dibanding fase durasi
Peningkatan arus bertahap selambat mungkin agar selektif stimulasi pada otot denervated
Durasi fase (phase duration) sesingkat mungkin berdasar nilai chronaxie yang didapat
8. Bell’s Palsy
Bell’s palsy merupakan gangguan saraf
tepi wajah (CN7) yang ditunjukkan
dengan kelumpuhan separuh otot
wajah ipsilateral
2/3 pasien bell’s palsy sembuh dalam 3
bulan dan 80% sembuh total
Stimulasi elektris digunakan untuk
menjaga sifat fisiologis otot iritabilitas
& kontraktilitas
Terdapat perbedaan pendapat dalam
penggunaan stimulasi elektris pada
bell’s palsy
9. Pendapat Ahli
Menurut para ahli penggunaan
stimulasi elektris pada bell’s
palsy hanya ditujukan pada
pasien tertentu
Pasien yang memiliki
keterbatasan rekoveri jaringan
Usia lanjut, diabetes, obesitas,
hipertensi dan kelumpuhan
lebih dari 3 minggu tidak ada
perbaikan
https://doi.org/10.1080/14737175.2023.2295426
10. Saraf Wajah
Saraf wajah terdiri dari 4 jenis saraf
Motoris
Viceral motor (parasimpatis)
Spesial sensory (1/3 ujung lidah)
General sensory