2. Pendahulua
n
Awal arus yang dialirkan pada coil berupa arus bolak-balik (AC) asimetris
dan tidak seimbang
Awal ditemukannya arus faradic oleh Michael Faraday pada tahun 1831
Digunakan untuk stimulasi innervated muscle
Arus searah yang diputus dengan durasi pulsa pendek yakni 0.1-1 ms dan
frekuensi rendah 50-100 Hz
Arus Faradic merupakan klasifikasi arus pulsed current/ interrupted
current
3. Interrupted Direct Current
(IDC)
Interrupted Direct Current seperti Interupted Galvanic lebih dipilih untuk stimulasi otot
wajah
Arus faradic menimbulkan kontraksi tetanic pada otot sehingga resiko menyebabkan
kontraktur otot kecil seperti otot wajah
Terdapat perdebatan bahwa arus faradic tidak boleh digunakan pada otot wajah
Pada frekuensi tersebut sangat cocok untuk meningkatkan tonus otot tubuh/ ekstremitas
Menggunakan frekuensi 50-100 HZ
Arus faradic menggunakan intensitas tinggi dalam stimulasi kontraksi otot
5. Arus Faradic Dalam Modalitas
Elektroterapi
Arus Faradic coil sekarang sudah
dimodifikasi dan dikembangkan
dalam bentuk modalitas
elektroterapi
Bentuk arus berbeda namun
mempunyai efek yang sama
Arus faradic dimodifikasi agar
mampu menghasilkan kontraksi
tetanik otot dan rileksasi
setelahnya
Untuk mendapatkan kontraksi
tetanik dan rileksasi diperlukan
peningkatan dan penurunan
intensitas secara bertahap dengan
durasi pulsa yang cukup
6. Modifikasi Arus
Faradic
40-80 Hz merupakan frekuensi yang nyaman untuk menghasilkan
kontraksi tetanik
Minimal frekuensi untuk mendapatkan kontraksi tetanik adalah 7 Hz
Durasi pulsa yang nyaman untuk menghasilkan kontraksi tetanik adalah
0.1 ms dengan frekuensi 70 Hz atau durasi 1 ms dengan frekuensi 50 Hz
Berbagai macam modifikasi arus faradic dapat dilakukan dengan cara
memodifikasi durasi, frekuensi dan bentuk arus (trapezoidal, triangular
dan saw tooth)
8. Efek Arus
Faradic
Respon kontraksi pada otot normal berbeda dengan respon
kontraksi pada otot yang mengalami gangguan patologis
Kecukupan stimulus juga mampu mengkontraksikan otot
disekitarnya
Stimulasi saraf motoris, dengan intensitas yang cukup
menstimulasi kontraksi otot (innervated muscle)
Stimulasi saraf sensoris namun tidak efektif digunakan
blokir nyeri karena durasi sangat singkat
9. Penurunan bengkak dan nyeri, terjadi perubahan permeabilitas
membrane sel sehingga cairan tubuh dapat mudah menembus membrane
jaringan, meningkatkan pembuangan zat nyeri dan zat sisa metabolisme
Jika durasi pulsa tidak cukup maka diperlukan intensitas yang sangat tinggi
tinggi untuk stimulasi otot denervated (tidak nyaman dan resiko kerusakan
jaringan)
Resting Membrane Potential (RMP) otot lebih negatif dibanding RMP pada
saraf
Arus Faradic tidak efektif menstimulasi kontraksi otot denervated,
disebabkan oleh ketidak cukupan durasi pulsa
10. Arus faradic dalam klinis sering digunakan sebagai modalitas terapi walaupun
sebenarnya bisa juga dijadikan modalitas diagnostik
Dalam aplikasi arus faradic, keadaan otot harus terinervasi dengan baik
Efek kimia/iritasi yang disebabkan oleh arus faradic tidak begitu besar sampai
terjadi kerusakan jaringan (terbakar) dikarenakan durasi pulsa yang pendek
11. Indikasi Pemberian
Faradic
Melatih otot baru, pasien paska operasi transplantasi tendon, stimulasi
kontraksi otot diikuti kontraksi volunteer pada gerakan yang terbatas
Re-edukasi otot, stimulasi kontraksi otot diperlukan guna menghasilkan
gerakan dikarenakan otak mengenal gerakan bukan kontraksi otot,
stimulasi kontraksi otot pasien dalam melakukan gerakan yang terbatas
Gangguan kontraksi otot akibat nyeri, stimulasi dihentikan ketika
mampu kontraksi secara volunteer
12. Jika respon stimulus kontraksi mulai melemah maka perlu
diganti dengan stimulasi menggunakan modifikasi arus searah,
missal Interrupted Direct Current (IDC) dengan durasi pulsa
panjang
Arus faradic dapat digunakan untuk menjaga sifat fisiologis
otot yakni kontraksi sebelum degenerasi dimulai
Otot mengalami gangguan inervasi, ketika saraf terjadi
kerusakan parah maka beberapa hari setelahnya akan dimulai
proses degenerasi
13. Mencegah terjadinya atropi otot setelah cedera
Mencegah dan mengurangi perlengketan jaringan melewati
kontraksi otot (memendek dan memanjang)
Meningkatkan sirkulasi darah vena dan limfa melewati
stimulasi kontraksi dan rileksasi otot (pumping action)
15. Penatalaksanaan
Faradic
Bipolar, elektrode diletakkan pada ujung-ujung perut otot
Unipolar, elektrode aktif pada motor point-elektrode lainnya diletakkan di
proksimal
Penempatan elektrode muscle-energetic (unipolar atau bipolar)
Tujuan utama pemberian faradic adalah untuk stimulasi kontraksi otot
16. Topografi Motor
Point
Memberikan garis diagonal antara tonjolan epicondylus
lateral dan tonjolan radius styloid (A-B)
Rerata Panjang garis diagonal A-B 27.1 賊 1.7 cm
Extensor Carpi Ulnaris (ECU) : A -1a (Panjang garis
diagonal x 0.18) dan 1a - 1 (Panjang garis diagonal x
0.15)
Extensor Carpi Radialis Longus (ECRL) : A - 2a (Panjang
garis diagonal x 0.3) dan 2a - 2 (Panjang garis diagonal x
0.07)
Extensor Digitorum Communis (EDC) : A - 3 (Panjang
garis diagonal x 0.44)
Extensor Pollicis Longus (EPL) : A - 4 (Panjang garis
diagonal x 0.6)
Abductor Pollicis Longus (APL) : A - 5 (Panjang garis
diagonal x 0.62) https://doi.org/10.1038/s41393-017-
0042-2
17. Motor Point Otot
Biceps
Motor unit biceps brachii
terletak pada 1/3
anteromedial lengan atas
(tanda X)
Y merupakan garis vertikal
yang menghubungkan
coracoid process sampai
titik garis horizontal X
X merupakan garis tegak
lurus terhadap garis
vertikal menuju ke motor
unit (medial)
18. Motor point otot short head
biceps terletak pada
perpanjangan garis vertikal
dari coracoid sejauh 69% ke
distal dan garis horizontal
19.1% ke medial
Motor point otot long head
biceps terletak 67.3% ke
distal dan 21.4% ke lateral
19. Motor point pada otot vastus
lateral (merah), rectus
femoris (kuning) dan vastus
medial (hijau)
20. Stimulasi Dorsi Fleksor
Ankle
https://doi.org/10.1016/j.neulet.2020.13524
6
Menggunakan elektrode Anoda berukuran
5x5 cm persegi dan elektroda Katoda
diameter 2.3 cm circular
Stimulasi Tibialis anterior (dorsi fleksor)
katoda ditempatkan di depan tonjolan
tulang fibula dan Anoda 2 cm proksimal
(PNS)
Katoda ditempatkan pada motor point TA
dan Anoda 1 cm dari katoda (MPS)
Menggunakan circular elektroda, diletakkan
pada perut otot TA yakni depan-distal
tonjolan tulang fibula 6-10 cm (EMG) https://doi.org/10.1016/j.neulet.2020.13524
6
21. Stimulasi otot
Soleus
Katoda ditempatkan pada fossa
poplitea dan anoda
ditempatkan di bagian anterior
paha diatas patella (PNS)
Katoda pada bagian lateral
soleus dan Anoda pada bagian
medial soleus (MPS)
Menggunakan circular
elektroda ditempatkan 1/3
proksimal dari malleolus
lateral (EMG)