2. Agenda
A. Konsep
Karya Ilmiah
B. Hakikat Bahasa
dalam Karya Ilmiah
C. Syarat Ragam Bahasa
Ilmiah
D. Kesalahan Berbahasa
E. Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Karya Ilmiah
6. Dilihat dari panjang pendeknya atau
kedalaman uraian, karya tulis ilmiah
dibedakan atas makalah (paper) dan
laporan penelitian. Dalam penulisan, baik
makalah maupun laporan penelitian,
didasarkan pada kajian ilmiah dan cara
kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian
karya semacam itu didahului oleh studi
pustaka dan atau lapangan (Azyumardi,
2008:111).
7. pada pembahasan kali ini
kita batasi jenis karya ilmiah yang akan kita ulas, yaitu...
SKRIPSI
9. Skripsi adalah karya ilmiah yang
disusun berdasarkan kajian bidang
keilmuan dan sesuai dengan kaidah
metodologi ilmiah, dilakukan oleh
mahasiswa dengan dimbimbing oleh
dosen untuk memperoleh gelar
akademik kesarjanaan.
11. Kata hakikat (Haqiqat) merupakan kata
benda yang berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata Al-Haqq, dalam bahasa indonesia
menjadi kata pokok yaitu kata hak yang
berarti milik (kepunyaan), kebenaran, atau
yang benar-benar ada, sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak
atau sumber dari segala sesuatu.
Dapat disimpulkan bahwa hakikat adalah
kalimat atau ungkapan yang digunakan
untuk menunjukkan makna yang yang
sebenarnya atau makna yang paling dasar
dari sesuatu seperti benda, kondisi atau
pemikiran.
Sementara itu, bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara hakikat, Manusia adalah mahluk sosial,
sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang lainya. Pada saat manusia
membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu terasa semakin penting. Kegiatan
berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana/media, yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa
menjadi alat, sarana atau media.
13. Bahasa sebagai alat pencapaian tujuan
Penggunaan bahasa Indonesia
yang benar/baku merupakan
syarat mutak dalam karya tulis
ilmiah.
Kriteria yang digunakan untuk
melihat penggunaan bahasa
Indonesia yang benar adalah
kaidah bahasa.
18. Ragam Bahasa Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, memang ada
ketentuan atau aturan khusus yang harus diikuti
oleh seorang penulis dalam menggunakan
bahasanya. Bahasa dalam karya ilmiah
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
bahasa dalam karya-karya fiksi atau tulisan di
media massa. Bahasa dalam karya ilmiah
adalah ragam bahasa tulis yang termasuk dalam
ragam bahasa baku yaitu ragam yang
mempunyai kaidah-kaidah paling lengkap
dibanding ragam lainnya, ragam yang
mempunyai gengsi dan wibawa yang tinggi dan
yang menjadi tolak ukur bagi pemakaian bahasa
yang benar (Alwi, dkk, 2003:13). Secara khusus
bahasa baku yang dipakai dalam karya tulis
ilmiah ini disebut dengan bahasa Indonesia
ragam ilmiah atau ragam ilmu pengetahuan.
20. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai
struktur kalimat maupun kata. Demikian juga
pemilihan kata, istilah dan penulisan yang sesuai
dengan kaidah ejaan.
21. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilimiah dapat diterima akal. Contoh:
Masalah pengembangan politik perlu kita tingkatkan.
ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata masalah,
kurang tepat. Tidak logis apabila masalahnya kita
tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya Pengembangan
politik perlu kita tingkatkan.
22. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur
secara pasti. Contoh: Dai di Gunung Kidul kebanyakan
lulusan perguruan tinggi. Arti kata kebanyakan relatif,
mungkin, bisa lima, enam atau sepuluh orang. Jadi, dalam
tulisan ilmiah tidak benar memilih kata kebanyakan
kalimat di atas dapat dibenahi menjadi Dai di Gunung
Kidul lima orang lulusan perguruan tinggi, dan yang tiga
orang lagi dari lulusan pesantren.
23. Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide
yang dimaksudkan oleh penulis dan tidak
mengandung makna ganda. Contoh: Masjid
pesantren yang telah rusak itu sedang diperbaiki.
kalimat tersebut mempunyai makna ganda, yang
rusaknya itu mungkin masjid atau mungkin juga
pesantren.
27. Banyak Mahasiswa
mengabaikan sisi bahasa
dalam menulis Skripsi...
Pada umumnya mahasiswa
lebih fokus pada isi kajian
keilmuan dalam menulis
skripsi, dan mengabaikan
kaidah penggunaan Bahasa
Indonesia yang baku.
28. Lantas, apa saja kesalahan yang
sering dilakukan mahasiswa
dalam
menulis
skripsi?
29. Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan yang sering dilakukan oleh mahasiswa adalah penulisan huruf kapital dan huruf
miring. Penentuan kesalahan berbahasa dalam penulisan huruf dan tanda baca bila dalam
kalimat penggunaan tersebut tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Bahasa
Indonesia. Perhatikan contoh kesalahan pemakaian huruf dalam kalimat berikut!
Salah:
(1) informasi akan meningkatkan kemampuan si pemakai untuk memahami suatu fenomena.
(2) Teknik pengujian White Box meliputi pengujian basis path dan loop testing.
Benar:
(3) Informasi akan meningkatkan kemampuan si pemakai untuk memahami suatu fenomena.
(4) Teknik pengujian white box meliputi pengujian basis path dan loop testing.
30. Kesalahan Ejaan
Salah:
1. DAMPAK PEMBERDAYAAN UMKM TERHADAP PENINGKATAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT
2. Disusun Oleh
3. Sudarman, M.si
4. Masyarakat panjang memutuskan memilih walikota Eva Dwiana untuk menjadi walikota
Bandar Lampung , karena keberhasilan suaminya. Yang mana Herman. HN sudah terbukti
hasilnya.
Benar:
5. Dampak Pemberdayaan UMKM terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat
6. Disusun oleh
7. Sudarman, M.Si.
8. Masyarakat Kelurahan Panjang memilih Walikota Eva Dwiana untuk menjadi walikota
Bandarlampung, karena keberhasilan suaminya, yaitu Herman H.N. yang telah berhasil
membangun Kota Bandarlampung.
31. Pada nomor (1) terdapat kesalahan penulisan huruf kapital. Huruf kapital dipakai
pada seluruh judul. Padahal, judul tersebut dituliskan bukan pada sampul makalah,
melainkan di dalam kata pengantar. Jadi, di dalam kata pengantar tidak dibenarkan
menulis judul dengan menggunakan huruf kapital seluruhnya, cukup huruf awal di
setiap kata saja, kecuali kata hubung.
Kemudian, pada nomor (2) ini juga kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan
skripsi, imbuhan di- sering ditulis terpisan dan huruf o pada kata oleh sering
dikapitalkan. Imbuhan di- seharusnya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Maka, kata disusun haruslah ditulis serangkai dan kata oleh harus
ditulis dengan huruf kecil.
Lanjut pada kesalahan nomor (3), yaitu berupa kesalahan tidak menggunakan titik
pada akhir sigkatan. Huruf awal singkatan gelar harus dikapitalkan [M.si] dan
diberikan tanda titik di setiap kata yang disingkat. Sehingga, singkatan [M.Si]
haruslah dituliskan M.Si.
Kesalahan pada nomor (4) yaitu kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata
Panjang (nama kelurahan), Walikota (diikuti dengan nama orang), Bandarlampung
(Nama daerah tanpa diikuti kata geografis, seperti Selatan, Utara, dsb.)
32. Kesalahan Kata Depan dan Awalan di-
Salah:
1. Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem.
2. Pengendalian yang di maksud penulis dalam penelitian ini adalah pengendalian internal.
Benar:
3. Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem.
4. Pengendalian yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah pengendalian internal.
33. Pada data nomor (1) tampak penulisan kata depan di. Kalimat di atas menerangkan
kaidah penulisan kata depan di sebagai awalan di sehingga penulisan kata depan di
yang seharusnya dipisah tetapi ditulis serangkai dengan kata yang diikuti.
Menurut Arifin (2003:70) di- yang berfungsi sebagai awalan harus dituliskan
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Lihat pada nomor (2)!
34. Kesalahan Kata/Diksi
Salah:
1. penulis panjatkan
2. Allah swt. yang mana telah...
3. para sahabat-sahabat ku
4. adalah merupakan
5. sangat penting sekali
Benar:
6. penulis sampaikan
7. Allah SWT yang telah...
8. sahabat-sahabatku
9. adalah
10. sangat penting
35. Perihal penulisan diksi, kesalahan umum yang biasanya dilakukan mahasiswa terdiri atas beberapa hal.
Pertama, mahasiswa sering tidak tepat dalam menggunakan kosakata. Maksudnya, makna dari kosakata
yang digunakan tidak sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan sehingga timbul perbedaan antara
makna dan maksud yang disampaikan oleh si penulis. Sebagai contoh, pada nomor (1) dan (2) terdapat
kesalahan dalam pemilihan kata, yaitu kata panjatkan dan yang mana. Kata panjatkan bermakna membawa
sesuatu dengan perbuatan memanjat. Maka, penulis panjatkan bermakna penulis membawa sesuatu ke
atas dengan cara memanjat. Padahal, penulis hanya mengungkapkan rasa syukurnya. Jadi, kata yang lebih
tepat digunakan adalah ungkapkan.
Begitu juga, kata yang mana adalah frasa tanya. Berarti, si penulis bertanya kesehatan dan kesempatan
yang mana yang telah Tuhan berikan? Seharusnya, kata mana dihapus sehingga menjadi Allah SWT yang
telah memberi.
Kesalahan yang umum juga terjadi dalam menjamakkan kata yang bermakna jamak (3) Kata sahabat-
sahabat sudah bermakna jamak, yaitu banyak sahabat, tidak perlu lagi ditambahkan kata para yang juga
bermakna jamak. Jadi, cukup dituliskan saja sahabat-sahabat atau para sahabat. Kemudian, pada nomor
(4) dan (5) juga kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa, yaitu mengulang kata yang bersinonim.
Kata adalah sinonim dengan kata merupakan, juga kata sangat sinonim dengan sekali. Karena kedua kata
tersebut bersinonim, cukup ditulis satu saja.
36. Kesalahan Kalimat
Salah:
1. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam skripsi ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang penulis harapkan.
2. Terakhir, semoga Allah SWT memberkahi skripsi ini sehingga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
kita.
3. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami.
4. Oleh karena itu, maka penelitian ini tidak dapat diterima.
Benar:
5. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi jika terdapat kesalahan, penulis mengharapkan
masukan.
6. Terakhir, semoga Allah SWT memberkahi kita.
7. Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam skripsi ini karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman.
8. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dapat diterima.
37. Kalimat (1) tersebut di atas adalah kalimat yang tidah efektif karena makna yang dihasilkan tidak logis (tidak
berterima). Frasa di dalam skripsi ini terdapat kekurangan-kekurangan jelas-jelas menggambarkan bahwa
skripsi ini masih banyak kesalahan. Jika memang banyak kesalahan, seharusnya diperbaiki terlebih dahulu.
Seharusnya, yang ditulis oleh mahasiswa adalah penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi jika
terdapat kesalahan, penulis mengharapkan masukan. Begitu juga pada frasa jauh dari apa yang penulis
harapkan juga tidak jelas maknanya karena yang diharapkan penulis tidak diketahui oleh pembaca. Jadi,
sebaiknya tidak perlu dituliskan.
Pada kalimat nomor (2) juga merupakan kalimat yang tidak logis karena yang diharapkan mendapatkan
berkah adalah skripsi. Bagaimana mungkin skripsi mengharap berkah, seharusnya yang mendapat berkah
adalah pembaca atau penulis. Kesalahan dalam pemenggalan kalimat juga umum terjadi dalam penulisan
skripsi oleh mahasiswa. Seperti pada nomor (3) mahasiswa memenggal anak kalimat dengan tanda titik.
Anak kalimat dalam sebuah kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Jika berdiri sendiri, kalimat tersebut nantinya
tidak memiliki predikat sehingga unsur kalimatnya menjadi tidak jelas.
Terakhir, kalimat nomor (4) merupakan salah satu contoh kesalahan yang umumnya terjadi juga dalam
penulisan skripsi. Mahasiswa sering sekali menggunakan konjungsi pada kalimat yang hanya memiliki satu
predikat. Di dalam kalimat yang berpredikat satu buah, tidak dibenarkan menggunakan satu buah konjungsi.
Jika predikat dua buah, konjungsi boleh satu buah digunakan. Intinya, jumlah konjungsi harus lebih sedikit
dari jumlah predikat. Oleh karena itu, kalimat (4) tersebut haruslah dihilangkan konjungsi maka sehingga
kalimatnya menjadi Oleh karena itu, penelitian ini tidak dapat diterima.
39. Ketentuan penggunaan bahasa Indonesia
dalam karya ilmiah ialah sebagai berikut.
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku
sebagaimana termuat dalam EYD, KBBI, Pedoman Pembentukan
Istilah, Penulisan Kata, Kalimat, dan Paragraf.
2. Kalimat yang dibuat harus lengkap, minimal ada subjek dan
predikat.
3. Satu paragraf terdiri dari minimal 3 (tiga) kalimat. Satu buah kalimat
inti dan dua buah kalimat penjelas.
4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia, atau yang sudah di-
Indonesia-kan.
5. Istilah asing boleh digunakan jika memang belum ada padanannya
dalam bahasa Indonesia. Diketik dengan huruf miring, dan jika
merasa perlu boleh menambahkan penjelasannya dalam tanda
kurung.
6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus
diterjemahkan atau dijelaskan maksudnya.
40. Hal-hal yang harus dihindari:
1. Penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua
(saya, aku, kamu, kita, kami) pada penyajian
ucapan terimakasih di bagian awal skripsi. Istilah
Saya diganti dengan Penulis.
2. Pemakaian huruf yang tidak tepat.
3. Penggunaan awalan dan kata depan di- dan ke-
yang tidak tepat.
4. Memberikan spasi antara tanda hubung atau
sebelum koma, titik, titik koma, titik dua, tanda
tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
5. Penggunaan kata yang tidak baku dan rancu
(bermakna ganda) dalam kalimat.
6. Typo (Kesalahan penulisan/salah ketik).
7. Melakukan plagiasi dalam hal kutipan pendapat
atau data orang lain.
41. Sumber belajar ada
di mana saja.
Semua bergantung
pada diri kita sendiri,
dapat melihat
sesuatu sebagai
pembelajaran, atau
tidak.
Dedi Satriawan
Quotes
43. Kejar Dosen
Pembimbingmu, sampai
beliau yang menyerah.
Kuncinya adalah ulet
Jangan pernah menyerah
Banyak mahasiswa yang kurang secara intelektual, tapi dapat lebih
cepat menyelesaikan skripsi dibandingkan dengan mahasiswa yang
memiliki intelektual yang tinggi.
Skripsi