ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
BIO 3
1
materi78.co.nr
SISTEM EKSKRESI
Sistem Ekskresi
A. PENDAHULUAN
Sistem ekskresi adalah sistem yang melakukan
pengeluaran zat sisa hasil metabolisme tubuh
(eliminasi) yang tidak dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan tubuh melalui osmoregulasi.
Osmoregulasi adalah mekanisme pengaturan
jumlah pelarut dan zat terlarut dalam tubuh.
Zat yang dibuang melalui sistem ekskresi:
1) Air.
2) Garam-garam mineral.
3) Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak
berupa air dan CO2.
4) Sisa metabolisme protein berupa nitrogen
dalam bentuk urea, asam urat atau amonia.
Organ-organ ekskresi terdiri dari:
Organ Ekskret
Ginjal air, garam mineral, urea (urin)
Paru-paru air dan CO2
Hati cairan empedu
Kulit air, garam mineral, urea (keringat)
B. GINJAL
Ginjal adalah organ ekskresi utama manusia.
Ginjal berjumlah sepasang yang terletak di
kanan dan kiri tulang pinggang dalam rongga
tubuh bagian dorsal (punggung).
Posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri
karena tertekan oleh hati.
Ginjal tersusun atas tiga lapisan:
1) Korteks (kulit ginjal), tempat terjadinya
filtrasi, terdapat badan Malphigi.
2) Medulla (sumsum ginjal), tempat terjadinya
reabsorpsi dan augmentasi, terdapat
tubulus-tubulus ginjal.
3) Pelvis (rongga ginjal) merupakan muara
tubulus kolektivus dan hulu ureter.
Ginjal tersusun atas satuan unit fungsional yang
disebut nefron.
Nefron tersusun atas:
1) Nefron epitel, terdiri dari kapsula Bowman,
tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle, tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektivus.
2) Nefron vaskuler, terdiri dari arteriol aferen,
arteriol eferen, glomerulus dan kapiler
peritubular.
Struktur nefron:
Badan Malpighi
a. Glomerulus
Adalah kapiler ginjal yang melakukan filtrasi
darah.
Urutan aliran darah sekitar glomerulus:
kelenjar
adrenal
ginjal
kiriginjal
kanan
ureter
kandung
kemih
uretra
korteks
medulla
pelvis
ureter
vena
renalis
arteri
renalis
a b
c
d
kapiler
peritubular
vena
renalis
arteriol
eferen
arteriol
aferen
arteri
renalis
e
f
lengkung
desendens
lengkung
asendens
arteri renalis arteriol aferen
glomerulusarteriol eferen
kapiler
peritubular
vena renalis
BIO 3
2
materi78.co.nr
SISTEM EKSKRESI
b. Kapsula Bowman
Adalah kapsul yang berfungsi menampung
hasil filtrasi darah.
Kapsula Bowman menyelubungi glomerulus
dan memiliki dinding berlumen yang
tersusun atas epitel pipih dan berhubungan
dengan t.k. proximal.
Saluran nefron
c. Tubulus kontortus proximal
Adalah saluran nefron lanjutan kapsula
Bowman yang melakukan reabsorpsi.
d. Lengkung Henle
Adalah saluran lanjutan t.k. proximal yang
berbentuk lengkung dan melakukan reabsorpsi.
e. Tubulus kontortus distal
Adalah saluran nefron yang melakukan
reabsorpsi dan augmentasi.
f. Tubulus kolektivus (pengumpul)
Adalah saluran nefron yang mengumpulkan
urin dari nefron-nefron ginjal.
Tipe-tipe nefron:
1) Nefron kortikal, yaitu nefron yang hanya
berada di ujung medulla, dengan lengkung
Henle yang pendek.
2) Nefron jukstamedula, yaitu nefron yang
berlanjut sampai ke dalam medulla, dengan
lengkung Henle yang panjang.
Mekanisme pembentukan urin:
1) Filtrasi (penyaringan)
Darah bertekanan tinggi masuk ke dalam
glomerulus dan tersaring dengan tidak
meloloskan sel dan protein darah.
Filtrasi darah menghasilkan urin primer.
2) Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Urin primer yang masih meloloskan zat penting
akan diserap kembali oleh kapiler peritubuler.
Reabsorpsi terjadi pada t.k. proximal,
lengkung Henle, dan t.k. distal.
Reabsorpsi dilakukan melalui dua cara:
a. Reabsorpsi obligat, yaitu reabsorpsi
yang mutlak terjadi, yaitu reabsorpsi air
(osmosis) dan glukosa, asam amino,
vitamin dan mineral (transpor aktif) pada
t.k. proximal.
b. Reabsorpsi fakultatif, yaitu reabsorpsi
yang terjadi sesuai kebutuhan tertentu,
yaitu reabsorpsi air di lengkung Henle,
t.k. distal dan tubulus kolektivus.
Reabsorpsi urin primer menghasilkan urin
sekunder.
3) Augmentasi (penambahan)
Urin sekunder kemudian mengalami
penambahan zat, seperti urobilin, H+
, NH4
+
dan urea. Penambahan zat-zat ini
memberikan warna dan bau pada urin.
Augmentasi menghasilkan urin tersier atau
urin sesungguhnya.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan urin:
1) Hormon anti-diuretik (ADH)
ADH dihasilkan kelenjar hipofisis yang me-
ngatur jumlah cairan dan volume urin akhir
pada t.k. distal dan t. kolektivus dengan me-
ngatur reabsorpsi dan permeabilitas tubulus.
2) Zat diuretik
Konsumsi zat diuretik (misalnya teh)
menghambat reabsorpsi air dan
menyebabkan volume urin bertambah.
3) Suhu
Ketika suhu panas, respirasi sel meningkat
dan cairan tubuh keluar melalui keringat
(dehidrasi), sehingga volume urin berkurang.
Ketika suhu lingkungan dingin, respirasi sel
menurun dan cairan tetap disimpan dalam
tubuh (kelebihan air), sehingga volume urin
bertambah.
4) Jumlah air atau cairan tubuh
Warna urin disebabkan oleh adanya urobilin,
namun kepekatannya diatur volume urin.
Perbedaan Dehidrasi
Kelebihan
cairan
cairan tubuh kekurangan berlebih
produksi ADH bertambah berkurang
reabsorpsi air meningkat menurun
urin pekat encer
C. PARU-PARU
Paru-paru adalah organ yang mengekskresikan
uap air dan karbondioksida yang dihasilkan
melalui proses respirasi aerob.
Pertukaran karbondioksida terjadi melalui
mekanisme berikut:
1) Respirasi pada mitokondria sel menghasikan
zat sisa yaitu CO2.
2) Karbondioksida berdifusi dari sel menuju
kapiler vena lalu dibawa ke alveolus dengan
tiga cara:
a. Oleh plasma darah
Setidaknya 5% CO2 larut dalam plasma
darah membentuk:
CO2 + H2O d H2CO3
BIO 3
3
materi78.co.nr
SISTEM EKSKRESI
b. Oleh hemoglobin
Setidaknya 30% CO2 membentuk
karbominohemoglobin.
Hb + CO2 qe HbCO2
c. Dengan pertukaran klorida
Setidaknya 65% CO2 diangkut dalam
bentuk ion bikarbonat menurut reaksi:
CO2 + H2O qe H2CO3
H2CO3 d H+
+ HCO3
-
Ion bikarbonat kemudian keluar menuju
plasma darah, bertukar dengan ion Cl-
.
3) Karbondioksida dilepaskan darah dan
berdifusi melalui alveolus menuju paru-paru,
dan keluar dari tubuh melalui ekspirasi.
D. HATI
Hati (hepar) adalah organ yang mengekskresikan
zat-zat sisa melalui cairan empedu.
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan
disimpan dalam kantong empedu.
Fungsi cairan empedu:
1) Mengemulsi lemak.
2) Mengubah zat yang tidak dapat larut dalam
air menjadi larut dalam air.
3) Mengaktifkan enzim lipase.
4) Membantu absorpsi lemak di usus.
5) Membuang zat-zat sisa.
6) Mewarnai feses dan urin.
Komposisi getah empedu yaitu air, garam
mineral, asam empedu, fosfolipid, kolesterol, dan
pigmen empedu (bilirubin/biliverdin).
Hati merupakan tempat proses siklus/ pem-
bentukan urea terjadi, dengan bantuan asam
amino ornitin.
1) Amonia, karbondioksida dan ornitin
membentuk sitrulin.
NH3 + CO2 + ornitin d sitrulin
2) Sitrulin dan amonia membentuk arginin.
sitrulin + NH3 d arginin
3) Arginin dengan bantuan enzim arginase akan
diubah menjadi ornitin dan urea.
arginin d ornitin + urea
Hati merupakan organ tempat perombakan
eritrosit yang sudah tua/rusak menjadi tiga
bentuk, yaitu zat besi, globin, dan hemin.
Mekanisme perombakan eritrosit:
1) Eritrosit yang menjadi zat besi dan globin
dibawa ke sumsum tulang, menjadi bahan
pembentuk antibodi, hemoglobin dan eritrosit.
2) Eritrosit yang menjadi hemin diubah
menjadi pigmen empedu:
a. Bilirubin dibawa ke usus halus, lalu
dioksidasi menjadi urobilin dan
mewarnai feses dan urin.
b. Biliverdin disalurkan ke kantung
empedu dan menjadi pigmen empedu.
E. KULIT
Kulit (integumen) adalah organ yang
mengekskresikan zat-zat sisa melalui keringat.
Komposisi keringat adalah air, garam mineral
(terutama NaCl), urea, minyak, asam, dan sisa
metabolisme sel.
Faktor yang mempengaruhi jumlah keringat:
1) Jenis kelamin
2) Aktivitas tubuh
3) Suhu tubuh dan lingkungan
4) Makanan
5) Kondisi kesehatan
Struktur kulit:
a. Epidermis (kulit ari), jaringan epitel yang
tersusun atas sel kulit hidup dan mati, yang
terdiri dari empat lapisan dari atas, yaitu
stratum korneum (kulit tanduk), lusidum,
granulosum dan germinativum.
b. Dermis/korium (kulit jangat), jaringan ikat
yang di dalamnya terdapat kapiler darah, sel
reseptor kulit, kelenjar keringat, kelenjar
minyak, dan akar rambut.
c. Hipodermis (lapisan subkutan), jaringan ikat
yang di dalamnya terdapat kapiler darah,
lapisan lemak, dan jaringan saraf.
d. Pori-pori
e. Kapiler darah
f. Kelenjar keringat (glandula sudorifera),
berupa pipa terpilin yang menghasilkan
keringat.
g. Kelenjar minyak (glandula sebacea), terletak
dekat akar rambut yang memberi minyak
kepada rambut.
h. Rambut
h d
e
f
g
b
a
c
BIO 3
4
materi78.co.nr
SISTEM EKSKRESI
Fungsi kulit:
1) Alat ekskresi keringat.
2) Pertahanan terluar tubuh dari lingkungan
yang merugikan.
3) Pengatur suhu dan pengeluaran air tubuh.
4) Tempat penyimpanan cadangan lemak.
5) Alat indra peraba.
Produksi keringat oleh kelenjar keringat ada
dibawah pengaturan hipotalamus dan enzim
brandikinin yang dirangsang oleh perubahan
suhu darah.
Mekanisme produksi keringat pada kenaikan
suhu tubuh:
1) Kenaikan suhu tubuh menyebabkan
meningkatnya suhu darah.
2) Tubuh menormalkan suhu tubuh dengan
vasodilatasi (pelebaran kapiler darah) di
sekitar kulit sebagai tempat pengeluaran
panas.
3) Epidermis kulit yang panas kemudian
didinginkan oleh keringat yang
menyebabkan suhu tubuh kembali normal.
Mekanisme produksi keringat pada penurunan
suhu tubuh:
1) Penurunan suhu tubuh menyebabkan
turunnya suhu darah.
2) Tubuh menormalkan suhu tubuh dengan
vasokonstriksi (penyempitan kapiler darah)
di sekitar kulit agar memperlambat
pengeluaran panas.
F. GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI
Gangguan pada sistem ekskresi:
1) Gagal ginjal, adalah kegagalan umum ginjal
dalam membentuk urin yang menyebabkan
penyakit lain.
2) Nefritis, adalah peradangan nefron karena
bakteri Streptococcus.
3) Anuria (anuresis), adalah tidak terbentuk-
nya urin akibat gagal ginjal. Jumlah urin yang
dihasilkan <300 mL/hari.
4) Oligouria (hipouresis), adalah sedikitnya
produksi urin akibat gagal ginjal. Jumlah urin
yang dihasilkan kira-kira 300-500 mL/hari.
5) Poliuria (diuresis), adalah berlebihannya
produksi urin akibat gagal ginjal. Jumlah urin
yang dihasilkan kira-kira 2,5-3 L/hari.
6) Diabetes mellitus (kencing manis), adalah
penyakit yang muncul akibat tingginya kadar
glukosa dalam darah akibat sedikitnya
produksi hormon insulin.
7) Diabetes insipidus, adalah penyakit beser
atau sering buang air kecil karena kurangnya
produksi hormon ADH menuju t. k. distal dan
t. kolektivus.
8) Uremia, adalah terbawanya urin ke aliran
darah karena kerusakan nefron.
9) Edema, adalah pembengkakan jaringan di
sekitar kaki karena uremia.
10) Albuminuria, adalah tidak tersaringnya
protein darah oleh glomerulus sehingga urin
mengandung albumin.
11) Hematuria, adalah ditemukannya sel-sel
darah dalam urin.
12) Glukouria, adalah tidak tersaringnya glukosa
dalam darah oleh glomerulus sehingga urin
mengandung glukosa.
13) Batu ginjal, adalah terbentuknya kristal atau
endapan mineral kalsium dalam pelvis,
tubulus ginjal atau kantung kemih.

More Related Content

MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA

  • 1. BIO 3 1 materi78.co.nr SISTEM EKSKRESI Sistem Ekskresi A. PENDAHULUAN Sistem ekskresi adalah sistem yang melakukan pengeluaran zat sisa hasil metabolisme tubuh (eliminasi) yang tidak dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan tubuh melalui osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme pengaturan jumlah pelarut dan zat terlarut dalam tubuh. Zat yang dibuang melalui sistem ekskresi: 1) Air. 2) Garam-garam mineral. 3) Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak berupa air dan CO2. 4) Sisa metabolisme protein berupa nitrogen dalam bentuk urea, asam urat atau amonia. Organ-organ ekskresi terdiri dari: Organ Ekskret Ginjal air, garam mineral, urea (urin) Paru-paru air dan CO2 Hati cairan empedu Kulit air, garam mineral, urea (keringat) B. GINJAL Ginjal adalah organ ekskresi utama manusia. Ginjal berjumlah sepasang yang terletak di kanan dan kiri tulang pinggang dalam rongga tubuh bagian dorsal (punggung). Posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena tertekan oleh hati. Ginjal tersusun atas tiga lapisan: 1) Korteks (kulit ginjal), tempat terjadinya filtrasi, terdapat badan Malphigi. 2) Medulla (sumsum ginjal), tempat terjadinya reabsorpsi dan augmentasi, terdapat tubulus-tubulus ginjal. 3) Pelvis (rongga ginjal) merupakan muara tubulus kolektivus dan hulu ureter. Ginjal tersusun atas satuan unit fungsional yang disebut nefron. Nefron tersusun atas: 1) Nefron epitel, terdiri dari kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. 2) Nefron vaskuler, terdiri dari arteriol aferen, arteriol eferen, glomerulus dan kapiler peritubular. Struktur nefron: Badan Malpighi a. Glomerulus Adalah kapiler ginjal yang melakukan filtrasi darah. Urutan aliran darah sekitar glomerulus: kelenjar adrenal ginjal kiriginjal kanan ureter kandung kemih uretra korteks medulla pelvis ureter vena renalis arteri renalis a b c d kapiler peritubular vena renalis arteriol eferen arteriol aferen arteri renalis e f lengkung desendens lengkung asendens arteri renalis arteriol aferen glomerulusarteriol eferen kapiler peritubular vena renalis
  • 2. BIO 3 2 materi78.co.nr SISTEM EKSKRESI b. Kapsula Bowman Adalah kapsul yang berfungsi menampung hasil filtrasi darah. Kapsula Bowman menyelubungi glomerulus dan memiliki dinding berlumen yang tersusun atas epitel pipih dan berhubungan dengan t.k. proximal. Saluran nefron c. Tubulus kontortus proximal Adalah saluran nefron lanjutan kapsula Bowman yang melakukan reabsorpsi. d. Lengkung Henle Adalah saluran lanjutan t.k. proximal yang berbentuk lengkung dan melakukan reabsorpsi. e. Tubulus kontortus distal Adalah saluran nefron yang melakukan reabsorpsi dan augmentasi. f. Tubulus kolektivus (pengumpul) Adalah saluran nefron yang mengumpulkan urin dari nefron-nefron ginjal. Tipe-tipe nefron: 1) Nefron kortikal, yaitu nefron yang hanya berada di ujung medulla, dengan lengkung Henle yang pendek. 2) Nefron jukstamedula, yaitu nefron yang berlanjut sampai ke dalam medulla, dengan lengkung Henle yang panjang. Mekanisme pembentukan urin: 1) Filtrasi (penyaringan) Darah bertekanan tinggi masuk ke dalam glomerulus dan tersaring dengan tidak meloloskan sel dan protein darah. Filtrasi darah menghasilkan urin primer. 2) Reabsorpsi (penyerapan kembali) Urin primer yang masih meloloskan zat penting akan diserap kembali oleh kapiler peritubuler. Reabsorpsi terjadi pada t.k. proximal, lengkung Henle, dan t.k. distal. Reabsorpsi dilakukan melalui dua cara: a. Reabsorpsi obligat, yaitu reabsorpsi yang mutlak terjadi, yaitu reabsorpsi air (osmosis) dan glukosa, asam amino, vitamin dan mineral (transpor aktif) pada t.k. proximal. b. Reabsorpsi fakultatif, yaitu reabsorpsi yang terjadi sesuai kebutuhan tertentu, yaitu reabsorpsi air di lengkung Henle, t.k. distal dan tubulus kolektivus. Reabsorpsi urin primer menghasilkan urin sekunder. 3) Augmentasi (penambahan) Urin sekunder kemudian mengalami penambahan zat, seperti urobilin, H+ , NH4 + dan urea. Penambahan zat-zat ini memberikan warna dan bau pada urin. Augmentasi menghasilkan urin tersier atau urin sesungguhnya. Faktor yang mempengaruhi pembentukan urin: 1) Hormon anti-diuretik (ADH) ADH dihasilkan kelenjar hipofisis yang me- ngatur jumlah cairan dan volume urin akhir pada t.k. distal dan t. kolektivus dengan me- ngatur reabsorpsi dan permeabilitas tubulus. 2) Zat diuretik Konsumsi zat diuretik (misalnya teh) menghambat reabsorpsi air dan menyebabkan volume urin bertambah. 3) Suhu Ketika suhu panas, respirasi sel meningkat dan cairan tubuh keluar melalui keringat (dehidrasi), sehingga volume urin berkurang. Ketika suhu lingkungan dingin, respirasi sel menurun dan cairan tetap disimpan dalam tubuh (kelebihan air), sehingga volume urin bertambah. 4) Jumlah air atau cairan tubuh Warna urin disebabkan oleh adanya urobilin, namun kepekatannya diatur volume urin. Perbedaan Dehidrasi Kelebihan cairan cairan tubuh kekurangan berlebih produksi ADH bertambah berkurang reabsorpsi air meningkat menurun urin pekat encer C. PARU-PARU Paru-paru adalah organ yang mengekskresikan uap air dan karbondioksida yang dihasilkan melalui proses respirasi aerob. Pertukaran karbondioksida terjadi melalui mekanisme berikut: 1) Respirasi pada mitokondria sel menghasikan zat sisa yaitu CO2. 2) Karbondioksida berdifusi dari sel menuju kapiler vena lalu dibawa ke alveolus dengan tiga cara: a. Oleh plasma darah Setidaknya 5% CO2 larut dalam plasma darah membentuk: CO2 + H2O d H2CO3
  • 3. BIO 3 3 materi78.co.nr SISTEM EKSKRESI b. Oleh hemoglobin Setidaknya 30% CO2 membentuk karbominohemoglobin. Hb + CO2 qe HbCO2 c. Dengan pertukaran klorida Setidaknya 65% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat menurut reaksi: CO2 + H2O qe H2CO3 H2CO3 d H+ + HCO3 - Ion bikarbonat kemudian keluar menuju plasma darah, bertukar dengan ion Cl- . 3) Karbondioksida dilepaskan darah dan berdifusi melalui alveolus menuju paru-paru, dan keluar dari tubuh melalui ekspirasi. D. HATI Hati (hepar) adalah organ yang mengekskresikan zat-zat sisa melalui cairan empedu. Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan disimpan dalam kantong empedu. Fungsi cairan empedu: 1) Mengemulsi lemak. 2) Mengubah zat yang tidak dapat larut dalam air menjadi larut dalam air. 3) Mengaktifkan enzim lipase. 4) Membantu absorpsi lemak di usus. 5) Membuang zat-zat sisa. 6) Mewarnai feses dan urin. Komposisi getah empedu yaitu air, garam mineral, asam empedu, fosfolipid, kolesterol, dan pigmen empedu (bilirubin/biliverdin). Hati merupakan tempat proses siklus/ pem- bentukan urea terjadi, dengan bantuan asam amino ornitin. 1) Amonia, karbondioksida dan ornitin membentuk sitrulin. NH3 + CO2 + ornitin d sitrulin 2) Sitrulin dan amonia membentuk arginin. sitrulin + NH3 d arginin 3) Arginin dengan bantuan enzim arginase akan diubah menjadi ornitin dan urea. arginin d ornitin + urea Hati merupakan organ tempat perombakan eritrosit yang sudah tua/rusak menjadi tiga bentuk, yaitu zat besi, globin, dan hemin. Mekanisme perombakan eritrosit: 1) Eritrosit yang menjadi zat besi dan globin dibawa ke sumsum tulang, menjadi bahan pembentuk antibodi, hemoglobin dan eritrosit. 2) Eritrosit yang menjadi hemin diubah menjadi pigmen empedu: a. Bilirubin dibawa ke usus halus, lalu dioksidasi menjadi urobilin dan mewarnai feses dan urin. b. Biliverdin disalurkan ke kantung empedu dan menjadi pigmen empedu. E. KULIT Kulit (integumen) adalah organ yang mengekskresikan zat-zat sisa melalui keringat. Komposisi keringat adalah air, garam mineral (terutama NaCl), urea, minyak, asam, dan sisa metabolisme sel. Faktor yang mempengaruhi jumlah keringat: 1) Jenis kelamin 2) Aktivitas tubuh 3) Suhu tubuh dan lingkungan 4) Makanan 5) Kondisi kesehatan Struktur kulit: a. Epidermis (kulit ari), jaringan epitel yang tersusun atas sel kulit hidup dan mati, yang terdiri dari empat lapisan dari atas, yaitu stratum korneum (kulit tanduk), lusidum, granulosum dan germinativum. b. Dermis/korium (kulit jangat), jaringan ikat yang di dalamnya terdapat kapiler darah, sel reseptor kulit, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan akar rambut. c. Hipodermis (lapisan subkutan), jaringan ikat yang di dalamnya terdapat kapiler darah, lapisan lemak, dan jaringan saraf. d. Pori-pori e. Kapiler darah f. Kelenjar keringat (glandula sudorifera), berupa pipa terpilin yang menghasilkan keringat. g. Kelenjar minyak (glandula sebacea), terletak dekat akar rambut yang memberi minyak kepada rambut. h. Rambut h d e f g b a c
  • 4. BIO 3 4 materi78.co.nr SISTEM EKSKRESI Fungsi kulit: 1) Alat ekskresi keringat. 2) Pertahanan terluar tubuh dari lingkungan yang merugikan. 3) Pengatur suhu dan pengeluaran air tubuh. 4) Tempat penyimpanan cadangan lemak. 5) Alat indra peraba. Produksi keringat oleh kelenjar keringat ada dibawah pengaturan hipotalamus dan enzim brandikinin yang dirangsang oleh perubahan suhu darah. Mekanisme produksi keringat pada kenaikan suhu tubuh: 1) Kenaikan suhu tubuh menyebabkan meningkatnya suhu darah. 2) Tubuh menormalkan suhu tubuh dengan vasodilatasi (pelebaran kapiler darah) di sekitar kulit sebagai tempat pengeluaran panas. 3) Epidermis kulit yang panas kemudian didinginkan oleh keringat yang menyebabkan suhu tubuh kembali normal. Mekanisme produksi keringat pada penurunan suhu tubuh: 1) Penurunan suhu tubuh menyebabkan turunnya suhu darah. 2) Tubuh menormalkan suhu tubuh dengan vasokonstriksi (penyempitan kapiler darah) di sekitar kulit agar memperlambat pengeluaran panas. F. GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI Gangguan pada sistem ekskresi: 1) Gagal ginjal, adalah kegagalan umum ginjal dalam membentuk urin yang menyebabkan penyakit lain. 2) Nefritis, adalah peradangan nefron karena bakteri Streptococcus. 3) Anuria (anuresis), adalah tidak terbentuk- nya urin akibat gagal ginjal. Jumlah urin yang dihasilkan <300 mL/hari. 4) Oligouria (hipouresis), adalah sedikitnya produksi urin akibat gagal ginjal. Jumlah urin yang dihasilkan kira-kira 300-500 mL/hari. 5) Poliuria (diuresis), adalah berlebihannya produksi urin akibat gagal ginjal. Jumlah urin yang dihasilkan kira-kira 2,5-3 L/hari. 6) Diabetes mellitus (kencing manis), adalah penyakit yang muncul akibat tingginya kadar glukosa dalam darah akibat sedikitnya produksi hormon insulin. 7) Diabetes insipidus, adalah penyakit beser atau sering buang air kecil karena kurangnya produksi hormon ADH menuju t. k. distal dan t. kolektivus. 8) Uremia, adalah terbawanya urin ke aliran darah karena kerusakan nefron. 9) Edema, adalah pembengkakan jaringan di sekitar kaki karena uremia. 10) Albuminuria, adalah tidak tersaringnya protein darah oleh glomerulus sehingga urin mengandung albumin. 11) Hematuria, adalah ditemukannya sel-sel darah dalam urin. 12) Glukouria, adalah tidak tersaringnya glukosa dalam darah oleh glomerulus sehingga urin mengandung glukosa. 13) Batu ginjal, adalah terbentuknya kristal atau endapan mineral kalsium dalam pelvis, tubulus ginjal atau kantung kemih.