ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
MEDIA DEPENDENCY
THEORY
Dosen:
Dr. AntarVenus,M.AComm
Meria Octaviany, S.Sos M.Si
LatarBelakang
Teori ketergantungan media mula-mula
diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach
dan Melvin
DeFleur
(McQuaill 2002 : 309). Dalam teori
ini mereka mengusulkan
suatu relasi yang bersifat
integral antara pendengar,
media dan sistem sosial
yang lebih besar.
Tokoh
Sandra Ball-Rokeach
Profesor di Annenberg School for Communication and
Journalism di University of Southern California
Direktur Teknologi Komunikasi dan Program
Community.
Buku: Kekerasan dan Media (dengan RK Baker),
Teori Komunikasi Massa(dengan ML DeFleur),
The Great American Value Test: (dengan M. Rokeach & JW Grube),
Media, Audience dan Masyarakat (dengan MG Cantor),
Paradoks Pemuda dan Olahraga (dengan M. Gatz dan M. Messner), dan
Teknologi Visions:
The Hopes and Fears yang Shape Teknologi Baru (dengan M. Sturken dan
D. Thomas).
•
Melvin DeFleur
Melvin DeFleur Lawrence (lahir April 27, 1923 di Portland, Oregon)
Adalah seorang profesor dan sarjana di bidang komunikasi.
DeFleur menerima gelar Ph.D. dalam psikologi sosial dari University
of Washington pada tahun 1954. Tesisnya, studi Eksperimental
hubungan respon stimulus dalam komunikasi leaflet, menarik dari
sosiologi, psikologi, dan komunikasi, untuk mempelajari
bagaimana informasi disebarkan melalui masyarakat Amerika.
Dependency Media Theory
Ball-Rokeach dan DeFleur 1976,
pertama kali mengajukan dan
menjelaskan bagaimana hubungan
ketergantungan media dalam kognitif,
afektif, dan perilaku masyarakat.
Asumsi
Semakin seseorang tergantung pada suatu
media untuk memenuhi kebutuhannya, maka
media tersebut menjadi semakin penting untuk
orang tersebut.
Media juga akan mempunyai pengaruh lebih
banyak dan kekuasaan atas individu tersebut.
Faktor yang Menentukan Ketergantungan
Seseorang terhadap Media
• Individu akan condong menggunakan media yang
menyediakan kebutuhannya lebih banyak
dibandingkan dengan media lain yang lebih
sedikit.
• Persentase ketergantungan juga
ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu.
Studi Kasus
Dibalik Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines
Lima hari setelah hilang dari radar, pesawat Malaysia Airlines masih
belum ditemukan.
Ketika berita tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines muncul,
sama seperti media-media lain, BBC langsung memberitakannya.
Kecelakaan transportasi -darat, laut, maupun udara- dengan
kemungkinan korban 239 penumpang jelas berita besar.
Dan biasanya di benak para redaktur koordinator liputan adalah
pengerahan 'pasukan khusus' untuk liputan lanjutan, seperti berita
pengangkatan jenazah dari laut, duka keluarga korban, dan berbagai
aspek berita lainnya.
Dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines, kenyataannya tidak
seperti itu karena pesawat masih belum ditemukan.
Bagaimanapun 'pasukan khusus' tetap diturunkan.
BBC misalnya yang mengerahkan satu wartawannya dari Thailand
untuk membantu wartawan yang bermarkas dari Malaysia.
Satu lagi wartawan BBC yang bermarkas di Jakarta dikirim ke Vietnam,
yang ikut membantu pencarian pesawat, walaupun di pusat pencarian
di Pulau Phu Quoc sudah ada wartawan dari BBC Seksi Vietnam.
Di Beijing, dikerahkan juga wartawan ke Hotel Lido yang menjadi
tempat berkumpul keluarga korban, yang memilih untuk tetap berada
di Beijing sambil mengikuti berita perkembangan pencarian pesawat.
Dengan peliputan yang meluas itu, maka praktis segala aspek
pemberitaan tercakup.
Namun ketika tak banyak perkembangan di lapangan tentang upaya
pencarian pesawat -sementara beberapa pihak maupun keluarga
semakin tak sabar- muncul pula berita-berita yang tak sedap.
Salah satunya adalah berita tentang pemerintah Cina yang mendesak
pemerintah Malaysia agar meningkatkan upaya pencairan pesawat Malaysia
Airlines yang hilang itu, yang membawa 150 warga Cina.
Kementrian Luar Negeri Cina bahkan sempat pula mengatakan bahwa
informasi yang diberikan pemerintah Malaysia malah membingungkan
sehingga sulit untuk mengetahui yang akurat.
Dibalas lagi oleh pemerintah Malaysia bahwa tidak ada informasi yang
meragukan namun mereka memahami keinginan pemerintah Cina untuk
mendapat kepastian tentang nasib warganya.
Pemerintah Cina kemudian menerbitkan tiga foto tentang puing-puing yang
ditangkap satelit mereka, yang menurut Malaysia tidak terkait dengan
pesawat yang hilang. Namun TV pemerintah Cina memberitkan akan tetap
melanjutkan pencarian puing-puing yang terlihat itu. Saya tidak tahu apakah
warga Inggris akan menanggapi berita-berita tersebut dengan sedikit
mencibir: mbok sebaiknya kerja sama dibanding saling tuding. Tapi sebagai
warga Asia, terus terang tak enak juga rasanya membacanya.
AnalisisKasus
Individuakancondongmenggunakan
mediayangmenyediakan
kebutuhannyalebihbanyak
dibandingkandenganmedialainyang
lebihsedikit.
Media tv yang pada saat itu menawarkan
informasi faktual yang sangat lengkap dan
update, membuat masyarakat lebih memilih
mendapatkan informasi dari televisi saja.
Persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas
sosial saat itu.
Keluarga korban hilangnya Malaysian Airlines lebih
mempercayai info dari media massa, karena menurut
keluarga korban, informan langsung seperti
pemerintah Malaysia dan pihak Malaysian Airlines
kurang bisa dipercaya kebenarannya mengingat
kondisi pada saat itu.
1. Kognitif
Masyarakat menjadi tahu akan adanya musibah
yang terjadi pada maskapai Malaysian Airlines.
2. Afeksi
Masyarakat terenyuh dan iba terhadap peristiwa
tersebut.
3. Behavioral
Masyarakat berbondong-bondong
mengungkapkan rasa belasungkawa di media
sosial.
Media Dependency Theory

More Related Content

Media Dependency Theory

  • 2. LatarBelakang Teori ketergantungan media mula-mula diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur (McQuaill 2002 : 309). Dalam teori ini mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media dan sistem sosial yang lebih besar.
  • 3. Tokoh Sandra Ball-Rokeach Profesor di Annenberg School for Communication and Journalism di University of Southern California Direktur Teknologi Komunikasi dan Program Community. Buku: Kekerasan dan Media (dengan RK Baker), Teori Komunikasi Massa(dengan ML DeFleur), The Great American Value Test: (dengan M. Rokeach & JW Grube), Media, Audience dan Masyarakat (dengan MG Cantor), Paradoks Pemuda dan Olahraga (dengan M. Gatz dan M. Messner), dan Teknologi Visions: The Hopes and Fears yang Shape Teknologi Baru (dengan M. Sturken dan D. Thomas). •
  • 4. Melvin DeFleur Melvin DeFleur Lawrence (lahir April 27, 1923 di Portland, Oregon) Adalah seorang profesor dan sarjana di bidang komunikasi. DeFleur menerima gelar Ph.D. dalam psikologi sosial dari University of Washington pada tahun 1954. Tesisnya, studi Eksperimental hubungan respon stimulus dalam komunikasi leaflet, menarik dari sosiologi, psikologi, dan komunikasi, untuk mempelajari bagaimana informasi disebarkan melalui masyarakat Amerika.
  • 5. Dependency Media Theory Ball-Rokeach dan DeFleur 1976, pertama kali mengajukan dan menjelaskan bagaimana hubungan ketergantungan media dalam kognitif, afektif, dan perilaku masyarakat.
  • 6. Asumsi Semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang tersebut. Media juga akan mempunyai pengaruh lebih banyak dan kekuasaan atas individu tersebut.
  • 7. Faktor yang Menentukan Ketergantungan Seseorang terhadap Media • Individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang lebih sedikit.
  • 8. • Persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu.
  • 10. Dibalik Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines Lima hari setelah hilang dari radar, pesawat Malaysia Airlines masih belum ditemukan. Ketika berita tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines muncul, sama seperti media-media lain, BBC langsung memberitakannya. Kecelakaan transportasi -darat, laut, maupun udara- dengan kemungkinan korban 239 penumpang jelas berita besar. Dan biasanya di benak para redaktur koordinator liputan adalah pengerahan 'pasukan khusus' untuk liputan lanjutan, seperti berita pengangkatan jenazah dari laut, duka keluarga korban, dan berbagai aspek berita lainnya. Dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines, kenyataannya tidak seperti itu karena pesawat masih belum ditemukan. Bagaimanapun 'pasukan khusus' tetap diturunkan.
  • 11. BBC misalnya yang mengerahkan satu wartawannya dari Thailand untuk membantu wartawan yang bermarkas dari Malaysia. Satu lagi wartawan BBC yang bermarkas di Jakarta dikirim ke Vietnam, yang ikut membantu pencarian pesawat, walaupun di pusat pencarian di Pulau Phu Quoc sudah ada wartawan dari BBC Seksi Vietnam. Di Beijing, dikerahkan juga wartawan ke Hotel Lido yang menjadi tempat berkumpul keluarga korban, yang memilih untuk tetap berada di Beijing sambil mengikuti berita perkembangan pencarian pesawat. Dengan peliputan yang meluas itu, maka praktis segala aspek pemberitaan tercakup. Namun ketika tak banyak perkembangan di lapangan tentang upaya pencarian pesawat -sementara beberapa pihak maupun keluarga semakin tak sabar- muncul pula berita-berita yang tak sedap.
  • 12. Salah satunya adalah berita tentang pemerintah Cina yang mendesak pemerintah Malaysia agar meningkatkan upaya pencairan pesawat Malaysia Airlines yang hilang itu, yang membawa 150 warga Cina. Kementrian Luar Negeri Cina bahkan sempat pula mengatakan bahwa informasi yang diberikan pemerintah Malaysia malah membingungkan sehingga sulit untuk mengetahui yang akurat. Dibalas lagi oleh pemerintah Malaysia bahwa tidak ada informasi yang meragukan namun mereka memahami keinginan pemerintah Cina untuk mendapat kepastian tentang nasib warganya. Pemerintah Cina kemudian menerbitkan tiga foto tentang puing-puing yang ditangkap satelit mereka, yang menurut Malaysia tidak terkait dengan pesawat yang hilang. Namun TV pemerintah Cina memberitkan akan tetap melanjutkan pencarian puing-puing yang terlihat itu. Saya tidak tahu apakah warga Inggris akan menanggapi berita-berita tersebut dengan sedikit mencibir: mbok sebaiknya kerja sama dibanding saling tuding. Tapi sebagai warga Asia, terus terang tak enak juga rasanya membacanya.
  • 14. Individuakancondongmenggunakan mediayangmenyediakan kebutuhannyalebihbanyak dibandingkandenganmedialainyang lebihsedikit. Media tv yang pada saat itu menawarkan informasi faktual yang sangat lengkap dan update, membuat masyarakat lebih memilih mendapatkan informasi dari televisi saja.
  • 15. Persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Keluarga korban hilangnya Malaysian Airlines lebih mempercayai info dari media massa, karena menurut keluarga korban, informan langsung seperti pemerintah Malaysia dan pihak Malaysian Airlines kurang bisa dipercaya kebenarannya mengingat kondisi pada saat itu.
  • 16. 1. Kognitif Masyarakat menjadi tahu akan adanya musibah yang terjadi pada maskapai Malaysian Airlines. 2. Afeksi Masyarakat terenyuh dan iba terhadap peristiwa tersebut. 3. Behavioral Masyarakat berbondong-bondong mengungkapkan rasa belasungkawa di media sosial.