際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MEKANIKA
TANAH 1
B Y : R U L L Y S A V I T R I N U R V I T A , S . T . , M . T .
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
DAFTAR ISI
Pengertian Tanah
Asal Usul Tanah
Komposisi Tanah
Partikel Tanah
Klasifikasi Tanah
Sifat Fisis Tanah
Sifat Mekanis Tanah
Contoh Soal
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
DEFINISI TANAH
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisi kan sebagai material
yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak
tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair
dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat
tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam
pekerjaan teknik sipil, di samping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung
pondasi dari bangunan.
Tanah terbentuk dari pelapukan yang terjadi pada batuan.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Siklus Batuan
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
SIKLUS BATUAN
Siklus batuan adalah proses alami yang menggambarkan perubahan dan
transformasi batuan dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Siklus ini melibatkan
tiga jenis utama batuan: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Berikut adalah tahapan utama dalam siklus batuan:
Pembentukan Batuan Beku: Proses ini dimulai dari magma yang
mendingin dan mengkristal menjadi batuan beku. Magma yang mencapai
permukaan bumi melalui letusan gunung berapi disebut lava, dan ketika
lava ini mendingin, ia membentuk batuan beku ekstrusif seperti basalt dan
obsidian.
1.
Pelapukan dan Erosi: Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan
mengalami pelapukan akibat cuaca, air, dan angin. Proses ini memecah
batuan menjadi partikel-partikel kecil yang disebut sedimen.
2.
3.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Pengendapan dan Pembentukan Batuan Sedimen: Sedimen yang terbawa
oleh air, angin, atau es akan diendapkan di tempat yang lebih rendah
seperti dasar sungai, danau, atau laut. Seiring waktu, sedimen ini akan
terkompaksi dan terkonsolidasi menjadi batuan sedimen seperti batu
pasir, batu gamping, dan serpih.
1.
Pembentukan Batuan Metamorf: Batuan sedimen yang terkubur dalam
lapisan bumi dapat terkena tekanan dan suhu tinggi, menyebabkan
perubahan fisik dan kimia yang mengubahnya menjadi batuan metamorf.
Contoh batuan metamorf termasuk marmer (dari batu gamping) dan
gneiss (dari granit).
2.
Kembali Menjadi Magma: Batuan metamorf yang terus mengalami
peningkatan suhu dan tekanan dapat meleleh kembali menjadi magma,
memulai siklus batuan dari awal lagi.
3.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
PELAPUKAN BATUAN
Pelapukan adalah suatu proses terurainya batuan menjadi partikel-partikel yang lebih ke足
-
cil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis dapat disebabkan oleh memuai
dan menyusutnya batuan akibat per足
ubahan panas dan dingin yang terus-menerus (cuaca,
matahari, dan lain-lain) yang akhirnya dapat menyebabkan hancurnya batuan tersebut
menjadi tanah.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS
PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA
Tanah Glacial
Tanah glasial adalah tanah yang terbentuk akibat
proses glasiasi, yaitu pembekuan air dan salju yang
berlangsung selama periode yang lama, biasanya di
daerah yang menjadi dingin. Tanah ini seringkali
terdiri dari endapan yang dibawa oleh gletser, yang
dapat meliputi berbagai jenis material seperti kerikil,
pasir, dan lempung. Tanah glasial biasanya
ditemukan di wilayah yang pernah dilalui oleh
gletser, seperti di daerah utara atau dataran tinggi.
Terbentuk karena transportasi dan deposisi oleh
gletser (sungai es)
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS
PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA
Tanah Alluvial
Tanah aluvial adalah jenis tanah yang terbentuk
dari endapan lumpur, biasanya di daerah dataran
rendah, sungai, atau danau. Ciri khas tanah
aluvial adalah warnanya yang kelabu dan kaya
akan bahan organik, yang membuatnya sangat
subur dan cocok untuk pertanian.
Terbentuk karena terangkut oleh air yang men
galir dan terdeposisi di sepanJang aliran (sungai).
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS
PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA
Tanah Lacustrine
Tanah lacustrine terbentuk dari endapan yang
terjadi di dasar danau yang telah mengering
atau mengalami perubahan bentuk. Tanah ini
biasanya halus dan terdiri dari partikel
lempung, lumpur, atau silt karena endapan di
danau cenderung lebih halus dibandingkan
dengan sungai. Tanah lacustrine biasanya
memiliki kandungan organik yang tinggi dan
subur, namun juga bisa menjadi bermasalah
jika terlalu liat atau tergenang air.
Terbentuk karena deposisi di danau-danau
yang tenang.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS
PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA
Tanah Marine
Tanah marine adalah tanah yang terbentuk
dari endapan material yang terjadi di
lingkungan laut atau pantai. Tanah ini sering
kali mengandung banyak garam dan mineral
lainnya yang terbawa oleh air laut. Tanah
marine dapat bervariasi dalam tekstur dan
struktur, mulai dari pasir kasar hingga
lempung halus. Pemanfaatan tanah ini sering
memerlukan usaha pengelolaan salinitas dan
pengeringan.
Terbentuk karena deposisi di laut.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS
PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA
Tanah Aeolian
Tanah aeolian terbentuk dari material yang
diangkut dan diendapkan oleh angin. Contoh
utama adalah pasir gurun dan tanah loess. Tanah
aeolian sering ditemukan di daerah kering atau
semi-kering, seperti gurun dan stepa. Tanah ini
biasanya memiliki drainase yang baik tetapi bisa
sangat mudah terbawa angin dan memerlukan
teknik konservasi khusus.
Terbentuk karena terangkut dan terdeposisi oleh
angin.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS
PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA
Tanah Colluvial
Tanah colluvial terbentuk dari material yang
diendapkan di lereng bukit atau kaki bukit oleh
gravitasi, seringkali melalui proses pelongsoran atau
longsor. Tanah ini terdiri dari campuran berbagai
ukuran partikel, mulai dari batu besar hingga
lumpur halus. Tanah colluvial sering kali tidak
berlapis dan berdrainase baik, namun rentan
terhadap erosi dan pergerakan massa tanah.
Terbentuk oleh pergerakan tanah dari tempat
asalnya karena gra足
vitasi seperti yang terjadi pada
saat tanah longsor.
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
KOMPOSISI TANAH
KOMPOSISI TANAH
Dalam perspektif geoteknik, tanah terutama terdiri dari beberapa komponen berikut yang lebih fokus pada
sifat-sifat fisik dan tekniknya:
1. Partikel Padat (Solid Particles)
Mineral: Komponen tanah yang paling dominan adalah partikel mineral yang berasal dari pelapukan
batuan induk. Partikel padat ini dibedakan berdasarkan ukuran, yang menentukan tekstur tanah, dan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok utama:
Pasir (Sand): Partikel tanah dengan ukuran 0,075 hingga 4,75 mm. Pasir memiliki kohesi rendah tetapi
stabil dalam kondisi kering.
Debu (Silt): Partikel tanah yang berukuran antara 0,002 hingga 0,075 mm. Debu memiliki stabilitas yang
rendah ketika jenuh air.
Lempung (Clay): Partikel yang lebih kecil dari 0,002 mm. Lempung memiliki kohesi tinggi dan dapat
membentuk gumpalan yang keras bila kering, serta plastis saat basah.
Kerikil (Gravel): Partikel dengan ukuran lebih besar dari 4,75 mm hingga 75 mm. Kerikil biasanya digunakan
sebagai bahan konstruksi karena stabilitas dan kekuatan yang baik.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
KOMPOSISI TANAH
2. Air (Water)
Air mengisi pori-pori tanah yang berada di antara partikel-partikel padat. Air memainkan peran penting
dalam mempengaruhi sifat mekanik tanah. Air dapat:
Menurunkan Kekuatan Geser Tanah: Ketika tanah jenuh air, kohesi dan geser tanah menurun, yang
penting dalam perhitungan kestabilan lereng.
Menambah Berat Jenis Tanah: Kandungan air menambah massa total tanah, yang penting dalam
analisis penurunan (settlement).
Kapasitas Kapiler dan Kadar Air: Pengaruh air tanah dalam tekanan kapiler dan kadar air diukur
menggunakan metode uji geoteknik, seperti uji CBR (California Bearing Ratio) dan uji konsolidasi.
3. Udara (Air)
Udara mengisi ruang pori dalam tanah yang tidak terisi oleh air. Kehadiran udara dalam tanah
mempengaruhi tingkat kejenuhan (degree of saturation) tanah, yang penting dalam menentukan perilaku
tanah di bawah beban. Udara juga berperan dalam memperhitungkan potensi perubahan volume tanah
yang dapat terjadi karena pengisian atau pengurangan udara dalam pori-pori.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
KOMPOSISI TANAH
4. Ruang Pori (Void Space)
Ruang pori adalah volume yang tidak terisi oleh partikel padat dalam tanah. Ruang pori ini bisa diisi oleh
air, udara, atau keduanya. Dalam geoteknik, dua konsep penting terkait ruang pori adalah:
Void Ratio (e): Perbandingan antara volume ruang pori dengan volume partikel padat. Nilai ini penting
dalam analisis konsolidasi dan pemadatan tanah.
Porosity (n): Persentase volume total tanah yang terdiri dari ruang pori. Porositas berpengaruh
terhadap permeabilitas dan retensi air tanah.
5. Kandungan Organik (Organic Content)
Tanah juga dapat mengandung bahan organik seperti humus, meskipun dalam konteks geoteknik, tanah
dengan kandungan organik tinggi sering dianggap kurang stabil untuk keperluan konstruksi. Kandungan
organik dapat mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti penurunan (settlement) dan kekuatan geser.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
KOMPOSISI TANAH
6. Parameter-Parameter Geoteknik Lainnya
Dalam konteks geoteknik, beberapa parameter lain yang sering digunakan untuk mengevaluasi
komposisi dan sifat tanah meliputi:
Kepadatan Tanah (Soil Density): Termasuk kepadatan kering (dry density) dan kepadatan
basah (bulk density).
Kadar Air (Moisture Content): Persentase air dalam tanah relatif terhadap berat keringnya.
Konsistensi (Consistency): Karakteristik tanah, terutama tanah lempung, terkait dengan sifat
plastis dan likuiditas.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
KOMPOSISI
TANAH
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
KESIMPULAN
Geoteknik memandang tanah sebagai material teknik yang
sifat-sifat fisiknya, seperti kekuatan, stabilitas, dan
kemampuan menahan beban, sangat penting dalam desain
dan analisis geoteknik. Pendekatan ini berfokus pada
pemahaman dan pengukuran berbagai parameter tanah
untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan konstruksi.
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
TERIMAKASIH
UNIVERSITAS
LANGLANGBUANA
Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.

More Related Content

Similar to Mekanika Tanah 1 : Definisi Tanah & Batuan.pdf (20)

Litosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosferLitosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosfer
Paarief Udin
makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
Adnan Pandupraja
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
惺悋 悋愃惘
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500
fidiprathama
Bahan ajar dan tugas
Bahan ajar dan tugasBahan ajar dan tugas
Bahan ajar dan tugas
Silmi Kaffah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Saedi Saputra Siagian
Geografi lahan
Geografi lahanGeografi lahan
Geografi lahan
Febbycaroline
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Shaleh Afif Hasibuan
Geologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah (P-2) Batuan.pdf
Geologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah  (P-2) Batuan.pdfGeologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah  (P-2) Batuan.pdf
Geologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah (P-2) Batuan.pdf
MuhammadIchsanAhmad
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
Inri Pata'dungan
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
Survey METER Indonesia
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
Riyadi Davit
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
christin84
Konsep tanah
Konsep tanahKonsep tanah
Konsep tanah
Suryati Purba
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
'Oke Aflatun'
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Batuan sediment
Batuan sedimentBatuan sediment
Batuan sediment
Evan Uchiha
Litosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosferLitosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosfer
Paarief Udin
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
惺悋 悋愃惘
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500
fidiprathama
Bahan ajar dan tugas
Bahan ajar dan tugasBahan ajar dan tugas
Bahan ajar dan tugas
Silmi Kaffah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Saedi Saputra Siagian
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Shaleh Afif Hasibuan
Geologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah (P-2) Batuan.pdf
Geologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah  (P-2) Batuan.pdfGeologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah  (P-2) Batuan.pdf
Geologi Teknik materi tentang batuan batuan dalam tanah (P-2) Batuan.pdf
MuhammadIchsanAhmad
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
Inri Pata'dungan
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
christin84
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
'Oke Aflatun'
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Batuan sediment
Batuan sedimentBatuan sediment
Batuan sediment
Evan Uchiha

More from Rully Savitri Nurvita (20)

Penggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdf
Penggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdfPenggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdf
Penggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdf
Rully Savitri Nurvita
Jenis Penyusun Semen dan Tipe Semen.pdf
Jenis Penyusun Semen  dan Tipe Semen.pdfJenis Penyusun Semen  dan Tipe Semen.pdf
Jenis Penyusun Semen dan Tipe Semen.pdf
Rully Savitri Nurvita
Aspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdf
Aspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdfAspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdf
Aspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdf
Rully Savitri Nurvita
Mekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdf
Mekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdfMekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdf
Mekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdf
Materi Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdfMateri Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdf
Materi Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdfMateri Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdfMateri Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdf
Materi Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdfMateri Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdf
Materi Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdf
Rully Savitri Nurvita
Menerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdf
Menerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdfMenerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdf
Menerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdf
Materi Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdfMateri Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdf
Materi Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdf
Materi Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdfMateri Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdf
Materi Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdf
Materi Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdfMateri Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdf
Materi Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdf
Rully Savitri Nurvita
Matkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdf
Matkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdfMatkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdf
Matkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdf
Rully Savitri Nurvita
Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdf
Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdfIlmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdf
Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdf
Rully Savitri Nurvita
Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdf
Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdfApa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdf
Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdf
Rully Savitri Nurvita
Reaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdf
Reaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdfReaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdf
Reaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdf
Materi Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdfMateri Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdf
Materi Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdf
Rully Savitri Nurvita
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdf
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdfAnalisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdf
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdf
Rully Savitri Nurvita
Penggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdf
Penggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdfPenggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdf
Penggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdf
Rully Savitri Nurvita
Pemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdf
Pemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdfPemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdf
Pemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Penggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdf
Penggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdfPenggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdf
Penggunaan Vegetasi dalam Pengendalian Erosi Tanah.pdf
Rully Savitri Nurvita
Jenis Penyusun Semen dan Tipe Semen.pdf
Jenis Penyusun Semen  dan Tipe Semen.pdfJenis Penyusun Semen  dan Tipe Semen.pdf
Jenis Penyusun Semen dan Tipe Semen.pdf
Rully Savitri Nurvita
Aspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdf
Aspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdfAspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdf
Aspek Kimia dalam Bahan Bangunan dan Pencemaran.pdf
Rully Savitri Nurvita
Mekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdf
Mekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdfMekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdf
Mekanika-Tanah-Mengungkap-Rahasia-Bumi.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdf
Materi Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdfMateri Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdf
Materi Kuliah Bakteri Asam Penyebab Korosi Besi.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdfMateri Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Kimia Lingkungan Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdfMateri Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdf
Materi Kuliah Konsep Dasar Kimia Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdf
Materi Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdfMateri Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdf
Materi Kuliah Korosi Beton Bertulang.pdf
Rully Savitri Nurvita
Menerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdf
Menerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdfMenerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdf
Menerapkan Kimia Dasar dalam Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdf
Materi Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdfMateri Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdf
Materi Kuliah Pembangunan Berwawasan Lingkungan.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdf
Materi Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdfMateri Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdf
Materi Kuliah ILMU LINGKUNGAN Minggu ke 5.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdf
Materi Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdfMateri Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdf
Materi Kuliah Ilmu Lingkungan Minggu ke 4.pdf
Rully Savitri Nurvita
Matkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdf
Matkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdfMatkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdf
Matkul Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-3.pdf
Rully Savitri Nurvita
Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdf
Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdfIlmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdf
Ilmu Lingkungan Pertemuan Ke-1 dan ke-2.pdf
Rully Savitri Nurvita
Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdf
Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdfApa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdf
Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Beton.pdf
Rully Savitri Nurvita
Reaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdf
Reaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdfReaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdf
Reaksi Kimia Semen Portland dan Bahan Adhesive serta Aditif.pdf
Rully Savitri Nurvita
Materi Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdf
Materi Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdfMateri Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdf
Materi Tentang Teori Atom dan Struktur Atom.pdf
Rully Savitri Nurvita
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdf
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdfAnalisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdf
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL )..pdf
Rully Savitri Nurvita
Penggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdf
Penggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdfPenggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdf
Penggunaan Biopolimer sebagai Pengganti Semen.pdf
Rully Savitri Nurvita
Pemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdf
Pemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdfPemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdf
Pemanfaatan Biologi dalam Teknik Sipil.pdf
Rully Savitri Nurvita

Recently uploaded (6)

Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset

Mekanika Tanah 1 : Definisi Tanah & Batuan.pdf

  • 1. MEKANIKA TANAH 1 B Y : R U L L Y S A V I T R I N U R V I T A , S . T . , M . T . UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
  • 2. DAFTAR ISI Pengertian Tanah Asal Usul Tanah Komposisi Tanah Partikel Tanah Klasifikasi Tanah Sifat Fisis Tanah Sifat Mekanis Tanah Contoh Soal UNIVERSITAS LANGLANGBUANA Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 3. DEFINISI TANAH Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisi kan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, di samping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Tanah terbentuk dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
  • 4. Siklus Batuan Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
  • 5. SIKLUS BATUAN Siklus batuan adalah proses alami yang menggambarkan perubahan dan transformasi batuan dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Siklus ini melibatkan tiga jenis utama batuan: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Berikut adalah tahapan utama dalam siklus batuan: Pembentukan Batuan Beku: Proses ini dimulai dari magma yang mendingin dan mengkristal menjadi batuan beku. Magma yang mencapai permukaan bumi melalui letusan gunung berapi disebut lava, dan ketika lava ini mendingin, ia membentuk batuan beku ekstrusif seperti basalt dan obsidian. 1. Pelapukan dan Erosi: Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan akibat cuaca, air, dan angin. Proses ini memecah batuan menjadi partikel-partikel kecil yang disebut sedimen. 2. 3. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
  • 6. Pengendapan dan Pembentukan Batuan Sedimen: Sedimen yang terbawa oleh air, angin, atau es akan diendapkan di tempat yang lebih rendah seperti dasar sungai, danau, atau laut. Seiring waktu, sedimen ini akan terkompaksi dan terkonsolidasi menjadi batuan sedimen seperti batu pasir, batu gamping, dan serpih. 1. Pembentukan Batuan Metamorf: Batuan sedimen yang terkubur dalam lapisan bumi dapat terkena tekanan dan suhu tinggi, menyebabkan perubahan fisik dan kimia yang mengubahnya menjadi batuan metamorf. Contoh batuan metamorf termasuk marmer (dari batu gamping) dan gneiss (dari granit). 2. Kembali Menjadi Magma: Batuan metamorf yang terus mengalami peningkatan suhu dan tekanan dapat meleleh kembali menjadi magma, memulai siklus batuan dari awal lagi. 3. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
  • 7. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA PELAPUKAN BATUAN Pelapukan adalah suatu proses terurainya batuan menjadi partikel-partikel yang lebih ke足 - cil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis dapat disebabkan oleh memuai dan menyusutnya batuan akibat per足 ubahan panas dan dingin yang terus-menerus (cuaca, matahari, dan lain-lain) yang akhirnya dapat menyebabkan hancurnya batuan tersebut menjadi tanah. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 8. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA Tanah Glacial Tanah glasial adalah tanah yang terbentuk akibat proses glasiasi, yaitu pembekuan air dan salju yang berlangsung selama periode yang lama, biasanya di daerah yang menjadi dingin. Tanah ini seringkali terdiri dari endapan yang dibawa oleh gletser, yang dapat meliputi berbagai jenis material seperti kerikil, pasir, dan lempung. Tanah glasial biasanya ditemukan di wilayah yang pernah dilalui oleh gletser, seperti di daerah utara atau dataran tinggi. Terbentuk karena transportasi dan deposisi oleh gletser (sungai es) Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 9. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA Tanah Alluvial Tanah aluvial adalah jenis tanah yang terbentuk dari endapan lumpur, biasanya di daerah dataran rendah, sungai, atau danau. Ciri khas tanah aluvial adalah warnanya yang kelabu dan kaya akan bahan organik, yang membuatnya sangat subur dan cocok untuk pertanian. Terbentuk karena terangkut oleh air yang men galir dan terdeposisi di sepanJang aliran (sungai). Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 10. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA Tanah Lacustrine Tanah lacustrine terbentuk dari endapan yang terjadi di dasar danau yang telah mengering atau mengalami perubahan bentuk. Tanah ini biasanya halus dan terdiri dari partikel lempung, lumpur, atau silt karena endapan di danau cenderung lebih halus dibandingkan dengan sungai. Tanah lacustrine biasanya memiliki kandungan organik yang tinggi dan subur, namun juga bisa menjadi bermasalah jika terlalu liat atau tergenang air. Terbentuk karena deposisi di danau-danau yang tenang. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 11. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA Tanah Marine Tanah marine adalah tanah yang terbentuk dari endapan material yang terjadi di lingkungan laut atau pantai. Tanah ini sering kali mengandung banyak garam dan mineral lainnya yang terbawa oleh air laut. Tanah marine dapat bervariasi dalam tekstur dan struktur, mulai dari pasir kasar hingga lempung halus. Pemanfaatan tanah ini sering memerlukan usaha pengelolaan salinitas dan pengeringan. Terbentuk karena deposisi di laut. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 12. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA Tanah Aeolian Tanah aeolian terbentuk dari material yang diangkut dan diendapkan oleh angin. Contoh utama adalah pasir gurun dan tanah loess. Tanah aeolian sering ditemukan di daerah kering atau semi-kering, seperti gurun dan stepa. Tanah ini biasanya memiliki drainase yang baik tetapi bisa sangat mudah terbawa angin dan memerlukan teknik konservasi khusus. Terbentuk karena terangkut dan terdeposisi oleh angin. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 13. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN DARI JENIS PEMBAWA DAN CARA PENGENDAPAN (DEPOSISI)-NYA Tanah Colluvial Tanah colluvial terbentuk dari material yang diendapkan di lereng bukit atau kaki bukit oleh gravitasi, seringkali melalui proses pelongsoran atau longsor. Tanah ini terdiri dari campuran berbagai ukuran partikel, mulai dari batu besar hingga lumpur halus. Tanah colluvial sering kali tidak berlapis dan berdrainase baik, namun rentan terhadap erosi dan pergerakan massa tanah. Terbentuk oleh pergerakan tanah dari tempat asalnya karena gra足 vitasi seperti yang terjadi pada saat tanah longsor. Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 15. KOMPOSISI TANAH Dalam perspektif geoteknik, tanah terutama terdiri dari beberapa komponen berikut yang lebih fokus pada sifat-sifat fisik dan tekniknya: 1. Partikel Padat (Solid Particles) Mineral: Komponen tanah yang paling dominan adalah partikel mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk. Partikel padat ini dibedakan berdasarkan ukuran, yang menentukan tekstur tanah, dan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama: Pasir (Sand): Partikel tanah dengan ukuran 0,075 hingga 4,75 mm. Pasir memiliki kohesi rendah tetapi stabil dalam kondisi kering. Debu (Silt): Partikel tanah yang berukuran antara 0,002 hingga 0,075 mm. Debu memiliki stabilitas yang rendah ketika jenuh air. Lempung (Clay): Partikel yang lebih kecil dari 0,002 mm. Lempung memiliki kohesi tinggi dan dapat membentuk gumpalan yang keras bila kering, serta plastis saat basah. Kerikil (Gravel): Partikel dengan ukuran lebih besar dari 4,75 mm hingga 75 mm. Kerikil biasanya digunakan sebagai bahan konstruksi karena stabilitas dan kekuatan yang baik. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 16. KOMPOSISI TANAH 2. Air (Water) Air mengisi pori-pori tanah yang berada di antara partikel-partikel padat. Air memainkan peran penting dalam mempengaruhi sifat mekanik tanah. Air dapat: Menurunkan Kekuatan Geser Tanah: Ketika tanah jenuh air, kohesi dan geser tanah menurun, yang penting dalam perhitungan kestabilan lereng. Menambah Berat Jenis Tanah: Kandungan air menambah massa total tanah, yang penting dalam analisis penurunan (settlement). Kapasitas Kapiler dan Kadar Air: Pengaruh air tanah dalam tekanan kapiler dan kadar air diukur menggunakan metode uji geoteknik, seperti uji CBR (California Bearing Ratio) dan uji konsolidasi. 3. Udara (Air) Udara mengisi ruang pori dalam tanah yang tidak terisi oleh air. Kehadiran udara dalam tanah mempengaruhi tingkat kejenuhan (degree of saturation) tanah, yang penting dalam menentukan perilaku tanah di bawah beban. Udara juga berperan dalam memperhitungkan potensi perubahan volume tanah yang dapat terjadi karena pengisian atau pengurangan udara dalam pori-pori. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 17. KOMPOSISI TANAH 4. Ruang Pori (Void Space) Ruang pori adalah volume yang tidak terisi oleh partikel padat dalam tanah. Ruang pori ini bisa diisi oleh air, udara, atau keduanya. Dalam geoteknik, dua konsep penting terkait ruang pori adalah: Void Ratio (e): Perbandingan antara volume ruang pori dengan volume partikel padat. Nilai ini penting dalam analisis konsolidasi dan pemadatan tanah. Porosity (n): Persentase volume total tanah yang terdiri dari ruang pori. Porositas berpengaruh terhadap permeabilitas dan retensi air tanah. 5. Kandungan Organik (Organic Content) Tanah juga dapat mengandung bahan organik seperti humus, meskipun dalam konteks geoteknik, tanah dengan kandungan organik tinggi sering dianggap kurang stabil untuk keperluan konstruksi. Kandungan organik dapat mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti penurunan (settlement) dan kekuatan geser. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 18. KOMPOSISI TANAH 6. Parameter-Parameter Geoteknik Lainnya Dalam konteks geoteknik, beberapa parameter lain yang sering digunakan untuk mengevaluasi komposisi dan sifat tanah meliputi: Kepadatan Tanah (Soil Density): Termasuk kepadatan kering (dry density) dan kepadatan basah (bulk density). Kadar Air (Moisture Content): Persentase air dalam tanah relatif terhadap berat keringnya. Konsistensi (Consistency): Karakteristik tanah, terutama tanah lempung, terkait dengan sifat plastis dan likuiditas. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.
  • 20. KESIMPULAN Geoteknik memandang tanah sebagai material teknik yang sifat-sifat fisiknya, seperti kekuatan, stabilitas, dan kemampuan menahan beban, sangat penting dalam desain dan analisis geoteknik. Pendekatan ini berfokus pada pemahaman dan pengukuran berbagai parameter tanah untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan konstruksi. UNIVERSITAS LANGLANGBUANA Rully Savitri Nurvita, S.T., M.T.