際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
POST OPERATIVE
SHIVERING
dr. Fadly Ramadhan
Pembimbing :
dr. Rommy F Nadeak, SpAn, KAKV
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
2021
Refarat
PENDAHULUAN
Menggigil Paska Anastesi :
 Merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi pada tindakan anastesi
 Insidensi 65% pada anastesi umum dan
55% pada anastesi neuroaksial
 Sangat penting diketahui oleh ahli
anastesi sehingga dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas
Menggigil Non Termoregulasi
 Masih kurang dipahami
 Biasanya berhubungan dengan nyeri
paska operasi, stress, adanya pelepasan
pyrogen endogen, refleks dari spinal dan
adanya supresi adrenal
Menggigil Termoregulasi
 Merupakan aktifitas mekanis otot rangka yang
berulang-ulang, involunter dan spontan untuk
menghasilkan panas
 Usaha paling akhir kompensasi tubuh untuk
menghasilkan panas
FAKTOR RESIKO
 Usia muda
 Laki-laki
 Lamanya tindakan operasi
 Jenis anastesi
DERAJAT MENGGIGIL
Derajat menggigil menurut Crossley dan Mahajan:
0 = tidak ada menggigil
1 = piloereksi(+), Vasokonstriksi perifer (+), aktifitas otot (-)
2 = aktifitas otot hanya pada satu kelompok otot
3 = aktifitas otot lebih dari satu kelompok otot
4 = aktifitas otot pada seluruh tubuh
TERMOREGULASI
 Respon Termoregulasi diperoleh melalui sistem kendali
yang terdiri dari:
o Jalur Neural Aferen
o Pusat Regulasi
o Jalur respon aferen
 Sistem termoregulasi tersebut akan menjaga suhu inti
tubuh dalam rentang 36.5-37.5属C.
Interthreshold Range
Set point temperature
Thermoneutral zone
 Suhu inti tubuh yang lebih rendah ataupun lebih tinggi dari
rentang tersebut akan memicu munculnya respon
termoregulasi
 Suhu tubuh yang memicu respon termoregulasi disebut
dengan threshold
 Bila suhu tubuh menurun, akan terjadi vasokonstriksi dan
menggigil
 Bila suhu tubuh meningkat, akan terjadi vasodilatasi dan
berkeringat
 Jalur Neural Aferen
 Mendeteksi dan menyampaikan informasi suhu ke pusat
regulasi
 Deteksi suhu oleh termoreseptor yang terdapat pada
sentral dan perifer (kulit dan mukosa)
 Termoreseptor terdiri dari termoreseptor dingin dan
termoreseptor panas
 Sinyal dari termoreseptor akan diintegrasikan pada
spinal cord  traktus spinotalamikus lateral
hipotalamus
 Pusat regulasi
 Daerah preoptik dari hipotalamus anterior
merupakan bagian terpenting dari pusat regulasi
suhu
 Hipotalamus anterior akan merasakan dan
melakukan integrasi terhadap informasi termal
yang masuk melalui jalur eferen dan
membandingkan dengan set point temperature
 Respon tingkah laku dan mekanisme efektor diatur
oleh hipotalamus posterior dan ditentukan oleh
informasi dari kulit
Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi
threshold pada hipotalamus, antara lain :
 Noradrenalin
 Dopamin
 Serotonin
 Asetilkholin
 Prostaglandin E1
 neuropeptida
 Jalur Respon eferen
 Respon eferen terjadi oleh karena adanya
perubahan suhu inti yang menimbulkan respon
untuk meningkatkan pembuangan panas ataupun
pembentukan panas
 Setiap respon diatur oleh threshold tertentu
 Suhu dingin  piloereksi, vasokonstriksi, dan
menggigil
 Suhu panas  vasodilatasi dan berkeringat
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Mekanisme menggigil
 Ketika daerah preoptik hipotalamus anterior didinginkan,
maka akan merangsang pusat motor menggigil yang
terletak di hipotalamus posterior
 Akibatnya akan muncul impuls ke spinal cord untuk
terjadinya menggigil
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Efek samping menggigil
Menggigil paska anastesi akan menyebabkan
ketidaknyamanan bagi pasien, dan akan menimbulkan efek
:
 Kesulitan dalam monitoring (EKG, TD, SpO2)
 Konsumsi oksigen
 Produksi CO2
 Nyeri pada luka operasi
 CO
 SVR
 Katekolamin
MEKANISME HIPOTERMI PADA ANASTESI
Anastesi  mekanisme pertahanan termoregulasi
terganggu  redistribusi panas inti ke perifer  hilangnya
panas ke lingkungan  hipotermi
Bentuk kehilangan panas
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Methods of Heat Loss
 Radiation (accounts for approx 60% heat loss)
o Heat transfer from one object to another without physical
contact (heat dissipates to cooler surroundings)
 Evaporation (accounts for approx 20% heat loss)
o Loss of heat during conversion of water to gas state
 Convection (accounts for approx 15% heat loss)
o Losing heat as air or water molecules move across the
skin
 Conduction (accounts for approx 5% heat loss)
o Heat loss through physical contact with another object or
body
Monitoring Suhu
 Suhu tubuh bersifat heterogen, dengan struktur inti lebih
hangat 2-4 属C dari struktur di perifer
 Untuk status suhu, yang terbaik adalah mengetahui suhu
inti tubuh
 Suhu inti tubuh dapat diukur melalui arteri pulmonalis, distal
esofagus, membran timpani, dan nasofaring.
 Karena alasan ketidaknyamanan, ataupun tidak adanya
fasilitas untuk mengukur suhu inti tubuh, maka dipakailah
tempat yang mendekati suhu inti tubuh seperti mulut,
aksila, kandung kemih dan rektum)
Measuring Core
Temperature
 Four sites can accurately measure core
temperature
1. Distal esophagus
2. Pulmonary artery
3. Tympanic membrane
4. Nasopharynx
Estimating Core
Temperature
 Sites that can be used to estimate Core temp
1. oral
2. axillary
3. skin
4. bladder
5. rectum
GA vs Neuroaksial
 Pada GA terjadi tidak bisa melakukan mekanisme pertahanan
termoregulasi oleh karena inhibisi terhadap mekanisme
termoregulasi dan peningkaan terhadap threshold Namun
nantinya akan muncul menggigil paska operasi saat anastesi
telah selesai dan threshold kemabli normal.
 Pada anastesi neuroaksial terjadi vasodilatasi pada daerah
yang di blokade. Daerah di atas blokade dapat melakukan
mekanisme pertahanan termoregulasi, namun tidak memadai
untuk mempertahankan suhu inti tubuh.
Pencegahan dan penanganan
menggigil
 Ada dua metode
1. non farmakologi
2. farmakologi
Non Farmakologi
 Meningkatkan suhu ruangan sebelum operasi
 Memakai tirai bedah
 Mamakai matras penghangat
 Menggunakan cairan yang hangat
 Menggunakan zat anastesi lokal yang hangat
Farmakologi
1. Opioid
 Meperidine dengan dosis 0.5 mg/kgBB IV efektif untuk
menangani menngigil, demikian juga dengan pemberian
Meperidine 12.5 mg intratekal.
 Pemberian morfin (2.5 mg), fentanyl (25(ug) dan
alfentanyl (250 ug) terbukti bermanfaat untuk
penanganan menggigil paska anastesi
Farmakologi.
2. 留2-agonis
 Clonidin 0.5 ug/kg IV efektif untuk penanganan
menggigil
 Deksmedotomidin 1 ug/kgBB selama 10 menit IV via
syringe pump, kemudian dilanjutkan dengan dosis
rumatan 0.4 ug/kgBB selama operasi efektif untuk
mencegah PAS
Farmakologi.
3. Penghambat reuptake 5-HT
 Tramadol dengan dosis 1 mg/kgBB IV memberikan efek
mencegah menggigil yang sebanding dengan
meperidine 0.5 mg/kgBB IV
 Nefopam 0.15 mg/kgBB dalam 100ml NaCl 0.9% yang
diberikan IV selama 15 menit, terbukti dapat mencegah
munculnya menggigil dengan kemampuan yang hampir
sama dengan meperidine
Farmakologi.
4. Antagonis NMDA
 Ketamin dengan dosis 0.5 mg/kgBB pada pasien GA
yang diberikan secara IV 20 menit sebelum operasi
selesai, terbukti efektif dalam mencegah PAS
 MgSO4 juga terbukti bermanfaat dalam mencegah
menggigil paska anastesi
Farmakologi.
4. Obat-obatan lain
 Doxapram
 Urapidil
 Physostigmin
 Dexametasone
 Ondansetron
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Normal Body Temperature
 Average oral temperature 98.6尊F (37尊C)
 Normal range is from 96.5尊F (35.8尊C) to 100尊F
(37.8尊C)
 Varies 1村尊 - 3他尊F (0.7尊 - 2.1尊C) during any
given 24 hour period
 Lowest in early morning hours, highest in late
afternoon or early evening
 Average variation 2.7尊F (1.5尊C) for men and
2.2尊F (0.5尊C) for women
Physiologic Heat Loss
(cont)
 Peripheral blood vessels dilate or constrict to
control blood flow and determine rate of heat
loss.
 Blood flow through fully dilated vessels is about
100 times greater than through completely
constricted blood vessels
 Amount of heat transported is affected by the
bodys total blood volume
 CP=corpus pineale
 MFB=medial forebrain bundle;
 NS=nucleus
suprachiasmaticus;
 PO=preoptic area;
 AH=anterior hypothalamus;
 PH=posterior hypothalamus;
 ATV=area tegmentalis
ventralis;
 PAG=periaqueductal gray;
 LS=locus subcoeruleus
coeruleus complex;
 NRM=nucleus raphe magnus;
 LST=lateral spinothalamic
tract;
 RF=reticular formation.
Klasifikasi Hipotermi
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat :
a. Vasodilatasi  disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis
pada hipotalamus posterior (penyebab vasokontriksi)
sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang
memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke
kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b.Berkeringat  pengeluaran keringat menyebabkan
peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.
c. Penurunan pembentukan panas  Beberapa mekanisme
pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan
menggigil dihambat dengan kuat.
Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun :
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh  karena
rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b. Piloereksi  Rangsangan simpatis menyebabkan otot
erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
c. Peningkatan pembentukan panas  sistem metabolisme
meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan
panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan
sekresi tiroksin.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh manusia
dengan cara konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi,
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam
bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang
inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5  20 mikrometer. Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.
Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling
besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme
kehilangan panas.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
2. Konduksi
 Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat
secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar
molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah
dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi
yang lebih tinggi.
 Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron
bebas.
 Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan
langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar
tubuh.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
3. Konveksi
 Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor listrik yang
panas maka enegi dalam ceret akan meningkat yang
disebabkan oleh konveksi
 Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel
yang telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara
konveksi
 Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis
udara panas sangat ringan dibandingkan massa jenis
udara dingin
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
4. Evaporasi
 Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang
mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan
panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori.
 Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450  600 ml/hari. Hal ini
menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan
kecepatan 12  16 kalori per jam.
 Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi
terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan sistem pernafasan.
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Pathophysiology two
types
 Normal thermoregulatory defense-the most likely
cause of postoperative shivering
 Non-thermoregulatory shivering-not fully known
shivering-not fully
known
 Postoperative pain
 Decreased sympathetic nervous system
activity,sympathetic overactivity
 Administration of anesthetic drugs
 Loss of descending control
 Release of endogenous pyrogens
 Adrenal suppression
 Respiratory alkalosis
Effect of GA on
thermoregulation
 Increase interthreshold
range to 4 oC
 Inhalation anesthetic
agents
 Thresholds lowered
further in elderly pt by 1
oC
 Propofol-induced vasodilation
 Midazolam 0.075mg/kg
Effect of GA on
thermoregulation
Effect of RA on
thermoregulation
 Decrease thresholds to 0.6 oC
 Not directly interact with hypothalamic control centers
 Regional block upon afferent thermal information
 Core hypothermia after epidural anesthesia
 Awareness of core hypothermia is impaired
 Accelerate heat loss
 Epidural anesthesia+general anesthesia
Effect of RA on
thermoregulation
Consequences
 Discomfort,stressful sensation of
coldness,increased pain by muscular
contraction, impede monitoring
 Increased O2 consumption (40-120%)and
CO2production
 Catecholamine release
 Increased CO
 Tachycardia,HTN
 Raised intraocular and intracranial pressure
 Decrease mixed venous oxygen saturation
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Degrees of Hypothermia
Mild
(90尊 - 95尊F)
CNS depression
Increased metabolic rate
Increased pulse
Shivering thermogenesis
Dysarthria, amnesia, ataxia, apathy
Moderate
(80尊 - 90尊F)
Further CNS and vital sign depression
Loss of shivering
Arrhythmias common, QT prolonged, J waves
Inability to rewarm spontaneously
Cold diuresis
Severe
(< 80尊F)
Comatose and areflexic
Profoundly depressed vitals
Little respiratory stimulation 2尊 to low CO2
MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx
Mechanisms of Heat Loss
 Radiation
 Conduction
 Convection
 Respiration
 Evaporation
Environmental Heat Loss
 We lose heat to the environment in four ways:
 Convection, conduction, evaporation, and
radiation
 In comfortable environments, about 65% is lost
by radiation, with most of the rest lost through
evaporation
 In cold environments, most of your heat is lost
by convection and conduction
Convection
 Happens when air or water with a lower
temperature than the body comes into contact
with the skin and then moves on
 You use convection when you blow on hot food
or liquids to cool them
 Amount of heat lost depends on the temperature
difference between your body and the
environment, plus the speed with which the air
or water is moving
Conduction
 Transfer of heat away from the body to objects
or substances it comes into contact with
 This is the one where grabbing a door handle
with a moist hand at -40尊 gives you a chance to
stick around...
 Stones and ice are good heat conductors, which
is why you get cold when you sit on them
Conduction (cont)
Evaporation
 Responsible for 20% - 30% of heat loss in
temperate conditions
 About 2/3 of evaporative heat loss takes place
from the skin in thermo neutral conditions
 Remaining evaporative heat loss happens in
the lungs and airway
 In cold weather, airway evaporative heat loss
increases as the incoming air is humidified
and warmed
Heat Exchange in the Skin

More Related Content

Similar to MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx (20)

Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
Welly Indriani
SUHU DAN TERMOREGULASI (dr. Nelly).pptx
SUHU DAN TERMOREGULASI (dr. Nelly).pptxSUHU DAN TERMOREGULASI (dr. Nelly).pptx
SUHU DAN TERMOREGULASI (dr. Nelly).pptx
SumarniAmirAni
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
Cahya
Termofisika
TermofisikaTermofisika
Termofisika
hammad hammad
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
KhaerulAmri12
Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baru
Endik Irniawan
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
agusmelvian
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
bennymarialumbantoru1
Bab ii fitra
Bab ii  fitraBab ii  fitra
Bab ii fitra
Operator Warnet Vast Raha
Askep kejang demama
Askep kejang demamaAskep kejang demama
Askep kejang demama
Operator Warnet Vast Raha
Termoregulasi
Termoregulasi Termoregulasi
Termoregulasi
Hafiz Sulistio Utomo
Induced hypothermia
Induced hypothermiaInduced hypothermia
Induced hypothermia
tandangsusanto
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor IntegumenPembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Ardi Setyo W
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
nadiasariamd
Laporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatisLaporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatis
arfian vhio

Recently uploaded (20)

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6

MENGGIGIL PASKA ANASTESI.pptx

  • 1. POST OPERATIVE SHIVERING dr. Fadly Ramadhan Pembimbing : dr. Rommy F Nadeak, SpAn, KAKV Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2021 Refarat
  • 2. PENDAHULUAN Menggigil Paska Anastesi : Merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada tindakan anastesi Insidensi 65% pada anastesi umum dan 55% pada anastesi neuroaksial Sangat penting diketahui oleh ahli anastesi sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas
  • 3. Menggigil Non Termoregulasi Masih kurang dipahami Biasanya berhubungan dengan nyeri paska operasi, stress, adanya pelepasan pyrogen endogen, refleks dari spinal dan adanya supresi adrenal
  • 4. Menggigil Termoregulasi Merupakan aktifitas mekanis otot rangka yang berulang-ulang, involunter dan spontan untuk menghasilkan panas Usaha paling akhir kompensasi tubuh untuk menghasilkan panas
  • 5. FAKTOR RESIKO Usia muda Laki-laki Lamanya tindakan operasi Jenis anastesi
  • 6. DERAJAT MENGGIGIL Derajat menggigil menurut Crossley dan Mahajan: 0 = tidak ada menggigil 1 = piloereksi(+), Vasokonstriksi perifer (+), aktifitas otot (-) 2 = aktifitas otot hanya pada satu kelompok otot 3 = aktifitas otot lebih dari satu kelompok otot 4 = aktifitas otot pada seluruh tubuh
  • 7. TERMOREGULASI Respon Termoregulasi diperoleh melalui sistem kendali yang terdiri dari: o Jalur Neural Aferen o Pusat Regulasi o Jalur respon aferen Sistem termoregulasi tersebut akan menjaga suhu inti tubuh dalam rentang 36.5-37.5属C. Interthreshold Range Set point temperature Thermoneutral zone Suhu inti tubuh yang lebih rendah ataupun lebih tinggi dari rentang tersebut akan memicu munculnya respon termoregulasi Suhu tubuh yang memicu respon termoregulasi disebut dengan threshold Bila suhu tubuh menurun, akan terjadi vasokonstriksi dan menggigil Bila suhu tubuh meningkat, akan terjadi vasodilatasi dan berkeringat
  • 8. Jalur Neural Aferen Mendeteksi dan menyampaikan informasi suhu ke pusat regulasi Deteksi suhu oleh termoreseptor yang terdapat pada sentral dan perifer (kulit dan mukosa) Termoreseptor terdiri dari termoreseptor dingin dan termoreseptor panas Sinyal dari termoreseptor akan diintegrasikan pada spinal cord traktus spinotalamikus lateral hipotalamus
  • 9. Pusat regulasi Daerah preoptik dari hipotalamus anterior merupakan bagian terpenting dari pusat regulasi suhu Hipotalamus anterior akan merasakan dan melakukan integrasi terhadap informasi termal yang masuk melalui jalur eferen dan membandingkan dengan set point temperature Respon tingkah laku dan mekanisme efektor diatur oleh hipotalamus posterior dan ditentukan oleh informasi dari kulit
  • 10. Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi threshold pada hipotalamus, antara lain : Noradrenalin Dopamin Serotonin Asetilkholin Prostaglandin E1 neuropeptida
  • 11. Jalur Respon eferen Respon eferen terjadi oleh karena adanya perubahan suhu inti yang menimbulkan respon untuk meningkatkan pembuangan panas ataupun pembentukan panas Setiap respon diatur oleh threshold tertentu Suhu dingin piloereksi, vasokonstriksi, dan menggigil Suhu panas vasodilatasi dan berkeringat
  • 17. Mekanisme menggigil Ketika daerah preoptik hipotalamus anterior didinginkan, maka akan merangsang pusat motor menggigil yang terletak di hipotalamus posterior Akibatnya akan muncul impuls ke spinal cord untuk terjadinya menggigil
  • 19. Efek samping menggigil Menggigil paska anastesi akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien, dan akan menimbulkan efek : Kesulitan dalam monitoring (EKG, TD, SpO2) Konsumsi oksigen Produksi CO2 Nyeri pada luka operasi CO SVR Katekolamin
  • 20. MEKANISME HIPOTERMI PADA ANASTESI Anastesi mekanisme pertahanan termoregulasi terganggu redistribusi panas inti ke perifer hilangnya panas ke lingkungan hipotermi
  • 23. Methods of Heat Loss Radiation (accounts for approx 60% heat loss) o Heat transfer from one object to another without physical contact (heat dissipates to cooler surroundings) Evaporation (accounts for approx 20% heat loss) o Loss of heat during conversion of water to gas state Convection (accounts for approx 15% heat loss) o Losing heat as air or water molecules move across the skin Conduction (accounts for approx 5% heat loss) o Heat loss through physical contact with another object or body
  • 24. Monitoring Suhu Suhu tubuh bersifat heterogen, dengan struktur inti lebih hangat 2-4 属C dari struktur di perifer Untuk status suhu, yang terbaik adalah mengetahui suhu inti tubuh Suhu inti tubuh dapat diukur melalui arteri pulmonalis, distal esofagus, membran timpani, dan nasofaring. Karena alasan ketidaknyamanan, ataupun tidak adanya fasilitas untuk mengukur suhu inti tubuh, maka dipakailah tempat yang mendekati suhu inti tubuh seperti mulut, aksila, kandung kemih dan rektum)
  • 25. Measuring Core Temperature Four sites can accurately measure core temperature 1. Distal esophagus 2. Pulmonary artery 3. Tympanic membrane 4. Nasopharynx
  • 26. Estimating Core Temperature Sites that can be used to estimate Core temp 1. oral 2. axillary 3. skin 4. bladder 5. rectum
  • 27. GA vs Neuroaksial Pada GA terjadi tidak bisa melakukan mekanisme pertahanan termoregulasi oleh karena inhibisi terhadap mekanisme termoregulasi dan peningkaan terhadap threshold Namun nantinya akan muncul menggigil paska operasi saat anastesi telah selesai dan threshold kemabli normal. Pada anastesi neuroaksial terjadi vasodilatasi pada daerah yang di blokade. Daerah di atas blokade dapat melakukan mekanisme pertahanan termoregulasi, namun tidak memadai untuk mempertahankan suhu inti tubuh.
  • 28. Pencegahan dan penanganan menggigil Ada dua metode 1. non farmakologi 2. farmakologi
  • 29. Non Farmakologi Meningkatkan suhu ruangan sebelum operasi Memakai tirai bedah Mamakai matras penghangat Menggunakan cairan yang hangat Menggunakan zat anastesi lokal yang hangat
  • 30. Farmakologi 1. Opioid Meperidine dengan dosis 0.5 mg/kgBB IV efektif untuk menangani menngigil, demikian juga dengan pemberian Meperidine 12.5 mg intratekal. Pemberian morfin (2.5 mg), fentanyl (25(ug) dan alfentanyl (250 ug) terbukti bermanfaat untuk penanganan menggigil paska anastesi
  • 31. Farmakologi. 2. 留2-agonis Clonidin 0.5 ug/kg IV efektif untuk penanganan menggigil Deksmedotomidin 1 ug/kgBB selama 10 menit IV via syringe pump, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan 0.4 ug/kgBB selama operasi efektif untuk mencegah PAS
  • 32. Farmakologi. 3. Penghambat reuptake 5-HT Tramadol dengan dosis 1 mg/kgBB IV memberikan efek mencegah menggigil yang sebanding dengan meperidine 0.5 mg/kgBB IV Nefopam 0.15 mg/kgBB dalam 100ml NaCl 0.9% yang diberikan IV selama 15 menit, terbukti dapat mencegah munculnya menggigil dengan kemampuan yang hampir sama dengan meperidine
  • 33. Farmakologi. 4. Antagonis NMDA Ketamin dengan dosis 0.5 mg/kgBB pada pasien GA yang diberikan secara IV 20 menit sebelum operasi selesai, terbukti efektif dalam mencegah PAS MgSO4 juga terbukti bermanfaat dalam mencegah menggigil paska anastesi
  • 34. Farmakologi. 4. Obat-obatan lain Doxapram Urapidil Physostigmin Dexametasone Ondansetron
  • 38. Normal Body Temperature Average oral temperature 98.6尊F (37尊C) Normal range is from 96.5尊F (35.8尊C) to 100尊F (37.8尊C) Varies 1村尊 - 3他尊F (0.7尊 - 2.1尊C) during any given 24 hour period Lowest in early morning hours, highest in late afternoon or early evening Average variation 2.7尊F (1.5尊C) for men and 2.2尊F (0.5尊C) for women
  • 39. Physiologic Heat Loss (cont) Peripheral blood vessels dilate or constrict to control blood flow and determine rate of heat loss. Blood flow through fully dilated vessels is about 100 times greater than through completely constricted blood vessels Amount of heat transported is affected by the bodys total blood volume
  • 40. CP=corpus pineale MFB=medial forebrain bundle; NS=nucleus suprachiasmaticus; PO=preoptic area; AH=anterior hypothalamus; PH=posterior hypothalamus; ATV=area tegmentalis ventralis; PAG=periaqueductal gray; LS=locus subcoeruleus coeruleus complex; NRM=nucleus raphe magnus; LST=lateral spinothalamic tract; RF=reticular formation.
  • 43. Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah 1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat : a. Vasodilatasi disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior (penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak. b.Berkeringat pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. c. Penurunan pembentukan panas Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.
  • 44. Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah 2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun : a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior. b. Piloereksi Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri. c. Peningkatan pembentukan panas sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.
  • 45. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi, 1. Radiasi Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
  • 46. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit 2. Konduksi Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas. Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh.
  • 47. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit 3. Konveksi Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor listrik yang panas maka enegi dalam ceret akan meningkat yang disebabkan oleh konveksi Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara konveksi Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan massa jenis udara dingin
  • 48. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit 4. Evaporasi Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan.
  • 50. Pathophysiology two types Normal thermoregulatory defense-the most likely cause of postoperative shivering Non-thermoregulatory shivering-not fully known
  • 51. shivering-not fully known Postoperative pain Decreased sympathetic nervous system activity,sympathetic overactivity Administration of anesthetic drugs Loss of descending control Release of endogenous pyrogens Adrenal suppression Respiratory alkalosis
  • 52. Effect of GA on thermoregulation Increase interthreshold range to 4 oC Inhalation anesthetic agents Thresholds lowered further in elderly pt by 1 oC
  • 53. Propofol-induced vasodilation Midazolam 0.075mg/kg Effect of GA on thermoregulation
  • 54. Effect of RA on thermoregulation Decrease thresholds to 0.6 oC Not directly interact with hypothalamic control centers Regional block upon afferent thermal information Core hypothermia after epidural anesthesia
  • 55. Awareness of core hypothermia is impaired Accelerate heat loss Epidural anesthesia+general anesthesia Effect of RA on thermoregulation
  • 56. Consequences Discomfort,stressful sensation of coldness,increased pain by muscular contraction, impede monitoring Increased O2 consumption (40-120%)and CO2production Catecholamine release Increased CO Tachycardia,HTN Raised intraocular and intracranial pressure Decrease mixed venous oxygen saturation
  • 61. Degrees of Hypothermia Mild (90尊 - 95尊F) CNS depression Increased metabolic rate Increased pulse Shivering thermogenesis Dysarthria, amnesia, ataxia, apathy Moderate (80尊 - 90尊F) Further CNS and vital sign depression Loss of shivering Arrhythmias common, QT prolonged, J waves Inability to rewarm spontaneously Cold diuresis Severe (< 80尊F) Comatose and areflexic Profoundly depressed vitals Little respiratory stimulation 2尊 to low CO2
  • 63. Mechanisms of Heat Loss Radiation Conduction Convection Respiration Evaporation
  • 64. Environmental Heat Loss We lose heat to the environment in four ways: Convection, conduction, evaporation, and radiation In comfortable environments, about 65% is lost by radiation, with most of the rest lost through evaporation In cold environments, most of your heat is lost by convection and conduction
  • 65. Convection Happens when air or water with a lower temperature than the body comes into contact with the skin and then moves on You use convection when you blow on hot food or liquids to cool them Amount of heat lost depends on the temperature difference between your body and the environment, plus the speed with which the air or water is moving
  • 66. Conduction Transfer of heat away from the body to objects or substances it comes into contact with This is the one where grabbing a door handle with a moist hand at -40尊 gives you a chance to stick around... Stones and ice are good heat conductors, which is why you get cold when you sit on them
  • 68. Evaporation Responsible for 20% - 30% of heat loss in temperate conditions About 2/3 of evaporative heat loss takes place from the skin in thermo neutral conditions Remaining evaporative heat loss happens in the lungs and airway In cold weather, airway evaporative heat loss increases as the incoming air is humidified and warmed
  • 69. Heat Exchange in the Skin