2. Akuntansi Biaya - Daljono
2
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
PRODUK
JADI
3. Akuntansi Biaya - Daljono
3
Biaya Overhead
Pabrik
Biaya tdk Langsung
Biaya Langsung
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya
Bahan
Obyek Biaya
PRODUK
Alokasi
4. Akuntansi Biaya - Daljono
4
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
PRODUK
JADI
5. Akuntansi Biaya - Daljono
5
Bahan Baku
Tenaga Kerja
B O P
Bahan Baku
Langsung
Bahan tdk
Langsung
Barang Dalam
Proses(BDP)
Tenaga Kerja
Langsung
Tenaga Kerja
tdk Langsung
Barang
Jadi
Harga Pokok
Penjualan
7. 1. Setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individual
2. Biaya produksi dibagi 2:biaya produksi langsung
dan biaya produksi tidak langsung
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja dan dibebankan
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.
Biaya tidak langsung: BOP dibebankan berdasarkan
tarif yang ditentukan dimuka
4. Harga pokok produksi per unit dihitung saat
pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk
pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
8. 1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan
kepada pemesan
2. Mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan pesanan
3. Memantau realisasi biaya produksi
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
5. Menentukan harga pokok persediaan produk
jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca
9. Akuntansi Biaya - Daljono
9
Pengumpulan
Biaya
Pengukuran
Biaya
Pembebanan
Biaya
Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya: Pembebanan ke Objek:
Produk 2Produk 2
Produk 1Produk 1
Pembelian Bahan
Bahan BakuBahan Baku
Gaji TK
Gaji TK bag finishing
TK LangsungTK Langsung
OverheadOverhead
Gaji mandor
Depresiasi
Bahan habis pakai
PBB
10. Akuntansi Biaya - Daljono
10
Biaya Bahan Penolong
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Depresiasi Pabrik
Bahan Habis Pakai
Dsb.
11. Akuntansi Biaya - Daljono
11
Actual Costing Normal Costing
Tarip BOP
12. Akuntansi Biaya - Daljono
12
PT LOGAM KUAT
JL Rajawali no 77 Tlp 13030 Yogyakarta
Job Order Cost Sheet
Pemesan :
Produk : ..
Jumlah :
No. : .
Tgl Mulai : .
Tgl Pesan :..
Tgl Ket Kuantit
as
Jumla
h
Tgl Jumlah Tgl Jumlah
BBB BTK BOP
13. PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua
pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari
pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut
pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan
perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi
adalah full costing. Dalam bulan november 2009, PT
Eliona mendapat pesanan untuk mencetak
undangan sebanyak 1500 lembar dari PT Rimedi.
Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut
adalah Rp 3000,- per lembar. Dalam bulan yang
sama perusahaan juga menerima pesanan untuk
mencetak pamflet iklan sebesar Rp 1000,- per
lembar.pesanan dari PT Rimendi diberi nomor 101
dan pesanan PT Oki diberi nomor 102.
14. 1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.
Pada tgl 3 nov perusahaan membeli bahan baku dan penolong:
Bahan baku:
Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp850.000
Kertas jenis Y 10 roll@ Rp 350.000,- Rp3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000
Bahan penolong:
Bahan penolong P 17kg @ Rp 10.000 Rp 170.000
Bahan penolong Q 60 L @ Rp 5.000 Rp 300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000
Jumlah total Rp5.945.000
15. Jurnal 1
Persediaan bahan baku Rp 5.475.000
Utang dagang Rp 5.475.000
Jurnal 2
Persediaan bahan penolongRp470.000
Utang dagang Rp 470.000
16. 2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam
produksi
Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 101
Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp850.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp1.350.000
Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 102
Kertas jenis Y 10 roll@ Rp 350.000,- Rp3.500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp 4.125.000
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp 5.475.000
17. Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan
menggunakan bahan penolong sebagai berikut:
Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp 100.000
Bahan penolong Q 40 L @ Rp 5.000 Rp 200.000
Jumlah bahan penolong yg dipakai Rp300.000
Masukkan data tersebut dalam kartu harga pokok pesanan
yang bersangkutan
18. Jurnal 3
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku
BDP-BBB Rp5.475.000
Persediaan Bahan baku Rp5.475.000
Jurnal 4
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan
penolong
BOP Sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000
19. Upah langsung pesanan 101225jam@Rp4000 Rp 900.000
Upah langsung pesanan 1021.250jam@Rp4000Rp 5.000.000
Upah tidak langsung Rp 3.000.000
Jumlah upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan adm & umum Rp 4.000.000
Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000
Jumlah gaji Rp11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000
Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut:
1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah
20. a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
Jurnal 5
Gaji dan upah Rp 20.400.000
utang gaji dan upah Rp 20.400.000
b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
Jurnal distribusi biaya tenaga kerja
Jurnal 6
BDP-BTKL Rp5.900.000
BOP Sesungguhnya Rp3.000.000
B. Adm & Umum Rp4.000.000
B. Pemasaran Rp 7.500.000
Gaji dan upah Rp 20.400.000
c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah
Jurnal 7
Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Kas Rp 20.400.000
21. 4. Pencatatan BOP
BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif
sebesar 150% dari BTKL.
BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung
sbb:
Pesanan 101 150% xRp 900.000 Rp 1.350.000
Pesanan 102 150% xRp 5.000.000 Rp 7.500.000
Rp8.850.000
Jurnal 8
BDP-BOP Rp8.850.000
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
22. Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selai bahan penolong dan
BTKL:
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Jumlah Rp 5.700.000
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
Jurnal 9
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
23. Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif
menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang
dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya.
Jurnal 10
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
BOP S Rp 8.850.000
Debit :
Jurnal 4 Rp300.000
Jurnal 6 Rp3.000.000
Jurnal 9 Rp 5.700.000
Rp9.000.000
Kredit :
Jurnal 11 Rp 8.850.000
Selisih pembebanan kurang Rp 150.000
Jurnal 11
Selisih BOP Rp 150.000
BOP Sesungguhnya Rp 150.000
24. Pencatatan harga pokok produk jadi
HPP dihitung sbb:
B Bahan baku Rp 1.350.000
BTKL Rp 900.000
BOP Rp 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan 101Rp3.600.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi:
Jurnal 12
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
BDP-BBB Rp 1.350.000
BDP-BTKL Rp 900.000
BDP-BOP Rp 1.350.000
25. Pesanan 102 pada akhir periode belum selesai
dikerjakan.
Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang
belum selesai
Jurnal 13
Persediaan Produk dalam Proses Rp 16.625.000
BDP-BBB Rp 1.350.000
BDP-BTKL Rp 900.000
BDP-BOP Rp 1.350.000