1. Metode pembuatan tablet
Dalam pembuatan sediaan tablet dikenal tiga metode untuk membuatnya,yakni metode
granulasi basah,kempa langsung, dan metode granulasi kering.
Metode granulasi basah, metode ini adalah metode yang paling sering digunakan dalam
pembuatan tablet.Adapun tahapan dalam pembutannya :
1. Menimbang dan mencampur bahan bahan,seperti bahan aktif,bahan pengisi dan
bahan penghancur yang dibutuhkan dalam formula.
2. Pembuatan granulasi basah,yakni dengan cara dibuat granula yang dapat
mengalir bebas dalam cetakan sehingga dapat terisi dengan tepat dan merata.Hal
ini dapat dilakukan dengan baik dengan menambahkan bahan cairan pengikat
atau perekat ke dalam campuran serbuk,melewatkan adonan yang lembab
melalui ayakan yang ukuran nya seperti yan diinginkan,ganul dihasilkan melalui
pengayakan ini dikeringkan,lalu diayak lagi dengan ayakan yang ukurannya lebih
kecil supaya megurangi ukuran granul demi granul.
3. Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul,pada umunya ditekan
melaui ayakan no. 6 atau no.8.
4. Pengeringan granul.Kebanyakan dikeringkan dalam cabinet pengering dengan
system sirkulasi udara dan pengendalian temperature.
5. Penyaringan kering,stelah kering,granul dikeringkan,granul dilewatkan melalui
ayakan dengan lubang lebih kecil dari pada yang biasa dipakai untuk pengayakan
granulasi asli.Seberapa jauh ukuran granul dihaluskan,tergantung pada ukuran
punch yang akan dipakai dan tablet yang akan diproduksi.
6. Lubrikan atau pelinciran.Setelah pengayakan kering,biasanya bahan pelincir
kering ditambahkan ke dalam granul.Sehingga setiap granul dilapisi oleh bahan
pelincir,dapat juga diapisi debu ketika granul menyebar melalui lubang lkecil
ayakan atau pencamput=ran dalam pengadukan serbuk.Pelincir yang umum
digunakan adalah talk,magnesium stearat,.
7. Pencetakan tablet,dilakukan dengan memasukkan granul ke dalam ruang
cetakan dan dikempa oleh kedua gerakan punch atas dan bawah
Metode granulasi kering
Dalam metode ini,granul diibentuk oleh penambahan bahan pegikat atau pelembapan
ke dalam campuran serbuk obat tapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya
besar dari campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-
pecahan ke dalam granul yang lebih kecil. Adapun tahapan tahapan pembuatannya :
1. Penggilingan bahan obat dalam bahan tambahan,
2. 2. Pencampuran bahan yang telah digiling.
3. Pengempaan menjadi tablet yang besar.
4. Slug dan pengayakan
slugging yakni pengkompressan granul menjadi tablet yang lebar datar atau
pellet dengan garis tengah kira-kira 1 inci.
5. Pencampuran dengan pelicin dan penghancur
6. Tablet dikempa.
C.Ansel,Howard.2008.Pengantar bentuk sediaan farmasi, edisi ke empat.Jakarta: UI
Press.
Keuntungan granulasi kering adalah (Siregar, 2010):
Peralatan yang diperlukan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan
pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
Mempercepat waktu hancur karena menggunakan zat pengikat.
Kerugian granulasi kering adalah:
- Memerlukan mesin tablet yang khusus untuk membuat slug (mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat).
- Tidak dapat mendistribusikan zat warna secara seragam.
- Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi.
Granulasi Basah
Granulasi basah adalah proses dimana suatau cairan ditambahkan pada serbuk di dalam
sebuah bejana yang dilengkapi pengaduk yang akan menghasilkan aglomerat atau
granul. Dalam granulsi basah, daya ikat dari bahan pengikat umumnya cukup untuk
mengikat dalam penambahan yang sedikit (Bandelin, 1989).
Granulasi basah merupakan metode granulasi yang terluas digunakan orang dalam
memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembutan
tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut :
Menimbang dan mencampur bahan-bahan,
Pembuatan granulasi basah,
3. Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul,
Pengeringan,
Pengayakan kering,
Pencampuran bahan pelincir,
Pembuatan tablet dengan kompresi.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Terjemahan: F. Ibrahim.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Keuntungan metoda granulasi basah antara lain (Siregar, 2010):
1). Memperoleh aliran yang lebih baik.
2). Meningkatkan kompresibilitas.
3). Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai.
4). Mengontrol pelepasan.
5). Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
6). Memperbaiki atau meningkatkan distribusi keseragaman kandungan.
Sedangkan kekurangan metoda granulasi basah adalah (Siregar, 2010):
1). Banyak yang diperlukan tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
2). Biaya cukup tinggi.
3). Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan
metoda ini.