ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
MAKALAH MIKROBIOLOGI
VIRUS INFLUENZA
Oleh:
Sintia Kharisma Julianti (10011381320005)
Dosen Pengasuh: Dr. Munawar, M.Si. & Dr. Hary Widjajanti, M.Si.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri
dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai
makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena
karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, misalnya virus
influenza yang menyebabkan penyakit influenza atau flu pada manusia.
Penyebaran virus influenza berlangsung, sehingga banyak sekali kasus-kasus
influenza yang terjadi setiap tahunnya. Pada umumnya di negara-negara tropis termasuk di
Indonesia, kejadian wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan
terjadi pada bulan Juli. Oleh sebab itu dalam makalah ini saya akan membahas mengenai
virus influenza.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari virus influenza?
2. Bagaimana taksonomi virus influenza?
3. Bagaimana morfologi virus influenza?
4. Bagaimana etiologi virus influenza?
5. Bagaimana sifat penting virus influenza?
6. Bagaimana replikasi virus influenza?
7. Bagaimana gambaran klinis?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari virus influenza.
2. Untuk mengetahui taksonomi virus influenza.
3. Untuk mengetahui morfologi virus influenza.
4. Untuk mengetahui etiologi virus influenza.
5. Untuk mengetahui sifat penting virus influenza.
6. Untuk mengetahui replikasi virus influenza.
7. Untuk mengetahui gambaran klinis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Definisi Virus Influenza
Virus influenza adalah berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis yang menyebabkan penyakit influenza atau yang lazim disebut flu. virus yang
memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus
ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini adalah virus
ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA)
dan Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel
target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus.
Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap
NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.
Gambar virus influenza
2.2 Taksonomi Virus Influenza
Klasifikasi dari virus influenza menurut International Commitee on Taxonomy of Viruses
sebagai berikut:
Ordo : Orthomyxovirales
Familia : Orthomyxoviridae
Subfamilia : Orthomyxovirinae
Genus : Orthomyxovirus
Spesies : Orthomyxovirus sp.
2.3 Morfologi Virus Influenza
Virus influenza terdiri dari virus influenza A, B dan C. Virus influenza A, B, dan C
sangat serupa pada struktur keseluruhannya. Partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer
dan biasanya kurang-lebih berbentuk seperti bola, walaupun bentuk filamentosa mungkin saja
ada. Bentuk filamentosa ini lebih sering terjadi pada influenza C, yang dapat membentuk
struktur seperti benang dengan panjang mencapai 500 mikrometer pada permukaan dari sel
yang terinfeksi.
Namun, walaupun bentuknya beragam, partikel dari seluruh virus influenza memiliki
komposisi yang sama. Komposisi tersebut berupa envelope virus yang mengandung dua tipe
glikoprotein, yang membungkus suatu inti pusat. Inti pusat tersebut mengandung genom
RNA dan protein viral lain yang membungkus dan melindungi RNA. RNA cenderung terdiri
dari satu untaian namun pada kasus-kasus khusus dapat berupa dua untaian, Pada virus,
genom virus tidak terdiri dari satu rangkaian asam nukleat; namun biasanya terdiri dari tujuh
atau delapan bagian RNA negative-sense yang tersegmentasi, tiap-tiap bagian RNA
mengandung satu atau dua gen.
Hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA) merupakan dua flikoprotein besar yang
berada di luar partikel virus. HA merupakan lektin yang memediasi ikatan (binding) virus
terhadap sel target dan masuknya genom virus pada sel target, sementara NA terlibat dalam
lepasnya anak virus dari sel yang terinfeksi, dengan membelah gula yang berikatan pada
partikel virus dewasa. Oleh karena itu, protein ini merupakan target bagi obat-obat antivirus.
Dan lagi, keduanya merupakan antigen, dimana antibodi terhadap antigen tersebut dapat
diciptakan.
Gambar morfologi virus influenza
2.4 Etiologi Virus Influenza
Penyebab dari timbulnya influenza adalah haemophillus influenza ada tiga tipe yakni
tipe A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test.
2.4.1 Jenis-jenis influenza
1. Virus Tipe A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan
inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan
pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan
unggas domestik atau menimbulkan suatupandemi influenza manusia.
Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza
dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi
subdivisi berupa serotipe-serotipeyang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap
virus ini.
2. Virus Tipe B
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara
eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A.
Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing
laut danmusang. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan
tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe
influenza B. Karena tidak terdapat keragamanantigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap
influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus
influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan
antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak
memungkinkanperpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak
terjadi.
3. Virus Tipe C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing,
dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza
C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan
penyakit ringan pada anak-anak.
2.5 Sifat Virus Influenza
Virus influenza digolongkan dalam kelompok virus RNA (Ribose Nucleic Acid) dan
dibagi atas tiga tipe, yaitu A, B, dan C. Virus dengan tipe A dan B bisa menyebabkan
epidemik, khususnya saat musim salju di negara dengan empat musim. Sedangkan virus
influenza tipe C hanya menyebabkan masalah pernafasan yang ringan, dan diduga bukan
penyebab dari epidemik.
2.5.1 Sifat Penting Virus Influenza
a) RNA: rantai tunggal, segmen berganda (7 untuk influenza C dan 8 untuk influenza A dan
influenza B), polaritas negatif. Replikasi RNA dimulai dengan sintesis mRNA dengan
bantuan transkriptasa virion. Dengan bantuan protein produk mRNA, RNA komplementer
dibuat dan dijadikan cetakan pembuatan RNA genom. Sifat segmentasi genom virus
memudahkan terjadinya virus mutan.
b) Virion: berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atas 7-9 protein utama. Bentuk
pleomorfik. Selubung beraktivitas hemaglutinasi. Diameter virion 90-120 nm. Pada
filamentosa panjangnya mencapai beberapa mikrometer.
c) Replikasi RNA di inti dan sitoplasma dan morfogenesis melalui proses budding di
membran plasma.
2.6 Replikasi Virus Influenza
Hemaglutinin virus influenza (HA) terikat pada reseptor glikoprotein yang rantai
samping oligosakaridanya berujung asam sialat dan virionnya diperoleh melalui endositosis.
Pada sel yang memungkinkan untuk berkembang (permisif), HA diaktifkan melalui
penyibakan menjadi dua bagian, HA1 dan HA2 yang masih berkaitan melalui ikatan
disulfide. Perubahan konformasi HA pada pH endosoma (pH 5) mendorong terjadinya
penggabungan membran, dan memicu penembusan.
Nukleokapsid bermigrasi ke dalam inti tempat mRNA virus ditranskripsi melalui
mekanisme yang unik. Dalam mekanisme itu endonuklease virus yang terkait denga protein
B2 menyibak penutup 5'-metilguanosin plus nukleotida 8-15 dari RNA inti heterogen. Dari
ke-8 transkripsi RNA primer yang dihasilkan, 6 merupakan mRNA monosistronik dan
ditranslasi secara langsung menjadi protein yang mewakili H, N, NP, dan ketiga komponen
polymerase virus PB1, PB2 dan PA. Dua transkrip RNA primer lainnya mengalami
penyambungan, masing-masing menghasilkan dua mRNA yang ditranslasi pada kerangka
pembacaan berbeda untuk menghasilkan M1, M2 dan NS1, NS2.
Polipeptida H dan N mengalami glikosilasi dan asilasi dan virus menjadi dewasa
dengan penguncupan dari permukaan atas sel. Tidak diketahui melalui mekanisme apa
cetakan dari masing-masing ke-8 segmen RNA itu diseleksi untuk digabungkan ke dalam
virion dan dikaitkan pada satu nukleokapsid. Partikel penyela defektif yang mula-mula
dikenal sebagai "virus tak lengkap" sering dihasilkan setelah terjadi infeksi dengan tingkat
pelipatgandaan tinggi.
2.7 Gambaran Klinis
Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit
otot, batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-
gejala ini dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak
dapat ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput
lendir tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang
dengan spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk
beberapa waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi
zat anti dan pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi
oleh virus yang homolog.
Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga menyerang paru-paru.
Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi napas yang abnormal.
Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi 11 hari kemudian pasien acapkali
mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan radiologis dapat menunjukkan
infiltrat di paru-paru.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Virus Influenza adalah virus penyebab penyakit flu, ciri khas dari virus ini adalah
memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA)
dan Neuraminidase (NA).
2. Menurut International Commitee on Taxonomy of Viruses virus influenza masuk kedalam
genus orthomyxovirus.
3. Secara morfologi partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer dan biasanya kurang-
lebih berbentuk seperti bola, walaupun bentuk filamentosa mungkin saja ada.
4. Secara etiologi virus influenza dibagi menjadi tiga tipe yaitu virus influenza A, virus
influenza B dan virus influenza C.
5. Salah satu sifat penting dari virus influenza adalah virionnya berselubung.
6. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan disfagia.
simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek angka sakit.
3.2 Saran
Jagalah kesehatan yang telah diberikan Allah sebagai anugrah terbesar sehingga kita
terhindar dari virus influenza yang dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan
melakukan pencegahan di secara dini dan jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan,
tempat, maupun pakaian karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Agus. 2010. Biologi. Bandung: Tim Olimpiade Biologi.
Purwako, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Richard dkk. 2004. Mikroorganism Volume 4. Singapura: Grolier Publishing Company.

More Related Content

Mikrobiologi-Virus Influenza

  • 1. MAKALAH MIKROBIOLOGI VIRUS INFLUENZA Oleh: Sintia Kharisma Julianti (10011381320005) Dosen Pengasuh: Dr. Munawar, M.Si. & Dr. Hary Widjajanti, M.Si. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, misalnya virus influenza yang menyebabkan penyakit influenza atau flu pada manusia. Penyebaran virus influenza berlangsung, sehingga banyak sekali kasus-kasus influenza yang terjadi setiap tahunnya. Pada umumnya di negara-negara tropis termasuk di Indonesia, kejadian wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli. Oleh sebab itu dalam makalah ini saya akan membahas mengenai virus influenza. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah definisi dari virus influenza? 2. Bagaimana taksonomi virus influenza? 3. Bagaimana morfologi virus influenza? 4. Bagaimana etiologi virus influenza?
  • 3. 5. Bagaimana sifat penting virus influenza? 6. Bagaimana replikasi virus influenza? 7. Bagaimana gambaran klinis? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui definisi dari virus influenza. 2. Untuk mengetahui taksonomi virus influenza. 3. Untuk mengetahui morfologi virus influenza. 4. Untuk mengetahui etiologi virus influenza. 5. Untuk mengetahui sifat penting virus influenza. 6. Untuk mengetahui replikasi virus influenza. 7. Untuk mengetahui gambaran klinis.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.2 Definisi Virus Influenza Virus influenza adalah berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis yang menyebabkan penyakit influenza atau yang lazim disebut flu. virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus. Gambar virus influenza 2.2 Taksonomi Virus Influenza Klasifikasi dari virus influenza menurut International Commitee on Taxonomy of Viruses sebagai berikut: Ordo : Orthomyxovirales Familia : Orthomyxoviridae Subfamilia : Orthomyxovirinae Genus : Orthomyxovirus
  • 5. Spesies : Orthomyxovirus sp. 2.3 Morfologi Virus Influenza Virus influenza terdiri dari virus influenza A, B dan C. Virus influenza A, B, dan C sangat serupa pada struktur keseluruhannya. Partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer dan biasanya kurang-lebih berbentuk seperti bola, walaupun bentuk filamentosa mungkin saja ada. Bentuk filamentosa ini lebih sering terjadi pada influenza C, yang dapat membentuk struktur seperti benang dengan panjang mencapai 500 mikrometer pada permukaan dari sel yang terinfeksi. Namun, walaupun bentuknya beragam, partikel dari seluruh virus influenza memiliki komposisi yang sama. Komposisi tersebut berupa envelope virus yang mengandung dua tipe glikoprotein, yang membungkus suatu inti pusat. Inti pusat tersebut mengandung genom RNA dan protein viral lain yang membungkus dan melindungi RNA. RNA cenderung terdiri dari satu untaian namun pada kasus-kasus khusus dapat berupa dua untaian, Pada virus, genom virus tidak terdiri dari satu rangkaian asam nukleat; namun biasanya terdiri dari tujuh atau delapan bagian RNA negative-sense yang tersegmentasi, tiap-tiap bagian RNA mengandung satu atau dua gen. Hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA) merupakan dua flikoprotein besar yang berada di luar partikel virus. HA merupakan lektin yang memediasi ikatan (binding) virus terhadap sel target dan masuknya genom virus pada sel target, sementara NA terlibat dalam lepasnya anak virus dari sel yang terinfeksi, dengan membelah gula yang berikatan pada partikel virus dewasa. Oleh karena itu, protein ini merupakan target bagi obat-obat antivirus. Dan lagi, keduanya merupakan antigen, dimana antibodi terhadap antigen tersebut dapat diciptakan.
  • 6. Gambar morfologi virus influenza 2.4 Etiologi Virus Influenza Penyebab dari timbulnya influenza adalah haemophillus influenza ada tiga tipe yakni tipe A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. 2.4.1 Jenis-jenis influenza 1. Virus Tipe A Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatupandemi influenza manusia. Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipeyang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini. 2. Virus Tipe B Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut danmusang. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak terdapat keragamanantigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkanperpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi. 3. Virus Tipe C Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak. 2.5 Sifat Virus Influenza
  • 7. Virus influenza digolongkan dalam kelompok virus RNA (Ribose Nucleic Acid) dan dibagi atas tiga tipe, yaitu A, B, dan C. Virus dengan tipe A dan B bisa menyebabkan epidemik, khususnya saat musim salju di negara dengan empat musim. Sedangkan virus influenza tipe C hanya menyebabkan masalah pernafasan yang ringan, dan diduga bukan penyebab dari epidemik. 2.5.1 Sifat Penting Virus Influenza a) RNA: rantai tunggal, segmen berganda (7 untuk influenza C dan 8 untuk influenza A dan influenza B), polaritas negatif. Replikasi RNA dimulai dengan sintesis mRNA dengan bantuan transkriptasa virion. Dengan bantuan protein produk mRNA, RNA komplementer dibuat dan dijadikan cetakan pembuatan RNA genom. Sifat segmentasi genom virus memudahkan terjadinya virus mutan. b) Virion: berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atas 7-9 protein utama. Bentuk pleomorfik. Selubung beraktivitas hemaglutinasi. Diameter virion 90-120 nm. Pada filamentosa panjangnya mencapai beberapa mikrometer. c) Replikasi RNA di inti dan sitoplasma dan morfogenesis melalui proses budding di membran plasma. 2.6 Replikasi Virus Influenza Hemaglutinin virus influenza (HA) terikat pada reseptor glikoprotein yang rantai samping oligosakaridanya berujung asam sialat dan virionnya diperoleh melalui endositosis. Pada sel yang memungkinkan untuk berkembang (permisif), HA diaktifkan melalui penyibakan menjadi dua bagian, HA1 dan HA2 yang masih berkaitan melalui ikatan disulfide. Perubahan konformasi HA pada pH endosoma (pH 5) mendorong terjadinya penggabungan membran, dan memicu penembusan. Nukleokapsid bermigrasi ke dalam inti tempat mRNA virus ditranskripsi melalui mekanisme yang unik. Dalam mekanisme itu endonuklease virus yang terkait denga protein B2 menyibak penutup 5'-metilguanosin plus nukleotida 8-15 dari RNA inti heterogen. Dari ke-8 transkripsi RNA primer yang dihasilkan, 6 merupakan mRNA monosistronik dan ditranslasi secara langsung menjadi protein yang mewakili H, N, NP, dan ketiga komponen polymerase virus PB1, PB2 dan PA. Dua transkrip RNA primer lainnya mengalami penyambungan, masing-masing menghasilkan dua mRNA yang ditranslasi pada kerangka pembacaan berbeda untuk menghasilkan M1, M2 dan NS1, NS2. Polipeptida H dan N mengalami glikosilasi dan asilasi dan virus menjadi dewasa dengan penguncupan dari permukaan atas sel. Tidak diketahui melalui mekanisme apa
  • 8. cetakan dari masing-masing ke-8 segmen RNA itu diseleksi untuk digabungkan ke dalam virion dan dikaitkan pada satu nukleokapsid. Partikel penyela defektif yang mula-mula dikenal sebagai "virus tak lengkap" sering dihasilkan setelah terjadi infeksi dengan tingkat pelipatgandaan tinggi. 2.7 Gambaran Klinis Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala- gejala ini dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang dengan spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk beberapa waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi zat anti dan pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi oleh virus yang homolog. Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga menyerang paru-paru. Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi napas yang abnormal. Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi 11 hari kemudian pasien acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan radiologis dapat menunjukkan infiltrat di paru-paru.
  • 9. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan 1. Virus Influenza adalah virus penyebab penyakit flu, ciri khas dari virus ini adalah memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). 2. Menurut International Commitee on Taxonomy of Viruses virus influenza masuk kedalam genus orthomyxovirus. 3. Secara morfologi partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer dan biasanya kurang- lebih berbentuk seperti bola, walaupun bentuk filamentosa mungkin saja ada. 4. Secara etiologi virus influenza dibagi menjadi tiga tipe yaitu virus influenza A, virus influenza B dan virus influenza C. 5. Salah satu sifat penting dari virus influenza adalah virionnya berselubung. 6. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan disfagia. simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek angka sakit. 3.2 Saran Jagalah kesehatan yang telah diberikan Allah sebagai anugrah terbesar sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan di secara dini dan jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun pakaian karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Permana, Agus. 2010. Biologi. Bandung: Tim Olimpiade Biologi. Purwako, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: PT Bumi Aksara. Richard dkk. 2004. Mikroorganism Volume 4. Singapura: Grolier Publishing Company.