Moratorium hutan dan lahan gambut di Riau perlu diperpanjang karena:
1. Banyak keterlanjuran dalam penetapan batas wilayah yang dimoratorium
2. Ekosistem gambut Riau rentan terhadap kebakaran karena over-drainage
3. Partisipasi masyarakat perlu diperluas dalam proses pengelolaan hutan dan pencegahan kebakaran
1 of 14
Downloaded 13 times
More Related Content
MORATORIUM: SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT TERSISA DI RIAU “URGENSI PENGUATANNYA”
1. MORATORIUM:
SUDAHKAH MELINDUNGI HUTAN DAN GAMBUT
TERSISA DI RIAU “URGENSI PENGUATANNYA”
Dr. HARIS GUNAWAN
PUSAT STUDI BENCANA
UNIV. RIAU
DISKUSI MELANJUTKAN MELINDUNGI HUTAN GAMBUT RIAU , P.BARU 5 MEI 2015
2. Moratorium : Macan? TAK BUAS, but perlu..
Perusahaan Sawit dapat Keluarkan Banyak Lahan dari
Peta Moratorium (https://awasmifee.potager.org/?p=857&lang=id)
MORATORIUM ..PIL PAHIT….DARURAT GAMBUT DAN HUTAN RIAU
3. When peatforest becoming low stocking timber, they are
converted into plantations
Miettinen & Liew 2010, Land Degradation
and Development
FAKTA-1-sumatra
4. Hampir seluruh kawasan ekosistem gambut Riau telah dibagi habis menjadi
ijin konsesi perusahaan besar/kecil dan sisanya subjected to Moratorium
(2011-2013-2015)
Riau Forest Watch (2014)
FAKTA 2- Riau
5. Moratorium ….pemanfaatan lahan gambut terlanjur dilakukan
Namun banyak keterlanjuran dan ketidak-cermatan dalam
pendefinisian areal lahan gambut yang di-moratorium
Sumber :Peta moratorium
hutan dan lahan gambut
13. Urgensi perpanjangan Moratorium
• Aspek implementasi, pengawasan dan pemberian
dan mekanisme sanksinya.
• Penting dimasukkan ukuran capaian keberhasilan,
kendala dan upaya perbaikannya.
• Partisipasi publik perlu diperluas disetiap prosesnya.
Misalnya berapa capaian kawasan hutan yang sudah
ditata batas, bagaimana mekanisme pengelolaan
kawasan hutan open akses, evaluasi konsesi dan
validitas izin, dan pengembangan tata kelola hutan
yang lestari, termasuk didalamnya capaian
pengelolaan gambut yang rendah emisi.
• Peta moratorium dipermanenkan dan diperluas,
jangan tambah menyempit peta moratorium disetiap
revisinya.
14. TERSALAI DALAM SUNYI
Kalau hujan tak lagi berderai,terasa
sunyi sepi, kini jerebu itu datang
lagi, menembus dihampir setiap
jengkal pelosok negeri, tak
terkecuali telah mengendap keparu
paru kami, CUKUPlah sudah
tersalai belasan tahun ini, tapi tak
kunjung ada solusi, sedih tak
terperih, mendengar jerit tangis tak
terhenti @Rumah Inspirasi, Panam
Februari 15, 2015.
TERIMAKASIH