3. Gigi didalam rongga mulut dibagi atas 4 kelompok oleh garis tengah (median line) dan garis horizontal yang memisahkan gigi rahang atas dan rahang bawah. Cara penulisan ada beberapa macam seperti metode Zygmondy dan metode FDI, tetapi yang umum digunakan di Indonesia adalah metode Zygmondy .
4. Pembentukan Gigi Tahap Inisiasi ( Permulaan/ Awal) Dental Lamina & Bud Stage Cap Stage Bell Stage Hertwig’s Epitelial root Root Formation Stage Tahap Proliferasi Sel Tahap Kalsifikasi Tahap Erupsi Tahap Resorpsi Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi & Rahang (Pediatric Dentistry 2 ed, M. Cohen) Dental Lamina Tooth Germs Enamel Organ (Amellogenesis) Dental Papila (Dentin & Pulpa) Dental Follicle (Cementum & periodontal memran) Eruption of Teeth
7. PERBEDAAN GIGI SULUNG DENGAN GIGI TETAP Mahkota gigi anterior ukuran mesio-distal > gigi tetap (GT). Akar gigi sulung anterior lebih sempit daripada ukuran mesiodistal gigi tetap. Ukuran mahkota GS < GT.Pada Permukaan buccal molar GS lebih halus dan mengembang apeksnya drpd akar GT Akar molar GS lebih halus dan lebih mengembang apeksnya drpd akar GT Ukuran GS < GT Warna GS lebih putih drpd GT. Email dan dentin pada GS tebalnya 1/2 daripada tebal email dan dentin GT.
9. FUNGSI GIGI SULUNG: Untuk Pertumbuhan rahang karena adanya gerakan kunyah. Untuk Mempertahankan ruangan pada lengkung gigi untuk tumbuhnya GT. Untuk Estetika.
12. INCISIVUS SULUNG ATAS Bentuk mirip incisivus permanen. Mahkota terlihat lebar & pendek. Ukuran mesio-distal > serviko-incisal . Mahkota serviks cembung, akar jumlahnya satu. Akar kerucut & langsing. I 2 lebih kecil dari I 1. Cerviko-incisal I2 lebih panjang dari cerviko-incisal I 1. Akar I 2 satu.
14. Caninus Sulung Atas Caninus atas mempunyai bonjolnya ditengah. Lereng mesial lebih panjang distal. Akar satu. Permukaan lingual ada cingulum, lingual ridge dan marginal ridge Bentuk mahkota = caninus GT
15. Caninus Sulung Bawah Molar Pertama Sulung Rahang Atas Caninus bawah > langsing caninus atas. Lereng mesial lebih pendek dari distal. Marginal ridge, ligual ridge dan cingulum tidak begitu jelas seperti caninus atas .
16. Molar Pertama Sulung Rahang Atas Gambaran Occulsal : Bentuk mahkota M I atas ada 3 Macam : M 1 dengan 2 Cups (Bukal & Palatinal) mirip premolar GT M 1 atas dengan 3 cups ( 2 bukal & Palatinal) M 1 atas dengan 4 cups ( 2 bukal & 2 Palatinal) ïƒ ada oblique ridge dari distabukal & mesiopalatinal
17. Gambaran Buccal Ukuran buccal M 1 antara dua titik kontak mesial dan distal. Ukuran < serviks 2mm dari permukaan buccal. Permukaan buccal tampak 3 akar : distal (pendek), mesial dan palatinal. Trifurkasi lebih dekat ke serviks Akar melengkung pada 1/3 apikal seolah-olah memegang sesuatu. Gambaran Palatinal: Permukaan palatinal sama dengan buccal ukurannya lebih sempit. Bonjol mesio-palatinal bonjol terbesar dan paling panjang. Bonjol disto-palatinal paling kecil dan bundar. Arah palatinal terlihat bonjol disto-buccal juga terlihat 3 akar. Akar palatinal yang paling panjang.
18. Gambaran Mesial Permukaan mesial ukuran pada 1/3 servikal jauh > daripada 1/3 occlusal. Bonjol mesio-palatinal > panjang dan > tajam daripada mesio-buccal. Garis leher melengkung ke occusal. Akar tampak yaitu akar palatinal dan akar mesio-buccal. Akar palatinal melengkung kedalam . Gambaran Distal Permukaan mahkota distal lebih sempit mesial. Bonjol disto-palatinal < mesio-palatinal. Dari arah distal tampak 3 akar. Trifurkasi lebih ke apeks drpd trifurkasi mesial. Garis serviks lurus pada permukaan mesial agak melengkung kearah occlusal .
20. Gambaran Buccal Bentuk M 2 atas mirip M 1 atas GT dalam ukuran < Terlihat kedua bonjol buccal. Bagian cerviks lebih sempit daripada bagian antara titik kontak . Gambaran Palatinal Tampak 3 bonjol yaitu: mesiolingual cusp, distolingual cusp, tuberculum carabelli. Tampak akar 3 dan akar lingual paling panjang. Gambaran Mesial Garis luar mahkota mirip molar atas GT Ukuran panjang ½ mm > panjang M 1 sulung, sedangkan ukuran buccolingual 2mm lebih lebar. Bonjol mesiolingual > mesiobuccal. Bonjol mesiobuccal lebih pendek dan tajam. Garis Seviks membelok ke occlusal Akar mesio buccal lebih besar & gepeng Pada 1/3 cerviks mahkota buccal & lingual ada cervikal ridge (pasang)
21. Gambaran Distal Permukaan distal lebih sempit drpd mesial. Bonjol distobuccal dan distolingual sama tinggi. Garis cerviks lurus. Tampak ketiga akar dimana akar : distobuccal paling pendek & sempit. Bifurkasi lebih keapex drpd mesial . Gambaran Occlusal M2 atas mirip dengan M 1 tetap & ada 5 cusp. Fissure, pit, oblique ridge, central fossa miring ke M 1 tetap atas. M 2 sulung < molar permanen. M 2 sulung > M1 sulung.
22. MOLAR PERTAMA SULUNG RAHANG BAWAH M 1 bawah bentuk unik ( tidak mirip dgn gigi kiri GS/GT) Karena ada mesio marginal ridge lebih besar dari gigi biasa seperti bonjol kelima. M 1 ada 4 bonjol: 2 buccal .& 2 lingual. Bonjol mesiolingual yang paling besar. Beda bagian mesial drpd distal : mesio marginal ridge berbentuk bonjol mesial Kontak dengan M 2 bawah merupakan bidang kontak. 2 akar: akar mesial & distal Cavum pulpa punya 4 tanduk pulpa yang panjang. Hubungan antara 2 tanduk pulpa agak tinggi
24. M 2 bawah mirip dengan M 1 tetap. Ada 5 cusp: 3 cusp di buccal & 2 cusp lingual. Cusp mesiobuccal & mesiodistal sama cups tengah paling besar Ke-2 Cusp lingual sama besar. Bentuk mirip dengan M 1 tetap. Permukaan buccal & lingual 1/3 serviks ada cervikal ridge. Bidang mesial titik kontak lebih lebar dengan M 1 sulung. Bagian distal M , umur 6 tahun berkontak dengan M 1 tetap. Bentuk mirip dengan M 1 tetap. Permukaan buccal & lingual 1/3 serviks ada cervikal ridge. Bidang mesial titik kontak lebih lebar dengan M 1 sulung. Bagian distal M , umur 6 tahun berkontak dengan M 1 tetap. M 2 memiliki 5 tanduk pulpa (Mesiobuccal & mesiolingual paling besar & tinggi) Memiliki 2 akar mesial & distal akar mengembang dan melengkung ke apex
25. NOTE : Benih gigi tetap yang terletak dibawah gigi sulung yang akan diganti, akan menimbulkan aktifnya osteoclast pada saat gigi permanen akan tumbuh. Dengan demikian akar gigi sulung habis dan akhirnya lepas. Persistensi: benih gigi tetap tidak tepat dibawah gigi sulung dan gigi tetap ini tumbuhnya diluar dan gigi sulungnya tidak mau lepas sesudah waktu tanggalnya. Persistensi disebabkan oleh tidak adanya resorpsi pada ujung akar dari gigi sulung.