際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Nama

: Novi Dewi Purwanti

NIM

: 1002934

Jurusan

: Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Tugas E-Learning, perkembangan e-learning di negara Singapura.
E-learning (electronic learning) merupakan mebelajaran memanfaatkan media
elektronik yang sudah berkembang saat ini seperti misalnya smarthphone, computer,
internet,dan yang lainya. Dalam e-book E-learning From Theory To Practice memaparkan
bahwa awal mula e-learning adalah dipergunakan pada ranah bisnis, pendidikan, dan juga
milter. Maka dari itu Singapura pun sudah memulai menggunakan e-learning pada tahun
1970, di mana saat itu telah banyak pelakum bisnis dan pemerintahan yang memanfaatkan
media elektonik seperti televisi dan mainframe computer sebagai media pertukaran.
Singapura termasuk nedagara yang mengalami pertumbuhan pesat pada bidang e-learning
dan diperkirakan bahwa e-learning telah berkontibusi terhadap pasar melalui penjualan
content pendidikan. Pada tahun 2005 sekitar US $106 juta content e-learning telah
memberikan devisi untuk Singapura. Dengan tersedianya infastruktur, kemajuan pesat pada
bidang ICT, globalisasi dan perubahan dalam permintaan untuk meningkatkan pengetahuan
pekerja, dan insentif pemerintah yang bertanggung jawab merupakan kekuatan utama
pertumbujan e-learning di Singapura.
Pada akhir tahun 2005, hasil survey Infocomm Development Authoriy (IDA)
Singapura (KIEC,2005) menunjukan bahwa dari 7 negara pelaku bisnis e-learning terbesar di
Asia Pasifik, Singapura menduduki posisi keempat dalam pasar setelah Cina, Australia, dan
Korea. Nilai omset dari kegiatan ini lebih dari US $100 Juta/tahun. Seperti pada penelitian
Shon (2005) memperlihatkan bahwa jumlah investasi e-learninh di Singapura mencapai US$
27 Juta. Kemajuan e-learning di Singapura tidak luput dengan peran aktif pemerintah
Singapura dalam upaya memajukannya, seperti dalam kebijakan e-learning di Singapura.
Pada IN 2015 Master Plan (2007)-kebijakan ini bertujuan untuk menggalkan kembali visi
Singapura menjadi global city hub dengan dua langkah besar yakni Next Generation National
Infocomm Infrastructure (NII) dan Infocomm Manpower. NII merupakan kebijakan dalam
rangka membangun infrastuktur TIK di Singapura, sedangkan Infocomm Manpower
merupakan kebijakan peningkatan kapsistas sumber daya manusia dengan meyiapkan dana
sebesar $1Juta (dolar Singapura) untuk melakukan program pendidikan ke pada pelaku
professional bisnis e-learning.
Dilihat dari kebajakan tersebut dan kemanjuan e-learning dalam bidang bisnis maka
pengaplikasian pada pendidikan pun Singapura tidak kalah. Dalam bidang pendidikan
pemerintah Singapura tidak segan-segan mengeluarkan rata-rata sebesar 2 persen dari GDP
(Lim, 2005), pemerintah Singapura juga sangat konsisten untuk memasyarakatkan
pemanfaatan TIK dalam dunia belajr mengajar. Perguruan tinggi dan politeknik di Singapura
adalah pengguna awal dari e-learning yang dikembangkan dari hasil riset dan hasil-hasil
kompetisis teknologi pembelajaran.
Pada periode 1997-2002 merupakan masa pemerintah Singapura membangun
infrastruksur pembalajaran berbasis teknologi informasi di setiap sekolah dasar hingga
menegah. Sekolah-sekolah tersebut dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi, jaringan
dan terhubung dengan internet. Langkah nyata pemerintah Singapura pun terlihat dengan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada guru-guru di sekolah dengan pelatihan
kemampuan dasr di bidang teknologi informasi (semua guru dilatih 30-50 jam pertahun),
pemerintah Singapura juga menggiatkan program notebook bagi para guru dan siswa hingga
rasio guru dengan notebook mencapai 2:1 sedangkan 6,6:1 untuk siswa disekolah dsar dan
5:1 untuk siswa sekolah menengah, serta setiap sekolah di Singapura memiliki satu assisten
khusus bidang teknologi informasi yang bertugas untuk membantu guru dalam mendukung
pembelajaran teknologi informasi.
Setelah pemerintah Singapura berhasil membangun infrastruktur dan memberikan
pelatihan terhadap guru-guru, baru pada tahun 2003 hingga sekarang dimulai pembelajaran
berbasis digital. Di sisi lain, jenjang pendidikan dasar Singapura masih menggunakan off the
shelf paid product (paket produk tersedia dari provider e-learning) dan jenis fasilitas
isubscribed (produk berlanggan dari provider e-learning). Hal ini mengindikasi bahwa
meskipun di jenjang pendidikan menngah dan tinggi, namun potensi kebutuhan e-learning di
Singapura yang menuntu fasilitas konten lengkap dan fleksibel sesuai dengan perkembangan
tren informasi saat ini. Seperti yang diutarakan oleh Izzat Mohd Ismail pada
Suaramerdika.com 7 Agustus 2013, bahwa e-learning yang diterapkan di Singapura biasanya
diaplikasikan di ipad jadi siswa bisa langsung mengakses melalui gadget maupun PC yang
terhubung dengan internet.
School on Internet Asia atau disingkat menjadi SOI ASIA adalah suatu proyek
menggunakan internet berbasis satelit yang menyediakan lingkungan pendidikan lewat
internet dengan cara yang lebih murah, mudah untuk menyebarkan, dan lebih layak untuk
dipakai di universitas yang terletak didaerah dimana lingkungan internet tidak cukup
berkembang. Dalam proyek ini memiliki 27 Universitas dan lembaga penelitian mitra di 13
negara di Asia. Salah satunya juga merupakan politeknik Singapura yaitu Termasek
Polythecnic (TP).
SUMBER :
-

WIDE Project School on Internet. 2001-2012.Whats SOI Asia, Overview.
www.soi.asia.

-

Journal of S&T Policy and R&D Management, Perkembangan E-learning di
Singapura : sebuiah pembelajaran bagi indonesia. Oleh Prakorsi Bhairawa Putera dan
Sri Rahayu (Warta kiml vol.8 no.2 hlm.116-210) Jakarta Desember 2010

-

E-learning in Singapore : A Brief Assessment, by Mohammad Iqbal Bashar and
Habibullah Khan. No. 003/2007 Singapore April 2007

More Related Content

Nama

  • 1. Nama : Novi Dewi Purwanti NIM : 1002934 Jurusan : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Tugas E-Learning, perkembangan e-learning di negara Singapura. E-learning (electronic learning) merupakan mebelajaran memanfaatkan media elektronik yang sudah berkembang saat ini seperti misalnya smarthphone, computer, internet,dan yang lainya. Dalam e-book E-learning From Theory To Practice memaparkan bahwa awal mula e-learning adalah dipergunakan pada ranah bisnis, pendidikan, dan juga milter. Maka dari itu Singapura pun sudah memulai menggunakan e-learning pada tahun 1970, di mana saat itu telah banyak pelakum bisnis dan pemerintahan yang memanfaatkan media elektonik seperti televisi dan mainframe computer sebagai media pertukaran. Singapura termasuk nedagara yang mengalami pertumbuhan pesat pada bidang e-learning dan diperkirakan bahwa e-learning telah berkontibusi terhadap pasar melalui penjualan content pendidikan. Pada tahun 2005 sekitar US $106 juta content e-learning telah memberikan devisi untuk Singapura. Dengan tersedianya infastruktur, kemajuan pesat pada bidang ICT, globalisasi dan perubahan dalam permintaan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja, dan insentif pemerintah yang bertanggung jawab merupakan kekuatan utama pertumbujan e-learning di Singapura. Pada akhir tahun 2005, hasil survey Infocomm Development Authoriy (IDA) Singapura (KIEC,2005) menunjukan bahwa dari 7 negara pelaku bisnis e-learning terbesar di Asia Pasifik, Singapura menduduki posisi keempat dalam pasar setelah Cina, Australia, dan Korea. Nilai omset dari kegiatan ini lebih dari US $100 Juta/tahun. Seperti pada penelitian Shon (2005) memperlihatkan bahwa jumlah investasi e-learninh di Singapura mencapai US$ 27 Juta. Kemajuan e-learning di Singapura tidak luput dengan peran aktif pemerintah Singapura dalam upaya memajukannya, seperti dalam kebijakan e-learning di Singapura. Pada IN 2015 Master Plan (2007)-kebijakan ini bertujuan untuk menggalkan kembali visi Singapura menjadi global city hub dengan dua langkah besar yakni Next Generation National Infocomm Infrastructure (NII) dan Infocomm Manpower. NII merupakan kebijakan dalam rangka membangun infrastuktur TIK di Singapura, sedangkan Infocomm Manpower merupakan kebijakan peningkatan kapsistas sumber daya manusia dengan meyiapkan dana sebesar $1Juta (dolar Singapura) untuk melakukan program pendidikan ke pada pelaku professional bisnis e-learning. Dilihat dari kebajakan tersebut dan kemanjuan e-learning dalam bidang bisnis maka pengaplikasian pada pendidikan pun Singapura tidak kalah. Dalam bidang pendidikan
  • 2. pemerintah Singapura tidak segan-segan mengeluarkan rata-rata sebesar 2 persen dari GDP (Lim, 2005), pemerintah Singapura juga sangat konsisten untuk memasyarakatkan pemanfaatan TIK dalam dunia belajr mengajar. Perguruan tinggi dan politeknik di Singapura adalah pengguna awal dari e-learning yang dikembangkan dari hasil riset dan hasil-hasil kompetisis teknologi pembelajaran. Pada periode 1997-2002 merupakan masa pemerintah Singapura membangun infrastruksur pembalajaran berbasis teknologi informasi di setiap sekolah dasar hingga menegah. Sekolah-sekolah tersebut dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi, jaringan dan terhubung dengan internet. Langkah nyata pemerintah Singapura pun terlihat dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada guru-guru di sekolah dengan pelatihan kemampuan dasr di bidang teknologi informasi (semua guru dilatih 30-50 jam pertahun), pemerintah Singapura juga menggiatkan program notebook bagi para guru dan siswa hingga rasio guru dengan notebook mencapai 2:1 sedangkan 6,6:1 untuk siswa disekolah dsar dan 5:1 untuk siswa sekolah menengah, serta setiap sekolah di Singapura memiliki satu assisten khusus bidang teknologi informasi yang bertugas untuk membantu guru dalam mendukung pembelajaran teknologi informasi. Setelah pemerintah Singapura berhasil membangun infrastruktur dan memberikan pelatihan terhadap guru-guru, baru pada tahun 2003 hingga sekarang dimulai pembelajaran berbasis digital. Di sisi lain, jenjang pendidikan dasar Singapura masih menggunakan off the shelf paid product (paket produk tersedia dari provider e-learning) dan jenis fasilitas isubscribed (produk berlanggan dari provider e-learning). Hal ini mengindikasi bahwa meskipun di jenjang pendidikan menngah dan tinggi, namun potensi kebutuhan e-learning di Singapura yang menuntu fasilitas konten lengkap dan fleksibel sesuai dengan perkembangan tren informasi saat ini. Seperti yang diutarakan oleh Izzat Mohd Ismail pada Suaramerdika.com 7 Agustus 2013, bahwa e-learning yang diterapkan di Singapura biasanya diaplikasikan di ipad jadi siswa bisa langsung mengakses melalui gadget maupun PC yang terhubung dengan internet. School on Internet Asia atau disingkat menjadi SOI ASIA adalah suatu proyek menggunakan internet berbasis satelit yang menyediakan lingkungan pendidikan lewat internet dengan cara yang lebih murah, mudah untuk menyebarkan, dan lebih layak untuk dipakai di universitas yang terletak didaerah dimana lingkungan internet tidak cukup berkembang. Dalam proyek ini memiliki 27 Universitas dan lembaga penelitian mitra di 13 negara di Asia. Salah satunya juga merupakan politeknik Singapura yaitu Termasek Polythecnic (TP).
  • 3. SUMBER : - WIDE Project School on Internet. 2001-2012.Whats SOI Asia, Overview. www.soi.asia. - Journal of S&T Policy and R&D Management, Perkembangan E-learning di Singapura : sebuiah pembelajaran bagi indonesia. Oleh Prakorsi Bhairawa Putera dan Sri Rahayu (Warta kiml vol.8 no.2 hlm.116-210) Jakarta Desember 2010 - E-learning in Singapore : A Brief Assessment, by Mohammad Iqbal Bashar and Habibullah Khan. No. 003/2007 Singapore April 2007