1. Wilayah Sulawesi Maluku merupakan daerah yang mempunyai seismisitas tinggi. Hal ini
disebabkan wilayah Sulawesi Maluku merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng
Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Akibat dari ketiga aktifitas lempeng tersebut, banyak
ditemukan aktifitas sesar patahan lokal yang melintasi pulau Sulawesi dan Maluku. Di wilayah Sulawesi,
bagian utaranya dipengaruhi oleh aktivitas sesar Gorontalo, pada bagian tengah terdapat aktifitas sesar
Palu Koro dan sesar Matano, serta pada bagian selatan Sulawesi terdapat aktifitas sesar Saddang. Untuk
wilayah Maluku lebih dikenal dengan lempeng laut Maluku, yaitu lempeng Benua kecil yang mengalami
tumbukan ke Palung Sangihe di bawah Busur Sangihe di Barat dan ke arah Timur di bawah Halmahera,
sedangkan di sebelah selatan terikat oleh patahan Sorong.
Selama bulan Oktober 2016 jumlah gempabumi di wilayah Pulau Sulawesi dan Maluku yang
terekam oleh alat di Balai Besar Wilayah IV Makassar adalah sebanyak 190 kejadian gempabumi.
Adapun kejadian tersebut dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Gempabumi berdasarkan besarnya magnitudo, yaitu :
a. Gempabumi dengan Magnitude 5 SR sebanyak : 184 kejadian
b. Gempabumi dengan Magnitude 5 SR sebanyak : 6 kejadian
2. Gempabumi berdasarkan kedalaman, yaitu :
a. Gempabumi dangkal dengan kedalaman 60 km sebanyak : 127 kejadian
2. b. Gempabumi menengah dengan kedalaman 60 km dan 300 km sebanyak : 58 kejadian
c. Gempabumi dalam dengan kedalaman 300 km sebanyak : 5 kejadian