1. Disusun Oleh : Ressy Octaviani
Kelas : XII-7
Tema
: Mimpi
Permasalahan : Banyak hambatan dalam meraih mimpi
Solusi
: Jangan putus asa dan selalu berusaha demi terwujudnya mimpi tersebut
Karakter
:
Sinopsis
:
- Diah
: Cantik, tinggi, kurang pintar , kampungan ,miskin , pelajar
- Stella
: Cantik, tinggi, pintar, sombong, egois, pelajar
- Irena
: Cantik, tinggi, pintar, sombong, penghasut, pelajar
- Erna
: Cantik, tinggi, lumayan pintar, baik hati, pelajar
- Bu Dewi : Cantik, bijaksana, lembut, baik hati, guru (wali kelas)
MIMPI
Diah adalah seorang gadis kampung yang hidupnya selalu diwarnai dengan
mimpi, maka tidak heran disekolahnya Ia dijuluki sebagai Dreaming Girls (gadis pemimpi).
Semua kehidupan yang dijalaninya berawal dari mimpi termasuk bersekolah di SMA Bintang,
sekolah ternama di Jakarta tak pernah Ia bayangkan sedikitpun untuk dapat diterima disekolah
elit tersebut, dengan otak yang pas-pasan dan kehidupan ekonomi yang jauh dari kata mampu
membuat teman-teman dikampungnya meremehkan impiannya tersebut. Namun hal itu tidak
membuatnya putus asa dan berhenti berusaha malah lebih membuatnya semangat dan termotivasi
untuk lebih berusaha dan berdoa. Akhirnya mimpinya sekolah elit itupun terwujud hingga kini Ia
duduk dikelas 12.
Suatu hari, Bu dewi wali kelas Diah mengumumkan bahwa pemerintah akan
mengadakan test se-DKI untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas terbaik di Jerman.
Diah ingin sekali mengikuti test tersebut karena itu merupakan mimpi terbesarnya, namun Diah
menyadari Ia hanya gadis kampung yang bodoh dan hanya bisa bermimpi. Erna sahabat baik
Diah yang selalu setia menemaninya memberikan dukungan kepada Diah untuk tetap mengikuti
test tersebut. Tetapi tidak bagi Stella dan Irena cewek terpopuler di SMA Bintang yang selalu
ingin menjatuhkan Diah meremehkan mimpi Diah sehingga membuat Diah menjadi pesimis.
Untuk persiapan dalam menghadapi test beasiswa nanti, setiap harinya setelah pulang sekolah
Diah dan Erna belajar bersama. Dilain sisi Stella dan Irena tidak pernah belajar sedikitpun karena
mereka merasa sudah sangat pintar. Waktu berlalu begitu cepat hari yang dinantikan oleh
seluruh pelajar se-DKI termasuk Diah, Stella, Irena, dan Erna untuk mengikuti test beasiswa tlah
2. tiba. Diah dan Erna bersungguh-sungguh dan tekun dalam mengikuti test tersebut , tapi Stella
dan Irena menghadapinya dengan biasa saja. Dua minggu berlalu Bu Dewi mengumumkan siswa
yang lolos dalam test tersebut, suasana dikelas hening sejenak hingga Bu Dewi mengumumkaan
bahwa yang lolos adalah Stella, Diahpun merasa kecewa mendengar pengumuman tersebut. Tapi
ternyata terdapat kesalahan, Bu Dewi memperbaiki pengumumannya Stella terdiam dalam selasela kebahagiaannya. Ternyata siswa yang berhak mendapat beasiswa tersebut adalah Diah
bukan Stella. Diah bahagia mendengarnya Ia merasa usahanya selama ini tidak sia-sia. Stella
tidak terima kalau yang mendapatkan beasiswa itu adalah Diah Karena cewek kampungan seperti
Diah tidak pantas kuliah di Jerman. Diah berkata bahwa Ia boleh miskin, kampungan, dan bodoh
tapi satu hal teristimewa yang dimiliki Diah yaitu mimpi, bukan hanya sekedar bermimpi dan
meratapi mimpi tersebut tapi meraih dan menjemputnya agar mimpi itu bisa kita dapatkan.
Stella pun terenyuh mendengar perkataan Diah Ia sadar bahwa selama ini Stella hanya menyianyiakan hidupnya dengan menyombongkan diri karena kepintarannya tanpa memikirkan masa
depan.
Akhirnya, Stella dan Irena memohon maaf kepada Diah atas sikap mereka selama ini
terhadapnya dan akan menjadikan perkataan Diah menjadi motivasi dalam hidup mereka.
BABAK 1
Didalam kelas, pagi hari, ramai, meja dan bangku tertata rapi, lantai terlihat bersih tidak ada
sampah dan debu yang berserakan. Murid-murid duduk dikursinya masing-masing, tampak
seorang guru sedang mengumumkan sesuatu kepada anak-anak muridnya.
Bu Dewi
Anak-anak
Bu Dewi
Stella
Bu Dewi
Irena
Bu Dewi
Stella
Bu Dewi
Irena
Bu Dewi
: Assalamualaikum. Selamat pagi anak-anak !
: Waalaikumsalam. Selamat pagi bu !
: Anak-anak ibu ada berita gembira untuk kalian.
: Kabar gembira apa bu ? (Penasaran)
: Pemerintah DKI Jakarta pada tahun ini akan mengadakan test seleksi
untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas terbaik di Jerman.
: WOW !!!. Asyik dong bu. Emangnya persyaratannya apa bu ?
: Syaratnya kalian harus bisa mengalahkan seluruh siswa se-DKI
: What ??? (terkejut)
: Ya. Itu syarat kalian untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
: Tapi bu saingan kita se-DKI nih
: Iya, tapi meskipun begitu kalian harus tetap berusaha dan giat belajar.
Bel istirahat berbunyi. Bu Dewi pun meninggalkan kelas.
3. BABAK 2
Dikantin, siang hari, ramai, murid-murid berlalu lalang, tampak Stella dan Irena sedang
menyantap semangkuk bakso dikursi kayu dekat pintu kantin tempat mereka makan sambil
membahas tentang beasiswa.
Stella
: Ren, pasti gue yang bakalan dapet beasiswa itu (Percaya diri)
Irena
: So pasti dong stell kan lo siswi terpintar di SMA Bintang, tapi gue yakin
koq tanpa beasiswa itupun lo bisa kuliah diluar negeri secara bokap lo
kan pengusaha terkaya di Jakarta. (memuji)
Stella
: Iya sih ren, tapi gue pengen kuliah dari beasiswa itu biar semua orang tau
kalo kepintaran gue itu gak bisa dibandingin sama siapapun apalagi si
DiPay (Diah Upay)
BABAK 3
Didalam kelas, jam istirahat, sepi, tampak Diah dan Erna sedang berbincang, dikursi baris
terdepan lima langkah dari meja guru
Diah
Erna
Diah
Erna
Diah
Erna
: (menghela napas) Hmm.. aku pengen banget beasiswa itu na
: Emangnya kenapa kamu pengen dapet beasiswa itu?
: Karena itu adalah mimpi aku, Na.
Hmm tapi, aku cuma anak yang udik, kampungan dan gak pinter sama
sekali. Sedangkan persyaratannya.(menunduk)
: Iya sih. Tapi kamu tetap harus berusaha, Diah. Kata bu Dewi tadi kan
tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bila dilandasi dengan usaha dan doa.
: Bener juga sih apa yang kamu bilang. Eh, nanti kita belajar bareng yuk
: Siiip okeh . (tersenyum)
Ternyata, dari tadi pembicaraan antara Diah dan Erna didengar oleh Stella dan Irena dari
depan pintu kelas.
Irena
Stella
Irena
: (Dengan nada tinggi) Eh, Stella. Masa si cewek upay itu
(melirik kearah Diah) mau ikut test seleksi beasiswa juga. Mau nyaingin
kamu lagi?
: Oh. Cewek upay itu mau nyaingin aku?! Please.deh ah. Mau dalam hal
apapun, akulah yang paling hebat di sekolah ini.
: Iya. Mau belajar sampai botak dan lumutan pun, dia nggak bakalan bisa
4. Stella
ngalahin kamu.
: Hahaha pastinya. (tertawa terbahak-bahak).
Rupanya, ucapan Stella dan Irena tadi benar-benar menusuk hati Diah Diah yang awalnya
optimis untuk mendapatkan beasiswa jadi pesimis.
Diah
Erna
Diah
Erna
Diah
Erna
Diah
Erna
Diah
Erna
Erna
: (menahan tangisnya)
: (mengelus pundak Diah)
: Mereka bener. Sampai kapanpun, aku tidak akan bisa mengalahkan
Stella.(menutup wajah)
: Diah! Kamu jangan pedulikan ucapan mereka. Ucapan kayak gitu tadi
sih, mana bisa buat kamu down. Ya kan?
: Tapi kenyataannya sekarang aku malah down, Na.
: duh Diah. Anggap saja ucapan mereka tadi hanya angin lewat yang
tidak akan kembali lagi.
: Stella itu jenius, Na. dia selalu dapat juara umum. Pialanya sudah
banyak. Sudah pasti dia yang dapat beasiswa itu. Kayaknya aku nggak
akan ikut tes beasiswa itu.
: Ehm.. iya juga sih. Tapi jelas aja kamu tidak akan dapet beasiswa itu
kalau kamu tidak ikut tesnya. Tidak ada yang tidak mungkin, Diah . ayo,
kamu harus ingat mimpi kamu tadi
: (menatap Erna dengan berbinar-binar) menurutmu aku pasti bisa?
:Pasti. Selama kamu terus bermimpi. Tapi jangan cuma bermimpi. Kamu
juga harus menjemput mimpimu karna mimpi yang jadi kenyataan hanya
mau dijemput, bukan dikhayal atau diratapi.
: (tersenyum) Ayo. Kamu pasti bisa. Semangat.. semangat..semangat
Sejak itu, Diah dan Erna terus belajar dengan giat. Mereka belajar dan terus belajar karna
ambisi mereka untuk mendapatkan beasiswa sangat besar. Diah sadar dia tidak pintar. Tetapi
karna ia sadar tidak pintar, maka Diah belajar dengan sangat ambisius.
Dilain pihak, Stella dan Irena sama sekali tidak belajar. stella merasa ia terlalu pintar
untuk belajar. Dengan bermodalkan keyakinan, ia yakin bisa mendapatkan beasiswa.
Irena
Stella
Irena
: Eh. Stella.(melirik diah) Rupanya si Upay itu masih berharap dapet
beasiswa gitu..
: Ah, masa sih?
:Tuh. Liat aja. Si upay and temen cupuny kan lagi belajar bareng.
5. Stella
Irena
Erna
Stella
Erna
Diah
Irena
Stella
Diah
Stella
Erna
: ah, percuma juga, ren. Mereka gak mungkin bisa menyaingi aku.
Secaragitu aku kan orang yang paling jenius di sekolah ini
: Ah..ha..ha..ha
: (memukul meja dan teriak) Eh pengacau, bisa diam gak sih?
: kenapa? (wajah mengejek)Tersinggung?
: kalo kami tersinggung memangnya kenapa?
: mendingan kalian keluar kalo tidak mau diam.
: wah..wah..wah Stell, kayaknya si upay ini mulai berani nih
: (menatap Diah) kamu tadi bilang apa, upay?
: (gugup) ehoh..ehm.. Ya.(teriak) Keluar kalian jika tidak bisa
diam!(suara lemah) tolong, ya
: huh, orang kayak kamu nggak akan bisa ngalahin aku. Ingat, aku ini
peraih medali emas olimpiade sains internasional. Sedangkan kamu, juara
kelas aja nggak pernah.
: eh, kamu pikir kamu itu hebat ya?!
Akhirnya, hari yang ditentukan pun tiba. Diah, Stella, Irena dan Erna mengikuti tes
dengan sungguh-sungguh. Bagi Stella, tes ini hanyalah selingan yang membosankan karna soalsoal yang menurutnya mudah. Sedangkan untuk Diah, tes ini adalah menunjukan siapa dirinya
jika ia lulus beasiswa.
Dua minggu kemudian
BABAK 4
Didalam kelas, siang hari, hening, tampak seorang guru sedang mengumumkan siswa yang
berhak mendapat beasiswa
Bu Dewi
Anak-anak
Erna
Stella
Bu Dewi
Stella
Irena
: Anak-anak. Dengan bangga ibu mengumumkan bahwa salah satu murid
sekolah kita lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negri.
: Yeah. (tepuk tangan)
: siapa yang dapat, Bu. Diah,kan?
; (memandang jijik kearah Erna)
: sebentar (mengeluarkan kertas) dan yang mendapatkan beasiswa ini pasti
adalah nama yang tidak asing lagi. Ialah anak yang terpintar di sekolah ini.
Stella.
; Hore..
; Stella. Selamat, ya..
6. Diah
Erna
Bu Dewi
Stella
Bu Dewi
Diah
Erna
Stella
Irena
Stella
Bu Dewi
Diah
Stella
Diah
Erna
Irena
Diah
Irena
Stella
: (menangis) Hu..hu..hu
: (mengelus pundak Diah) Diah, sabar ya
: (HPnya berdering)ah, assalamualaikum. Iya oh iyahmm.. oh, begitu
ya Pak?(melihat kea rah kertas)oh, baiklah pak. Ya, terimakasih atas
pemberitahuannya.(menatap siswa) maaf, Stella kamu tidak jadi
pemenangnya.
: (menatap heran)eh??
: ya, ada kesalahan teknis. Pemenangnya Diah, bukan Stella. Selamat ya
Diah.
: (melupakan tangusnya dan senang) Yeah hore... Aku dapat beasiswa
: Diah, selamat,ya.
: (kaget kemudian histeris)tidak
: (sigap langsung mengelus pundak Stella) Stella, yang sabar ya
: aku nggak terimaaku nggak terima.(marah kepada Diah) kenapa
kamu bisa menang upay?! Kamu kan bodoh, aku pintar. Harusnya aku
yang dapat beasiswa.
: Stella, apa-apaan kamu?!
: Stell, aku mungkin bodoh dalam hal pelajaran. Tapi aku punya mimpi.
Dan sekarang kamu lihat,orang yang selalu kamu hina kini mendapatkan
mimpinya.
: maksud kamu apa?! Aku kan juga punya mimpi untuk mendapatkan
beasiswa itu. Tetapi kenapa kamu yang dapat? Kenapa bukan aku, yang
sudah jelas pintar.
: Ada yang bilang ke aku bahwa aku harus terus bermimpi. Tapi aku tidak
hanya boleh bermimpi, melainkan aku juga harus menjemput mimpiku.
Karna mimpi yang jadi kenyataan hanya mau dijemput, bukan dikhayal
atau diratapi.
: itu benar. Nah, Stella. Apakah kamu sudah berusaha menjemput mimpi
kamu?
(hening sebentar)
: Stell, kayaknya ini sudah saatnya kita mengaku kalah sama si upay. Eh,
sama si Diah. (menepuk pundak Stella) . Diah aku minta maaf atas semua
kesalahan aku dan Stella selama ini kita berdua selalu ngeremehin mimpi
kamu. (menjulurkan tangannya)
: (Menjabat tangan Irena)
: Nah sekarang giliran lo Stell
: (Menjabat tangan Diah dengan sedikit perasaan jaim)