際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
URGENSI MENINGKATKAN KEPEDULIAN PADA 
MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN PESISIR 
Oleh 
Budimawan 
Guru-besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas 
Kepala Puslitbang Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil, 
Unhas 
Seminar Nasional dan Workshop Maritim, di Bantaeng 2 Oktober 2014
Quo vadis masyarakat pesisir dan lingkungan 
pesisir 
Masyarakat pesisir 
memiliki ketergantungan kuat terhadap sumberdaya 
pesisir (nelayan, pembudidaya, pengusaha2,... 
Miskin (struktural, kultural dan alamiah) 
Keterbatasan akses terhadap infrastruktur wilayah 
Rentan terhadap resiko dan bencana alam
Lingkungan pesisir 
Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung potensi 
pembangunan yang tinggi. 
 85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada 
ekosistem pesisir (Odum and Teal, 1976; Berwick,1982) 
 6% luas bumi menghasilkan 43% of the worlds ecosystem 
goods and services (Costanza, et.al, 1997) 
 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir 
(FAO, 1998)
 Kawasan pesisir yang berada pada low land rentan terhadap 
Run off (pencemaran, sedimentasi, ....) 
perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia & 
pembangunan di daratan. 
Kekuatan hidrodinamis (dampak perubahan iklim)
 Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone : 
- Kemudahan akses transportasi 
- Lahan darat dan perairan yang subur 
- Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah 
- Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk 
industri
- Keindahan Panorama 
Oleh karena itu : 
 50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar 
jiwa) tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993) 
 2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah 
pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998)
 Bagi Indonesia, 
 Pusat keanekaragaman tropis dunia (> 70 genus dr karang, 18% 
terumbukarang dunia ada di Indonesia) 
 30% hutan bakau dunia ada di Indonesia 
 90% hasil tangkapan ikan berasal dari perairan pesisir dalam 12 
mil dari pantai. 
 140 juta penduduk (60%) Indonesia tinggal di wilayah pesisir 
50 km dari garis pantai. 
 80% tergantung kepada pemanfaatan SDP 
 42 kota dan 290 kabupaten berada di pesisir sebagai tempat 
pusat pertumbuhan ekonomi.
Resiko bencana alam 
Faktor Alam: 
 Kenaikan paras laut ( 1 cm/th) akibat pemanasan global  
pergeseran garis pantai 
 El-nino dan La-Nina  irregular suhu permukaan laut 
 Tsunami bencana 
 Chili (1960), gempa tektonik 8,25-8,5 SR mengakibatkan 120 jiwa 
meninggal, 870 jiwa hilang, 870 luka. 
 Flores (1992), tinggi gelombang 3-30 m 
 Sanriku (1993) akibat gempa tektonik 8,5 SR; mengakibatkan 3.008 
jiwa meninggal, 1.152 luka 
 NAD (2004), tsunami, mengakibatkan 166.000 jiwa meninggal, + 
luka2
Kenaikan air laut (akibat pemansan global) menyebabkan : 
 Abrasi pantai 
 Intrusi air asin ke dalam esturia dan akuifer 
 Meningkatnya resiko banjir 
 Hilangnya struktur pantai alami maupun buatan 
 Terganggunya ekologi pantai
Faktor Manusia: 
Kerusakan ekosistem kunci (mangrove, lamun dan 
terumbu karang)  menurunnya performa fungsi-fungsinya 
 Konversi areal mangrove menjadi kawasan permukiman, 
pertambakan,dsb 
 Reklamasi pantai untuk kawasan industri dan permukiman 
 Pemboman dan pembiusan ikan-ikan karang 
 Penggunaan alat tangkap non-selektif (trawl atau sejenisnya)
Faktor Manusia (lanjutan): 
 Eksploitasi berlebihan menurunya kemampuan recovery 
Sumberdaya perikanan (Utara Jawa, Selat Malaka,) 
Intensifikasi pertambakan (Pantura,)
Pencemaran  perubahan parameter lingkungan 
(sedimentasi, eutrifikasi, anoxia,), kesehatan manusia (rantai 
makanan), suksesi spesies/komunitas (spesies baru) 
 Industri (hidrocarbon, logam berat,) 
 Rumah tangga (bahan organik) 
 Pertambangan (logam berat, hidrocarbon) 
 Pelayaran (hidrocarbon) 
 Pertanian (pestisida) 
 Budidaya perikanan intensif (bahan organik)
Agenda Perbaikan Masyarakat dan Lingkungan Pesisir 
1. Pemberdayaan masyarakat pesisir (Nikijuluw, 2001) 
Pengembangan mata-pencaharian 
Pengembangan akses permodalan melalui self financing 
mechanisme 
Pengembangan akses teknologi dengan biaya murah dan 
pelayanan cepat 
Pengembangan akses pasar untuk peningkatan nilai 
tambah 
Pengembangan aksi solidaritas dan aksi kolektif
2. Penataan lingkungan pesisir 
Penerapan tata ruang (pola dan struktur ruang) terutama 
di Pulau-pulau kecil 
Aksi afirmatif menerapkan coastal governance terutama 
pembiayaan publik dalam hal politik anggaran, 
penerapan biaya eksternalitas (payment Ecosystem 
Services, environmental tax,...) 
Peningkatan kesadaran kolektif masyarakat terhadap nilai 
penting lingkungan pesisir
Apa yang sudah dilakukan 
Belanja publik 
 Pemerintah Pusat melalui berbagai proyek (CMRP, 
COREMAP, MCRMP, ECOFISH, IFAD,...)---- model 
generik belum direplikasi dan dilanjutkan oleh oleh 
Pemda (?) 
 Barang/jasa disuplai oleh pemerintah pusat belum 
sesuai (spesifikasi dan lokasi) dengan kebutuhan 
daerah
Menghasilkan dokumen guidance/aturan pengelolaan 
sumberdaya pesisir 
 pengelolaan perikanan berkelanjutan/EAFM 
 pengelolaan Kawasan Konservasi Peraoran 
 mobilisasi keikutsertaan/partisipasi masyarakat 
 Perencanaan pengelolaan pesisir dan laut secara 
terpadu 
 dll
Kesulitan yang dihadapi 
Pelibatan masyarakat dihadapkan pada dilema kebutuhan 
ekonomi jangka pendek versus upaya kelestarian jangka 
panjang, project maindset melemahkan kerja sukarela,.... 
Keterisolasian menyebabkan meningginya biaya utk 
impelementasi suatu program, 
Lemahnya komitmen Pemda: perbandingan penerapan 
UU No. 25/2004 tentang SPPN (i.e. RPJP/RPJMD) vs UU 
No. 27/2007(Dokumen Perencanaan Pesisir)
Penutup 
1. Pembangunan masyarakat pesisir 
 Pemenuhan kebutuhan dasar : air bersih, listrik, jaringan 
telekomunikasi, transportasi (khususnya dari pulau-pulau 
kecil ke daratan utana) pelayanan pendidikan dan 
kesehatan 
 Fasilitasi akses permodalan untuk pengembangan usaha 
ekonomi produktif
 Introduksi mata-pencaharian tambahan selain nelayan 
untuk mengurangi ketidakpastian income (misalnya 
industri2 pengolahan hasil laut) 
 Tingkatkan komitmen dan keterampilan keorganisasian 
untuk pengembangan solidaritas/kebersamaan, 
utamanya dalam hal implementasi program2 
pembangunan
2. Pembangunan Lingkungan Pesisir 
 Penataan kembali pola ruang : tingkatkan proporsi ruang-ruang 
hijau, sempadan mata-air dan sempadan pantai, 
atur jarak antarpermukiman, drainase MCK,.. 
 Kendalikan pola ruang pada wilayah perairan laut : 
misalnya kawasan konservasi perairan khususnya zona 
inti (no fishing), zona pemanfaatan dan zona perikanan 
berkelanjutan diatur dgn sistem registrasi/perizinan,
 Kendalikan aktifitas pembangunan yang berpotensi 
membuang limbah ke laut (Perda Retribusi Lingkungan ?) 
 Ikut-serta (dengan daerah lain) dalam penanggulangan 
destructive fishing (bom ikan, bius ikan, trawl 
mini/cantrang, bagan,....
Kirim ke: masyarakatpesisir@gmail.com

More Related Content

Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Natsir Nessa

  • 1. URGENSI MENINGKATKAN KEPEDULIAN PADA MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN PESISIR Oleh Budimawan Guru-besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas Kepala Puslitbang Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil, Unhas Seminar Nasional dan Workshop Maritim, di Bantaeng 2 Oktober 2014
  • 2. Quo vadis masyarakat pesisir dan lingkungan pesisir Masyarakat pesisir memiliki ketergantungan kuat terhadap sumberdaya pesisir (nelayan, pembudidaya, pengusaha2,... Miskin (struktural, kultural dan alamiah) Keterbatasan akses terhadap infrastruktur wilayah Rentan terhadap resiko dan bencana alam
  • 3. Lingkungan pesisir Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung potensi pembangunan yang tinggi. 85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada ekosistem pesisir (Odum and Teal, 1976; Berwick,1982) 6% luas bumi menghasilkan 43% of the worlds ecosystem goods and services (Costanza, et.al, 1997) 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir (FAO, 1998)
  • 4. Kawasan pesisir yang berada pada low land rentan terhadap Run off (pencemaran, sedimentasi, ....) perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia & pembangunan di daratan. Kekuatan hidrodinamis (dampak perubahan iklim)
  • 5. Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone : - Kemudahan akses transportasi - Lahan darat dan perairan yang subur - Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah - Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk industri
  • 6. - Keindahan Panorama Oleh karena itu : 50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar jiwa) tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993) 2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998)
  • 7. Bagi Indonesia, Pusat keanekaragaman tropis dunia (> 70 genus dr karang, 18% terumbukarang dunia ada di Indonesia) 30% hutan bakau dunia ada di Indonesia 90% hasil tangkapan ikan berasal dari perairan pesisir dalam 12 mil dari pantai. 140 juta penduduk (60%) Indonesia tinggal di wilayah pesisir 50 km dari garis pantai. 80% tergantung kepada pemanfaatan SDP 42 kota dan 290 kabupaten berada di pesisir sebagai tempat pusat pertumbuhan ekonomi.
  • 8. Resiko bencana alam Faktor Alam: Kenaikan paras laut ( 1 cm/th) akibat pemanasan global pergeseran garis pantai El-nino dan La-Nina irregular suhu permukaan laut Tsunami bencana Chili (1960), gempa tektonik 8,25-8,5 SR mengakibatkan 120 jiwa meninggal, 870 jiwa hilang, 870 luka. Flores (1992), tinggi gelombang 3-30 m Sanriku (1993) akibat gempa tektonik 8,5 SR; mengakibatkan 3.008 jiwa meninggal, 1.152 luka NAD (2004), tsunami, mengakibatkan 166.000 jiwa meninggal, + luka2
  • 9. Kenaikan air laut (akibat pemansan global) menyebabkan : Abrasi pantai Intrusi air asin ke dalam esturia dan akuifer Meningkatnya resiko banjir Hilangnya struktur pantai alami maupun buatan Terganggunya ekologi pantai
  • 10. Faktor Manusia: Kerusakan ekosistem kunci (mangrove, lamun dan terumbu karang) menurunnya performa fungsi-fungsinya Konversi areal mangrove menjadi kawasan permukiman, pertambakan,dsb Reklamasi pantai untuk kawasan industri dan permukiman Pemboman dan pembiusan ikan-ikan karang Penggunaan alat tangkap non-selektif (trawl atau sejenisnya)
  • 11. Faktor Manusia (lanjutan): Eksploitasi berlebihan menurunya kemampuan recovery Sumberdaya perikanan (Utara Jawa, Selat Malaka,) Intensifikasi pertambakan (Pantura,)
  • 12. Pencemaran perubahan parameter lingkungan (sedimentasi, eutrifikasi, anoxia,), kesehatan manusia (rantai makanan), suksesi spesies/komunitas (spesies baru) Industri (hidrocarbon, logam berat,) Rumah tangga (bahan organik) Pertambangan (logam berat, hidrocarbon) Pelayaran (hidrocarbon) Pertanian (pestisida) Budidaya perikanan intensif (bahan organik)
  • 13. Agenda Perbaikan Masyarakat dan Lingkungan Pesisir 1. Pemberdayaan masyarakat pesisir (Nikijuluw, 2001) Pengembangan mata-pencaharian Pengembangan akses permodalan melalui self financing mechanisme Pengembangan akses teknologi dengan biaya murah dan pelayanan cepat Pengembangan akses pasar untuk peningkatan nilai tambah Pengembangan aksi solidaritas dan aksi kolektif
  • 14. 2. Penataan lingkungan pesisir Penerapan tata ruang (pola dan struktur ruang) terutama di Pulau-pulau kecil Aksi afirmatif menerapkan coastal governance terutama pembiayaan publik dalam hal politik anggaran, penerapan biaya eksternalitas (payment Ecosystem Services, environmental tax,...) Peningkatan kesadaran kolektif masyarakat terhadap nilai penting lingkungan pesisir
  • 15. Apa yang sudah dilakukan Belanja publik Pemerintah Pusat melalui berbagai proyek (CMRP, COREMAP, MCRMP, ECOFISH, IFAD,...)---- model generik belum direplikasi dan dilanjutkan oleh oleh Pemda (?) Barang/jasa disuplai oleh pemerintah pusat belum sesuai (spesifikasi dan lokasi) dengan kebutuhan daerah
  • 16. Menghasilkan dokumen guidance/aturan pengelolaan sumberdaya pesisir pengelolaan perikanan berkelanjutan/EAFM pengelolaan Kawasan Konservasi Peraoran mobilisasi keikutsertaan/partisipasi masyarakat Perencanaan pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu dll
  • 17. Kesulitan yang dihadapi Pelibatan masyarakat dihadapkan pada dilema kebutuhan ekonomi jangka pendek versus upaya kelestarian jangka panjang, project maindset melemahkan kerja sukarela,.... Keterisolasian menyebabkan meningginya biaya utk impelementasi suatu program, Lemahnya komitmen Pemda: perbandingan penerapan UU No. 25/2004 tentang SPPN (i.e. RPJP/RPJMD) vs UU No. 27/2007(Dokumen Perencanaan Pesisir)
  • 18. Penutup 1. Pembangunan masyarakat pesisir Pemenuhan kebutuhan dasar : air bersih, listrik, jaringan telekomunikasi, transportasi (khususnya dari pulau-pulau kecil ke daratan utana) pelayanan pendidikan dan kesehatan Fasilitasi akses permodalan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif
  • 19. Introduksi mata-pencaharian tambahan selain nelayan untuk mengurangi ketidakpastian income (misalnya industri2 pengolahan hasil laut) Tingkatkan komitmen dan keterampilan keorganisasian untuk pengembangan solidaritas/kebersamaan, utamanya dalam hal implementasi program2 pembangunan
  • 20. 2. Pembangunan Lingkungan Pesisir Penataan kembali pola ruang : tingkatkan proporsi ruang-ruang hijau, sempadan mata-air dan sempadan pantai, atur jarak antarpermukiman, drainase MCK,.. Kendalikan pola ruang pada wilayah perairan laut : misalnya kawasan konservasi perairan khususnya zona inti (no fishing), zona pemanfaatan dan zona perikanan berkelanjutan diatur dgn sistem registrasi/perizinan,
  • 21. Kendalikan aktifitas pembangunan yang berpotensi membuang limbah ke laut (Perda Retribusi Lingkungan ?) Ikut-serta (dengan daerah lain) dalam penanggulangan destructive fishing (bom ikan, bius ikan, trawl mini/cantrang, bagan,....