1. Masyarakat dan lingkungan pesisir memiliki ketergantungan kuat terhadap sumber daya pesisir namun rentan terhadap bencana alam dan kerusakan lingkungan.
2. Diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat pesisir dan penataan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan dan melestarikan sumber daya pesisir.
3. Upaya yang telah dilakukan belum memadai karena berbagai kendala seperti keterlibatan
1 of 22
More Related Content
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Natsir Nessa
1. URGENSI MENINGKATKAN KEPEDULIAN PADA
MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN PESISIR
Oleh
Budimawan
Guru-besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas
Kepala Puslitbang Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil,
Unhas
Seminar Nasional dan Workshop Maritim, di Bantaeng 2 Oktober 2014
2. Quo vadis masyarakat pesisir dan lingkungan
pesisir
Masyarakat pesisir
memiliki ketergantungan kuat terhadap sumberdaya
pesisir (nelayan, pembudidaya, pengusaha2,...
Miskin (struktural, kultural dan alamiah)
Keterbatasan akses terhadap infrastruktur wilayah
Rentan terhadap resiko dan bencana alam
3. Lingkungan pesisir
Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung potensi
pembangunan yang tinggi.
85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada
ekosistem pesisir (Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)
6% luas bumi menghasilkan 43% of the worlds ecosystem
goods and services (Costanza, et.al, 1997)
90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir
(FAO, 1998)
4. Kawasan pesisir yang berada pada low land rentan terhadap
Run off (pencemaran, sedimentasi, ....)
perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia &
pembangunan di daratan.
Kekuatan hidrodinamis (dampak perubahan iklim)
5. Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone :
- Kemudahan akses transportasi
- Lahan darat dan perairan yang subur
- Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah
- Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk
industri
6. - Keindahan Panorama
Oleh karena itu :
50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar
jiwa) tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993)
2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah
pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998)
7. Bagi Indonesia,
Pusat keanekaragaman tropis dunia (> 70 genus dr karang, 18%
terumbukarang dunia ada di Indonesia)
30% hutan bakau dunia ada di Indonesia
90% hasil tangkapan ikan berasal dari perairan pesisir dalam 12
mil dari pantai.
140 juta penduduk (60%) Indonesia tinggal di wilayah pesisir
50 km dari garis pantai.
80% tergantung kepada pemanfaatan SDP
42 kota dan 290 kabupaten berada di pesisir sebagai tempat
pusat pertumbuhan ekonomi.
8. Resiko bencana alam
Faktor Alam:
Kenaikan paras laut ( 1 cm/th) akibat pemanasan global
pergeseran garis pantai
El-nino dan La-Nina irregular suhu permukaan laut
Tsunami bencana
Chili (1960), gempa tektonik 8,25-8,5 SR mengakibatkan 120 jiwa
meninggal, 870 jiwa hilang, 870 luka.
Flores (1992), tinggi gelombang 3-30 m
Sanriku (1993) akibat gempa tektonik 8,5 SR; mengakibatkan 3.008
jiwa meninggal, 1.152 luka
NAD (2004), tsunami, mengakibatkan 166.000 jiwa meninggal, +
luka2
9. Kenaikan air laut (akibat pemansan global) menyebabkan :
Abrasi pantai
Intrusi air asin ke dalam esturia dan akuifer
Meningkatnya resiko banjir
Hilangnya struktur pantai alami maupun buatan
Terganggunya ekologi pantai
10. Faktor Manusia:
Kerusakan ekosistem kunci (mangrove, lamun dan
terumbu karang) menurunnya performa fungsi-fungsinya
Konversi areal mangrove menjadi kawasan permukiman,
pertambakan,dsb
Reklamasi pantai untuk kawasan industri dan permukiman
Pemboman dan pembiusan ikan-ikan karang
Penggunaan alat tangkap non-selektif (trawl atau sejenisnya)
11. Faktor Manusia (lanjutan):
Eksploitasi berlebihan menurunya kemampuan recovery
Sumberdaya perikanan (Utara Jawa, Selat Malaka,)
Intensifikasi pertambakan (Pantura,)
12. Pencemaran perubahan parameter lingkungan
(sedimentasi, eutrifikasi, anoxia,), kesehatan manusia (rantai
makanan), suksesi spesies/komunitas (spesies baru)
Industri (hidrocarbon, logam berat,)
Rumah tangga (bahan organik)
Pertambangan (logam berat, hidrocarbon)
Pelayaran (hidrocarbon)
Pertanian (pestisida)
Budidaya perikanan intensif (bahan organik)
13. Agenda Perbaikan Masyarakat dan Lingkungan Pesisir
1. Pemberdayaan masyarakat pesisir (Nikijuluw, 2001)
Pengembangan mata-pencaharian
Pengembangan akses permodalan melalui self financing
mechanisme
Pengembangan akses teknologi dengan biaya murah dan
pelayanan cepat
Pengembangan akses pasar untuk peningkatan nilai
tambah
Pengembangan aksi solidaritas dan aksi kolektif
14. 2. Penataan lingkungan pesisir
Penerapan tata ruang (pola dan struktur ruang) terutama
di Pulau-pulau kecil
Aksi afirmatif menerapkan coastal governance terutama
pembiayaan publik dalam hal politik anggaran,
penerapan biaya eksternalitas (payment Ecosystem
Services, environmental tax,...)
Peningkatan kesadaran kolektif masyarakat terhadap nilai
penting lingkungan pesisir
15. Apa yang sudah dilakukan
Belanja publik
Pemerintah Pusat melalui berbagai proyek (CMRP,
COREMAP, MCRMP, ECOFISH, IFAD,...)---- model
generik belum direplikasi dan dilanjutkan oleh oleh
Pemda (?)
Barang/jasa disuplai oleh pemerintah pusat belum
sesuai (spesifikasi dan lokasi) dengan kebutuhan
daerah
16. Menghasilkan dokumen guidance/aturan pengelolaan
sumberdaya pesisir
pengelolaan perikanan berkelanjutan/EAFM
pengelolaan Kawasan Konservasi Peraoran
mobilisasi keikutsertaan/partisipasi masyarakat
Perencanaan pengelolaan pesisir dan laut secara
terpadu
dll
17. Kesulitan yang dihadapi
Pelibatan masyarakat dihadapkan pada dilema kebutuhan
ekonomi jangka pendek versus upaya kelestarian jangka
panjang, project maindset melemahkan kerja sukarela,....
Keterisolasian menyebabkan meningginya biaya utk
impelementasi suatu program,
Lemahnya komitmen Pemda: perbandingan penerapan
UU No. 25/2004 tentang SPPN (i.e. RPJP/RPJMD) vs UU
No. 27/2007(Dokumen Perencanaan Pesisir)
18. Penutup
1. Pembangunan masyarakat pesisir
Pemenuhan kebutuhan dasar : air bersih, listrik, jaringan
telekomunikasi, transportasi (khususnya dari pulau-pulau
kecil ke daratan utana) pelayanan pendidikan dan
kesehatan
Fasilitasi akses permodalan untuk pengembangan usaha
ekonomi produktif
19. Introduksi mata-pencaharian tambahan selain nelayan
untuk mengurangi ketidakpastian income (misalnya
industri2 pengolahan hasil laut)
Tingkatkan komitmen dan keterampilan keorganisasian
untuk pengembangan solidaritas/kebersamaan,
utamanya dalam hal implementasi program2
pembangunan
20. 2. Pembangunan Lingkungan Pesisir
Penataan kembali pola ruang : tingkatkan proporsi ruang-ruang
hijau, sempadan mata-air dan sempadan pantai,
atur jarak antarpermukiman, drainase MCK,..
Kendalikan pola ruang pada wilayah perairan laut :
misalnya kawasan konservasi perairan khususnya zona
inti (no fishing), zona pemanfaatan dan zona perikanan
berkelanjutan diatur dgn sistem registrasi/perizinan,
21. Kendalikan aktifitas pembangunan yang berpotensi
membuang limbah ke laut (Perda Retribusi Lingkungan ?)
Ikut-serta (dengan daerah lain) dalam penanggulangan
destructive fishing (bom ikan, bius ikan, trawl
mini/cantrang, bagan,....