3. Jika ilmuan gagal memecahkan teka-teki science maka
kegagalan tersebut merupakan kegagalan ilmu itu sendiri bukan
kegagalan paradigma. Teka-teki harus ditandai oleh kepastian
akan adanya pemecahannya dari paradigma. Teka-teki yang
tidak terpecahkan dipandang sebagai kelainan (anomali) bukan
sebagai falsifikasi suatu paradigm (Chalmer, 1983).
apabila dalam pemecahan teka-teki dan masalah science normal
jika dijumpai problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang
tidak mendasar, maka keadaan ini tidak akan mendatangkan
krisis. Sebaliknya jika sejumlah anomali atau fenomena-
fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma muncul
secara terus menerus dan secara mendasar menyerang
paradigma, maka ini akan mendatangkan suatu krisis.
4. Krisis Revolusi sains muncul karena adanya
anomali dalam riset ilmiah yang makin
parah dan munculnya hal yang tidak dapat
diselesaikan oleh paradigma yang menjadi
referensi riset.
5. Yang dimaksud Kuhn ilmu normal adalah
kegiatan penelitian yang secara teguh
berdasarkan satu atau lebih pencapaian
ilmiah (scientific achievements) dimasa lalu,
yakni pencapaian-pencapaian yang
komunitas atau masyarakat ilmiah bidang
tertentu pada suatu masa dinyatakan sebagai
pemberi landasan untuk praktek
selanjutnya.
6. Mencapai diantisipasi dengan
cara yang baru, dan
membutuhkan solusi darisegala
macam instrumental,konseptual,
dan matematika teka-teki yang
kompleks.
7. Kategori khusus dari masalah yang
berfungsi untuk menguji kecerdikan atau
keterampilan dalam penelitian. Karakteristik
yang berbagai ini berkaitan dengan masalah
ilmu pengetahuan normal yang sekarang kita
perlu untuk mengisolasi
8. Berdasarkan paparan diatas dapat
disimpulkan bahwa Paradigma merupakan
elemen primer dalam progress sains.
Ilmu normal sebagai pemecah teka-teki
adalah kegiatan penelitian yang
memecahkan kategori khusus dalam suatu
penelitian sehingga mencapai satu teori yang
mengahsilkan satu kesepakatan