Dokumen tersebut merangkum kisah cinta antara Mukhlisin dan Rauzatul Zahra. Mukhlisin mengingat detik-detik pertama kali bertemu dengan Rauzatul Zahra yang mengubah hidupnya, membuatnya jatuh cinta. Ia mengungkapkan perasaannya kepada Rauzatul Zahra dan berharap cinta mereka didasari kasih sayang kepada Allah. Kisah ini akan terus berlanjut pada bab-bab berik
1 of 14
Download to read offline
More Related Content
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
2. TENTANG PENULIS
Mukhlisin adalah sebuah
nama yang diberikan oleh
kedua orang tua dari seorang
ibu dan ayah, pada 9
September 1994, la ia dikenal
sebagai sosok orang pendiam,
murah senyum, dan ikhlas.
Namun dibalik itu semuan
semenjak dia beranjak
dewasa dia sudah
menyelesaikan sekolahnya di
SD Negeri Parom, MTsN
Jeuram dan MAN Jeuram, dan sekarang dia sudah
beranjak di dunia Kampus yakni di Fakultas kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar maulaboh Aceh
Barat. Beberapa penghargaan berhasil
diraihnya, antara lain, Juara umum di SD Negeri Parom,
Juara kelas di MTsN Jeuram, dan MAN Jeuram
Tak jarang terkadang ia juga diundang untuk berbicara
di forum-forum resmi seperti Sosialisasi dan Pelatihan-
Pelatihan, baik dalam kapasitasnya sebagai Pemateri
maupun motivator.
3. Mukhlisin atau suka disapa dengan nama Muklis ini ber
alamat di Desa Parom Kec. Seunagan Kab. Nagan Raya.
Hobby : Mendengar, Menulis,
Membaca, dan
Menyampaikan.
Motto : Hidup ini indah jika
kita indahkan, buatlah orang
disekitar kita itu tertawa,
walau kita jadi bahan
tertawaan.
PENGANTAR PENERBIT
Sekapur Sirih dari Penulis
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
subhanallah,alhamdulillaah,
lailahaillallah,allahu akabar,
wash shalatu wassalaamu'ala rasuulillaah!
Dalam hidup ini tak ada yang lebih saya cintai dari
Allah dan Rasul-Nya. Lakal hamdu wasy syukru ya
Rabb. Duhai Tuhanku, kepada-Mu hamba bersimpuh,
hamba sangat bersyukur telah Engkau anugerahi rasa
CINTA yang indah ini.
Rasa Cinta yang indah inilah yang membuat saya
4. merasa hidup ini dengan segala suka dan dukanya terasa
indah.
Saya merasa bahwa Allah begitu menyayangi dan
mencintai saya dengan segala nikmat yang telah
diberikan kepada saya. Nikmat yang saya sadari
maupun yang tidak saya sadari. Selain nikmat rasa cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya, nikmat yang rasakan
sangat agung
adalah nikmat indahnya mengenal Islam. Islam, yang
ruhnya adalah ruh cinta kepada semesta alam.
Saya merasa bahwa Allah begitu menyayangi dan
mencintai saya dengan segala anugerah yang telah
diberikan kepada saya. Di antara anugerah yang
membuat saya merasa begitu disayang Allah adalah
anugerah suka membaca dan menulis. Dengan banyak
membaca saya semakin mengenal Allah, semakin
mengenal Rasul-Nya, semakin mengenal sifat dan jati
diri orang-orang besar yang saleh dan mulia.
Dengan membaca saya merasakan bisa melipat
ruang dan waktu. Saya bisa merasakan hidup di
berbagai
tempat dan saat. Saya bisa menghayati berbagai macam
perasaan jiwa. Saya bisa merasakan ketulusan Abu
Bakar
saat menemani hijrah Baginda Rasul. Saya bisa
merasakan dahsyatnya doa Baginda Nabi saat berdoa
5. sambil menangis menjelang Perang Badar. Saya bisa
merasakan kesedihan kota Madinah saat Rasulullah
wafat. Saya bisa merasakan rasa pilu tiada tara saat
Sayyidina Husein, cucu Rasulullah Saw. dibantai di
Karbala. Saya bisa merasakan semangat Imam Bukhari
saat bertahun-tahun mengembara mengumpulkan
hadishadis
sahih. Saya bisa merasakan kobaran keberanian
tiada tara saat mendengarkan pidato Thariq bin Ziyad
saat membakar kapal-kapal tentaranya begitu menginjak
tanah Andalusia.
Dengan membaca saya bisa merasakan indahnya
musim semi di Istana Al Hamra. Saya bisa merasakan
dahsyatnya rasa rindu Majnun pada Laela. Saya bisa
mencium aroma darah yang menggenang di Kota
Baghdad karena pembantaian yang dilakukan oleh
Tentara Tartar. Saya juga merasakan aroma yang sama
ketika Amerika melakukan pembantaian yang sama di
Baghdad. Saya bisa merasakan perasaan hancur seorang
ayah di Palestina yang anak kesayangannya ditembak
mati di pangkuannya oleh Tentara Israel, seperti yang
dialami ayah Muhammad Al Dorrah. Saya bisa
merasakan
ketegangan hidup bergelut dengan laut dan ikan hiu
sendirian berhari-hari dan bermalam-malam seperti
yang
6. dialami Pak Tua dalam The Old Man and The Sea. Saya
bisa merasakan rasa patriot tiada tara yang dirasakan
oleh Soekarno dan Hatta saat memproklamirkan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Itulah setetes perasaan yang saya dapat dari membaca.
Masih ada ribuan perasaan dan pengalaman dari
membaca yang tidak mungkin saya ceritakan di sini.
Inilah satu anugerah yang saya rasakan sangat indah,
saya rasakan betapa Tuhan sangat mencintai saya.
Dan dengan menulis saya merasakan kenikmatan
yang tidak kalah dengan kenikmatan membaca. Dengan
menulis saya bisa menciptakan perasaan saya sendiri.
Saya bisa mengajak jiwa saya semangat, bahagia, sedih,
haru, bergetar dan lain sebagainya. Dan saya bisa
mengajak orang lain merasakan apa yang saya rasakan.
Dengan menulis saya bisa mengajak jiwa saya semangat
ketika sedang melemah. Saya bisa mengajak jiwa saya
optimis memandang terang cahaya ketika sedang
merasa
sedih dan redup. Dengan menulis saya seolah bisa
mengobati diri saya sendiri ketika saya sedang sakit.
Dan
dengan menulis saya merasa lebih berdaya. Saya merasa
menemukan ruang yang pas untuk mengajak diri sendiri
dan orang lain berusaha menjadi lebih baik dan berdaya.
7. Dan dengan menulis saya merasakan betapa Tuhan
begitu
mencintai saya. Allahu akbar!
Kali ini saya menulis sebuah novel yang berjudul
SEPUCUK SURAT CINTA UNTUK RAUZATUL
ZAHRA Perlu sidang pembaca ketahui bahwa
sesungguhnya novel ini saya coba tulis berdasarakan
Realita dan fakta yang saya alami sekarang ini
begitulah. Saya hanya bisa merencanakan, tapi hasilnya,
Allah jualah yang menentukan. Baiklah!
Dalam novel sebagian isinya saya angkat dari kisah
Nyata. saya mencoba menulis tentang indahnya
ketegaran dan ketulusan. Saya juga mencoba
membahas tindakan ringkasan atau petikan dari roman-roman
Cinta.
Meskipun berbentuk petikan atau ringkasan, namun
roman "Dalam Cinta" ini insya Allah sudah
menyuguhkan jalinan cerita yang utuh.
Saya juga mencoba mengajak para generasi muda untuk
optimis menatap masa depan. Memang belum detil
dalam novel ini. Karena baru pertama kali menulis dan
ini adalah ringkasannya. Lebih detilnya insya Allah ada
dalam novel sesungguhnya yang masih dalam proses
pematangan.
Sesungguhnya, novel ini merupakan hasil riset kecil
saya terhadap beberapa kehidupan Pribadi, mahasiswa
dan siswa. saya juga mengucapkan terima kasih kepada
mereka yang berperan dan berjasa bagi lahimya karya
saya ini.
8. Pertama dengan rasa cinta mendalam saya sampaikan
rasa terima kasih kepada kawan-kawan di SMA 1
Beutong, Safwani, odi, Hermansyah, Pedi, Andri,
musliadi, dan yang teristimewa untukmu Rauzatul
Zahra..
Juga kepada siapa saja, yang dengan tulus telah
mendoakan saya dan mengapresiasi karya-karya saya.
Kepada mereka semua saya sampaikan jazakumullah
khairal jaza'. Wassalamu'alaikum.
Meulaboh, 5 November - 2014
Mukhlisin
10. BAB 1
Detik-Detik Itu
Awal dari sebuah akhir, begitulah ceritaku dan kiasan
yang ku buat untuk memaknai sebuah CINTA. CINTA adalah
seberkas cahaya yang terang dalam kegelapan, dari bab-bab
baru yang akan tertulis dalam lembaran buku kehidupan
seorang anak manusia. Lembar-lembar kisah kehidupan
yang pasti sangat berbeda dengan sebelumnya.
11. Cinta ini adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dalam
hidup seseorang sebut saja (Muklis). Setiap detik menjelang
nya merambat begitu lamban , dilautan hati yang penuh
bunga. Senyum bertebaran di wajah-wajah cerah, yang kian
berseri seiring mendekatnya detik-detik penuh sejarah itu.
Muklis, masih ingat gak detik2 itu ? seakan hati selau
bertanya. Detik2 disaat berjumpa dengannya saat pertama
kali, sebut saja (Zahra), detik-detik yang seolah tak kunjung
tiba, namun berlalu secepat angin bertiup. Sungguh
semuanya masih melekat di pelupuk mataku, kau pandang
dia dengan seksama, lalu ikrarpun mengalir dalam jiwa,
12. menghiliri hari itu dengan penuh syukur dan sebentuk rasa
yang tak terdefinisikan.
Hanya allah yang tahu apa yang mengendap jauh di dasar
jiwaku pagi itu, ada langit yang masih biru ada cicit burung
dan lambaian bunga tanjung dihalaman namun saat itu aku
tahu, mulai hari ini setiap pagi, siang dan sore hariku takkan
sama lagi, aku adalah seorang yang bukan dulu lagi yang tak
mengenal yang namanya CINTA.
Detik-detik itu sungguh sebuah momentum sederhana yang
memiliki energy potensial dahsyat untuk mengubah
kehidupan dua anak manusia yang akan menjadi Sosok
manusia yang saling mencintai, benarkan Muklis ? dia
adalah goresan pertama dari lembaran-lembaran kosong
yang menunggu untuk kita bubuhi kisah bersamanya, inilah
awal dari sebuah kerja besar yang telah menunggu dan
kamu lakukan di saat itu di SMA 3 Kuala Kec, Seunagan Kab.
Nagan Raya.
Pada saat yang sama, Cinta adalah kata terakhir yang tertulis
dalam bab-bab di masa itu, inilah akhir dari segala hal yang
bersifat kesendirian. Tidak akan lagi kita merasa bahagia
atau sedi sendiri, bahkan tidak akan bias kita melakukan
banyak hal hanya untuk menuruti keinginan sendiri. Kini
telah hadir orang yang kita Cintai yang memperhatikan dan
perlu diperhatikan, tempat curahan hati, berbagi rasa,
canda, tangis bahagia. Dan seseorang itu adalah Kamu
13. (Rauzatul Zahra) Aku Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
I Love you Forever hanya itu dan tak bisa kututupi.
Zahra, Salam Sejatera buat dirimu, tak sanggup dan
tak kuasa aku membendung hempasan haru biru yang
melucuti seluruh kekuatanku, tepat beberapa detik setelah
mengenalmu waktu itu. Hanyut aku dalam sebuah
kenyataan yang mengambangkan diri ini antara ada dan
tiada. Aku sadar, kamu sebuah pendakian telah
menghampar di hadapan kita dan aku hanya seorang hamba
yang lemah.
Sebuah kesadaran lain menjentikkan aku dari
sejurus keterpanaan, kenyataan, Cinta ini tidak hanya
sebatas dan sekedar ucapan atau simbolis, namun lebih dari
itu Cinta yang sesungguhnya adalah penyatuan dua anak
manusia atas nama Allah yang setelah detik-detik ijab qabul
segala hal yang haram antara mereka sebelumnya menjadi
Halal. Zahra, inilah penyatuan dua insan yang masing-masing
telah tumbuh dalam lingkungan, budaya, dan cara hidupnya
sendiri yang punya latar belakang kehidupan, cara pandang,
sifat dan sikap masing-masing. Penyatuan dua jiwa yang
nantinya akan saling menyalaraskan ritme cita, cinta, rasa,
harapan yang sebelumnya adalah hak perseoranagn dari
mereka karena aku tahu ini bukan hal yang mudah. Lantas
dalam hatiku berkata Good Luck. Sebuah pernyataan yang
14. penuh makna betapa Allah memberi kemudahan bagi
mereka Cinta dan taat kepada Alla swt.
Zahra, kau adalah mutiara jiwa yang menebarkan
keindahan tanpa henti buatku, diwaktu-waktu hening sering
aku melihat dirimu dan baying-bayangmu selalu
memotivasiku untuk lebih maju. Cinta yang ku bangun
bukanlah cinta layaknya roman picisan atau kisah
sentimentil first love at first sight. Tetapi sebuah cinta yang
didasari Cinta kepada Allah, sesungguhnya hal inilah yang
menguatkan cinta dan kasih saying karena Allah yang
menumbuh rasa cinta di hati manusia.
Nilai kecintaan kita akan teruji manakala kita harus
memilih dan memilah untuk memberi yang terbaik bagi kita.
Misalnya ketika kita berhadapan dengan kondisi yang tidak
menyenangkan dengan pendidikan, pekerjaan atau aktifitas-aktifitas
lain dengan kawan, kerabat dan siapapun. Tugas
berat memang, namun perlu selalu di ingat bahwa kita
tengah membangun sebuah peradaban kecil (Cinta). Kita
pasti pernah menyesal tidak lulus ujian, tidak memenangkan
sebuah kejuaraan atau tidak kita dapatkan sesuatu benda
yang kita harapkan namun penyesalan itu datang.
nah, bagaiaman setelah penyesalan itu datang ???
simak kisah selanjutnya di Bab berikutnya.. Bersambung