際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Obat Untuk Penyakit
Sistem Pernafasan
M Fadhol Romdhoni
Laboratorium Farmakologi
FK-UMP
Kompetensi Berdasar SKDI 2012:
Tingkat Kemampuan 4A
1. Influenza
2. Batuk
3. Faringitis
4. Tonsilitis
5. Laringitis
6. Asma Bronkial
7. Bronkitis Akut
8. Pneumonia, Bronkopneuomoni
Anatomi dan
Fisiologi
Sistem
Pernafasan
Penyakit Pada Saluran Nafas Atas:
> Faringitis
> Laringitis
> Batuk
Homeostasis Suhu Tubuh
Mekanisme Demam
Rangsangan Pirogenik
Leukosit
Hipotalamus
Menggigil
Vasokontriksi Perubahan Perilaku Metabolisme 
Demam
Pirogen Eksogen
Pirogen Endogen
PGE2 Peningkatkan Set Poin
Break
Time to
Influenza
 The term influenza refers to illness caused by influenza
virus. This is commonly called the flu, but many different
illnesses cause flu-like symptoms such as fever, chills,
aches and pains, cough, and sore throat. Influenza can
cause different illness patterns, ranging from mild
common cold symptoms, to typical flu, to life-threatening
pneumonia, bacterial infections and other complications.
(FDA, 2016)
Gejala dan
Komplikasi
Influenza
Ghebrehewet & MacPherson, 2016
at http://www.bmj.com/content/355/bmj.i6258
Diagnosis Influenza
1. Umumnya ditegakkan berdasar Gejala Klinis
2. Mengambil sampel dari pernafasan untuk
dilakukan tes:
 polymerase chain reaction (PCR)
 tes antigen
 uji imunofluoresensi
Tatalaksana Influenza
1. Influenza is usually self limiting in healthy individuals
2. Terapi suportif / simptomatis, meliputi:
a. Antipiretik
b. Antihistamin
c. Dekongestan
d. Asupan cairan yang adekuat
e. Istirahat
f. Cuti dari kerja/sekolah hingga 24 jam demam/gejala lain
berkurang/hilang
3. Antivirus  tidak harus
Ghebrehewet & MacPherson, 2016
at http://www.bmj.com/content/355/bmj.i6258
Batuk
Tatalaksana Farmakologik
 Simptomatik - antihistamin
- dekongestan
- antitusif
- ekspektoran
- mukolitik
 Kausatif - antibiotik
ANTIHISTAMIN
 Chlorpheniramin maleat (chlortrimeton=ctm)
 Diphenhydramin (delladryl, benadryl)
 Prometazin (Phenergan)
DEKONGESTAN : Agonis adrenergik 
Ephedrin, pseudoephedrin
Phenylpropanolamin (PPA)
Phenylephrin
vasokonstriksi
mukosa & sekresi
hidung longgar
Contoh Obat Antipiretik
 Ibuprofen
 Naproxen
 Ketoprofen
 Aspirin
 Parasetamol
 Metamizole
Obat Batuk
1. Antitusif
 Menekan reflex batuk di pusat batuk /SSP
 Indikasi : batuk non produktif/ iritasi
 Ex: kodein (gol. Narkotik); Noskapin, dekstromethorphan (gol. Non Narkotik)
2. Ekspektoran
 Merangsang pengeluaran sekret/ mucus
 Indikasi : batuk produktif / berdahak
 Ex: Amonium klorida (NH4Cl), Gliseril guaiacolate (GG), guaifenesin
3. Mukolitik
 Mengencerkan sekret sal.nafas
 Mekanisme : memecah mukoprotein & mukopoliskarida sputum
 Ex: Bromhexin, Ambroksol, N-Asetilsistein
Asma Bronkial
 Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas
 Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil, sel
mast, leukotrien, makrofag, ne-trofil, limfosit T,
dll)
 Terjadi hiperresponsif jalan napas thd ber-bagai
rangsangan
 Ditandai dg obstruksi jalan napas yg ber-sifat
reversibel dengan atau tanpa pengo-batan
Definisi diambil dari NHLBI (National Heart, Lung
and Blood Institute) - 2007
Patofisiologi Asma Bronkial
Two types of Th lymphocytes have been characterized: Th1 and Th2. Th1 cells
produce interleukin (IL)-2 and IFN-留, which are critical in cellular defense
mechanisms in response to infection. Th2, in contrast, generates a family of
cytokines (IL-4, IL-5, IL-6, IL-9, and IL-13) that can mediate allergic inflammation.
Penatalaksanaan
Tujuan:
 Menghilangkan & mengendalikan gejala asma
 Mencegah eksaserbasi akut
 Me & mempertahankan faal paru optimal
 Mengupayakan aktivitas normal (exercise)
 Menghindari ESO
 Mencegah airflow limitation irreversible
 Mencegah kematian
Kunci dari keberhasilan kontrol asma adalah
mengobati inflamasi sesegera mungkin pada
saat gejala timbul
Kontrol Asma Gejala Asma Eksaserbasi
Inflammasi
Otot halus Bronkokonstriksi
Kunci mengontrol gejala
adalah dengan mening-
katkan terapi anti-infla-
masi untuk menghindari
eksaserbasi
Obat Asma Bronkial (1)
 Gol. Adrenergik  tujuan: reliever/pelega
 Adrenalin/epinephrine 1 : 1000  0,3 cc/sc
 Ephedrine: oral
 Short Acting 2-agonis (SABA)
 Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh
 Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh
 Fenoterol (Berotec): inh
 Procaterol (Meptin): oral, inh
 Orciprenaline (Alupent): oral, inh
 Gol. Methilxantin
 Aminophylline: oral, inj.
 Theophylline: oral
 Gol. Antikolonergik
 Atropin: inj
 Ipratropium bromide: inh.
 Gol. Steroid
 Methylprednisolone: oral, inj.
 Dexamethasone: oral, inj.
 Beclomethasone (Beclomet): inh.
 Budesonide (Pulmicort): inh.
 Fluticasone (Flixotide): inh.
Obat Asma Bronkial (2)
Agonis adrenergik 2 selektif
- Terbutalin (Allupent)
- Albuterol (Salbutamol)
- Metaproterenol efektif pd
- Fenoterol serangan akut
- Formoterol (-15jam)
- Salmetrol (-15jam)
Selektivitas pada reseptor adr.2
Efektif pd pemberian -p.o.
-aerosol onset cepat
langs.reseptor
Efek samping
-selektivitas terbatas
-aritmia ok stimulasi 1 jantung
-tremor, musc.cramps
-gangguan metabolisme
-iritasi pada penggunaan inhaler
-penggunaan lama reseptor desensitif
tolerans
DERIVAT XANTIN
METYLXANTIN TEOFILLIN
TEOBROMIN
CAFFEIN
EFEK - Relaksasi otot polos bronkhus
- Stimulasi SSP
- Stimulasi otot jantung
- Diuresis
- Asam lambung
- Otot bergaris
MEKANISME KERJA
1.Menghambat PDE cAMP
2.Efek langsung [Ca++] intrasel
3.Hiperpolarisasi membran
4.Uncoupling Ca++dg aktin-myosin
5.Antagonis reseptor adenosin
di membran sel adenil siklase
di presinap sekresi NE
FARMAKOKINETIK
- absorpsi baik : - p.o., sustained release
kadar stabil di plasma
- distribusi : slrh tubuh plasenta, ASI
- metabolisme: hepar
oleh karena -induksi enz o/ rifampin,
fenobarbtal, etanol
-rokok
oleh karena -inhibisi enz o/ simetidin,
eritromisin, allopurinol, gagal jantung,
liver dis.
-orang tua
ANTIKHOLINERGIK
*ATROPIN : iv; aerosol
*IPATROPIUM BROMID : aerosol
Mekanisme :
-Antagonis res.kholinergik M
# otot polos bronkhodilatasi
# kelenjar mukus
Efek sistemik :
-Mulut kering, retensi urin,
mata kabur, takikardi
Efektif u/ hiperreaktif bronkhokonstriksi
COPD, bronkhitis kronis,orang tua
Sintesa dan sekresi : di korteks adrenal &
diregulasi ACTH
Sintesa kortikosteroid  respon terhadap
stress
2 grup hormon steroid
*glukokortikoid efek metabolisme,regulasi
(kortisol) respon imun,& antinflamasi
*mineralokortikoidregulasi reabsorpsi Na,K
(aldosteron) di ginjal
ANTIINFLAMASI STEROID
KORTIKOSTEROID reseptor steroid
menghmbt mediator
Efek glukokortikoid
Metabolisme : glukoneogenesis
lipolisis ,lipogenesis fat deposisi
katabolisme protein
Imunosupresif: respon imun , limfosit ,
risiko infeksi
Anti inflamasi: distribusi & fungsi leukosit,
menghambat as.arachidonat, release histamin
Efek lain : dosis besar di SSP mempengaruhi
mood, behavior
stim.sekresi as.lambung (iritasi)
retensi Na & H2O udema
atropi otot,kelemahan,osteoporosis
obat DoA
(jam)
Anti
inflama
si
Retensi
Na, air
Efek
topikal
Glukokortikoid
Kortisol
Prednisolon
Triamsinolon
Dexametason
8-12
12-24
15-24
24-36
1
4
5
30
1
0,3
0
0
0
(+)
+++
+++++
Mineralokortikoid
Adosteron
Fludrokortison
1-2
8-12
0,3
10
3000
125-250
0
0
Efek samping (pd dosis besar & lama)
*Glukosa drh , deposisi lemak moon face
buffalo hump
*Udema (retensi air), hipertensi
*Osteoforosis, pertumbuhan terhambat
*Iritasi lambung
*Glaukoma
*Insufisiensi adrenal
Untuk mengurangi efek samping :
- gunakan lokal/ aerosol pd asma
- penghentian obat secara bertahap dosis diturunkan
Penggunaan Klinik Glukokortikoid
 Treatment of adrenal insufficiency
 Decrease inflammation
 Asthma & COPD
 Allergic reactions & rashes
 Other inflammatory processes
 Suppression of immune response
 Autoimmune processes
 Prevent transplant rejection
 Pemberian : po, im, iv, topikal
 Interaksi dg aspirin, AINS
insulin, OAD
Glucocorticoid Administration
 Start with high dose then taper down to prevent adrenal crisis
 Steroids may be given for up to 5 days without taper
KORTIKOSTEROID PD ASMA BRONKHIALE
EFEK :
-langsung otot polos bronkus (-)
-inflamasi
-hiperreaktivitas
-efek pd reseptor adr. : afinitas
densitas
Obat : prednison, prednisolon p.o
mild asma : inhaler
triamcinolon, beclomethasone,
budesonide, fluticasone
EFEK SAMPING
-lokal : kandidiasis, iritasi
-sistemik : supresi adrenal
retensi Na dan air
osteophorosis
ulkus peptikum
metab. KH
moon face, buffalo hump
Ag (polutan, alergen)
hindari
Ag-Ab/IgE di mast cell
kromolin, steroid
MEDIATOR
agonis, steroid
teofilin,
anti kholinergik
Early response : Late response :
Bronchoconstriction Inflamation
Symptom Hyperreactivity
Kesimpulan :
Tatalaksanana
Asma Bronkial
Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx

More Related Content

Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan.pptx

  • 1. Obat Untuk Penyakit Sistem Pernafasan M Fadhol Romdhoni Laboratorium Farmakologi FK-UMP
  • 2. Kompetensi Berdasar SKDI 2012: Tingkat Kemampuan 4A 1. Influenza 2. Batuk 3. Faringitis 4. Tonsilitis 5. Laringitis 6. Asma Bronkial 7. Bronkitis Akut 8. Pneumonia, Bronkopneuomoni
  • 4. Penyakit Pada Saluran Nafas Atas: > Faringitis > Laringitis > Batuk
  • 6. Mekanisme Demam Rangsangan Pirogenik Leukosit Hipotalamus Menggigil Vasokontriksi Perubahan Perilaku Metabolisme Demam Pirogen Eksogen Pirogen Endogen PGE2 Peningkatkan Set Poin
  • 8. Influenza The term influenza refers to illness caused by influenza virus. This is commonly called the flu, but many different illnesses cause flu-like symptoms such as fever, chills, aches and pains, cough, and sore throat. Influenza can cause different illness patterns, ranging from mild common cold symptoms, to typical flu, to life-threatening pneumonia, bacterial infections and other complications. (FDA, 2016)
  • 9. Gejala dan Komplikasi Influenza Ghebrehewet & MacPherson, 2016 at http://www.bmj.com/content/355/bmj.i6258
  • 10. Diagnosis Influenza 1. Umumnya ditegakkan berdasar Gejala Klinis 2. Mengambil sampel dari pernafasan untuk dilakukan tes: polymerase chain reaction (PCR) tes antigen uji imunofluoresensi
  • 11. Tatalaksana Influenza 1. Influenza is usually self limiting in healthy individuals 2. Terapi suportif / simptomatis, meliputi: a. Antipiretik b. Antihistamin c. Dekongestan d. Asupan cairan yang adekuat e. Istirahat f. Cuti dari kerja/sekolah hingga 24 jam demam/gejala lain berkurang/hilang 3. Antivirus tidak harus Ghebrehewet & MacPherson, 2016 at http://www.bmj.com/content/355/bmj.i6258
  • 12. Batuk
  • 13. Tatalaksana Farmakologik Simptomatik - antihistamin - dekongestan - antitusif - ekspektoran - mukolitik Kausatif - antibiotik
  • 14. ANTIHISTAMIN Chlorpheniramin maleat (chlortrimeton=ctm) Diphenhydramin (delladryl, benadryl) Prometazin (Phenergan) DEKONGESTAN : Agonis adrenergik Ephedrin, pseudoephedrin Phenylpropanolamin (PPA) Phenylephrin vasokonstriksi mukosa & sekresi hidung longgar
  • 15. Contoh Obat Antipiretik Ibuprofen Naproxen Ketoprofen Aspirin Parasetamol Metamizole
  • 16. Obat Batuk 1. Antitusif Menekan reflex batuk di pusat batuk /SSP Indikasi : batuk non produktif/ iritasi Ex: kodein (gol. Narkotik); Noskapin, dekstromethorphan (gol. Non Narkotik) 2. Ekspektoran Merangsang pengeluaran sekret/ mucus Indikasi : batuk produktif / berdahak Ex: Amonium klorida (NH4Cl), Gliseril guaiacolate (GG), guaifenesin 3. Mukolitik Mengencerkan sekret sal.nafas Mekanisme : memecah mukoprotein & mukopoliskarida sputum Ex: Bromhexin, Ambroksol, N-Asetilsistein
  • 17. Asma Bronkial Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil, sel mast, leukotrien, makrofag, ne-trofil, limfosit T, dll) Terjadi hiperresponsif jalan napas thd ber-bagai rangsangan Ditandai dg obstruksi jalan napas yg ber-sifat reversibel dengan atau tanpa pengo-batan Definisi diambil dari NHLBI (National Heart, Lung and Blood Institute) - 2007
  • 18. Patofisiologi Asma Bronkial Two types of Th lymphocytes have been characterized: Th1 and Th2. Th1 cells produce interleukin (IL)-2 and IFN-留, which are critical in cellular defense mechanisms in response to infection. Th2, in contrast, generates a family of cytokines (IL-4, IL-5, IL-6, IL-9, and IL-13) that can mediate allergic inflammation.
  • 19. Penatalaksanaan Tujuan: Menghilangkan & mengendalikan gejala asma Mencegah eksaserbasi akut Me & mempertahankan faal paru optimal Mengupayakan aktivitas normal (exercise) Menghindari ESO Mencegah airflow limitation irreversible Mencegah kematian
  • 20. Kunci dari keberhasilan kontrol asma adalah mengobati inflamasi sesegera mungkin pada saat gejala timbul Kontrol Asma Gejala Asma Eksaserbasi Inflammasi Otot halus Bronkokonstriksi Kunci mengontrol gejala adalah dengan mening- katkan terapi anti-infla- masi untuk menghindari eksaserbasi
  • 21. Obat Asma Bronkial (1) Gol. Adrenergik tujuan: reliever/pelega Adrenalin/epinephrine 1 : 1000 0,3 cc/sc Ephedrine: oral Short Acting 2-agonis (SABA) Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh Fenoterol (Berotec): inh Procaterol (Meptin): oral, inh Orciprenaline (Alupent): oral, inh Gol. Methilxantin Aminophylline: oral, inj. Theophylline: oral
  • 22. Gol. Antikolonergik Atropin: inj Ipratropium bromide: inh. Gol. Steroid Methylprednisolone: oral, inj. Dexamethasone: oral, inj. Beclomethasone (Beclomet): inh. Budesonide (Pulmicort): inh. Fluticasone (Flixotide): inh. Obat Asma Bronkial (2)
  • 23. Agonis adrenergik 2 selektif - Terbutalin (Allupent) - Albuterol (Salbutamol) - Metaproterenol efektif pd - Fenoterol serangan akut - Formoterol (-15jam) - Salmetrol (-15jam) Selektivitas pada reseptor adr.2 Efektif pd pemberian -p.o. -aerosol onset cepat langs.reseptor
  • 24. Efek samping -selektivitas terbatas -aritmia ok stimulasi 1 jantung -tremor, musc.cramps -gangguan metabolisme -iritasi pada penggunaan inhaler -penggunaan lama reseptor desensitif tolerans
  • 25. DERIVAT XANTIN METYLXANTIN TEOFILLIN TEOBROMIN CAFFEIN EFEK - Relaksasi otot polos bronkhus - Stimulasi SSP - Stimulasi otot jantung - Diuresis - Asam lambung - Otot bergaris
  • 26. MEKANISME KERJA 1.Menghambat PDE cAMP 2.Efek langsung [Ca++] intrasel 3.Hiperpolarisasi membran 4.Uncoupling Ca++dg aktin-myosin 5.Antagonis reseptor adenosin di membran sel adenil siklase di presinap sekresi NE
  • 27. FARMAKOKINETIK - absorpsi baik : - p.o., sustained release kadar stabil di plasma - distribusi : slrh tubuh plasenta, ASI - metabolisme: hepar oleh karena -induksi enz o/ rifampin, fenobarbtal, etanol -rokok oleh karena -inhibisi enz o/ simetidin, eritromisin, allopurinol, gagal jantung, liver dis. -orang tua
  • 28. ANTIKHOLINERGIK *ATROPIN : iv; aerosol *IPATROPIUM BROMID : aerosol Mekanisme : -Antagonis res.kholinergik M # otot polos bronkhodilatasi # kelenjar mukus Efek sistemik : -Mulut kering, retensi urin, mata kabur, takikardi Efektif u/ hiperreaktif bronkhokonstriksi COPD, bronkhitis kronis,orang tua
  • 29. Sintesa dan sekresi : di korteks adrenal & diregulasi ACTH Sintesa kortikosteroid respon terhadap stress 2 grup hormon steroid *glukokortikoid efek metabolisme,regulasi (kortisol) respon imun,& antinflamasi *mineralokortikoidregulasi reabsorpsi Na,K (aldosteron) di ginjal ANTIINFLAMASI STEROID KORTIKOSTEROID reseptor steroid menghmbt mediator
  • 30. Efek glukokortikoid Metabolisme : glukoneogenesis lipolisis ,lipogenesis fat deposisi katabolisme protein Imunosupresif: respon imun , limfosit , risiko infeksi Anti inflamasi: distribusi & fungsi leukosit, menghambat as.arachidonat, release histamin Efek lain : dosis besar di SSP mempengaruhi mood, behavior stim.sekresi as.lambung (iritasi) retensi Na & H2O udema atropi otot,kelemahan,osteoporosis
  • 32. Efek samping (pd dosis besar & lama) *Glukosa drh , deposisi lemak moon face buffalo hump *Udema (retensi air), hipertensi *Osteoforosis, pertumbuhan terhambat *Iritasi lambung *Glaukoma *Insufisiensi adrenal Untuk mengurangi efek samping : - gunakan lokal/ aerosol pd asma - penghentian obat secara bertahap dosis diturunkan
  • 33. Penggunaan Klinik Glukokortikoid Treatment of adrenal insufficiency Decrease inflammation Asthma & COPD Allergic reactions & rashes Other inflammatory processes Suppression of immune response Autoimmune processes Prevent transplant rejection Pemberian : po, im, iv, topikal Interaksi dg aspirin, AINS insulin, OAD
  • 34. Glucocorticoid Administration Start with high dose then taper down to prevent adrenal crisis Steroids may be given for up to 5 days without taper
  • 35. KORTIKOSTEROID PD ASMA BRONKHIALE EFEK : -langsung otot polos bronkus (-) -inflamasi -hiperreaktivitas -efek pd reseptor adr. : afinitas densitas Obat : prednison, prednisolon p.o mild asma : inhaler triamcinolon, beclomethasone, budesonide, fluticasone
  • 36. EFEK SAMPING -lokal : kandidiasis, iritasi -sistemik : supresi adrenal retensi Na dan air osteophorosis ulkus peptikum metab. KH moon face, buffalo hump
  • 37. Ag (polutan, alergen) hindari Ag-Ab/IgE di mast cell kromolin, steroid MEDIATOR agonis, steroid teofilin, anti kholinergik Early response : Late response : Bronchoconstriction Inflamation Symptom Hyperreactivity Kesimpulan : Tatalaksanana Asma Bronkial