Dokumen ini membahas tentang sosok Oemar Bakri, karakter fiktif dalam lagu populer tahun 1980-an yang digunakan untuk menggambarkan guru zaman dulu. Dokumen ini menegaskan bahwa Oemar Bakri masih relevan untuk menginspirasi guru masa kini dalam menghadapi tantangan seperti sarana pendidikan yang kurang dan pengaruh negatif luar. Dokumen juga memberikan contoh kondisi seorang guru di desa terpencil saat
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Oemar bakri Masa Kini
1. SOSOK OEMAR BAKRI MASA KINI
Pondok Kubang, 10 November 2014, Kemunculan silang pendapat tentang opini sosok
Oemar Bakri di beberapa media cukup menggelitik. Sangat menarik atensi ketika mencerma t i
pertikaian argumen yang mengutarakan pandangan masing-masing tentang sebuah pameo lama
yang sangat populer, Oemar Bakri.
Kami yakin sebagian dari kita sering membaca beberapa berita atau artikel yang isinya
menyatakan tentang argumen-argumen keberadaan Oemar Bakri, bayak yang menyatakan
bahwa Oemar Bakri sudah tidak ada lagi kini, ada juga yang menyatakan bahwa Oemar Bakri
masih ada di masa ini hanya berbeda persepsinya saja. Beranjak dari pameo tersebut, lalu apa
yang akan kami utarakan dalam tulisan ini? Sekedar menepis dugaan, tanpa maksud memberi
dukungan atau malah menjatuhkan salah satu argumen diantaranya. Akan tetapi kami merasa
terusik dan ingin angkat bicara menyikapi adanya semacam kekeliruan keduanya dalam
memahami dan memaparkan arti Oemar Bakri dalam tulisan mereka.
Ada dua alasan kenapa saya merasa terusik. Pertama, karena kami adalah seorang
pendidik yang juga bertugas di wilayah pedalaman Bengkulu Tengah. Kedua, karena kami
menganggap Oemar Bakri adalah sebuah ungkapan yang sangat menggugah dan menginspira s i
bagi seorang yang berprofesi sebagai guru. Bila dipahami maknanya dengan baik akan menjadi
efek positif bagi guru yang menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Sayang sekali bila kita tak
merasakan efek itu apalagi salah mengartikannya.
Namun justru itu yang tersirat dari beberapa salah memahami arti Oemar Bakri, hanya
saja sedikit keliru. Karena itu perlu rasanya meluruskan kekeliruan ini. Oemar Bakri awalnya
adalah judul lagu ciptaan musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals, yang populer tahun 1980an
dalam album Sarjana Muda. Oemar Bakri adalah sosok fiktif untuk menggambarkan seorang
guru yang eksis pada zaman ketika lagu ini diciptakan. Artinya ini adalah gambaran umum
untuk guru episode lawas. Guru tempo dulu.
Sepeda kumbang dan tas hitam dari kulit buaya adalah aksesoris yang melekat pada
kebanyakan Pak Guru kala itu. Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, mungk in
semakna dengan sepeda motor Yamaha GT 125 dan tas selempang merk Webe yang biasanya
berisi laptop/Notebook. Jadi itu hanya gambaran deskriptif kondisional saja. Bukan suatu hal
yang perlu diperhatikan.
Begitu juga dengan cerita ketika Oemar Bakri standing dan terbang karena ketakutan
melihat ada tawuran di gerbang sekolah. Itu hanya semacam anekdot yang sengaja disisipka n
agar lagu ini menjadi lebih menarik karena mengundang tawa. Bukan itu pula yang perlu kita
cermati.
Tapi cermatilah kata-kata murid bengalmu mungkin sudah menunggu, sepeda
kumbang di jalan berlubang, murid seperti jagoan, dan kopi aku rasa nikmat sekali. Bila
kita paham, di bagian itu tersirat siapa dan bagaimana Oemar Bakri yang sesungguhnya.
Diceritakan dalam lagu tersebut bahwa murid bengal adalah hal pertama yang di ingat
Oemar Bakri sebelum ia berangkat menuju sekolah tercinta. Ini menyiratkankan bahwa Bakri
ialah sosok yang paham betul dengan tugas yang diembannya. Mengapa? Karena istilah murid
bengal merupakan sebuah kondisi yang hendaknya tak boleh terjadi dan harus diperbaiki oleh
seorang guru. Bakri tidak semata fokus bersiap dan semangat mengajarkan materi ilmu pasti
eksakta, tapi juga peduli pada pembentukan karakter anak didiknya. Bukankah demikia n
seharusnya guru?
Jalan yang berlubang dan murid seperti jagoan adalah pemisalan akan kondisi tempat
dimana Oemar Bakri mengabdi. Maknanya, Bakri hidup di daerah minim sarana prasana.
Selain itu, tawuran antar pelajar merupakan pengaruh eksternal negatif paling umum yang
menggerogoti moral siswa. Dua hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru tempo doeloe.
Bagaimana dengan era kini? Tentu tantangan itu juga tetap ada meski bentuk paketnya
2. berbeda. Minimnya sarana sekolah boleh jadi masih ditemukan. Dan pengaruh eksternal
pastinya semakin banyak sejalan dengan globalisasi. Mau tau contohnya? Berikut adalah
beberapa gambaran tentang kondisi arena dan rintangan yang harus kami hadapi dalam
perjalanan menuju sekolah tempat kami mengapdi.
Ini adalah kondisi jalan tempat kami bertugas, di desa Talang Tengah, Kecamatan
Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Sebuah Desa terpencil,
yang minim jaringan selular apalagi jaringan internet, dan baru 1 tahun ini merasakan
penerangan listrik, akan tetapi tidak masuk dalam wilayah khusus sehingga para Oemar Bakri
yang berjuang disana pun tidak mendapatkan tunjangan TDK.
Bisa dikatakan, kesulitan guru masa kini menghadapi tantangan zaman juga dirasakan
oleh Oemar Bakri masa kini. Akan tetapi apakah Bakri mengeluh? Tidak. Ia malah semangat
bangun pagi, merasakan nikmatnya kopi, lalu memacu sepeda kumbang di tengah jalan
berlubang dengan senyum yang mengembang. Karena itu janganlah kita salah mengart ika n
Oemar Bakri, sebab sesungguhnya ia layak menjadi sosok teladan yang baik bagi guru masa
kini. Hidup Oemar Bakri!
Created by: Atmi Painingsih, S.Pd.
Salah satu Oemar Bakrie yang masih terus berjuang di masa kini...