Paparan ini disampaikan di Universitas Paramadina, 20 Agustus 2019. Pemapar sebelumnya telah meneliti tentang mindset (fixed vs. growth mindset, entity vs. incremental implicit theory of self, orientasi 'prove' vs. 'improve') dalam studinya tentang Psikologi Korupsi. Paparan dimulai dengan kurva kegegaran (culture shock), dengan mengasumsikan bahwa sains terbuka merupakan sebuah tawaran "baru" yang berpotensi menimbulkan kegegaran tersendiri. Dalam kurva tersebut, terlihat bahwa terdapat lima tahap yang bersifat dinamis. Pemapar mengusulkan agar di antara kurva kegeran perlu ditambahkan proses daya lenting dan apropriasi digital, karena sains terbuka turut difasilitasi oleh teknologi informasi dan komunikasi. Pada sepanjang pemaparan, terus-menerus diingatkan bahwa efek yang diharapkan (preferable) dan "menyakitkan" (adverse effects) selalu mungkin. Adverse effect dapat diperkuat oleh lima buah patologi teknokrasi (meminjam proposisi Kleden), yang berujung pada kehilangan kapasitas untuk belajar. Oleh karenanya, overvaluasi yang menjadi faktor patologi perlu diantisipasikan. Pemaparan diakhiri dengan dua hal, yakni analisis tematik mengenai hal-hal yang menyusun keterbukaan dalam open science dan gambaran open society. Ada berbagai tema yang perlu dibahas; diantaranya bahwa komersialisasi berpotensi menurunkan praktik keterbukaan, sedangkan donasi yang tepat waktu dapat meningkatkannya. Sebelumnya, pemapar pernah menuliskan gagasan mengenai mindset dalam dunia preprint (pracetak) pada prosiding MECnIT conference. Seluruh sumber paparan diterakan dalam slides.
6. Perubahan Disruptif 5Tahap Kegegaran
Distres:
Terisolasi,
Alienasi
Bulan
Madu
Reintegrasi:
Perbanding
an nilai
Otonomi:
Percaya
Diri, Koping
lebih baik
Penguasaa
n: Kreasi,
Inovasi,
Daya
Saing
Independen:
Merasa
nyaman,
realistik,
bangun nilai
sendiri
7. Berbeda satu sama lain
https://pbs.twimg.com/media/CkvEkWSWEAAEtNB.jpg
10. Kenyataan Perkembangan
Baltes, Staudinger, and Lindenberger (1999, hal. 480):
PLASTISITAS " menyoroti pencarian potensi
pengembangan, termasuk kondisi batas atas dan bawah.
Tersirat dalam gagasan plastisitas adalah bahwa setiap
hasil perkembangan yang ada hanyalah salah satu dari
banyak kemungkinan hasil, dan bahwa pencarian untuk
kondisi dan rentang plastisitas merupakan dasar dari
studi perkembangan
11. Pengertian Daya Lenting Digital
≒kemampuan untuk terus memberikan hasil yang
diniatkan meskipun mengalami peristiwa siber yang
menyakitkan
≒ability to continuously deliver the intended outcome
despite adverse cyber events (Bj旦rck, Henkel, Stirna, &
Zdravkovic, 2015, hal. 311)
Antonim dari online vulnerability (Vandoninck,
dHaenens, & Roe, 2013), mis. Menerima Sexting
Tidak serta-merta BATAL SAJA!
12. Vandoninck et al. (2013) in their research studying
online sexual temptation among children and
young teenagers found that there are a few
determinant factors of online resilience, namely
age,
self-efficacy,
pro-active coping response,
digital literacy, and
previous experiences in facing cyber-risks.
What is interesting about this finding is that socio-
economic status and parental mediation and
monitoring do not correlate with cyber-resilience.
http://bit.ly/bukudpn
13. Daya lenting pada berbagai tingkat
Individu: Mampu mengkritik isi, mampu mengoptimasi fitur
dan aturan, mampu menyeleksi atau mengabaikan informasi
Publik: Mampu menciptakan dan mengedarkan wacana
tandingan (Wacana adalah tindakan juga)
Industri: Mampu bertanggungjawab atas produk, piranti
lunak, dsb, termasuk CSR untuk literasi
Penguasa: Mampu membuat legislasi yang adaptif
14. Apropriasi
Apropriasi dalam seni adalah penggunaan objek atau
gambar yang sudah ada sebelumnya dengan sedikit atau
tanpa transformasi yang diterapkan padanya. Penggunaan
apropriasi telah memainkan peran penting dalam sejarah
seni.
Dalam seni visual, mengapropriasikan berarti mengadopsi,
meminjam, atau mendaur ulang dengan tepat (proper).
Antonimnya adalah salinan yang buruk (bad copy).
http://www.northeastern.edu/experimentalgamedesign/?p=1531
17. Panca PatologiTeknokrasi
(Kleden, 1987: 94-96)
Patologi pertama terjadi kalau dengan tindakan-tindakan tertentu, suatu sistem
kehilangan sumberdaya dan instrumen yang memungkinkannya mengatasi
halangan dan tantangan dari lingkungannya. (misal, pemborosan)
Overvaluasi masa sekarang daripada masa depan
Patologi kedua, arus informasi dari luar ke dalam sistem itu diperlambat atau
diperkecil sehingga menyebabkan timbulnya the loss of intake, yang diakibatkan
menurunnya kapasitas saluran informasi yang ada, ataupun karena saluran-saluran
tersebut tidak ditingkatkan kemampuannya pada waktunya.
Overvaluasi hal-hal yang familiar
18. Patologi ketiga disebabkan oleh struktur mekanisme pengawasan tingkah
laku yang lebih diutamakan dari performancenya. Kecekatan (agility) yang
menyebabkan sistem mampu bereaksi cepat kepada informasi baru mulai
menurun, dan sistem kehilangan kelenturannya untuk melakukan manuver.
Overvaluasi struktur internal di atas kemungkinan perubahan.
Bagaimana dengan Java-centric approach? (Asumsi, Pendekatan, Cara)
Patologi keempat, the loss of depth memory, disebabkan oleh macetnya
mekanisme yang memungkinkan informasi-informasi yang telah terkumpul
dapat dipanggil kembali atau direproduksi atau diberi kombinasi baru
berdasarkan pilihan-pilihan baru.
Patologi kelima, sistem kehilangan kemampuan reorganisasi jaringan
komunikasi secara baru untuk mempelajari pola tingkahlaku baru, maka
timbullah problem of recommitment. Sistem menjadi mandul, kaku dan
tanpa fleksibilitas untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian baru karena
sangat terikat dan terpaku pada jenis masalah tertentu saja.
Kehilangan kapasitas belajar
20. Pengertian Dalam DuniaTeknologi
Apropriasi mengacu pada keluwesan penggunaan teknologi.
Teknologi tidak hanya diterima, diadopsi, dan diadaptasikan,
tetapi juga diintegrasikan ke dalam praktek kerja dan
dipetakan ke kebutuhan pengguna (Riemer, Overfeld,
Scifleet, & Richter, 2012).
Pengertian ini memberitahu kita bahwa proses apropriasi
tidak berhenti pada awal penerimaan (akseptansi, adopsi),
namun disesuaikan (adaptasi) untuk digunakan sesuai
dengan niat pengguna, tidak peduli seberapa melenceng
dari tujuan awal sebuah teknologi.
Sinonim: Perngubahan Persepsi Penggunaan. Co:Videotron
Dibutuhkan: Kreativitas dan Fasilitas
21. Praktik Sains apa lagi yang dapat diapropriasikan ---
dan bagaimana mengapropriasikan --- untuk ?
(selain untuk kampanye)
Mengatasi Ketimpangan Sosial
Meningkatkan Demokrasi Partisipatif
Apa lagi. Agenda Nasional kita?
25. Human Malleability
People (and animals), as they navigate and learn about their environments, must
inevitably develop beliefs about how the world works.
Why would students of roughly equal ability
show such different attributions and
reactions? PROVE vs IMPROVE
Among students with roughly equal ability, why
might some care more about proving their ability
(performance goal) and others more about improving
it (learning goal) ?
People can believe that a particular attribute, such as intelligence or personality, is simply
fixed. Or they can believe that it can be shaped and developed (. through personal effort,
good learning strategies, and lots of mentoring and support from others)
Learned Helplessness: animals exposed to uncontrollable shocks later made little effort to
prevent or terminate shocks, even when the shocks became controllable.
27. Dweck &Yeager (2019)
Mindsets (Fixed vs Growth) create meaning systems.
Mindsets might organize virtually all of the variables we
had previously studied (including goals, attributions,
and helplessness) into one meaning system
28. Across the studies, we demonstrated that after a success, praise for intelligence
(person praise), compared with praise for effort (process praise) or praise for
outcome, was more likely to induce a fixed mindset.
Person feedback (vs. process feedback) led to a greater belief in stable traits and
greater helplessness in the face of criticism
Mindsets can play another role in the maintenance of stereotypesin how people
respond to information that conflicts with stereotypes.
The brain is like a muscle that gets stronger with exercise.
29. Mindset
Environment
Toward that end, we are
working closely with
sociologists,
economists, and
statisticians to
understand context
effects more fully.
33. Sovachana (2009)
The open society is a concept originally developed by Nobel Laureate in literature Henri
Bergson. In open societies, government is responsive and tolerant, and political
mechanisms are transparent and flexible.
The state keeps no secrets from itself in the public sense. It is a nonauthoritarian society in
which all are trusted with the knowledge of all. Equality, political freedom, free speech and
human rights are the foundation of an open society.
Leaders must use ... Power in the service of their people instead of ... in ruthless battles for
domination
The majority of the people in Cambodia must learn to change from a closed or fixed
mindset to an open or growth mindset.
With their fixed mindsets, they spend a lot of time worrying about such questions as "Am I
good enough?", and "How can I believe you?" Or they ask, "Why should I trust you?
Mistakes are part of learning. Everything is difficult but possible.Their dignity improves.
Their sense of worth increases.
36. Sketch by @dasaptaerwin
Juneman Abraham
Jurusan Psikologi,
Fakultas Humaniora,
Universitas Bina Nusantara
@keincaled
https://twitter.com/dasaptaerwin/status/1163677842615361536/photo/1